Anda di halaman 1dari 15

Disusun Oleh Kelompok 9 Anggota :Catur Heru Sukoco ( F1D0100 Lasma Bonita Manullang ( F1D010079) Nofia Setia Nengsi

( F1D0100 Dosen Pembimbing Drs. Syalfinaf Manaf M.S

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIVERSITAS BENGKULU 2012

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa, atas berkatNya kami dapat menyelesaikan Paper ini yang merupakan tugas mata kuliah Fisiologi Hewan (FisWan). Paper ini ditulis dangan menekankan kepada pendekatan komunikasi dan keterampilan proses penalaran. Karena didalam paper ini tidak hanya disajikan uraian teorinya saja tetapi juga disertai penyajian gambar-gambar yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Mudah-mudahan dengan kehadiran paper ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan mengenai Re emerging disease serta membantu mempermudah pembelajaran mata kuliah Fisiologi Hewan. Dengan segala kerendahan hati kami menginginkan agar kajian dalam Paper ini sesuai dengan harapan kita semua. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan masukanmasukan, semangat serta dukungannya selama proses penyusunan paper ini. Dan hanya kepada Tuhan syukur yang dapat terucap karena tanpa kehendakNya segala sesuatu tak akan pernah terwujud.

Bengkulu, 26 September 2012

Tim Penyusun

ii

DAFTAR ISI
Halaman ...................................................................................................... 12 HALAMAN JUDUL ..................................................................................................................................... KATA PENGANTAR .............................................................................................. DAFTAR ISI ............................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... ............................................................................................................... ............................................................................................................... B......................................................................................................Tujuan ..............................................................................................................2 C............................................................................................Perumusan masalah ............................................................................................................... D.....................................................................................................Manfaat ..............................................................................................................2 BAB II SITASI PUSTAKA A.Re- emerging disease.................................................................................. BAB III PEMBAHASAN A. Definisi Re- emerging disease................................................. B. Zoonosis yang Baru Muncul Bersumber Satwa Liar .......... C. Beberapa Contoh Penyakit REZ............................................ ......................................................................................................... a. Rabies ................................................................................ ................................................................................................ b. Rift Valley Fever (RVF) ................................................... c. Bovine tuberculosis (TB)................................................... d. Chikungunya..................................................................... e. Toxoplasmosis.................................................................... ......................................................................................................................... f. Leptospirosis.................................................................... 4 5 6 6 6 6 6 6 7 3 2 i ii iii 1 1

A...............................................................................................Latar Belakang

D. Faktor Pemicu Zoonosis.......................................................... BAB IV KESIMPULAN Kesimpulan dan Saran.................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................

7 20

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada akhir abad ke-20, penyakit menular yang baru muncul (emerging infectious disease/EID) dan penyakit menular yang muncul kembali (re-emerging infectious disease/REID) yang terjadi pada populasi hewan dan manusia telah menyebabkan keterkejutan (shock) pada kesehatan masyarakat dan komunitas veteriner terhadap bahaya yang ditimbulkan (Brown 2004; Chomel et al. 2007). REID lebih mengacu pada penyakit menular pada manusia dengan tingkat kejadian yang meningkat dalam dua dekade terakhir atau akan menjadi ancaman terhadap peningkatan kejadian penyakit pada masa yang akan datang dan cakupan geografis yang meluas (Chomel 1998; Zowghi et al. 2008). Konsep EID dan REID mencuat pada akhir tahun 1980-an saat terjadi wabah penyakit menular secara global. Ketika diharapkan dapat dieliminasi karena menyebabkan permasalahan pada kesehatan masyarakat, penyakit menular justru berkembang menjadi penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia (Chomel 1998; Katare dan Kumar 2010). Penyakit menular yang baru muncul (emerging infectious disease/EID) dan penyakit menular yang muncul kembali (re-emerging infectious disease/REID) telah menjadi ancaman nyata terhadap kesehatan manusia dalam beberapa dekade terakhir. EID dan REID akhir-akhir ini dapat berkembang luas secara geografis, berpindah dari satu jenis

induk semang ke induk semang lainnya, meningkatkan dampak dan keganasan penyakit, serta mengalami perubahan patogenesis (Daszak et al. 2004). Diperkirakan sekitar 75% EID dan REID pada awal abad ke-21 bersifat zoonotik yang disebabkan oleh patogen bersumber hewan atau produk asal hewan, terutama penyakit yang disebabkan oleh virus dan atau yang ditularkan melalui vektor (Taylor et al. 2001; WHO/FAO/OIE 2004). Zoonosis terhitung sebagai mayoritas penyakit EID dan REID (Chomel 2003). 1 Di sebagian besar negara berkembang, zoonosis menimbulkan permasalahan kesehatan masyarakat yang secara signifikan berkontribusi terhadap terganggunya sistem kesehatan. Di negara maju, zoonosis menjadi perhatian khusus bagi kelompok berisiko tinggi terinfeksi, yakni orang tua, anak-anak, ibu melahirkan, dan individu imunosupresif (Katare dan Kumar 2010). Terjadinya peningkatan ancaman EZ dan REZ tidak diiringi dengan pemahaman mengenai proses terjadinya penyakit dan penyebarannya, khususnya yang bersumber dari satwa liar (Wolfe et al. 2005)

B. Tujuan
Untuk mengetahui dan memperdalam mengenai Re emerging disease.

C. Perumusan Masalah
Permasalahan yang hendak diungkap dalam penulisan paper ini : 1. Apa yang dimaksud dengan Re emerging disease ? 2. apa penyebab Re emerging disease ? 3. sebutkan beberapa penyakit yang terkait dengan Re emerging disease ?

D. Manfaat
Dapat menambah wawasan tentang Re emerging disease

BAB III PEMBAHASAN


A. Definisi Re emerging disease
REID (re-emerging infectious disease)didefinisikan sebagai penyakit yang pernah muncul di masa lampau yang sudah mengalami penurunan tingkat kejadian akan tetapi akhir-akhir ini menunjukkan peningkatan insidensi, cakupan geografis, atau cakupan inang (Morens et al. 2004). REID lebih mengacu pada penyakit menular pada manusia dengan tingkat kejadian yang meningkat dalam dua dekade terakhir atau akan menjadi ancaman terhadap peningkatan kejadian penyakit pada masa yang akan datang dan cakupan geografis yang meluas (Chomel 1998; Zowghi et al. 2008). Ciri-ciri yang mendasari suatu penyakit menular dikategorikan ke dalam EID (emerging infectious disease) dan REID (re-emerging infectious disease), yakni penyakit menular yang : (1) baru diketahui atau dikenal dalam beberapa dekade terakhir; (2) terjadi perluasan distribusi habitat dan cakupan geografi; (3) terjadi peningkatan kejadian penyakit yang sedang mewabah; serta (4) terjadi peningkatan keparahan terhadap resistensi obat (Wilson 2002). Beberapa REID yang terjadi di Indonesia, antara lain : 1. Demam berdarah dengue; 2. Tuberculosis ; 3. Malaria ;

4. Ppolio, 5. Rabies (Kandun 2006).

B. Zoonosis yang Baru Muncul Bersumber Satwa Liar


Zoonosis merupakan penyakit yang sudah terjadi sejak lama. Contohnya adalah wabah plague yang terjadi di zaman Mesir kuno, rabies pada masa peradaban Mesopotamia awal tahun 2300 SM yang terjadi akibat perburuan anjing liar (Kruse et al. 2004).Sekitar 60.3% dari 335 EID dan REID selama 60 tahun terakhir disebabkan oleh agen penyakit zoonotik, yang 71.8% diantaranya bersumber dari satwa liar (Cunningham 2005; Jones et al. 2008). Satwa liar diketahui berperan dalam peningkatan frekuensi kejadian penyakit menular pada manusia. Satwa liar bertindak sebagai reservoar utama berkembangnya penyakit menular dan zoonosis pada manusia dan hewan domestik (Daszak et al. 2000; Kruse et al. 2004). Zoonosis yang bersumber pada satwa liar diketahui sebagian besar berasal dari bakteri, virus, dan parasit, sementara cendawan kurang berdampak serius terhadap manusia (Kruse et al. 2004). Di sebagian besar negara berkembang, zoonosis menimbulkan permasalahan kesehatan masyarakat yang secara signifikan berkontribusi terhadap terganggunya sistem kesehatan. Di negara maju, zoonosis menjadi perhatian khusus bagi kelompok berisiko tinggi terinfeksi, yakni orang tua, anak-anak, ibu melahirkan, dan individu imunosupresif (Katare dan Kumar 2010). Zoonosis yang baru muncul (emerging zoonoses/EZ) dan zoonosis yang muncul kembali (re-emerging zoonoses/REZ) didefinisikan sebagai penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya yang disebabkan oleh patogen baru atau patogen yang baru berevolusi atau patogen yang telah diketahui muncul pada area geografis dan/atau

spesies baru dimana penyakit tersebut belum pernah terjadi sebelumnya atau pernah terjadi namun menunjukkan peningkatan insidensi dan cakupan inang dan vektor (Meslin 1992; Bengis et al. 2004; WHO/FAO/OIE 2004).

C. Beberapa Contoh Penyakit REZ


Contoh REZ bersumber satwa liar adalah rabies, Rift Valley Fever, virus Marburg, bruselosis, bovine tuberculosis, tularemia, plague, dan leptospirosis (Bengis et al. 2004). Rabies disebabkan oleh infeksi virus RNA Lyssavirus yang terdiri atas 6 subtipe, Adapun vektor dalam penularan penyakit ini adalah anjing, kucing dan binatang-binatang liar seperti kera, kelelawar, rakun, serta rubah.Penyakit rabies dibedakan dalam 2 bentuk , yaitu bentuk diam (Dumb Rabies) dan bentuk ganas (Furious Rabies). Tanda tanda Rabies Bentuk Diam (Dumb Rabies) : Air liur menetes berlebihan, rahang bawah tidak dapat dikatupkan dan hewan tidak dapat mengunyah dan menelan makanan Tidak ada keinginan pada hewan untuk menyerang atau menggigit Seluruh bagian tubuh mengalami kelumpuhan Hewan akan mati dalam beberapa jam Tanda tanda Rabies Bentuk Ganas (Furious Rabies) : 1) Hewan menjadi agresif dan tidak lagi mengenal pemiliknya 2) Menyerang orang, hewan, dan benda-benda yang bergerak 3) Bila berdiri sikapnya kaku, ekor dilipat diantara kedua paha belakangnya

4) Pada anak anjing akan menjadi lebih lincah dan suka bermain , tetapi akan menggigit bila dipegang dan akan menjadi ganas dalam beberapa jam Gejala Rabies Pada Manusia : Diawali dengan demam ringan atau sedang, sakit kepala, nafsu makan menurun, badan terasa lemah, mual, muntah dan perasaan yang abnormal pada daerah sekitar gigitan (rasa panas, nyeri berdenyut) Rasa takut yang sangat pada air, dan peka terhadap cahaya, udara, dan suara Air liur dan air mata keluar berlebihan Pupil mata membesar Bicara tidak karuan, selalu ingin bergerak dan nampak kesakitan Selanjutnya ditandai dengan kejang-kejang lalu lumpuh dan akhirnya meninggal dunia. Tahapan Penyakit Rabies Perjalanan penyakit rabies pada anjing dan kucing dibagi dalam 3 fase (tahap). 1. Fase Prodormal : hewan mencari tempat dingin dan menyendiri , tetapi dapat menjadi lebih agresif dan nervus, pupil mata melebar dan sikap tubuh kaku (tegang). Fase ini berlangsung selama 1-3 hari . Setelah fase Prodormal dilanjutkan fase Eksitasi atau bisa langsung ke fase Paralisa. 2. Fase Eksitasi : hewan menjadi ganas dan menyerang siapa saja yang ada di sekitarnya dan memakan barang yang aneh-aneh. Selanjutnya mata menjadi keruh dan selalu terbuka dan tubuh gemetaran , selanjutnya masuk ke fase Paralisa. 3. Fase Paralisa : Hewan mengalami kelumpuhan pada semua bagian tubuh dan berakhir dengan kematian. Rift Valley Fever (RVF) disebabkan oleh Phlebovirus famili Bunyaviridae yang ditularkan melalui gigitan nyamuk (mosquito-borne) Aedes spp, yang menyerang

hewan dan manusia. Penularan ke manusia melalui gigitan nyamuk dan kontak secara langsung dan tidak langsung melalui darah atau organ hewan terinfeksi, seperti penanganan karkas dan jaringan hewan di rumah potong dan ingesti susu yang tidak dipasteurisasi (Breiman et al. 2008). Bovine tuberculosis (TB) disebabkan oleh Mycobacterium bovis yang menyerang ternak, satwa liar, dan manusia. Di Amerika Utara, TB menginfeksi bison (Bison bison), wapiti (Cervus elaphus), dan rusa ekor putih. Infeksi pada satwa liar berasal dari ternak terinfeksi yang saling kontak satu sama lain (Bengis et al. 2004). Chikungunya termasuk dalam Re emerging disease, diakibatkan oleh virus keluarga Togaviridae, genus alfavirus yang ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti.Gejala utamanya adalah demam mendadak, nyeri pada persendian dan ruam makulopapuler (kumpulan bintik-bintik kemerahan) pada kulit yang kadang-kadang disertai dengan gatal. Gejala lainnya yang dapat dijumpai adalah nyeri otot, sakit kepala, menggigil, kemerahan pada konjunktiva, pembesaran kelenjar getah bening di bagian leher, mual, dan muntah. Meski gejalanya mirip dengan DBD, namun pada chikungunya tidak terjadi perdarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian. Akibat yang ditimbulkan demam chikungunya cukup merugikan, apalagi jika sampai penderita mengalami kelumpuhan dan berlangsung selama bermingguminggu hingga berbulan-bulan. Toxoplasmosis adalah penyakit parasiter yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii,penyakit ini tersebar luas di Indonesia baik pada hewan atau manusia. Pada manusia manifestasi Toxoplasmosis berupa Congenita( Hydrochepalus , Microchepalus),keguguran pada trisemester pertama,kelainan pada mata ( retino chorioditis ),pembesaran hati dan limpa,serta adanya pembesaran kelenjar pertahanan.Sumber penularan penyakit Toxoplasmosis utama adalah kucing.Disamping itu sumber hewan lainnya tikus,domba,burung dan babi juga menjadi sumber infeksi penyakit pada manusia. Leptospirosis adalah penyakit bakteri yang disebabkan oleh kuman Leptospira,penyakit ini menyerang hewan maupun manusia.Leptospirosis ditandai dengan demam,pembesaran hati dan limpa,ikterus,serta tanda-tanda kerusakan pada ginjal.

D. Faktor Pemicu Zoonosis yang Baru Muncul Bersumber Satwa Liar


Kemunculan EID dan REID disebabkan oleh empat faktor utama, yakni (1) faktor genetik dan biologik, (2) faktor fisik dan lingkungan, (3) faktor ekologi, serta (4) faktor sosial, politik, dan ekonomi (Zowghi et al. 2008). WHO/FAO/OIE (2004) menjabarkan faktor risiko yang memicu timbulnya EZ dan REZ, antara lain : faktor mikroba terkait dengan agen; inang atau reservoar dan manusia yang terinfeksi dapat menghasilkan varian baru patogen yang dapat menembus barier spesies lain; faktor perubahan lingkungan yang merupakan hasil dari degradasi lingkungan, demografi manusia dan hewan, perubahan pola pertanian,introduksi spesies asing, dan perubahan iklim; faktor perilaku sosial dan budaya, seperti kebiasaan makanan dan kepercayaan dan agama; serta faktor ekonomi. Sebagian faktor tersebut erat kaitannya dengan faktor risiko antropogenik atau berasal dari manusia.

BAB II SITASI PUSTAKA


Permasalahan yang ditimbulkan oleh penyakit menular (infectious disease) dalam dua dekade terakhir menunjukkan peningkatan yang signifikan (Daszak et al. 2004). Penyakit menular dan parasit menjadi penyebab kematian utama pada manusia di seluruh dunia (WHO 1996) dengan lebih dari setengahnya berusia di bawah lima tahun (Zowghi et al. 2008). REID didefinisikan sebagai penyakit yang pernah muncul di masa lampau yang sudah mengalami penurunan tingkat kejadian akan tetapi akhir-akhir ini menunjukkan peningkatan insidensi, cakupan geografis, atau cakupan inang (Morens et al. 2004). Di sebagian besar negara berkembang, zoonosis menimbulkan permasalahan kesehatan masyarakat yang secara signifikan berkontribusi terhadap terganggunya sistem kesehatan. Di negara maju, zoonosis menjadi perhatian khusus bagi kelompok berisiko tinggi terinfeksi, yakni orang tua, anak-anak, ibu melahirkan, dan individu imunosupresif (Katare dan Kumar 2010). Zoonosis yang baru muncul (emerging zoonoses/EZ) dan zoonosis yang muncul kembali (re-emerging zoonoses/REZ) didefinisikan sebagai penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya yang disebabkan oleh patogen baru atau patogen yang baru berevolusi atau patogen yang telah diketahui muncul pada area geografis dan/atau spesies baru dimana penyakit tersebut belum pernah terjadi sebelumnya atau pernah terjadi namun menunjukkan peningkatan insidensi dan cakupan inang dan vektor.

BAB IV KESIMPULAN
1) REID (re-emerging infectious disease)didefinisikan sebagai penyakit yang pernah muncul di masa lampau yang sudah mengalami penurunan tingkat kejadian akan tetapi akhir-akhir ini menunjukkan peningkatan insidensi, cakupan geografis, atau cakupan inang (Morens et al. 2004). 2) Faktor faktor Re emerging disease : (1) faktor genetik dan biologik, (2) faktor fisik dan lingkungan, (3) faktor ekologi, serta (4) faktor sosial, politik, dan ekonomi (Zowghi et al. 2008). 3) Beberapa penyakit yang termasuk dalam Re emerging disease : (1) Rabies (2) Rift Valley Fever (RVF) (3) Bovine tuberculosis (TB) (4) Chikungunya (5) Toxoplasmosis (6) Leptospirosis

DAFTAR PUSTAKA
Bengis RG, Leighton FA, Fischer JR, Artois M, Mrner T, Tate CM. 2004. The role of in emerging and re-emerging zoonoses. Rev sci tech Off int Epiz 23(2):497-511. Breiman RF, Njenga MK, Cleaveland S, Sharif SK, Mbabu M, King L. 2008. Lesson the 2006-2007 Rift Valley fever outbreak in East Africa: implications for emerging infectious diseases. Future Virol 3(5):411-417. Brown C. 2004. Emerging zoonoses and pathogens of public health significance an overview. Rev sci tech Off int Epiz 23(2):435-442. Chomel BB. 1998. New emerging zoonoses: a challenge and an opportunity for the veterinary profession. Comp Immunol Microbiol Infect Dis 21:1-14. Kandun IN. 2006. Emerging diseases in Indonesia: control and challenges. Trop Med 34(4):141-147. Katare M, Kumar M. 2010. Emerging zoonoses and their determinants. Vet World 3(10):481-484. Kruse H, Kirkemo AM, Handeland K. 2004. Wildlife as source of zoonotic infections. Infect Dis 10(12):2067-2072. Morens DM, Folkers GK, Fauci AS. 2004. The challenge of emerging and reemerging infectious diseases. Nature 430:242-249. Oktikasari.Fahmi.Y,D. Susanna, I.M Djaja.2008.Faktor Sosiodemografi dan Lingkungan yang Mempengaruhi Kejadian Luar Biasa Chikungunya di Kelurahan Cinere,Kecamatan Depok 2006.Volume 12.Nomor 1.Makara Kesehatan Limo,Kota Emerg Health from of prevention wildlife

Simanjuntak.G.1997.Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit-Penyakit Zoonosa Nem Emerging dan Re-Emerging di Indonesia.Volume 25.Nomor 3 dan 4. Taylor LH, Latham SM, Woolhouse MEJ. 2001. Risk factors for human disease emergence. Phil Trans R Soc Lond B Biol Sci 356:983-989. Wolfe ND, Daszak P, Kilpatrick AM, Burke DS. 2005. Bushmeat hunting, deforestation, and prediction of zoonoses emergence. Emerg Infect Dis

11(12):1822-1827. http://nursingbegin.com/penyakit-rabies-serta-penatalaksanaannya/(akses 24 september 2012)

Anda mungkin juga menyukai