KULIAH 1 : Peserta setelah mengikuti pelajaran, akan memahami konsep dasar paleontologi, hubungannya dengan ilmu terkait, sejarah, kegunaan utama dan sasaran kuliah paleontologi.
KULIAH 2 : Peserta setelah mengikuti pelajaran, akan memahami pengertian fosil, syarat dan proses pemfosilan.
Paleontologi berasal dari bahasa latin Paleos = tua, dulu onta = hidup, penghidupan logos = ilmu
Dalam pengertian sempit, paleontologi berarti ilmu yang mempelajari kehidupan di masa lampau. Dalam artian lebih luas, kehidupan masa lampau bisa dipelajari dari berbagai sisa-sisa tanda atau bagian dari kehidupan yang masih tertinggal & terkumpul dalam lapisan tanah & biasanya telah membatu.
Paleontology is the study of life in the past geologic time, based on fossil plant and animals and including phylogeny. Their relationship to existing plant, animal and environments and chronology of the Earth hystory (Bates, 1987)
Dalam paleontologi, terdapat suatu azas yang penting, yaitu : Hukum urutan fauna (faunal succesion) oleh A.G. Soulvie, 1977 : jenis fosil yang terkandung dalam setiap batuan akan berbeda, sesuai umurnya.
Contoh hubungan antara paleontologi dengan berbagai ilmu dalam bidang geologi :
Paleontologi
Sedimentologi
Petrologi
Stratigrafi
Struktur Geologi
Dll.
Geologi Marin
Geologi Eksplorasi
Lingkungan
William Smith (1769-1839) dari kandungan fosil dapat diketahui dimana & dari lapisan mana fosil itu berasal. Setiap lapisan mempunyai umur tertentu mengandung fosil tertentu.
Cuvier (1769-1832) : teori malapetaka. Banjir menyebabkan kehidupan musnah, dan selanjutnya terjadi kehidupan yang baru. Lamarck (1744-1829) : sejarah pertumbuhan kehidupan terjadi dari hewan yang mati & punah terlebih dahulu, dimana bentuk & rupa dapat berubah disebabkan adaptasi terhadap sekelilingnya (teori evolusi untuk pertamakalinya) Charles Darwin (1809-1882)
Dengan mempelajari sisa, tanda atau bagian kehidupan yang tertinggal dan terkumpul dalam lapisan batuan dari suatu tempat ke tempat lain di seluruh dunia, kita dapat mengerti peristiwa yang terjadi di bumi ini atau sejarah kehidupan. The evidence of previous living organism (fossils) can then be used to study changes in life froms through time. This includes their evolution, ecology, functial morphology, growth and form, as well as teir geographic distribution. Fossils provide us with our best link to the history of life. (Geosciences 308, 2000)
Selain untuk mengungkap geologi sejarah, sasaran mempelajari paleontologi adalah juga untuk :
a. Penentuan umur geologi suatu tubuh batuan permukaan (surface) maupun suatu penampang bawah permukaan (sub-surface) b. Korelasi mengkorelasikan suatu penampang yang khas dari suatu daerah dengan daerah lain (baik untuk korelasi permukaan maupun bawah permukaan (suatu sumur / well dengan sumur lain). c. Memberikan data paleontologi yang penting dalam penyusunan suatu penampang standar suatu daerah d. Memberikan data-data stratigrafi atau marker dimana posisi stratigrafi berhubungan dengan keberadaan suatu perangkap minyak, juga dapat membantu dalam pemboran suatu daerah di suatu tempat yang belum dibuktikan. e. Membantu dalam studi fasies & lingkungan suatu sedimen f. Membantu menentukan batas-batas suatu transgresi & regresi, juga membantu menentukan penebalan/penipisan suatu lapisan batuan g. Memberikan cara pemecahan problem geologi struktur, misalnya dalam menentukan ada tidaknya sesar sungkup atau lipatan rebah, atau posisi sesar h. Membantu dalam interpretasi aktivitas tektonik suatu cekungan sedimentasi (baik dalam pembentukan cekungan maupun pengisian cekungan)
= menggali
Fosil = sisa, tanda atau bagian dari suatu kehidupan yang tertinggal & terkumpul dalam lapisan tanah.
Fosil = Sisa, jejak atau kesan apapun dari tumbuhan dan binatang yang terawetkan (Purbo-Hadiwidjoyo, 1994)
Tidak semua bukti alam yang ada sejak dahulu dapat ditemukan karena sebagian besar sudah hancur akibat peristiwa-peristiwa alam. Sebaliknya, Fosil tidak hanya mencakup fauna & flora yang sudah musnah atau punah saja. Spesies tertentu dari Rodentia yang ditemukan sebagai fosil di Eropa, ternyata juga ditemukan dalam keadaan masih hidup.
Syarat pemfosilan :
1. Organisma yang telah mati segera ditutup oleh sedimen, sehingga O2 tidak dapat masuk. 2. Organisma jatuh pada kondisi yang tidak memungkinkan terjadinya bakteri pembusuk 3. Memiliki cangkang/ kerangka yang kuat
Dari waktu ke waktu, sedimen akan mengisi pori sehingga menggeraskan cangkangnya Setelah berjuta-juta tahun, peristiwa geologi (pengangkatan) dapat membawa fosil ke permukaan
Jika organisma telah memenuhi syarat pemfosilan, maka dalam perjalanannya, berubah menjadi fosil diperlukan suatu proses
2) Destilation Organisma yang mati cepat tertutup oleh lapisan tanah. Karena panas di dalam bumi, maka air & gas dalam tubuh organisma tersebut menguap & meninggalkan zat organiknya. Sebagai hasil dari proses ini adalah gambaran atau tapak bagian fosil yang terlihat jelas dalam batuan. Contoh : graptolit, fosil batang & dahan tanaman.
3) Compression Proses ini terjadi setelah organisma mati tertutup tanah, air & gas dalam organisma akan keluar akibat beban yang menutupinya. Sebagai akibat proses ini, zat karbon dari organisma akan tertinggal & lama kelamaan dapat berubah menjadi batubara, lignit & berbagai macam bahan bakar alam lainnya.
4) Impression Tanda fosil yang terdapat dalam lapisan tanah, sedangkan fosilnya telah lenyap/hilang. Impresi dikelompokkan menjadi 3, yaitu : 1. Tapak (external mold) Impresi bagian luar yang ditinggalkan oleh organisma dalam batuan 2. Tuangan (internal mold) Rongga yang ditinggalkan diisi mineral atau zat lain 3. Cetakan (cast) Rongga antara tapak dan tuangan terisi oleh suatu zat lain dari luar
Fosil dibedakan menjadi dua jenis, yaitu : 1) Skeletal atau kerangka 2) Non skeletal : jejak kehidupan dll Berdasarkan ukurannya fosil dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : 1) Makrofosil : fosil besar dipelajari tanpa harus menggunakan bantuan mikroskop 2) Mikrofosil : fosil kecil dipelajari harus menggunakan bantuan mikroskop Dewasa ini dapat dipelajari nannofosil atau fosil yang sangat kecil. Karena ukurannya ini maka dalam mempelajarinya harus menggunakan mikroskop khusus (dengan pembesaran lebih dari 1000 x)
JENIS-JENIS FOSIL :
Fosil kayu
Mammoth terawetkan dalam es
Duri Brachiopoda yang tertutupi oleh hasil pelarutan batugamping dengan asam
Berapa usia batuan yang paling tua? Bagaimanakah iklim di bumi 300 juta tahun lalu? Kapan kehidupan air merambah daratan? Kapan kehidupan dinosaurus, burung-burung dan bungabungaan muncul di muka bumi?
Ketika tidak ada dokumentasi tertulis untuk menjawab serangkaian pertanyaan di atas, para ahli geologi menggunakan metode untuk menjawabnya.
Metode : (1) Penanggalan relatif Umur Relatif (2) Penanggalan absolut Umur Absolut atau Umur Mutlak
(1) PENANGGALAN RELATIF : Didasarkan pada pengamatan atas berbagai lapisan batuan (stratigrafi) untuk menentukan urutan kronologis periodeperiode waktu. Dari waktu ke waktu, sedimen yang tua tertimbun sedimen yang lebih muda, demikian seterusnya membentuk akumulasi (stratastrata). Ciri tertentu dari beberapa strata menjadi karakteristik suatu periode. Ketika aktifitas geologi merubah urutan posisi vertikal strata yang ada, digunakan prinsip identitas paleontologi, yaitu bila lapisan yang mengandung fosil yang sama, berasal dari periode yang sama pula
(2) PENANGGALAN MUTLAK : Penanggalan mutlak = radiometri Didasarkan pada prinsip peluruhan radioaktif tertentu untuk menentukan umur fosil. Penanggalan karbon 14 (C-14) merupakan yang terbaik sebab karbon adalah unsur yang ditemukan di setiap organisme hidup. Organisme mengandung C-14 yang bersifat radioaktif dan C-12 yang stabil. C-14 meluruh dengan laju konstan ketika organisme mati. Selang waktu sejak matinya organisme sampai sekarang dapat diukur dengan membandingkan jumlah C-14 yang tersisa terhadap C-12.
Para ilmuwan sudah mengetahui bahwa perlu 5.730 tahun agar 50% bagian C-14 meluruh. Ini yang disebut waktu paruh. Selama ini juga waktu yang diperlukan untuk meluruhkan separuh bagian C-14 yang tersisa. Demikian seterusnya.
Sebagai contoh : Organisme yang telah mati selama 22.920 tahun lalu, kandungan C-14 yang tersisa adalah 1/16 jumlah mula-mula.
Untuk penanggalan fosil yang lebih tua dari 50.000 tahun digunakan unsur-unsur lain seperti uranium dan rubidium.
Seperti halnya sejarahwan telah membagi sejarah manusia dalam beberapa periode yang berbeda, ahli geologi telah membagi evolusi bumi ke dalam beberapa periode bersesuaian dengan perubahan besar yang terjadi. Dari sini waktu sejak planet terbentuk dibagi-bagi lagi menjadi sejumlah interval yang disubut Satuan Kronologi
Satuan terbesarnya adalah (Eonotem) (Eon), dibagi atas beberapa Eratem (Era) , yang dibagi lagi menjadi sejumlah periode Sistem dan Epoch. Tiap satuan kronologi terdapat satuan geokronologi bandingannya, yaitu Eon dengan Kurun Era dengan Masa Sistem dengan Zaman Epoch (Seri) dengan Kala Jenjang dengan Umur