Anda di halaman 1dari 2

Kenapa Retak?

(1)

Kenapa tembok di rumah bisa retak? Banyak penyebab-nya. Di sini saya akan membicarakan berbagai jenis keretakan yang sering terjadi di bangunan rumah. Bila keretakan yang terjadi demikian parah-nya, anda sangat perlu untuk khawatir. Kita tidak berbicara tentang keretakan bangunan rumah akibat bencana gempa. Kita berbicara tentang keretakan yang sering terjadi ketika rumah kita baru saja selesai dibangun, atau telah beberapa tahun kita tempati, tanpa adanya kejadian luar biasa (gempa, bom, dll). Keretakan pertama, retak rambut. Ini adalah retak-retak halus yang biasa kita temui setelah beberapa hari tembok selesai di-aci dan di-cat. Tidak mengkhawatirkan memang, tapi cukup mengganggu. Apalagi bila kita termasuk orang yang bawel terhadap sedikit kekurangan. Umumnya hal ini disebabkan oleh kualitas acian yang buruk, bukan karena susunan batu batanya atau kondisi plasteran (satu lapis di bawah acian). Mungkin campuran acian-nya terlalu encer, sehingga lapisan acian mudah pecah atau retak. Solusinya adalah dengan sedikit mengupas atau meng-ketrik bagian retakan rambut, lalu menambalnya dengan campuran semen acian yang agak sedikit kental. Atau kalau harga tidak menjadi masalah, kita bisa menggunakan acian semen mortar. Harga semen mortar cukup jauh di atas harga semen biasa. Keretakan kedua, retak yang lebih panjang dan lebar dari retak rambut. Kemungkinan sebab ini lebih bervariasi dari retak jenis pertama. Kemungkinan pertama adalah sambungan batu bata yang buruk. Biasanya ini terjadi di area-area pertemuan dinding dengan tiang/ kolom. Atau antara sambungan dinding lama dengan dinding baru. Juga di bagian dinding yang berada di sekitar pintu atau jendela. Untuk daerah-daerah tersebut, pada saat pemasangan batu bata, kita membutuhkan

elemen sederhana berupa besi beton yang dipotong seukuran 20 centi-an, yang ditaruh di daerah speci antar sambungan dinding/ kolom. Elemen itu lazim dikenal dengan nama angkur. Untuk kusen pintu dan jendela, angkur tersebut sudah mestinya ditanam/ dipake di sisi-sisi yang menempel ke tembok. Elemen yang cukup sederhana yang sering di-lalaikan dan di-remehkan oleh para tukang. Kewajiban seorang supervisor-lah untuk selalu cerewet mengingatkan mereka. Kemungkinan yang lain, masih di sekitar area pintu dan jendela (karena di area-area inilah sering kita temui keretakan) adalah tidak diberikannya perlakuan khusus di bagian atas kusen pintu dan jendela. Atau untuk pintu dan jendela dengan lebar yang besar, perlakuan khusus di bagian kanan dan kirinya. Di atas kusen pintu atau jendela, mestinya cukup dengan menyusun batu bata bukan secara horizontal tetapi vertical. Perlakuan ini sering dikenal dengan istilah bata rolaag. Bukan dengan tanpa maksud. Susunan bata secara vertical (hanya di bagian atas kusen pintu/ jendela) adalah untuk menahan beban vertikal susunan batu bata di atas pintu/ jendela. Susunan vertikal secara mekanis lebih kaku di banding susunan horizontal, yang mempunyai kecenderungan mudah patah. Apalagi pintu dan jendela mempunyai rutinitas aktifitas buka-tutup sehingga sering menimbulkan getaran dan momen yang membuat gaya tekan dari area dinding di atasnya semakin besar. Sementara pintu dengan ukuran lebar yang cukup besar, dibutuhkan tak hanya susunan bata rolaag, tapi juga adanya kolom praktis di sebelah kanan dan kirinya. Hal ini agar pegangan atau ikatan pintu dengan dinding akan semakin kuat dan tidak terpengaruh dengan aktifitas buka-tutup yang sering. Kemungkinan yang terakhir adalah kualitas plesteran dinding yang buruk. Dikarenakan prosentase campuran pasir yang berlebihan, dengan alas an penghematan atau manipulasi spek. Keretakan ketiga, retak struktur! Ini adalah jenis keretakan yang mengerikan. Keretakan dengan lebar yang besar (bahkan menganga), dan memanjang dari bagian atas (balok) sampai ke bagian dasar lantai (sloof pondasi).

Anda mungkin juga menyukai