Anda di halaman 1dari 5

Tinjauan Pustaka 1. Tanaman Ceplukan (Physalis angulata L.) a.

Sistrematika Tumbuhan Divisi Sub Divisio Classis Sub Classis Ordo Familia Genus Species : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotiledonae : Sympetalae : Solanales : Solanaceae : Physalis : Physalis angulata L (Van Steenis, 1997) b. Penamaan sumatera : leletop, Jawa: cecendet,cecendetan,cecindit,ceplukan sapi, jorjoran, Nusa Tenggara : angket, keceplokan, kapok-kepokan, Padang rase, dedes, kemampok, Sulawesi : leletokan (Hargono, 1995). Nama Asing : deng long cao (C ), Groundberry (L) (Dalimartha, 2006).

c. Deskripsi tanaman ceplukan ini paling banyak terdapat di Kabupaten Parahyangan (Heyne, 1987). Herba ceplukan tegak dengan tinggi 0,1-1 m. Batang tanaman ceplukan berusuk bersegi tajam dan berongga, Ceplukan memiliki helaina daun bulat telur memanjang bentuk lanset, tangkai bunga tegak dengan ujung yang mengangguk dan Mahkota berbentuk lonceng lebar.

Tangkai sari tanaman ceplukan berwarna kuning pucat dengan kepala sari seluruhnya biru muda. Buah ceplukan berbentuk buni bulat memnjang pada waktu masak kuning (Van Steenis, 1997). d. Khasiat dan Kegunaan Tanaman ceplukan sebagai pereda demam, penghilang nyeri, peluruh kencing (diuretic), kencing manis (diabetes mellitus), anti toksik dan pereda batuk (Dalimartha, 2006). Tanaman ceplukan juga digunakan sebagai obat antidiabetes, hipertensi, asam urat, pembengkakan testis, influenza dan radang tenggorokan (Wijayakusuma, 2004). Penggunaan herba ceplukan secara tradisional yaitu 15 gram herba segar dalam 3 gelas air kemudian direbus hingga airnya tinggal satu gelas lalu disaring dan diminum (Hariana, 2007). Akar ceplukan digunakan sebagai obat cacing dan penurun demam, Daun ceplukan digunakan untuk penyembuhan patah tulang, bisul, borok, penguat jantung, keseleo, nyeri perut, kencing nanah (Sudarsono dkk, 2002). Buah ceplukan digunakakn sebagai obat gusi berdarah, obat bisul dan obat mulas, sedangkan daunnya berkhasiat sebagau obat bisul (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991). e. Kandungan Kimia Senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman ceplukan yaitu chlorogenic acid, choline, ixocarpanolid, physalin A, vamonolide, withangulatin A, withanolide D,

withaphysanolide dan flavanoid (Taylor, 2005). Biki tanaman ceplukan mengandung 12-15 % protein, 15-40 % asam lemak komponen utamanya asam palmitat, dan asam stearat (10-20%). Akar ceplukan mengandung alkaloid, di dalam daun ceplukan terdapat glikosida flavanoid dan tunas tanaman ceplukan mengandung saponin (Sudarsono dkk, 2002) Buah tanaman ceplukan mengandung asam sitrun, fisalin, asam malat, alkaloid, tannin, triptoaxntin dan vitamin C (Thomas, 1993). f. Penggunaan tradisional Dalam ramuan tradisional, ceplukan digunakan sebagai obat cacing, penurun demam, penyembuhan patah tulang, busung air, bisul, borok, penguat jantung, keseleo, nyeri perut, kencing nanah, penyakit ayan, tidak dapat kencing dan penyakit kuning (Sudarsono dkk, 2002).

Uji infusa herba ceplukan (physallias angulata L) terhadap penurunan glukosa darah kelinci jantan/skripsi/Sari Puji Astuti/K 10040047/ Universitas Muhammadiyah Surakarta 2008
http://v2.eprints.ums.ac.id/archive/etd/2244/1/0

2. Hormon Insulin dan Glukagon Insulin dan glucagon adalah hormone yang bekerja secara antagonis dalam mengatur konsentrasi glukosa dalam darah. Kesetimbangan metabolisme bergantung pada pemeliharaan glukoosa darah pada konsentrasi yang dekat dengan titik pasang, yaitu sekitar 90 mg / 100 ml pada manusia. Ketika glukosa darah melebihi kadar tersebut, insulin dilepaskan dan bekerja menurunkan konsentrasi glukosa ( Recee-Mitchel, 2004). Baik insulin maupun glucagon mempengaruhi konsentrasi glukosa darah melalui berbagai mekanisme. Insulin menurunkan kadar glukosa darah dengan cara merangsang hampir semua sel tubuh kecuali sel sel otak untuk mengambil glukosa dari darah. Insulin juga menurunkan glukosa darah dengan memperlambat perombakan glukogen dalam hati dan menghambat konversi atau perubahan asam amino dan asam lemak menjadi gula. pada kenyataannya, segera setelah kelebihan glukosa dikeluarkan dari darah, glucagon akan memberikan sinyal ke sel sel hati untuk meningkatkan hidrolisis glikoggen mengubaha asam amino dan asam lemak menjadi glukosa, Dan memulai pelepasan glukosa secara perlahan lahan kembali ke dalam sirkulasi ( Recee-Mitchel, 2004). Efek antagonis glucagon dan insulin sangat vital bagi homeostatis glukosa, yang merupakan sesuatu mekanisme yang secara tetap mengelola baik penyimpanan bahan bakar maupun pemakaian bahan bakar oleh sel sel tubuh. Ketika mekanisme homeostatis glukosa agak menyimpang, terdapat konsekuensi yag serius. Diabetes mellitus, kemungkinan merupakan gangguan endokrin yang paling baik diketahui, disebabkan oleh defisiensi insulin atau hilangnya respon trhadap insulin pada jaringan target. Hasilnya adalah glukosa darah yang tinggi/ bahkan

sedemikian tingginya, sehingga ginjal orang yang menderita diabetes mengekskresikan glukosa, yang menjelaskan mengapa kehadiran gula dalam urin merupakan salah satu uji untuk diabetes ( Recee-Mitchel, 2004). 3. Alpukat 1. klasifikasi Nama latin alpukat adalah Persea americana Mill. Atau Persea gratissima Gaert. Dan termasuk dalam family Lauraceae. Dalam bahasa asing, tanaman ini disebut advocaat atau avocado pear. 2. Kandungan Kimia buah dan daun mengandung saponin, alkaloid, dan flvonoid. Selain itu, buahnya juga mengandung tannin dan daunnya mengandung polifenol,qursetine, dan gula alkohol persiit. 3. Efek Farmakologis Daun memiliki rasa pahit, kelat, dan mampu meluruhkan kencing. Sementara itu, bijinya berfungsi sebagai antiradang dan menghilangkan rasa sakit. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa daun alpukat memiliki sifat anti bakteri, yakni mampu menghambat perutmbuhan beberapa jenis bakteri, seperti Staphylucoccus sp, Pseudomonas sp, dan Bacillus sp. 4. Bagian Tanaman yang Digunakan Bagian tanaman yan dimanfaatkan untuk ramuan obat adalah bagian daging buah, daun, dan biji.

Daftar Pustaka Sari Puji Astuti, 2008. Uji infusa herba ceplukan (physallias angulata L) terhadap penurunan glukosa darah kelinci jantan. Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Reece-Mitchel, 2004. Biologi Campbell jilid ke 5 Dr Prapti Utami dan Tim Lentera. Books.google.co.id. Hal 37-38.

Anda mungkin juga menyukai