Anda di halaman 1dari 6

Definisi Umum Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks yang 80 % dihasilkan dari dalam tubuh (organ hati) dan

20 % sisanya dari luar tubuh (zat makanan) untuk bermacam-macam fungsi di dalam tubuh, antara lain membentuk dinding sel dan membuat hormon- hormon tertentu. Bila kolesterol di dalam tubuh berlebihan, maka kolesterol akan tertimbun di dalam dinding pembuluh darah yang disebut sebagai plak aterosklerosis. Kondisi ini bila semakin bertambah parah dapat menyebabkan penyakit jantung dan stroke. Kadar kolesterol total yang ideal adalah 140-200 mg/dL atau kurang. Jika kadar kolesterol total mendekati 300 mg/dL, maka resiko terjadinya serangan jantung adalah lebih dari 2 kali. Kolesterol tidak larut dalam cairan darah, untuk itu agar dapat dikirim ke seluruh tubuh perlu dikemas bersama protein menjadi partikel yang disebut Lipoprotein, yang dapat dianggap sebagai pembawa (carier) kolesterol dalam darah (Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan dan Kesehatan, 2009). Lipoprotein yang utama adalah : - Kilomikron - VLDL (very low density lipoproteins) - LDL (low density lipoproteins) - HDL (high density lipoproteins) Empat kelas lipoprotein yang berbeda menunjukkan hubungan yang berbeda dengan arterosklerosis koroner. Kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) adalah jenis kolesterol yang berbahaya sehingga sering disebut juga sebagai kolesterol jahat. Kolesterol LDL mengangkut kolesterol paling banyak di dalam darah. Tingginya kadar LDL menyebabkan pengendapan kolesterol dalam arteri. Kolesterol LDL merupakan faktor risiko utama penyakit jantung koroner sekaligus target utama dalam pengobatan. Protein utama yang membentuk LDL adalah Apo-B (apolipoprotein-B) (Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan dan Kesehatan, 2009). LDL memiliki kecenderungan melekat di dinding pembuluh darah sehingga dapat menyempitkan pembuluh darah. LDL ini bisa melekat karena mengalami oksidasi atau dirusak oleh radikal bebas. LDL yang telah menyusup ke dalam intima akan mengalami oksidasi tahap pertama sehingga terbentuk LDL yang teroksidasi. LDL-teroksidasi akan memacu terbentuknya zat yang dpat melekatkan dan menarik monosit (salah satu jenis sel darah putih) menembus lapisan endotel dan masuk ke dalam intima. Disamping itu, LDL-teroksidasi juga menghasilkan

zat yang dapat mengubah monosit yang telah masuk ke dalam intima menjadi makrofag. Sementara itu, LDL-teroksidasi akan mengalami oksidasi tahap kedua menjadi LDL yang teroksidasi sempurna yang dapat mengubah makrofag menjadi sel busa (Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan dan Kesehatan, 2009). Kolesterol HDL (High Density Lipoprotein) adalah jenis kolesterol yang tidak berbahaya. Kolesterol HDL mengangkut kolesterol lebih sedikit dari LDL dan sering disebut kolesterol baik karena dapat membuang kelebihan kolesterol jahat di pembuluh darah arteri kembali ke hati, untuk diproses dan dibuang ke dalam kandung empedu sebagai asam (cairan) empedu. HDL mencegah kolesterol mengendap di arteri dan melindungi pembuluh darah dari proses aterosklerosis (terbentuknya plak pada dinding pembuluh darah). Protein utama yang membentuk HDL adalah Apo-A (apolipoprotein). Idealnya, kadar kolesterol LDL tidak boleh lebih dari 130 mg/dL dan kadar kolesterol HDL tidak boleh kurang dari 40 mg/dL. Kadar HDL harus meliputi lebih dari 25 % dari kadar kolesterol total (Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan dan Kesehatan, 2009). Selain LDL dan HDL yang penting untuk diketahui juga adalah trigliserida, yaitu satu jenis lemak yang terdapat dalam darah dan berbagai organ dalam tubuh. Meningkatnya kadar trigliserida dalam darah juga dapat meningkatkan kadar kolesterol. Sejumlah faktor dapat mempengaruhi kadar trigliserida dalam darah seperti kegemukan, konsumsi alkohol, gula, dan makanan berlemak. Tingginya kadar trigliserida (TG) dapat dikontrol dengan diet rendah karbohidrat. Untuk mengidentifikasi tingkat kolesterol darah berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit arteri koroner dengan cepat maka dapat digunakan rapid test. Rapid test didasarkan pada teknologi yang sama dengan tes ELISA, namun tes ini tidak mengirimkan sampel ke laboratorium untuk dianalisis, rapid test dapat menghasilkan hasil dalam waktu 20 menit. Rapid test dapat menggunakan contoh darah atau cairan mulut. Rapid test menyediakan hasil uji kualitatif tanpa memerlukan peralatan khusus atau pelatihan dan dapat dengan mudah dilakukan di rumah. Semua hasil positif dari rapid test harus diikuti dengan tes konfirmasi, yang hasilnya dapat diambil dalam beberapa hari sampai beberapa minggu. Rapid test dibutuhkan sebagai alat diagnosa dini yang seyogyanya memiliki tingkat sensitivitas dan spesifisitas yang baik agar hasilnya dapat dipercaya dan bermanfaat dalam penggunaannya.

2.2

Prinsip Reaksi Prinsip pengukuran kadar kolesterol yaitu

Kolesterol esterase

kolesterol ester di dalam plasma direaksikan dengan kolesterol esterase menjadi kolesterol dan asam lemak. Kemudian kolesterol bebas tersebut direaksikan dengan O2, dan dengan bantuan kolesterol oksidase akan menjadi kolesterol-3-on (kolestenon) dan H2O2 (hidrogen peroksida). Hidrogen peroksida yang terbentuk akan direaksikan dengan fenol dan 4-aminoantipirin dengan bantuan enzim peroksidase menjadi quinoneimine dan H2O. Quinoneimine yang terbentuk merupakan senyawa kompleks berwarna merah-pink yang nantinya akan diukur dengan menggunakan spektrofotometer. Reaksinya adalah sebagai berikut : Kolesterol ester + H2O
Kolesterol oksidase

Kolesterol + asam lemak Kolesterol + O2

Kolesterol-3-on (Kolestenon) + H2O2


Enzim peroksidase

2 aminoantipirin

H2O2 +

4fenol

quinoneimine + 4 H2O (Siedel et al., 1983). Kolesterol merupakan sterol yang paling banyak terdapat dalam badan manusia, terutama pada otak, jaringan syaraf, cairan empedu dan darah. Senyawa ini merupakan penyusun utama batu empedu. Kolestrol banyak dijumpai pada lemak binatang, tetapi tidak pernah ditemukan pada lemak tumbuhan. Tumbuhan mempunyai sterol yang disebut fitosterol. Kolesterol merupakan senyawa yang memiliki inti empat cincin siklopentano fenantren. Termasuk lemak dengan daya larut yang sangat kecil dalam air. Kadarnya dalam plasma darah 150-200mg/ml, sekitar 2x kadar glukosa darah. Dalam plasma darah 30% berikatan dengan lipoprotein yang mampu menambah daya larutnya dalam darah. Sebanyak 70% lagi kolesterol darah berada berupa kolesterol ester. Kolesterol juga banyak terdapat dalam empedu, dengan kadar 390mg/100ml (Yatim, 2003). Kolesterol tidak larut dalam air tetapi dapat diekstraksi dari jaringan dengan kloroform, eter, benzena dan alkohol panas. Kolesterol termasuk senyawa steroida dengan rumus C27H45OH.

Kebanyakan kolesterol diet ada dalam bentuk teresterkan. Esterkolesterol yang ada ditemukan oleh empedu lalu dihidrolisis oleh esterase kolesterol pankreas. Ester kolesterol + H2O kolesterol + asam lemak (Astuti, 2010).

Secara umum kolesterol merupakan derivate lemak yang banyak dijumpai dalam bahan makanan khususnya yang berasal dari hewan. Kadar kolesterol dalam setiap jenis bahan makanan cukup bervariasi tergantung pada jenis dan macam produknya, bahkan kandungan kolesterol pada setiap bagian/organ tubuh hewan pun berbeda- beda. Secara fisiologi kolesterol penting bagi tubuh, karena merupakan bahan penyusun membran sel, sintesis garam empedu dan prasat (precursor) hormon khususnya kelompok hormon steroid. Namun demikian, kelebihan kolesterol dapat menyebabkan timbulnya berbagai gangguan kesehatan, salah satunya adalah atherosclerosis yaitu timbunan kolesterol pada pembuluh darah khususnya pada tunica media arteri. Atherosklerosis merupakan predisposisi infark miokard, stroke, trombosis otak dan penyakit serius lainnya. Setiap orang memiliki kolesterol di dalam darahnya, di mana 80% diproduksi oleh tubuh sendiri dan 20% berasal dari makanan. Kolesterol yang diproduksi terdiri atas 2 jenis yaitu : Kolesterol LDL, adalah kolesterol jahat, yang bila jumlahnya berlebih di dalam darah akan diendapkan pada dinding pembuluh darah membentuk bekuan yang dapat menyumbat pembulun darah. Kolesterol HDL, adalah kolesterol baik, yang mempunyai fungsi membersihkan pembuluh darah dari kolesterol LDL yang berlebihan. Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan suatu tanda yang baik sepanjang kolesterol LDL kurang dari 150 mg/dl. Selain itu ada juga Trigliserida. Lemak ini terbentuk sebagai hasil dari metabolisme makanan, bukan saja yang berbentuk lemak tetapi juga makanan yang berbentuk karbohidrat dan protein yang berlebihan, yang tidak seluruhnya dibutuhkan sebagai sumber energi. Kadar trigliserida ini akan meningkat bila kita mengkonsumsi kalori berlebihan, lebih besar daripada kebutuhan kita. Kolesterol LDL sering disebut dengan kolesterol jahat, karena peningkatan kadar kolesterol ini dalam darah dihubungkan dengan peningkatan resiko penyakit jantung koroner. Kolesterol LDL akan berakumulasi di dinding arteri sehingga membentuk semacam plak yang menyebabkan dinding arteri menjadi kaku dan rongga pembuluh darah menyempit. Proses ini dikenal dengan nama atherosklerosis. Kolesterol HDL sebaliknya sering disebut dengan

kolesterol baik karena kolesterol HDL mencegah terjadinya atherosklerosis dengan cara mengeluarkan kolesterol jahat dari dinding arteri dan mengirimkannya ke hati. Jadi, bila kadar kolesterol LDL tinggi sedangkan kadar kolesterol HDL rendah maka merupakan faktor resiko terjadinya atherosklerosis. Sebaliknya yang diharapkan adalah kadar kolesterol LDL rendah dan kadar kolesterol HDL yang tinggi. Kadar kolesterol baik LDL maupun HDL juga dipengaruhi oleh faktor herediter atau keturunan. Pada pasien dengan familial hypercholesterolemia (FH), terdapat pengurangan jumlah yang signifikan dari reseptor kolesterol LDL dalam hatinya.Pasien ini juga akan rentan menderita atherosklerosis dan serangan jantung pada usia muda. Makanan yang banyak mengandung lemak jenuh dan kolesterol akan meningkatkan kadar kolesterol LDL dalam darah. Lemak dibagi menjadi lemak jenuh dan lemak tak jenuh berdasarkan pada struktur kimianya. Lemak jenuh terutama berasal dari daging dan produk olahan susu yang akan meningkatkan kadar kolesterol darah. Beberapa minyak tumbuhan yang dibuat dari buah kelapa, sawit, dan cokelat juga tinggi kadar lemak jenuhnya. Menurunkan kadar kolesterol LDL saat ini merupakan fokus utama dalam mencegah atherosklerosis dan serangan jantung. Beberapa dokter dan ahli percaya bahwa keuntungan menurunkan kadar kolesterol LDL antara lain : Mengurangi dan menghentikan pembentukan plak kolesterol pada dinding pembuluh darah. Memperlebar rongga arteri. Mencegah pecahnya plak kolesterol yang mempunyai resiko membentuk gumpalan darah/trombus (faktor resiko stroke) Menurunkan resiko serangan jantung. Menurunkan resiko stroke. Tubuh kita menggunakan kolesterol untuk membuat: Hormon seks, sangat penting bagi perkembangan dan fungsi organ seksual. Hormon korteks adrenal,m penting untuk metabolisme dan keseimbangan garam dalam tubuh. Vitamin D, penting dalam penyerapan Ca. Garam empedu, membantu usus menyerap lemak. Membran sel dan lapisan luar lipoprotein. Untuk mengetahui kandungan kolesterol, dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode pengukuran baik secara kualitatif maupun kuantitatif dari metode yang sederhana sampai metode yang kompleks. Tentu saja setiap metode memiliki kelebihaan dan kekurangan, oleh

karena itu dalam tulisan ini akan disajikan pengukuran kadar koleterol dengan metode Lieberman-Burchards yang menggunakan alat spesifik berupa spektrofotometer (Astuti. 2010). Pada metode ini, kolesterol total berupa kolesterol bebas dan ester kolesterol diekstraksi. Jumlah kolesterol ditentukan kolorimetris dengan menerapkan reaksi Liebermann-Burchard dan dibandingkan dengan larutan standard kolesterol yang diketahui (Dawiesah, 1989). Reaksi Liebermann-Burchard merupakan dasar penentuan fotometri kolesterol. Cuplikan kolesterol dilarutkan dalam kloroform direaksikan dengan asetat anhidrat dan sedikit asam sulfat pekat akan terjadi pewarnaan yang khas untuk sterol tunggal (Schunack et al., 1990). Pada reaksi Liebermann-Burchard larutan akan berubah warna dengan segera menjadi merah dengan cepat akan menjadi biru-violet (kolekalsiterol kolesterol) dan untuk selanjutnya akan menjadi hijau (ergokalsiferol) (Schunack et al., 1990). Bila kolesterol direaksikan dengan asam asetat anhidrat dan asam sulfat pekat dalam lingkungan bebas air, maka akan terbentuk warna hijau-biru yang intens akibat pembentukan polimer hidrokarbon tak jenuh. Hasil reaksi antara kolesterol dengan pereaksi warna yang membentuk kompleks berwarna hijau biru tersebut diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometri uv-vis. Test ini sangat sensitif terhadap kelembaban. Maka pipet yang digunakan harus dalam keadaan kering (Anonim, 2012).

Anda mungkin juga menyukai