Anda di halaman 1dari 12

SISTEM 7 BUS

CHAFID PRAHADI 2210100045

DATA SALURAN
SALURAN 1-2 1-6 1-5 2-3 2-4 4-5 5-6 3-7 R(p.u) 0.10 0.15 0.05 0.05 0.10 0.05 0.05 0.10 X(p.u) 0.40 0.60 0.50 0.20 0.40 0.20 0.20 0.30 LINE CHARGING (p.u) 0 + j0.01 0 + j0.02 0 + j0.01 0 + j0.01 0 + j0.02 0 + j0.01 0 + j0.01 0 + j0.02

DATA BUS
BUS 1 2 3 4 5 6 7 P 25 80 35 35 90 Q 15 5 15 1.02 1.00 1.02 1.01 1.00 1.01 1.07 V 0 0 0 0 0 0 0 KETERANGAN SWING/SLACK BUS LOAD BUS GENERATOR BUS LOAD BUS LOAD BUS SWING/SLACK BUS GENERATOR BUS KODE 1 0 2 0 0 1 2

METODE NEWTON - RAPHSON


PROSES ITERASI KONVERGEN DALAM = 5 ITERASI LISTING PROGRAM (Tanpa batas Qmin Qmaks)

HASIL RUN

Konvergen dalam 5 Iterasi

Sebelum diberi batas Qmin dan Qmaks = 52.920 Mvar

ANALISA:

Saat pertama kali di Run, tidak diberikan batas Qmin dan Qmax sehingga nilai Q (Mvar) yang muncul pada bagian Generation adalah bernilai 18.013 Mvar Sekarang akan kita lakukan pemberian batas Qmin dan Qmax, dan akan kita lihat hasilnya setelah diberi batas Qmin dan Qmaks

HASIL RUN SISTEM DENGAN BATAS Qmin = 10 ; Qmax= 42

Qmin = 10 Qmax = 42

Setelah diberikan batas Qmin dan Qmaks nilai Mvar menjadi 40.096 Mvar

Setelah diberikan batas Qmin dan Qmax, sebesar 10 dan 42 akhirnya kita mendapatkan nilai Mvar yang semula 52.920 Mvar, menjadi 40.096 Mvar. Nilai ini sesuai dengan range yang telah ditentukan oleh Qmin dan Qmax. Sekarang kita lihat bahwa ternyata ada nilai tegangan bus yang nilainya berada di luar range toleransi yakni 0.950 1.050 , untuk itu, kita perlu melakukan pengaturan tegangan bus dengan cara memberikan nilai pada kolom Qc/Ql sesuai dengan kenaikan tegangan bus yang di inginkan. Apabila kita menginginkan nilai tegangan bus naik, maka kita haruslah mengisi nilai pada kolom Qc/Ql bernilai positif (+), sebaliknya apabila kita menginginkan nilai tegangan bus turun, maka haruslah kita isikan besaran yang bernilai negative (-) Karena yang kita inginkan adalah kenaikan tegangan bus, maka kita isikan nilai positif (+)

HASIL RUN TEGANGAN BUS SAAT MENGGUNAKAN PENGATURAN Qc dan Ql

Untuk memperbaiki nilai tegangan pada bus 2, kita isikan nilai 20 pada bus yang bersesuaian

Setelah di run, kita dapatkan nilai tegangan pada bus 2 telah naik dari yang semula 0.901 menjadi 0.952 (telah sesuai dengan batas toleransi)

Setelah kita lakukan pengisian nilai Qc pada bus 2, kita dapati nilai tegangan pada bus 2 telah naik dari yang semula 0.901 menjadi 0.952 (telah sesuai dengan batas toleransi) Sekarang kita juga harus mengatur nilai tegangan pada bus 4 juga.

Kita berikan nilai Qc = 20 untuk menaikkan tegangan pada bus 4

Setelah dilakukan pengaturan tegangan bus, kita dapatkan nilai tegangan pada bus 4 adalah 0.975 (sesuai dengan batas toleransi)

Setelah dilakukan pengaturan tegangan bus, dengan cara mengisikan nilai Qc sebesar 20, kita dapatkan nilai tegangan pada bus 4 adalah 0.975 (sesuai dengan batas toleransi)

PERBANDINGAN GAUSS SEIDEL v NEWTON RAPHSON

Gauss-Seidel = 35 Iterasi Newton-Rapshon = 5 Iterasi Metode newton raphson memerlukan lebih sedikit iterasi daripada metode gauss-seidell

Jumlah iterasi dari metode newton raphson lebih sedikit daripada metode gauss seidel Secara umum hasil perhitungan yang didapatkan adalah SAMA.tidak ada perbedaan.

JACOBIAN MATRIKS

JACOBIAN MATRIKS

Sistem terdiri atas 7 bus sehingga matriks jacobian mula mula adalah 14 x 14 Karena system terdiri atas : 2 slack bus dan 2 generator bus, maka matriks jacobiannya adalah 14 2 4 = 8 Matriks 8 x 8

TUGAS 8 METODE FAST DECOUPLED HASIL RUN MENGGUNAKAN METODE FAST DECOUPLED KONVERGEN DALAM 9 ITERASI

Konvergen dalam 9 iterasi

Sebelum diberi batas Qmin dan Qmaks = 52.920 Mvar

HASIL RUN SISTEM DENGAN BATAS Qmin = 10 ; Qmax= 50

Qmin = 10 Qmax = 50

Setelah diberikan batas Qmin dan Qmaks nilai Mvar menjadi 48.527 Mvar

Setelah diberikan batas Qmin dan Qmax, sebesar 10 dan 42 akhirnya kita mendapatkan nilai Mvar yang semula 52.920 Mvar, menjadi 40.096 Mvar. Nilai ini sesuai dengan range yang telah ditentukan oleh Qmin dan Qmax. Sekarang kita lihat bahwa ternyata ada nilai tegangan bus yang nilainya berada di luar range toleransi yakni 0.950 1.050 , untuk itu, kita perlu melakukan pengaturan tegangan bus dengan cara memberikan nilai pada kolom Qc/Ql sesuai dengan kenaikan tegangan bus yang di inginkan. Apabila kita menginginkan nilai tegangan bus naik, maka kita haruslah mengisi nilai pada kolom Qc/Ql bernilai positif (+), sebaliknya apabila kita menginginkan nilai tegangan bus turun, maka haruslah kita isikan besaran yang bernilai negative (-) Karena yang kita inginkan adalah kenaikan tegangan bus, maka kita isikan nilai positif (+)

HASIL RUN TEGANGAN BUS SAAT MENGGUNAKAN PENGATURAN Qc dan Ql

Untuk memperbaiki nilai tegangan pada bus 2, kita isikan nilai 20 pada bus yang bersesuaian

Setelah di run, kita dapatkan nilai tegangan pada bus 2 telah naik dari yang semula 0.901 menjadi 0.952 (telah sesuai dengan batas toleransi)

Setelah kita lakukan pengisian nilai Qc pada bus 2, kita dapati nilai tegangan pada bus 2 telah naik dari yang semula 0.901 menjadi 0.952 (telah sesuai dengan batas toleransi) Sekarang kita juga harus mengatur nilai tegangan pada bus 4 juga.

Kita berikan nilai Qc = 20 untuk menaikkan tegangan pada bus 4

Setelah dilakukan pengaturan tegangan bus, kita dapatkan nilai tegangan pada bus 4 adalah 0.975 (sesuai dengan batas toleransi)

Setelah dilakukan pengaturan tegangan bus, dengan cara mengisikan nilai Qc sebesar 20, kita dapatkan nilai tegangan pada bus 4 adalah 0.975 (sesuai dengan batas toleransi) MATRIKS B dan B

MATRIKS B

MATRIKS B

PERBANDINGAN DENGAN METODE NR DAN GAUSS SEIDELL METODE GAUSS SEIDELL

Jumlah Iterasi Gauss Seidell = 35 Iterasi Newton Raphson = 5 Iterasi Fast-Decoupled = 10 Hasil dari setiap perhitungan adalah relative sama, hanya ada sedikit sekali perbedaan pada hasil perhitungan

Anda mungkin juga menyukai