Anda di halaman 1dari 3

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.

1 Hasil Percobaan [CH3COOH] (N) 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0,1 Berat zat yang diadsorpsi Konsentrasi Asam Asetat (N) 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0,1 4.2 Pembahasan Praktikum yang kami lakukan kali ini adalah penentuan entalpi adsorspsi. Adsorpsi ialah pengumpulan zat terlarut di permukaan media padatan atau cairan. Tujuan dari percobaan ini adalah membandingkan nilai adsorben tanpa campuran karbon aktif dan adsorben dengan campuran karbon aktif. Langkah pertama adalah membuat asam asetat sebanyak 50 ml dari konsentrasi 1 N menjadi 1 N, 0,8 N, 0,6 N, 0,4 N, 0,2 N dan 0,1 N dengan cara pengenceran. Langkah selanjutnya adalah mengambil 3 ml larutan asam asetat tersebut untuk dititrasi dengan 0,5 N NaOH dengan menggunakan indicator pp phenolptalein. Reaksi yang terjadi adalah: CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O Indikator pp adalah indikator yang umumnya digunakan dalam titrasi asambasa. Apabila indikator pp bercampur dengan zat yang bersifat basa akan mengubah warna larutan menjadi pink, sedangkan apabila indikator PP dicampur dengan zat bersifat asam tidak akan menyebabkan perubahan warna dalam proses titrasi, indikator pp dapat menunjukkan apakah larutan bersifat asam atau basa. Adapun tryek pH dari indikator pp antara 8,3 hingga 10,0 (dari tak berwarna - merah muda) dan antara 9 hingga 10 warna larutan berubah menjadi merah lembayung.Pada percobaan ini jumlah NaOH yang diperlukan dalam proses titrasi berbeda beda, tergantung dengan konsentrasi larutannya, semakin kecil konsentrasinya, semakin sedikit jumlah NaOH yang dibutuhkan. Karena, semakin besar kosentrasi asam asetat maka semakin asam atau pekat larutan tersebut sehingga apabila dititrasi dengan NaOH yang merupakan basa membutuhkan lebih banyak NaOH. Percobaan yang kedua adalah mentitrasi larutan asam asetat yang berbeda konsentrasinya (sama seperti percobaan pertama) yang dicampurkan karbon aktif atau Berat zat yang diadsorpsi(gram) 0,015 0,012 0,006 0,027 0,009 0,021 V titrasi (ml) 6,4 5,2 3,8 3,3 1,4 1,3 V adsorpsi (ml) 5,9 4,8 3,6 2,4 1,1 0,6

adsorben sebanyak 1 gram. Setelah penambahan, kocok dan ditutup dengan kertas saring selama 30 menit. Kemudian disaring dan diambil filtratnya yang berbeda konsentrasinya sebanyak 3 ml dan masing masing diberi 2 tetes indikator Phenolptalein (pp) untuk selanjutnya dititrasi dengan larutan standar 0,5 N larutan NaOH. Larutan dengan konsentrasi 1 N membutuhkan jumlah NaOH yang lebih banyak dibandingkan dengan konsentrasi dibawahnya, namun lebih sedikit daripada perlakuan yang no 2(yang tidak menggunakan karbon aktif). Proses ini sebagai membuktikan bahwa suatu zat dapat menyerap zat lain , sehingga dapat dikatakan bahwa karbon aktif yang bertindak sebagai adsorben sedangkan adsorbatnya adalah larutan asam asetat. Semakin luas permukaan adsorben maka smakin banyak adsorbat yang diserap sehingga proses adsorpsi dapat semakin besar.Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin besar luas permukaan, daya adsorpsinya semakin besar. Jika dilihat dari grafiknya maka berat adsorben berbanding terbalik dengan berat zat yang diadsorpsi,semakin besar berat adsorbennya maka zat yang diadsorpsi semakin sedikit,sedangkan jika berat adsorbennya kecil maka zat yang diadsorpsi semakin banyak..Hal ini disebabkan karena konsentrasi asam asetat saat diadsorpsi oleh karbon aktif itu paling besar yaitu 1 N dan menghasilkan berat karbon atau berat adsorbennya lebih besar sehingga zat yang diadsorpsinya pun juga paling besar.

Log 0.8 N = log 0,8= -0,096 1. Untuk konsentrasi 0,6 N Log x/m = log 0,006 = -2,221

Log 0,6N= log 0,6= -0,221 2. Untuk konsentrasi 0,4 N Log x/m = log 0,027 = -1,568 Log 0,4N= log 0,4 = -0,397 3. Untuk konsentrasi 0,2 N Log x/m = log 0,009 = -2,045 Log 0,1 N = log 0,1= -0,698 4. Untuk konsentrasi 0,1 N Log x/m = log 0,021 = -1,677 Log 0,1 N = log 0,1= -1 Grafik log x/m dengan log konsentrasi Konsentrasi Asam Asetat (N) 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0,1

Log x/m -1,823 -1,920 -2,221 -1,568 -2,045 -1,677

Log kosentrasi 0 -0,096 -0,221 -0,397 -0,698 -1

Anda mungkin juga menyukai