Anda di halaman 1dari 9

A.

STRUKTUR BATUAN BEKU


Struktur batuan beku adalah bentuk beku dalam skala yang besar.Seperti lava bantal yang terbentuk di lingkungan air (laut) ,lava bongkah,struktur aliran dan lain - lainnya.Suatu bentuk dari struktur batuan sangat erat sekali dengan waktu terbentuknya.

1.Struktur Bantal (Pillow Structure) Struktur bantal adalah struktur yang dinyatakan pada batuan ekstrusi tertentu,yang dicirikan oleh masa yang berbentuk bantal.Dimana ukuran dari bentuk lava ini pada umumnya antara 30 60 cm.Biasanya jarak antara bantal berdekatan dan terisi oleh bahan bahan yang berkomposisi sama dengan bantal tersebut,dan juga oleh sedimen sedimen klastik.Karena adanya sedimen sedimen klastik ini maka struktur bantal dapat dianggap terbentuk dalam air dan umumnya terbentuk di laut dalam.

2.Struktur Vesikular (Vesicular Structure) Di dalam lava banyak terkandung gas gas yang segera dilepaskan setelah tekanan menurun,ini disebabkan perjalanan magma ke permukaan bumi.Keluarnya gas gas dari lava akan menghasilkan lubang lubang yang berbentuk bulat,elip,silinder ataupun tidak beraturan.Terak (scoria) adalah lava yang sebagian besar terdiri dari lubang lubang yang tidak beraturan,hal ini disebabkan lava tersebut membeku membentuk rongga

rongga yang dulu ditempati oleh gas.Biasanya pada dasar dari aliran lava terdapat gelembung gelembung berbentuk silinder yang tegak lurus aliran lava.Hal ini disebabkan gas gas yang dilepaskan dari batuan sedimen yang berada di bawahnya karena pemanasan dari lava itu.

3.Struktur Aliran (Flow Structure) Lava yang disemburkan tidak ada yang dalam keadaan homogen.Dalam perjalanannya menuju ke permukaan selalu terjadi perubahan seperti komposisi,kadar gas,kekentalan,derajat kristalisasi.Ketidak homogenan llava menyebabkan terbentuknya struktur aliran,hal ini dicerminkan dengan adanya goresan berupa garis garis yang sejajar,perbedaan warna dan tekstur.Struktur aliran juga dijumpai pada batuan perlapisan perlapisan digambarkan dengan perbedaan perbedaan dalam komposisi atau tekstur mineralnya.Struktur aliran dapat pula berbentuk sangat halus dan disebut tekstur aliran.Dan untuk dapat melihatnya diperlukan mikroskop,foto 8 lembar 5 memperlihatkan tekstur aliran pada batuan yang berupa pengarahan dari mineral mineral tertentu seperti plagioklas.Bentuk mineral mineral dalam batuan yang mempunyai bentuk memanjang atau pipih akan condong untuk mengarah menjadi sejajar dengan arah aliran lava pada waktu itu.

4.Struktur Kekar (Joint Structure) Kekar adalah bidang bidang pemisah yang terdapat dalam semua jenis batuan.Kekar biasanya disebebkan oleh proses pendinginan,tetapi ada pula retakan retakan yang disebabkan oleh gerakan gerakan dalam bumi yang berlaku sesudah batuan itu membeku.Kenampakan dilapangan menunjukkan bahwa kekar kekar itu tersusun dalam sistem tertentu yang berpotongan satu dengan yang lainnya.Retakan retakan ada yang memotong sejajar dengan permukaan bumi dan menghasilkan struktur perlapisan,sedangkan yang tegak lurus dengan permukaan bumi akan menghasilkan struktur bongkah.Perlapisan ini pada umumnya akan makin tipis pada bagian yang mendekati permukaan bumi.Retakan retakan dapat pula membentuk kolom kolom yang dikenal dengan struktur kekar meniang (columnar jointing).Struktur ini disebabkan karena adanya pendinginan dan penyusutan yang merata dalam magma dan dicirikan oleh perkembangan empat,lima atau enam sisi prisma,kemungkinan juga dipotong oleh retakan yang melintang.Bentuk seperti tiang ini umumnya terdapat pada batuan nasal,tetapi kadang juga terdapat pada batuan beku jenis lainnya.Kolom kolom ini berkembang tegak lurus pada permukaan pendinginan,sehingga pada sil atau lava aliran tersebut akan berdiri vertikal sedangkan pada dike kurang lebih akan horizontal.

5.Struktur Lain 1. Masif, yaitu jika tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku. 2. Skoria, yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi lubanglubangnya besar dan menunjukkan arah yang tidak teratur. 3. Amigdaloidal, yaitu struktur dimana lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-mineral sekunder, biasanya mineral silikat atau karbonat. 4. Xenolitis, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pecahan batuan lain yang masuk dalam batuan yang mengintrusi. Pada umumnya batuan beku tanpa struktur (masif), sedangkan strukturstruktur yang ada pada batuan beku dibentuk oleh kekar (joint) atau rekahan (fracture) dan pembekuan magma, misalnya: columnar joint (kekar tiang), dan sheeting joint (kekar berlembar).

B.TEKSTUR BATUAN BEKU

Tekstur didefinisikan sebagai keadaan atau hubungan yang erat antar mineral-mineral sebagai bagian dari batuan dan antara mineral-mineral dengan massa gelas yang membentuk massa dasar dari batuan. Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan oleh tiga hal yang penting, yaitu: 1. Kristalinitas Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk amorf. Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu: Holokristalin, yaitu batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal. Tekstur holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah membeku di dekat permukaan. Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian lagi terdiri dari massa kristal. Holohialin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai fasies yang lebih kecil dari tubuh batuan. 2. Granularitas Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu: A. Fanerik/fanerokristalin, Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu sama lain secara megaskopis dengan mata biasa. Kristalkristal jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi:

- Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm. - Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 5 mm. - Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 30 mm. - Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari 30 mm. B. Porfiritik, Besar kristal-kristal dari golongan ini masih dibedakan dengan mata biasa sehingga belum terlalu dibutuhkan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur porfiritik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya.Batuan bertekstur porfiritik adalah hasil pembekuan magma yang relatif cepat tapi pembekuannya lebih lama dari batuan bertekstur afanitik,hal ini terjadi ketika magma hasil erupsi pertama sedang mengkristal,lalu sebelum proses selesai terkena gaya dari lava yang keluar hasil erupsi kedua,sehingga komposisi besar kristalnya ada yang berukuran besar dan kecil C. Afanitik, Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan mata biasa sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya. Dalam analisis mikroskopis dapat dibedakan: - Mikrokristalin, apabila mineral-mineral pada batuan beku bisa diamati dengan bantuan mikroskop dengan ukuran butiran sekitar 0,1 0,01 mm. - Kriptokristalin, apabila mineral-mineral dalam batuan beku terlalu kecil untuk diamati meskipun dengan bantuan mikroskop. Ukuran butiran berkisar antara 0,01 0,002 mm. - Amorf/glassy/hyaline, apabila batuan beku tersusun oleh gelas. 3. Bentuk Kristal Bentuk kristal adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan secara keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal, yaitu: - Euhedral, apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal. - Subhedral, apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi. - Anhedral, apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.

Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu: - Equidimensional, apabila bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang. - Tabular, apabila bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi yang lain. - Prismitik, apabila bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi yang lain. - Irregular, apabila bentuk kristal tidak teratur.

4. Hubungan Antar Kristal Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi didefinisikan sebagai hubungan antara kristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. Secara garis besar, relasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu: A. Equigranular, yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan berukuran sama besar. Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya, maka equigranular dibagi menjadi tiga, yaitu: - Panidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineralmineralnya terdiri dari mineral-mineral yang euhedral. - Hipidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineralmineralnya terdiri dari mineral-mineral yang subhedral. - Allotriomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineralmineralnya terdiri dari mineral-mineral yang anhedral. B. Inequigranular, yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas.

KESIMPULAN
A. Struktur adalah kenampakan batuan secara makro yang meliputi

kedudukan lapisan yang jelas/umum dari lapisan batuan. Struktur batuan beku sebagian besar hanya dapat dilihat dilapangan saja,beberapa jenis struktur pada batuan beku diantaranya adalah,struktur bantal,struktur kekar,struktur aliran,struktur vesikular,struktur amigdaloidal,struktur masif dan lain-lain
B. Tekstur didefinisikan sebagai keadaan atau hubungan yang erat antar

mineral-mineral sebagai bagian dari batuan dan antara mineralmineral dengan massa gelas yang membentuk massa dasar dari batuan.Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan oleh tiga hal yang penting yaitu,kristalinitas,granularitas dan bentuk mineral. Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk amorf. Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu,faneritik,porfiritik dan afanitik. Bentuk kristal adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan secara keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal,yaitu,euhedral,subhedral dan anhedral

DAFTAR PUSTAKA

1. http://en.wikipedia.org/wiki/Igneous_textures 2. http://www.indiana.edu/~geol116/week4/wk4.html 3. http://www.classzone.com/books/earth_science/terc /content/investigations/es0603/es0603page02.cfm?c hapter_no=investigation 4. Graha,Doddy S.1987.Batuan dan Mineral.Bandung:Nova 5. http://www.geologyrocks.co.uk/tutorials/introductio n_to_igneous_petrology 6. Raymond, Loren A. 2002. Petrology, The Study of Igneous, Sedimentary, and Metamorphic Rocks. New York: Mc Graw Hill

Anda mungkin juga menyukai

  • BLB4
    BLB4
    Dokumen4 halaman
    BLB4
    Fadhlan Dany Syihabudin
    Belum ada peringkat
  • Doc
    Doc
    Dokumen79 halaman
    Doc
    Laila Nurul W
    Belum ada peringkat
  • Fluida Geothermal Pake Geolistrik
    Fluida Geothermal Pake Geolistrik
    Dokumen10 halaman
    Fluida Geothermal Pake Geolistrik
    Faturochman Surya Kartadinata
    Belum ada peringkat
  • Bab II
    Bab II
    Dokumen27 halaman
    Bab II
    Fadhlan Dany Syihabudin
    Belum ada peringkat
  • Regresi Polinomial
    Regresi Polinomial
    Dokumen14 halaman
    Regresi Polinomial
    Fadhlan Dany Syihabudin
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen28 halaman
    Bab Ii
    Fadhlan Dany Syihabudin
    Belum ada peringkat
  • Regresi Polinomial
    Regresi Polinomial
    Dokumen14 halaman
    Regresi Polinomial
    Fadhlan Dany Syihabudin
    Belum ada peringkat
  • Geologi Regional
    Geologi Regional
    Dokumen10 halaman
    Geologi Regional
    Fadhlan Dany Syihabudin
    Belum ada peringkat
  • Hidrogeologi 10 Maret 2014
    Hidrogeologi 10 Maret 2014
    Dokumen26 halaman
    Hidrogeologi 10 Maret 2014
    Fadhlan Dany Syihabudin
    Belum ada peringkat
  • Hidrogeologi 10 Maret 2014
    Hidrogeologi 10 Maret 2014
    Dokumen26 halaman
    Hidrogeologi 10 Maret 2014
    Fadhlan Dany Syihabudin
    Belum ada peringkat
  • Geolistrik
    Geolistrik
    Dokumen9 halaman
    Geolistrik
    Djie Guerr
    Belum ada peringkat
  • Hidrogeologi 10 Maret 2014
    Hidrogeologi 10 Maret 2014
    Dokumen26 halaman
    Hidrogeologi 10 Maret 2014
    Fadhlan Dany Syihabudin
    Belum ada peringkat
  • Cover Inderaja
    Cover Inderaja
    Dokumen9 halaman
    Cover Inderaja
    Fadhlan Dany Syihabudin
    Belum ada peringkat
  • Kelompok Ti Geologi B
    Kelompok Ti Geologi B
    Dokumen2 halaman
    Kelompok Ti Geologi B
    Fadhlan Dany Syihabudin
    Belum ada peringkat
  • Fisiografi Regional
    Fisiografi Regional
    Dokumen5 halaman
    Fisiografi Regional
    Fadhlan Dany Syihabudin
    Belum ada peringkat
  • Lampiran Lapak Kimia
    Lampiran Lapak Kimia
    Dokumen6 halaman
    Lampiran Lapak Kimia
    Fadhlan Dany Syihabudin
    Belum ada peringkat