Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS EFISIENSI RANTAI PASOKAN KOMODITAS BAWANG MERAH (Studi Kasus Di Kotamadya Bogor)

Oleh NOVIANTI PRIHATININGSIH F34102091

2007 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Novianti Prihatiningsih. F34102091. Analisis Efisiensi Rantai Pasokan Komoditas Bawang Merah (Studi Kasus Di Kota Bogor). Di bawah Bimbingan : Sukardi. 2007 RINGKASAN Bawang merah merupakan salah satu dari sebelas komoditas unggulan yang diprioritaskan dalam rencana pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian periode 2005-2009. Rencana pengembangan agribisnis bawang merah salah satunya ditekankan pada penanganan pasca panen dan pengolahan bawang merah untuk meningkatkan nilai tambah. Pendirian industri berbasis komoditas bawang merah memiliki prospek yang cukup tinggi mengingat komoditas sayuran ini termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubtitusi dan bersifat mudah rusak. Pemenuhan kebutuhan bawang merah di Kota Bogor tidak dapat dipenuhi secara mandiri sehingga memerlukan pasokan dari daerah lain. Pertimbangan yang cermat dari segi keefisienan pasokan diperlukan untuk mengembangkan industri berbasis bawang merah di Kota Bogor. Analisis efisiensi rantai pasokan komoditas bawang merah di Kota Bogor diharapkan dapat memberikan gambaran ketersediaan pasokan bawang merah sebagai pertimbangan pengelolaan supply chain bagi industri pengolahan bawang merah dan dapat dijadikan pertimbangan bagi pihak pengelola pasar untuk mengadakan sistem pemasokan yang lebih efisien. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis pengelolaan rantai pasokan (Supply Chain) komoditas bawang merah yang beredar di Kota Bogor dan (2) menganalisis efisiensi rantai pasokan komoditas bawang merah di Kota Bogor. Anggota primer rantai pasokan bawang merah di Kota Bogor terdiri dari pengirim, pedagang besar, pedagang pengecer dan konsumen termasuk industri, sedangkan anggota sekundernya terdiri dari lembaga pengangkutan yang bergerak di bidang jasa transportasi, produsen kemasan, buruh angkut, dan penyedia mesin pengiris bawang. Pasokan bawang merah di Kota Bogor berasal dari beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang sangat tergantung pada musim. Daerah yang secara rutin memasok bawang merah adalah Brebes. Pasokan bawang merah diperoleh melalui dua cara, yaitu dikirim langsung oleh pengirim ke pedagang besar Kota Bogor dan dibeli langsung oleh pedagang besar Kota Bogor dari grosir di Pasar Induk Cibitung, Bekasi. Pedagang besar menjual bawang merah kepada para pedagang pengecer yang kemudian disalurkan kepada konsumen. Terdapat 16 saluran pemasaran bawang merah di Kota Bogor. Saluran pemasaran ke-1 adalah saluran yang paling efisien diantara saluran lainnya. Hal ini terjadi karena saluran pemasaran pertama memiliki marjin pemasaran yang paling rendah dibandingkan saluran pemasaran lainnya yaitu sebesar Rp 1.800,00. Saluran pemasaran 1 terdiri dari pengirim, pedagang besar di Pasar Induk Kemang dan pedagang pengecer di Pasar Baru Bogor. Model transshipment menghasilkan alokasi bawang merah yang meminimalkan biaya pasokan bawang merah ke pasar-pasar di Kota Bogor. Biaya pasokan minimal diperoleh jika pedagang besar Pasar Induk Kemang mendapat

pasokan bawang merah dari pengirim (687,5 ton), pedagang besar Pasar Baru Bogor mendapat pasokan bawang merah dari grosir Pasar Induk Cibitung (137,5 ton), pengecer Pasar Baru Bogor mendapat pasokan bawang merah dari pedagang besar Pasar Baru Bogor (104 ton). Pasar Sukasari dan Pasar Gunung Batu memperoleh pasokan bawang merah dari pedagang besar Pasar Induk Kemang dengan jumlah secara berurutan sebesar 6 ton dan 4,5 ton. Pemasokan bawang merah dengan alokasi tersebut akan lebih efisien karena akan mengurangi biaya pasokan sebesar Rp 22.357.000,00 per bulan.

Novianti Prihatiningsih. F34102091. An Analysis of Supply Chain Efficiency of Shallot Commodity (Case Study in Bogor Regency, Indonesia). Supervised by Sukardi. 2007

SUMMARY Shallot is one of the eleven main comodities that is priorited in agriculture crops processing and marketing development plan for 2005 2009 period. One focus of shallot agroindustry development plan is on shallot post harvest handling and processing to increase its added value. The development of shallot based industry has high prospect considering this vegetable commodity is included in group of insubstitute and perishable spices. Demand of shallot in Bogor is fulfilled from several regions. An accurate consideration of supply chain efficiency is needed to develop shallot based industries in Bogor. The efficiency analysis to supply chains of shallot commodity in Bogor can give some informations necessary for shallot industries. This research is expected to help the markets managers to implement more efficient supply chain. This research is intended to : (1) analyze the management of supply chain of shallot in Bogor and (2) analyze the efficiency of shallot supply chain of shallot in Bogor. The primary members of supply chain in Bogor are : supplier, wholesalers, retailers, and consumers including industries. The secondary members are : transportation service companies, the packaging producers, labours and the shallot slicer machine suppliers. Supply of shallot in Bogor comes from Central Java and East Java thats depend on the climate. Brebes supplies shallots to Bogor regularly. Shallot are supplied to traditional markets in Bogor in two ways, which are : direct delivery by suppliers to wholesalers in Bogor and directly bought by wholesaler in Bogor from grocers at Pasar Induk Cibitung, Bekasi. The wholesalers sell the shallot to retailers who then distribute the shallots to consumers. Supply chain efficiency can be measured by the marketing efficiency approach. Specificly, marketing efficiency value could be gain by marketing margin calculation. There are 16 shallot supply channel in Bogor. Marketing channel No. 1 is the most efficient channel among the other channels, because its have marketing marjin is lowest to be compared to other marketing channel that is equal to Rp 1.800,00. This supply channel consist of supplier, wholesaler at Pasar Induk Kemang, and retailer from Pasar Baru Bogor. Transshipment model result is shallot allocation that minimize the shallot supply cost to traditional markets in Bogor. The calculation results that minimum cost can be obtained if the wholesalers in Pasar Induk Kemang receive delivery from supplier as much as 687,5 tons, wholesalers in Pasar baru Bogor buy shallot from grocers at Pasar Induk Cibitung as much as 137,5 tons per month, retailers in Pasar Baru Bogor buy shallot directly from wholesalers at Pasar Baru Bogor, and the retailer Pasar Sukasari and Pasar Gunung Batu buy shallot from Pasar Induk Kemang. With such allocation, the current cost can be reduced by Rp 22.357.000,00 per month.

ANALISIS EFISIENSI RANTAI PASOKAN KOMODITAS BAWANG MERAH (Studi Kasus Di Kotamadya Bogor)

SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh NOVIANTI PRIHATININGSIH F34102091

2007 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

ANALISIS EFISIENSI RANTAI PASOKAN KOMODITAS BAWANG MERAH (Studi Kasus Di Kotamadya Bogor)

SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh : Novianti Prihatiningsih F34102091 Dilahirkan pada tanggal 22 November 1983 Di Bogor

Tanggal lulus : Disetujui, Bogor, 18 April 2007

Dr. Ir. Sukardi, MM Dosen Pembimbing

SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul Analisis Efisiensi Rantai Pasokan Komoditas Bawang Merah (Studi Kasus Di Kotamadya Bogor) adalah hasil karya asli saya sendiri, dengan arahan dosen pembimbing akademik, kecuali yang dengan jelas ditujukan rujukannya.

Bogor, April 2007 Yang Membuat Pernyataan,

Novianti Prihatiningsih F34102091

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 22 November 1983 dari pasangan M. Sarwanto dan Ngatidjah. Penulis adalah anak terakhir dari empat bersaudara. Pada tahun 1989 penulis masuk Taman Kanak-Kanak Perisna dan lulus pada tahun 1990, kemudian melanjutkan ke SD Negeri Telukpinang 1 Ciawi dan lulus pada tahun 1996. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan ke SLTP Negeri 2 Ciawi dan lulus tahun 1999. Tahun 1999 penulis melanjutkan pendidikan ke SMU Negeri 3 Bogor dan lulus tahun 2002. Tahun 2002 penulis diterima di Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis melaksanakan Praktek Lapangan di PT Indolakto, Sukabumi pada tahun 2005. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana, penulis menyusun skripsi yang berjudul Analisis Efisiensi Rantai Pasokan Komoditas Bawang Merah (Studi Kasus Di Kotamadya Bogor).

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena hanya dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul Analisis Efisiensi Rantai Pasokan Komoditas Bawang Merah (Studi Kasus Di Kotamadya Bogor). Skripsi ini adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada Departemen Teknologi Industri Pertanian. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis telah mendapatkan banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1. Dr. Ir. Sukardi, MM selaku dosen pembimbing akademik atas bimbingan dan arahan yang telah diberikan selama penulis menjadi mahasiswa S1 serta dalam penelitian. 2. Dr. Ir. Yandra Arkeman M. Eng dan Ir. Indah Yuliasih, MSi atas kesediaannya menjadi penguji serta atas arahan dan bimbingannya. 3. Pihak Kantor Kesbang-Linmas dan Dinas Perindagkop Kotamadya Bogor, para staf Unit Pengelola Teknis Dinas Pasar Baru Bogor, Pasar Warung Jambu, Pasar Kebon Kembang, Pasar Merdeka, Pasar Sukasari, Pasar Gunung Batu, Pasar Padasuka, Pasar Induk Kemang, serta para pedagang bawang merah atas kesediannya untuk membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian. 4. Kedua orangtua, kakak-kakak, keponakan-keponakan serta keluarga besar atas doa, dorongan dan semangat yang diberikan kepada penulis selama menempuh kuliah dan menyelesaikan penelitian. 5. Sahabat-sahabat penulis (Hani, Diny, Fery, Tantri, Okie, Dodot) atas doa, dukungan dan kebersamaanya. 6. Teman-teman sebimbingan (Euis, Asep, Mbak Wati dan Mas Rio) atas bantuan dan kebersamaannya. 7. Seluruh mahasiswa TIN 39 dan semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungannya selama penulis menyelesaikan kuliah dan penulisan skripsi yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua bantuan dan dorongan yang telah diberikan. Penulis sangat menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna sehingga penulis sangat terbuka terhadap saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Bogor, April 2007 Penulis

ii

Anda mungkin juga menyukai