Anda di halaman 1dari 7

62 Edisi 102/Tahun X/Juli 2009 EBERHASILAN program pembangunan nasional terutama dalam bidang kesehatan, pendidikan dan keluarga

berencana, berpengaruh signifikan terhadap pertambahan jumlah penduduk lansia, terutama penduduk lansia yang potensial yang masih mampu melakukan aktivitas atau kegiatan yang dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi sesama dan masyarakat secara luas. Penduduk lansia potensial ini biasanya berpendidikan tinggi dan memiliki keahlian di bidang tertentu, dan terus mengabdikan diri dan menyumbangkan kemampuannya untuk kemajuan masyarakat. Bila kita memperhatikan perkembangan jumlah penduduk lansia Indonesia, mereka yang berumur diatas 65 tahun, saat ini K Dr Mulyono D Prawiro *) FORUM KITA jumlahnya telah mencapai sekitar 12 juta atau lebih, naik 4 kali lipat dibandingkan dengan keadaan tahun 1970-an yang hanya berkisar pada angka 3 jutaan. Kalau mereka yang dianggap lansia itu berumur di atas 60 tahun, maka jumlah lansia Indonesia telah mencapai

20 juta atau lebih, suatu perkembangan kependudukan yang luar biasa besarnya. Dengan jumlah lansia yang meledak tersebut, banyak yang tidak menyadari, bahwa para lansia itu masih sehat dan sangat aktif dalam berbagai kegiatan untuk menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk nusa dan bangsanya. Dengan banyaknya para lansia di Indonesia, tentunya banyak juga masalah yang dihadapi oleh bangsa ini, antara lain kurangnya kesadaran terhadap adanya ledakan lansia yang luar biasa ini, komitmen Pertumbuhan Lansia Sangat Cepat Memperingati Hari Lanjut Usia Nasional 2009, panitia pusat menyelenggarakan rangkaian kegiatan yang luar biasa, ada dalam bentuk seminar, diskusi dan masih banyak lagi kegiatan yang dilakukan. Kegiatan tersebut bukan saja diikuti oleh para lansia, tetapi kaum remaja pun tidak ketinggalan turut meramaikan suasana peringatan Hari Lansia tahun ini. Penduduk lansia potensial biasanya berpendidikan tinggi dan memiliki keahlian serta tidak putus-putusnya untuk tetap mengabdikan diri dan mengamalkan kemampuannya tersebut. [FOTO: DOK GEMARI]Edisi 102/Tahun X/Juli 2009 63

pemerintah terhadap lansia ini dirasa sangat rendah, sehingga perhatian pemerintah masih belum sepenuhnya. Bagi lansia sendiri, sebagian tidak cukup mempersiapkan diri dengan baik, dan tidak sedikit yang kurang memahami bahwa suatu saat nanti mereka akan menjadi lansia. Dalam rangkaian kegiatan yang diselenggarakan panitia pusat dan BKKBN, salah satunya menghadirkan Prof Dr Haryono Suyono, sebagai tokoh nasional lansia yang sangat berpengaruh di negeri ini, untuk memberikan pencerahan dalam rangka proses pemberdayaan masyarakat melalui Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) terutama para lanjut usia pada pertemuan Bina Keluarga Lansia di Jakarta. Menurut Prof Haryono, di Indonesia ini terdapat 3 (tiga) kelompok atau golongan besar lansia. Pertama, kelompok lansia yang masih sehat, cerdas, mampu dan siap membangun dirinya, keluarga dan bangsanya. Kelompok ini biasanya lansia potensial yang masih mampu melakukan aktivitas pekerjaan atau kegiatan yang dapat menghasilkan sesuatu manfaat bagi sesama dan masyarakat secara luas. Penduduk lansia potensial ini biasanya pendidikan tinggi dan memiliki keahlian dan

tidak putus-putusnya untuk tetap mengabdikan diri dan mengamalkan kemampuannya tersebut. Mereka-mereka ini sebagian besar adalah para pensiunan pejabat negara, dan memiliki jaringan yang luas, dan masih aktif dalam organisasi-organisasi sosial kemasyarakat, dan biasanya mereka ini ikut mendirikan dan bahkan membina organisasiorganisasi tersebut, sehingga keberadaannya masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk tetap memberikan sumbangan dan pemikiranya untuk perbaikan bangsa ini ke depan. Kelompok ini bila diberi kesempatan dan dihargai keberadaanya, maka mereka akan memberikan sumbangan yang luar biasa kepada masyarakat dan lingkungannya. Kedua, kelompok lansia yang kurang cerdas dan kurang mampu dan belum siap membangun. Tidak sedikit dari mereka yang telah berhenti dari karir resminya yang formal, kemudian tidak lagi melakukan aktivitas pembangunan kemasyarakatan karena merasa kurang mampu atau kurang sesuai dengan keahliannya. Biasanya kelompok ini masih memerlukan adanya dorongan dan motivasi dari pihak lain, dan baru bertindak bila ada yang menggerakan, kelompok ini tidak cukup

mampu untuk membentuk kelompok mandiri, sehingga diperlukan adanya proses pelatihan yang lebih intensif, sehingga dapat mengembangan karier keduanya dengan baik. Bisa saja mereka ini diikutsertakan dalam suatu kegiatan silver college atau perkumpulan pelatihan untuk keterampilan yang nantinya bisa dijadikan lapangan kerja baru dan ilmunya dapat ditularkan pula kepada anak cucu atau masyarakat sekitar. Ketiga, kelompok lansia yang kurang sehat dan sering sakit-sakitan dan biasanya kelompok ini tidak berdaya dan memang perlu mendapat perhatian khusus, sehingga mereka ini memiliki ketergantungan yang sangat tinggi, baik oleh keluarga, lingkungan maupun masyarakat sekitarnya. Lansia kelompok ini sangat tepat bila mendapat kesempatan

untuk menerima bantuan langsung tunai dari pemerintah. Mereka ini memang kelompok lansia yang tidak mampu dan sulit untuk diberdayakan, karena secara fisik mereka relatif lemah dan tidak memiliki ketrampilan yang bisa diandalkan. Bagi mereka yang saat ini masih relatif muda dan mempunyai kemampuan dan tenaga yang kuat dan pikiran yang segar dan cerdas, akan lebih baik bila mereka ini menghormati dan menghargai yang tua dan terus memohon petunjuk dan doa restu, maka yang muda ini akan menjalankan pembangunan dengan mendapat dorongan dan motivasi yang luar biasa sehingga menghasilkan pembangunan yang berkelanjutan. Tidak ada salahnya, generasi muda yang tetap hormat dan menjujung tinggi leluhur, demikian juga para sesepuh dapat memberikan doa, semangat dan dorongan kepada yang muda untuk terus melanjutkan perjuangan yang belum selesai. Dengan demikian akan tercipta suatu keadaan yang harmonis yang muda menghormati yang tua dan yang tua memberikan restu dan dorongan kepada yang muda, maka pada akhirnya akan tercipta suatu kedamaian, ketentraman dan kesejahteraan. Indonesia akan dianggap negara

yang bermartabat, maju dan akan dihargai oleh bangsa-bangsa lain di dunia, semoga. *) Penulis adalah Alumni Program Doktor Universitas Satyagama Jakarta Penduduk lansia potensial biasanya berpendidikan tinggi dan memiliki keahlian serta tidak putusputusnya mengabdikan diri dan mengamalkan kemampuannya.

Anda mungkin juga menyukai