Anda di halaman 1dari 26

Antibiotik Mekanisme Cara Kerja dan Klasifikasinya

Kemampuan suatu terapi antimikrobial sangat bergantung kepada obat, pejamu, dan agen penginfeksi.[1] Namun dalam keadaan klinik hal ini sangat sulit untuk diprediksi mengingat kompleksnya interaksi yang terjadi di antara ketiganya. [2] Namun pemilihan obat yang sesuai dengan dosis yang sepadan sangat berperan dalam menentukan keberhasilan terapi dan menghindari timbulnya resistansi agen penginfeksi.[3] Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri.[4] Literatur lain mendefinisikan antibiotik sebagai substansi yang bahkan di dalam konsentrasi rendah dapat menghambat pertumbuhan dan reproduksi bakteri dan fungi.[5] Berdasarkan sifatnya (daya hancurnya) antibiotik dibagi menjadi dua: 1. Antibiotik yang bersifat bakterisidal, yaitu antibiotik yang bersifat destruktif terhadap bakteri. 2. Antibiotik yang bersifat bakteriostatik, yaitu antibiotik yang bekerja menghambat pertumbuhan atau multiplikasi bakteri. Cara yang ditempuh oleh antibiotik dalam menekan bakteri dapat bermacam-macam, namun dengan tujuan yang sama yaitu untuk menghambat perkembangan bakteri. Oleh karena itu mekanisme kerja antibiotik dalam menghambat proses biokimia di dalam organisme dapat dijadikan dasar untuk mengklasifikasikan antibiotik sebagai berikut:[6]
1. Antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel bakteri. Yang termasuk ke

dalam

golongan

ini

adalah

Beta-laktam,

Penicillin,

Polypeptida,

Cephalosporin, Ampicillin, Oxasilin.


a) Beta-laktam

menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara

berikatan pada enzim DD-transpeptidase yang memperantarai dinding

peptidoglikan bakteri, sehingga dengan demikian akan melemahkan dinding sel bakteri Hal ini mengakibatkan sitolisis karena ketidakseimbangan tekanan osmotis, serta pengaktifan hidrolase dan autolysins yang mencerna dinding peptidoglikan yang sudah terbentuk sebelumnya. Namun Beta-laktam (dan Penicillin) hanya efektif terhadap bakteri gram positif, sebab keberadaan membran terluar (outer membran) yang terdapat pada bakteri gram negatif membuatnya tak mampu menembus dinding peptidoglikan.[7]
b) Penicillin meliputi natural Penicillin, Penicillin G dan Penicillin V,

merupakan antibiotik bakterisidal yang menghambat sintesis dinding sel dan digunakan untuk penyakit-penyakit seperti sifilis, listeria, atau alergi bakteri gram positif/Staphilococcus/Streptococcus. Namun karena Penicillin merupakan jenis antibiotik pertama sehingga paling lama digunakan telah membawa dampak resistansi bakteri terhadap antibiotik ini. Namun demikian Penicillin tetap digunakan selain karena harganya yang murah juga produksinya yang mudah.
c) Polypeptida meliputi Bacitracin, Polymixin B dan Vancomycin.

Ketiganya bersifat bakterisidal. Bacitracin dan Vancomycin sama-sama menghambat sintesis dinding sel. Bacitracin digunakan untuk bakteri gram positif, sedangkan Vancomycin digunakan untuk bakteri Staphilococcus dan Streptococcus. Adapun Polymixin B digunakan untuk bakteri gram negatif.
d) Cephalosporin (masih segolongan dengan Beta-laktam) memiliki

mekanisme kerja yang hampir sama yaitu dengan menghambat sintesis peptidoglikan dinding sel bakteri. Normalnya sintesis dinding sel ini diperantarai oleh PBP (Penicillin Binding Protein) yang akan berikatan dengan D-alanin-D-alanin, terutama untuk membentuk jembatan peptidoglikan. Namun keberadaan antibiotik akan membuat PBP berikatan dengannya sehingga sintesis dinding peptidoglikan menjadi terhambat.[8]

e) Ampicillin memiliki mekanisme yang sama dalam penghancuran

dinding peptidoglikan, hanya saja Ampicillin mampu berpenetrasi kepada bakteri gram positif dan gram negatif. Hal ini disebabkan keberadaan gugus amino pada Ampicillin, sehingga membuatnya mampu menembus membran terluar (outer membran) pada bakteri gram negatif.[9] f) Penicillin jenis lain, seperti Methicillin dan Oxacillin, merupakan antibiotik bakterisidal yang digunakan untuk menghambat sintesis dinding sel bakteri. Penggunaan Methicillin dan Oxacillin biasanya untuk bakteri gram positif yang telah membentuk kekebalan (resistansi) terhadap antibiotik dari golongan Beta-laktam. g) Antibiotik jenis inhibitor sintesis dinding sel lain memiliki spektrum sasaran yang lebih luas, yaitu Carbapenems, Imipenem, Meropenem. Ketiganya bersifat bakterisidal.
2. Antibiotik yang menghambat transkripsi dan replikasi. Yang termasuk ke

dalam golongan ini adalah Quinolone, Rifampicin, Actinomycin D, Nalidixic acid, Lincosamides, Metronidazole.
a) Quinolone merupakan antibiotik bakterisidal yang menghambat

pertumbuhan bakteri dengan cara masuk melalui porins dan menyerang DNA girase dan topoisomerase sehingga dengan demikian akan menghambat replikasi dan transkripsi DNA.[10] Quinolone lazim digunakan untuk infeksi traktus urinarius.
b) Rifampicin (Rifampin) merupakan antibiotik bakterisidal yang

bekerja dengan cara berikatan dengan -subunit dari RNA polymerase sehingga menghambat transkripsi RNA dan pada akhirnya sintesis protein.[11] Rifampicin umumnya menyerang bakteri spesies Mycobacterum. c) Nalidixic acid merupakan antibiotik bakterisidal yang memiliki mekanisme kerja yang sama dengan Quinolone, namun Nalidixic acid banyak digunakan untuk penyakit demam tipus.

d) Lincosamides merupakan antibiotik yang berikatan pada subunit

50S dan banyak digunakan untuk bakteri gram positif, anaeroba Pseudomemranous colitis. Contoh dari golongan Lincosamides adalah Clindamycin. e) Metronidazole merupakan antibiotik bakterisidal diaktifkan oleh anaeroba dan berefek menghambat sintesis DNA.
3. Antibiotik yang menghambat sintesis protein. Yang termasuk ke dalam

golongan

ini

adalah

Macrolide,

Aminoglycoside,

Tetracycline,

Chloramphenicol, Kanamycin, Oxytetracycline.


a) Macrolide, meliputi Erythromycin dan Azithromycin, menghambat

pertumbuhan bakteri dengan cara berikatan pada subunit 50S ribosom, sehingga dengan demikian akan menghambat translokasi peptidil tRNA yang diperlukan untuk sintesis protein. Peristiwa ini bersifat bakteriostatis, namun dalam konsentrasi tinggi hal ini dapat bersifat bakteriosidal. Macrolide biasanya menumpuk pada leukosit dan akan dihantarkan ke tempat terjadinya infeksi.[12] Macrolide biasanya digunakan untuk Diphteria, Legionella mycoplasma, dan Haemophilus. b) Aminoglycoside meliputi Streptomycin, Neomycin, dan

Gentamycin, merupakan antibiotik bakterisidal yang berikatan dengan subunit 30S/50S sehingga menghambat sintesis protein. Namun antibiotik jenis ini hanya berpengaruh terhadap bakteri gram negatif.
c) Tetracycline merupakan antibiotik bakteriostatis yang berikatan

dengan subunit ribosomal 16S-30S dan mencegah pengikatan aminoasil-tRNA dari situs A pada ribosom, sehingga dengan demikian akan menghambat translasi protein.[13] Namun antibiotik jenis ini memiliki efek samping yaitu menyebabkan gigi menjadi berwarna dan dampaknya terhadap ginjal dan hati.
d) Chloramphenicol

merupakan

antibiotik

bakteriostatis

yang

menghambat sintesis protein dan biasanya digunakan pada penyakit akibat kuman Salmonella.

4. Antibiotik yang menghambat fungsi membran sel. Contohnya antara lain

Ionimycin dan Valinomycin. Ionomycin bekerja dengan meningkatkan kadar kalsium intrasel sehingga mengganggu kesetimbangan osmosis dan menyebabkan kebocoran sel.[14] 5. Antibiotik yang menghambat bersifat antimetabolit. Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah Sulfa atau Sulfonamide, Trimetophrim, Azaserine.
a) Pada bakteri, Sulfonamide bekerja dengan bertindak sebagai inhibitor

kompetitif terhadap enzim dihidropteroate sintetase (DHPS).[15] Dengan dihambatnya enzim DHPS ini menyebabkan tidak terbentuknya asam tetrahidrofolat bagi bakteri.[16] Tetrahidrofolat merupakan bentuk aktif asam folat[17], di mana fungsinya adalah untuk berbagai peran biologis di antaranya dalam produksi dan pemeliharaan sel serta sintesis DNA dan protein.[18] Biasanya Sulfonamide digunakan untuk penyakit Neiserria meningitis. b) Trimetophrim juga menghambat pembentukan DNA dan protein melalui penghambatan metabolisme, hanya mekanismenya berbeda dari Sulfonamide. Trimetophrim akan menghambat enzim dihidrofolate reduktase yang seyogyanya dibutuhkan untuk mengubah dihidrofolat (DHF) menjadi tetrahidrofolat (THF).
c) Azaserine (O-diazo-asetyl-I-serine) merupakan antibiotik yang dikenal

sebagai purin-antagonis dan analog-glutamin. Azaserin mengganggu jalannya metabolisme bakteri dengan cara berikatan dengan situs yang berhubungan sintesis glutamin, sehingga mengganggu pembentukan glutamin yang merupakan salah satu asam amino dalam protein.[19] Yang perlu diperhatikan dalam pemberian antibiotik adalah dosis serta jenis antibiotik yang diberikan haruslah tepat. Jika antibiotik diberikan dalam jenis yang kurang efektif atau dosis yang tanggung maka yang terjadi adalah bakteri tidak akan mati melainkan mengalami mutasi atau membentuk kekebalan terhadap antibiotik tersebut.

Daftar Pustaka

[1] Mueller M, De la Pena A, Derendorf H. Issues in pharmacokinetics and pharmacodynamics of anti-infective agents: kill curves versus MIC. Antimicrobial agents and chemotherapy 2004;48:369-77. [2] Craig WA. Choosing an antibiotic on the basis of pharmacodynamics. Ear NoseThroat J 1998;77:7-11. [3] Van Saene HKF, Silvestri L, De la Cal MA. In: Gullo A, editor. Infection control in the intensive care unit. 2nd ed. Milan: Springer; 2005. p. 91-155. [4] Wikipedia the free encyclopaedia. Antibiotik [Online]. 2009 April 4 [cited 2009 April 7]; Available from: URL: URL:http://id.wikipedia.org/wiki/Antibiotik [5] Koolman J, Roehm KH. Color atlas of biochemistry. 2nd ed. New York: Thieme; 2005. [6] SERVA electrophoresis. Antibiotics. [Online]. 2009 April 7 [cited 2009 April 7]; Available from: URL: http://www.serva.de/servaWeb/www_root/ar03/templates/Ar03ProductFamily.jsp? language=En&organisation=001&shopNavSeq=6 [7] Wikipedia the free encyclopaedia. Penicillin [Online]. 2009 April 1 [cited 2009 April 7]; Available from: URL: URL:http://en.wikipedia.org/wiki/Penicillin [8] Wikipedia the free encyclopaedia. Cephalosporin [Online]. 2009 March 29 [cited 2009 April 7]; Available from: URL: URL:http://en.wikipedia.org/wiki/Cephalosporin [9] Wikipedia the free encyclopaedia. Ampicillin [Online]. 2009 April 4 [cited 2009 April 7]; Available from: URL: URL:http://en.wikipedia.org/wiki/Ampicillin [10] Wikipedia the free encyclopaedia. Quinolone [Online]. 2009 March 29 [cited 2009 April 7]; Available from: URL: URL:http://en.wikipedia.org/wiki/Quinolone [11] Wikipedia the free encyclopaedia. Rifampicin [Online]. 2009 April 4 [cited 2009 April 7]; Available from: URL: URL:http://en.wikipedia.org/wiki/Rifampicin

[12] Wikipedia the free encyclopaedia. Macrolide [Online]. 2009 March 18 [cited 2009 April 7]; Available from: URL: URL:http://en.wikipedia.org/wiki/Macrolide [13] Wikipedia the free encyclopaedia. Tetracycline [Online]. 2009 April 1 [cited 2009 April 7]; Available from: URL: URL:http://en.wikipedia.org/wiki/Tetracycline [14] Wikipedia the free encyclopaedia. Ionomycin [Online]. 2009 Jan 22 [cited 2009 April 7]; Available from: URL: URL:http://en.wikipedia.org/wiki/Ionomycin [15] Wikipedia the free encyclopaedia. Sulfonamide [Online]. 2009 March 27 [cited 2009 April 7]; Available from: URL: URL:http://en.wikipedia.org/wiki/Sulfonamide [16]Wikipedia the free encyclopaedia. Dihydropteroate synthetase [Online]. 2008 June 30 [cited 2009 April 7]; Available from: URL: URL:http://en.wikipedia.org/wiki/Dihydropteroate synthetase [17] Murray RK. Granner DK, Rodwell VW. Biokimia Harper. Jakarta: EGC; 2009. [18] Wikipedia the free encyclopaedia. Folic acid [Online]. 2009 April 5 [cited 2009 April 7]; Available from: URL: URL:http://en.wikipedia.org/wiki/Folic acid [19] National Cancer Institute. NCI Drug Dictionary: Azaserine. [Online]. 2009 [cited 2009 April 7]; Available from: URL: http://www.cancer.gov/Templates/drugdictionary.aspx?CdrID=39156

Antibiotika
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa

Antibiotika adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotika khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi, meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat seleksi terhadap mutan atau transforman. Antibiotika bekerja seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri. Antibiotika berbeda dengan desinfektan karena cara kerjanya. Desifektan membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi kuman untuk hidup. Tidak seperti perawatan infeksi sebelumnya, yang menggunakan racun seperti strychnine, antibiotika dijuluki "peluru ajaib": obat yang membidik penyakit tanpa melukai tuannya. Antibiotik tidak efektif menangani infeksi akibat virus, jamur, atau nonbakteri lainnya, dan Setiap antibiotik sangat beragam keefektifannya dalam melawan berbagai jenis bakteri. Ada antibiotika yang membidik bakteri gram negatif atau gram positif, ada pula yang spektrumnya lebih luas. Keefektifannya juga bergantung pada lokasi infeksi dan kemampuan antibiotik mencapai lokasi tersebut. Antibiotika oral (yang dimakan) mudah digunakan bila efektif, dan antibiotika intravena (melalui infus) digunakan untuk kasus yang lebih serius. Antibiotika kadangkala dapat digunakan setempat, seperti tetes mata dan salep.

Daftar isi
[sembunyikan]

1 Riwayat singkat penemuan antibiotika modern

2 Macam-macam antibiotika 3 Penggunaan antibiotika 4 Referensi

[sunting] Riwayat singkat penemuan antibiotika modern


Penemuan antibiotika terjadi secara 'tidak sengaja' ketika Alexander Fleming, pada tahun 1928, lupa membersihkan sediaan bakteri pada cawan petri dan meninggalkannya di rak cuci sepanjang akhir pekan. Pada hari Senin, ketika cawan petri tersebut akan dibersihkan, ia melihat sebagian kapang telah tumbuh di media dan bagian di sekitar kapang 'bersih' dari bakteri yang sebelumnya memenuhi media. Karena tertarik dengan kenyataan ini, ia melakukan penelitian lebih lanjut terhadap kapang tersebut, yang ternyata adalah Penicillium chrysogenum syn. P. notatum (kapang berwarna biru muda ini mudah ditemukan pada roti yang dibiarkan lembab beberapa hari). Ia lalu mendapat hasil positif dalam pengujian pengaruh ekstrak kapang itu terhadap bakteri koleksinya. Dari ekstrak itu ia diakui menemukan antibiotik alami pertama: penicillin G. Penemuan efek antibakteri dari Penicillium sebelumnya sudah diketahui oleh peneliti-peneliti dari Institut Pasteur di Perancis pada akhir abad ke-19 namun hasilnya tidak diakui oleh lembaganya sendiri dan tidak dipublikasi.

[sunting] Macam-macam antibiotika


Antibiotika dapat digolongkan berdasarkan sasaran kerja senyawa tersebut dan susunan kimiawinya. Ada enam kelompok antibiotika[1] dilihat dari target atau sasaran kerjanya(nama contoh diberikan menurut ejaan Inggris karena belum semua nama diindonesiakan atau diragukan pengindonesiaannya):

Inhibitor sintesis dinding sel bakteri, mencakup golongan Penicillin, Polypeptide dan Cephalosporin, misalnya ampicillin, penicillin G;

Inhibitor transkripsi dan replikasi, mencakup golongan Quinolone, misalnya rifampicin, actinomycin D, nalidixic acid;

Inhibitor sintesis protein, mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari golongan Macrolide, Aminoglycoside, dan Tetracycline, misalnya gentamycin, chloramphenicol, kanamycin, streptomycin, tetracycline, oxytetracycline;

Inhibitor fungsi membran sel, misalnya ionomycin, valinomycin; Inhibitor fungsi sel lainnya, seperti golongan sulfa atau sulfonamida, misalnya oligomycin, tunicamycin; dan

Antimetabolit, misalnya azaserine.

[sunting] Penggunaan antibiotika


Karena biasanya antibiotika bekerja sangat spesifik pada suatu proses, mutasi yang mungkin terjadi pada bakteri memungkinkan munculnya strain bakteri yang 'kebal' terhadap antibiotika. Itulah sebabnya, pemberian antibiotika biasanya diberikan dalam dosis yang menyebabkan bakteri segera mati dan dalam jangka waktu yang agak panjang agar mutasi tidak terjadi. Penggunaan antibiotika yang 'tanggung' hanya membuka peluang munculnya tipe bakteri yang 'kebal'. Pemakaian antibiotika di bidang pertanian sebagai antibakteri umumnya terbatas karena dianggap mahal, namun dalam bioteknologi pemakaiannya cukup luas untuk menyeleksi sel-sel yang mengandung gen baru. Praktik penggunaan antibiotika ini dikritik tajam oleh para aktivis lingkungan karena kekhawatiran akan munculnya hama yang tahan antibiotika.

[sunting] Referensi
1. ^ Table of Antibiotics dari SERVA Electrophoresis [sembunyikan]
l

bs

Kelompok-kelompok obat utama


Saluran pencernaan Antasid Antiemetik H2 antagonis Inhibitor (A) Darah dan organ pembentuk darah (B) pompa proton Laksatif (pencahar) Antidiare

Antikoagulan Antiperdarahn Antitrombosit Trombolitik

Sistem kardiovaskular (C)

Antiaritmik Antihipertensi Diuretik Vasodilator Antiangina Penyekat beta Inhibitor ACE Antihiperlipidemia Emolien - Antipruritik (antigatal) Kontrasepsi hormon Agen kesuburan Modulator reseptor estrogen selektif Hormon seks Antidiabetes Kortikosteroid Hormon seks Hormon tiroid

Kulit (D) Sistem reproduksi (G)

Sistem endokrin (H)

Infeksi dan infestasi Antibiotik Antivirus Vaksin Antijamur (J, P) Penyakit ganas dan sistem kekebalan tubuh (L) Otot, tulang, dan sendi (M) Otak and sistem saraf (N) Antiprotozoa Antelmintik (obat cacing)

Agen antikanker Imunostimulator Imunosupresan

Steorid anabolik Antiradang Antireumatik Kortikosteroid Pelemas otot Anestesia Analgesik Antikonvulsan (antikejang) Penstabil suasana hati Anksiolitik Antipsikoti Antidepresi Perangsang

sistem saraf Sedatif Sistem pernafasan (R)

Bronkodilator Dekongestan H1 antagonis

BAHAYA ANTIBIOTIK by Nata Sanjaya Wednesday, 14 February 2007, 05:55 PM


Salah Penggunaan, Fatal Tidak semua orang tahu bahwa antibiotik tidak boleh dikonsumsi sembarangan. Tak semua orang tahu bahwa bila hal itu dilakukan, akibatnya justru fatal, apalagi hanya untuk penyakit-penyakit ringan. Ibaratnya, ingin membunuh satu orang mestinya cukup dengan pistol, tapi digunakan bom yang bisa menghancurkan penduduk satu kota. Selain tidak tepat penggunaan, dampak yang lebih jauh adalah bakteri dalam tubuh justru menjadi kebal. Pengamalan Veronika mungkin bisa jadi pelajaran. Perempuan 30 tahun itu suatu ketika menderita penyakit infeksi saluran pencernaan. Oleh dokter, dia diberi antibiotik. Dua minggu kemudian, kondisi Veronika berangsur membaik. Satu bulan kemudian, penyakitnya kambuh. Namun, dia enggan periksa ke dokter. Dia pun memutuskan membeli antibiotik yang sama dengan resep yang diberikan dokter sebulan sebelumnya. "Penyakitnya sama. Jadi, saya pikir obatnya juga sama," ujarnya. Bukan sembuh, perut Veronika justru semakin sakit dan mual. Setelah dua hari tidak kunjung membaik, akhirnya dia memutuskan pergi ke dokter. Benar saja, antibiotik yang diminumnya tidak sesuai untuk pengobatan penyakitnya yang sekarang. "Kata dokter, bila penyakit saya sembuh dan kambuh lagi, bukan berarti obatnya harus sama," ujar wanita yang bekerja di sebuah perusahaan asuransi itu. Mungkin saja, pengalaman Veronika pernah terjadi pada yang lain. Sebab, masyarakat kerap tidak menyadari bahwa antibiotik tidak

boleh digunakan secara sembarangan. Sedikit kena penyakit flu, minum antibiotik. Kena demam dihantam dengan antibiotik. Gatalgatal diberi antibiotik. Sakit kepala juga ditangkal dengan antibiotik. "Padahal, tidak semua penyakit membutuhkan antibiotik. Antibiotik hanya digunakan untuk infeksi," ujar Prof Dr Kuntaman SpMK, ahli mikrobiologi RSU dr Soetomo. Misalnya, infeksi saluran kemih, sinusitis berat, atau radang tenggorokan karena infeksi kuman streptokokus (salah satu jenis bakteri). Kuntaman menjelaskan, bahan antibiotik pertama ditemukan Alexander Fleming pada 1928. Kemudian, pada 1940-an antibiotik mulai digunakan secara luas. Waktu itu, ahli scientist dunia memprediksi, dengan ditemukannya antibiotik, pada 1960-an dunia diprediksi bersih dari penyakit infeksi. Namun, bukannya penyakit infeksi teratasi, justru jenis bakteri baru muncul akibat resistensi terhadap penggunaan antibiotik. Bahkan, pada 1990, kata Kuntaman, di beberapa belahan dunia pernah terjadi post antibiotika era. Suatu keadaan yang antibiotik tidak berfungsi lagi. "Waktu itu, di antara 20 jenis antibiotik yang ada, hanya satu yang bisa mengobati penyakit infeksi,"jelasnya. Pada 2001, World Health Organization (WHO) menyampaikan keprihatinan yang tinggi terhadap perkembangan bakteri resisten. WHO pun menyatakan global alert atau perang melawan bakteri resisten. Kuntaman juga mengungkapkan, penelitian di dua rumah sakit besar di Jawa Timur dan Jawa Tengah pada 2001 menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik secara tidak bijak mencapai 80 persen. Kasus di RSU dr Soetomo, lanjut Kuntaman, angka resisten terhadap antibiotik lini pertama (penyakit infeksi ringan) bisa mencapai 90 persen dan lini kedua (infeksi sedang) mendekati 50 persen. Dalam disertasinya yang dirilis beberapa waktu lalu, Kuntaman juga menyebutkan, angka bakteri penghasil extended spectrum beta lactamase (ESBL, jenis bakteri yang sulit diobati) mencapai 29 hingga 36 persen. "Bandingkan dengan Belanda yang angkanya kurang dari satu persen," sebut pria yang bekerja di laboratorium mikrobiologi RSU dr Soetomo itu. Karena itu, bila antibiotik tidak digunakan secara tepat, post antibiotika era diprediksi bisa terjadi pada masa depan. "Bayangkan saja, bila tidak ada satu pun obat yang mampu mengatasi penyakit infeksi," ujarnya. Menurut Kuntaman, tingginya penggunaan antibiotik di rumah sakit akan meningkatkan angka resistensi bakteri di tempat itu. "Yang pada akhirnya menyulitkan terapi," tegasnya. Bahkan, bakteri lebih mudah mutasi, yang berarti lebih cepat resisten terhadap berbagai antibiotik. Prof dr R Bambang Wirjatmadi MS MCN PhD SpGK, pengajar gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair, menjelaskan, antibiotik adalah obat yang dapat digunakan untuk membunuh kuman, virus, cacing, protozoa, dan jamur. "Biasanya, jika mengalami sakit dan disebabkan beberapa hal tersebut, obatnya antibiotik," ujar Bambang.

Tidak hanya itu. Antibiotik dibutuhkan saat seseorang sakit disertai demam. Jika sakitnya tidak disertai demam, belum tentu mereka membutuhkan antibiotik. Agar tidak sembarangan dalam penggunaannya, sebaiknya masyarakat mengetahui jenis antibiotik. Di antaranya, tetracyclin yang digunakan untuk infeksi, sakit gigi, dan luka. Jenis chloramphenicol digunakan untuk penyakit tifus. Jenis griseofulfin digunakan untuk membunuh jamur serta combantrin untuk membunuh cacing. Ada juga narrow spectrum,yang berguna untuk membunuh jenis bakteri secara spesifik. Antibiotik yang tergolong narrow spectrum adalah ampicillin dan amoxycilin. Jenis kedua ialah broad spectrum untuk membunuh semua jenis bakteri di dalam tubuh. "Dianjurkan untuk menghindari mengonsumsi antibiotik jenis ini," jelasnya. Sebab, jenis antibiotik itu juga membunuh bakteri lainnya yang sangat berguna untuk tubuh. Antibiotik yang termasuk kategori itu adalah cephalosporin. Penyakit yang disebabkan virus tidak dapat diberikan antibiotik. Misalnya, sakit flu atau pilek. Sebab, antibiotik tidak dapat membunuh virus karena virus dapat mati sendiri, asal daya tahan tubuh penderita meningkat atau membaik. Meski begitu, dalam perkembangannya, saat ini ada antibiotik yang dikembangkan untuk membunuh virus. Menurut Bambang, penggunaan antibiotik tidak pada tempatnya dan berlebihan dapat membahayakan kesehatan. Misalnya, mengakibatkan gangguan saluran pencernaan (diare, mual, muntah). "Efek samping ini sering terjadi," ujar alumnus FK Unair itu. Selain itu, penderita bisa mengalami reaksi alergi. Mulai yang ringan seperti ruam dan gatal hingga berat seperti pembengkakan bibir, kelopak mata, sampai gangguan napas. "Karena itu, apabila memiliki alergi, sebaiknya hati-hati dalam penggunaan penycillin. Sebab, bisa jadi dia juga alergi dengan antibiotik tersebut," ujar pria asal Wonogiri, Jawa Tengah, itu. Efek yang terjadi bisa ringan hingga berat. Pasien bisa mengalami anaphylatic shock atau shock karena penggunaan antibiotik tersebut. Lebih berbahaya lagi, obat itu juga bisa mengakibatkan kelainan hati. Seperti diketahui, antibiotik memiliki bahan dasar kimia. Selain berfungsi membunuh kuman, bahan kimia tersebut harus dinetralkan tubuh supaya aman. Caranya adalah dengan memecah bahan kimia itu. Nah, hati atau lever bertugas memecah bahan kimia tersebut. Namun, bila diforsir terus-menerus, hati bisa rusak. Pemakaian antibiotik yang berlebihan (irrational) juga dapat menimbulkan efek negatif yang lebih luas (long term). Irrational use, lanjut Bambang, dapat membunuh kuman yang sebenarnya baik dan berguna di dalam tubuh. Akibatnya, tempat yang semula ditempati bakteri baik akan diisi bakteri jahat. Kemudian, pemberian antibiotik yang berlebihan akan

mengakibatkan bakteri-bakteri yang tidak terbunuh mengalami mutasi dan menjadi kuman yang resisten terhadap antibiotik. Kejadian itu biasa disebut superbugs. "Jenis bakteri yang awalnya dapat diobati dengan mudah oleh antibiotik ringan, apabila antibiotiknya digunakan secara irrational, jadi memerlukan antibiotik yang lebih kuat," jelasnya. Karena itu, saran Bambang, masyarakat harus paham soal antibiotik. Selain itu, sebelum mengonsumsi, harus tahu aturannya. Baik waktu pemakaian maupun dosis. Dengan demikian, pemakaian bisa dilakukan secara tepat dan rasional. Menurut dia, hal itu harus mendapat perhatian dari kalangan medis. "Termasuk, upaya pemerintah dalam melakukan pengawasan di lapangan supaya antibiotik tidak beredar secara bebas," ujarnya. Pemakaian antibiotik yang tidak benar kerap dipicu dengan dijualnya obat tersebut secara bebas di pasar. "Inilah yang mesti dikendalikan pemerintah," tegasnya (JAWA POS 14 Feb 2007)

Reply Re: BAHAYA ANTIBIOTIK by Gagah Buana Putra - Thursday, 15 February 2007, 11:29 PM Maaf sedikit koreksi untuk judul:

BAHAYA PENYALAHGUNAAN ANTIBIOTIK


Soalnya Antibiotik yang tepat guna sangat bermanfaat untuk mengobati pasien. Dan yang sebaiknya kita lakukan adalah menghindari dan mencegah penggunann antibiotik yang berlebihan. Kita sebagai seorang pelayan kesehatan hendaknya menghimbau dan senantiasa memberitahu pasien untuk tidak menyalahgunakan antibiotik. Kebanyakan pasien akan segera pergi ke apotek dan membeli antibiotik setiap kali mereka sakit. Padahal tidak semua penyakit butuh antibiotik. Ini yang bahaya, soalnya antibiotik itu bisa mengakibatkan alergi bagi beberapa orang dan bakteri mampun mengalami resitance sehingga resistant pada antibiotik tersebut. Begitu bakteri sudah resisten, maka antibiotik tersebut sudah tidak mempan lagi untuk menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri tersebut. Pencegahan paling baik adalah hidup higienis bukan dengan penggunaan antibiotik.
"Doctors and scientists agree that the best form of prevention of many illnesses whether bacterial or viral is good common sense hygiene. Many common infections can be prevented by thoroughly washing hands with soap and hot water antibacterial soaps or lotions are not necessary. ... " http://www.antibiotichelp.com/index.shtml

Artikel dari saudara Nata bagus, ... tapi ada pertanyaan nih; Mungkinkah kekebalan terhadap antibiotik menurun dari ibu ke bayi? Jadi benarkah kalau kita sebaiknya memberikan kesempatan pada tubuh untuk menyembuhkan diri sendiri sebelum penggunaan antibiotik? Show parent | Reply Re: BAHAYA ANTIBIOTIK by Ns. Falasifah Ani Yuniarti,MAN - Monday, 2 April 2007, 04:22 PM Memang banyak sekali penyalahgunaan antibiotik di masyarakat. Hampir setiap penyakit diberi antibiotik, padahal ngga semua penyakit perlu 'kan? Mungkin perlu penanganan ke berbagai pihak, baik dari dokter maupun apotik sebagai penjual obat. Karena ada beberapa apotik atau toko obat yang dengan mudah melayani pembelian anti biotik walaupun tanpa resep atau dengan copyan resep. Apakah klien kita sudah mengetahui bahaya yang ditimbulkan antibiotik? apakah kita sudah memberi pendidikan kepada mereka tentang bahayanya anti biotik?

RIFAMPICIN: suatu antibiotik bagi kontak dari penderita infeksi meningokokus Rifampicin merupakan suatu antibiotik yang adakalanya diberikan kepada orang yang berada dalam kontak dekat dengan orang yang telah terkena infeksi meningokokus. Tujuan antibiotik ini adalah untuk menghapuskan segala kuman meningokokus dari dibawa dalam tenggorok kontak tersebut supaya mereka tidak dapat mengakibatkan infeksi lebih lanjut pada orang lain. Antibiotik ini tidak dapat merawat seseorang yang telah terkena infeksi, maka Anda masih harus memperhatikan gejala dan tanda-tanda penyakit meningokokus. Petunjuk untuk minum rifampicin Rifampicin diminum dua kali sehari selama dua hari (diperlukan total empat dosis). Obat ini tersedia sebagai tablet, kapsul atau sirop. Rifampicin harus diminum ketika perut kosong, apakah setengah jam sebelum makan atau dua jam setelah makan. Anda harus tidak minum rifampicin jika Anda: mempunyai alergi terhadap rifampicin; menderita kerusakan hati parah (termasuk penyakit kuning); minum alkohol; atau sedang hamil. Jika rifampicin tidak sesuai, Anda akan harus minum antibiotik lain untuk

menghapuskan kuman meningokokus. Efek sampingan rifampicin Beberapa orang terasa kurang enak setelah minum rifampicin: mungkin perut kurang enak, sakit kepala dan kepala pusing. Rifampicin dapat menjadikan warna air seni merah jambu/oranye. Ini tidak berbahaya dan berhenti setelah obat dihentikan. Rifampicin dapat mengotori lensa sentuh lunak, maka jangan dipakai ketika perawatan. Interaksi dengan obat lain Jika Anda sedang minum manapun dari obat resep berikut: antikoagulan seperti warfarin, steroid, beberapa jenis obat untuk penyakit jantung, tablet untuk merawat diabetes, tablet untuk epilepsi, tablet untuk asma, metadon, obat antivirus, antidepresan dan cyclosporin beri tahu dokter Anda bahwa Anda akan minum rifampicin karena dosis obat lain yang Anda minum mungkin harus diubah. Rifampicin dapat mengurangi keefektifan kontrasepsi oral. Wanita yang sedang minum pil kontrasepsi harus tetap minum obat ini, dan tidak mengesampingkan segala selang waktu bebas pil atau pil gula, ketika sedang
Meningococcal - information for contacts - Indonesian Page 4

minum rifampicin dan selama tujuh hari setelah dosis terakhir rifampicin. Juga harus digunakan kontrasepsi penghalang, misalnya kondom, ketika sedang minum rifampicin dan selama empat minggu setelah dosis terakhir rifampicin. Informasi lebih lanjut Unit Kesehatan Umum di NSW Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi dokter, unit kesehatan umum setempat atau pusat kesehatan masyarakat Anda lihat di bawah NSW Government di bagian depan buku telepon White Pages.
Daerah Metropolitan Lokasi Nomor Daerah Luar Kota
Lokasi Nomor Northern Sydney/Central Coast Hornsby 02 9477 9400 Greater Southern Goulburn 02 4824 1837 Gosford 02 4349 4845 Albury 02 6080 8900 South Eastern Sydney/Illawarra

Randwick 02 9382 8333 Greater Western Broken Hill 08 8080 1499 Wollongong 02 4221 6700 Dubbo 02 6841 5569 Sydney South West Camperdown 02 9515 9420 Bathurst 02 6339 5601 Sydney West Penrith 02 4734 2022 Hunter/New England Newcastle 02 4924 6477 Parramatta 02 9840 3603 Tamworth 02 6767 8630 Justice Health Service Matraville 02 9311 2707 North Coast Port Macquarie 02 6588 2750 NSW Department of Health Nth Sydney 02 9391 9000 Lismore 02 6620 7500 NSW Health: www.health.nsw.gov.au

Meningococcal - information for contacts - Indonesian Page 5

Ceftriaxone merupakan suatu antibiotik yang adakalanya diberikan kepada orang yang berada dalam kontak dekat dengan seseorang yang telah terkena infeksi meningokokus. Tujuan antibiotik ini adalah untuk menghapuskan segala kuman meningokokus dari dibawa dalam tenggorok kontak tersebut supaya mereka tidak dapat mengakibatkan infeksi lebih lanjut pada orang lain. Antibiotik ini tidak dapat merawat seseorang yang telah terkena infeksi, maka Anda masih harus memperhatikan gejala dan tanda-tanda penyakit meningokokus. Ceftriaxone diberikan sebagai injeksi tunggal ke dalam jaringan otot seperti paha atau pantat. Ceftriaxone aman bagi wanita yang hamil dan wanita yang sedang menyusui. Anda harus tidak minum ceftriaxone jika Anda: mempunyai alergi terhadap ceftriaxone atau antibiotik cephalosporin lain atau pernah menderita alergi yang parah atau segera terhadap antibiotik penisilin. Efek sampingan ceftriaxone Efek sampingan ceftriaxone jarang terjadi tetapi termasuk seriawan oral atau vagina (selaput lendir sakit atau gatal), diare, muntah, sakit kepala, kepala pusing, rasa makanan berubah atau denyutan jantung yang tidak teratur. Anda harus mendapatkan perhatian medis jika Anda prihatin tentang manapun dari gejala-gejala ini. Suatu efek yang amat jarang adalah reaksi alergi jika Anda terkena

pembengkakan muka, kesesakan tenggorok, kesulitan pernapasan, kegatalan atau ruam parah, Anda harus mendapatkan perhatian medis dengan segera (telepon 000). CEFTRIAXONE: suatu antibiotik bagi kontak dari penderita infeksi meningokokus
Meningococcal - information for contacts - Indonesian Page 6

Informasi lebih lanjut Unit Kesehatan Umum di NSW Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi dokter, unit kesehatan umum setempat atau pusat kesehatan masyarakat Anda lihat di bawah NSW Government di bagian depan buku telepon White Pages.
Daerah Metropolitan Lokasi Nomor Daerah Luar Kota
Lokasi Nomor Northern Sydney/Central Coast Hornsby 02 9477 9400 Greater Southern Goulburn 02 4824 1837 Gosford 02 4349 4845 Albury 02 6080 8900 South Eastern Sydney/Illawarra Randwick 02 9382 8333 Greater Western Broken Hill 08 8080 1499 Wollongong 02 4221 6700 Dubbo 02 6841 5569 Sydney South West Camperdown 02 9515 9420 Bathurst 02 6339 5601 Sydney West Penrith 02 4734 2022 Hunter/New England Newcastle 02 4924 6477 Parramatta 02 9840 3603 Tamworth 02 6767 8630 Justice Health Service Matraville 02 9311 2707 North Coast Port Macquarie 02 6588 2750 NSW Department of Health Nth Sydney 02 9391 9000 Lismore 02 6620 7500 NSW Health: www.health.nsw.gov.au

Meningococcal - information for contacts - Indonesian Page 7

Informasi untuk kontak dekat sehubungan dengan antibiotik penghapus dan vaksinasi yth. Baru-baru ini, Anda berada dalam kontak dekat dengan seorang penderita infeksi meningokokus. Infeksi meningokokus disebabkan oleh suatu bakteri yang dibawa, biasanya tanpa bahaya, dalam hidung dan tenggorok oleh sampai 10% orang. Namun, kadang-kadang pembawa mungkin menularkannya kepada orang lain yang telah berada dalam kontak dekat dengannya. Hanya sejumlah kecil sekali orang yang mempunyai kontak dengan pembawa akan terkena penyakit meningokokus. Setelah terekspos pada bakteri, mungkin memakan waktu

sampai sepuluh hari untuk terkena infeksi. Bakteri ini sulit ditularkan dan hanya ditularkan dari orang ke orang melalui kontak tetap yang dekat dan lama. Kontak dengan air liur dari bagian depan mulut, gigi atau bibir jarang menularkan bakteri ini. Hanya orang yang telah berada dalam kontak sangat dekat dengan kasus yang dicurigai atau terkonfirmasi yang perlu menggunakan antibiotik khusus untuk menghapuskan bakteri ini dari belakang tenggorok. Ini termasuk: kontak di rumah dan orang lain yang telah menginap di rumah tersebut dalam waktu tujuh hari sebelum kasus menjadi kurang sehat, dan kontak intim seperti pacar/pasangan seksual orang yang menghadiri kelas pusat penitipan anak yang sama. Oleh karena Anda telah berada dalam kontak sangat dekat dengan seseorang yang menderita infeksi ini, Anda mungkin merupakan pembawa bakteri meningokokus. Oleh karena ini, Anda harus menggunakan antibiotik secara jangka pendek. Antibiotik bertujuan menghapuskan bakteri yang mungkin Anda bawa untuk mencegah penularan lebih lanjut. Antibiotik tidak merawat penyakit dalam orang yang telah terkena infeksi. Ketika menggunakan obat ini, Anda tidak perlu menjauhi dari kontak dengan anggota keluarga dan anak-anak dan Anda tidak perlu terisolasi atau terkecuali dari sekolah atau tempat kerja. Bergantung pada jenis bakteri meningokokus, Unit Kesehatan Umum mungkin menganjurkan vaksinasi untuk kontak rumah tangga orang yang menderita infeksi meningokokus. Unit Kesehatan Umum akan memberi tahu Anda apakah ini perlu. Penting untuk mendapatkan nasihat medis dengan segera jika Anda mengalami gejala manapun penyakit meningokokus (dinyatakan di bawah) atau jika Anda kurang sehat. Silakan bawa surat ini bersama Anda jika Anda perlu berjumpa dengan dokter Anda atau instalasi gawat darurat

di rumah sakit.
Meningococcal - information for contacts - Indonesian Page 8

Berbicaralah dengan orang yang biasanya menghabiskan banyak waktu bersama Anda (misalnya keluarga dan sahabat karib Anda) tentang penyakit meningokokus supaya mereka juga tahu harus mendapatkan nasihat medis jika terkena gejala. Orang lain yang telah berada dalam kontak dekat baru-baru ini tidak perlu menggunakan antibiotik. Gejala-gejala penyakit meningokokus yang harus diperhatikan termasuk gabungan: Demam mendadak Sakit sendi dan otot Mual dan muntah Sakit kepala Kekejangan leher Kurang senang dengan cahaya terang Lelah Ruam berbintik kecil muncul di manapun pada kulit dan ini dapat berubah dengan cepat menjadi bintik besar yang berwarna merah-ungu. Biasanya ruam ini tidak terhapus dengan tekanan ringan pada kulit. Adakalanya tidak ada ruam sama sekali. Gejala yang awal sekali termasuk sakit kaki, tangan dan kaki dingin, serta warna kulit yang tidak normal. Anak kecil mungkin menderita gejala lebih umum yang mungkin termasuk lekas marah, mengantuk atau sulit bangun, tangis nyaring atau merintih, kulit pucat dan berbintik, dan menolak makan. Walaupun Anda telah menerima vaksin meningokokus, Anda masih perlu memperhatikan gejala karena vaksin tidak melindungi terhadap semua jenis meningokokus. Lembar fakta yang berisi perincian lebih lanjut tentang penyakit meningokokus dapat diperoleh dari: www.health.nsw.gov.au/factsheets/infectious/meningococcal.html Silakan hubungi Unit Kesehatan Umum jika Anda mempunyai apapun

pertanyaan lebih lanjut. Jika Anda kurang sehat, jangan hubungi Unit Kesehatan Umum berjumpalah dengan dokter Anda dengan segera. Salam, Direktur Unit Kesehatan Umum Dokter yth. Orang ini dianggap kontak dekat seorang penderita penyakit meningokokus. Jika ia kurang sehat, silakan pertimbangkan penyakit meningokokus dalam diagnosis diferensial Anda dan segera memberi tahu unit kesehatan umum melalui telepon jika mencurigai penyakit meningokokus.
Meningococcal - information for contacts - Indonesian Page 9

Informasi lebih lanjut Unit Kesehatan Umum di NSW Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi dokter, unit kesehatan umum setempat atau pusat kesehatan masyarakat Anda lihat di bawah NSW Government di bagian depan buku telepon White Pages.
Daerah Metropolitan Lokasi Nomor Daerah Luar Kota
Lokasi Nomor Northern Sydney/Central Coast Hornsby 02 9477 9400 Greater Southern Goulburn 02 4824 1837 Gosford 02 4349 4845 Albury 02 6080 8900 South Eastern Sydney/Illawarra Randwick 02 9382 8333 Greater Western Broken Hill 08 8080 1499 Wollongong 02 4221 6700 Dubbo 02 6841 5569 Sydney South West Camperdown 02 9515 9420 Bathurst 02 6339 5601 Sydney West Penrith 02 4734 2022 Hunter/New England Newcastle 02 4924 6477 Parramatta 02 9840 3603 Tamworth 02 6767 8630 Justice Health Service Matraville 02 9311 2707 North Coast Port Macquarie 02 6588 2750 NSW Department of Health Nth Sydney 02 9391 9000 Lismore 02 6620 7500 NSW Health: www.health.nsw.gov.au

Meningococcal - information for contacts - Indonesian Page 10

yth. Baru-baru ini, Anda berada dalam kontak dengan seorang penderita infeksi meningokokus. Infeksi meningokokus disebabkan oleh suatu bakteri yang dibawa, biasanya tanpa bahaya, dalam hidung dan tenggorok oleh sampai 10% orang. Namun, kadang-kadang pembawa mungkin menularkannya kepada orang lain yang

telah berada dalam kontak dekat dengannya. Hanya sejumlah kecil sekali orang yang mempunyai kontak dengan pembawa, yang akan terkena penyakit meningokokus. Jika seorang pembawa menularkan bakteri ini kepada orang lain, mungkin memakan waktu sampai 10 hari untuk terkena infeksi. Bakteri ini sulit ditularkan dan hanya ditularkan dari orang ke orang melalui kontak tetap yang dekat dan lama. Kontak dengan air liur dari bagian depan mulut, gigi atau bibir jarang menularkan bakteri ini. Hanya orang yang telah berada dalam kontak sangat dekat dengan kasus yang dicurigai atau terkonfirmasi yang perlu menggunakan antibiotik khusus untuk menghapuskan bakteri ini dari belakang tenggorok. Ini termasuk kontak di rumah, orang yang telah menginap di rumah tersebut dalam waktu tujuh hari sebelum penderita menjadi kurang sehat, kontak intim seperti pacar/pasangan seksual, dan orang yang menghadiri kelas pusat penitipan anak yang sama. Oleh karena Anda tidak berada dalam kontak sangat dekat dengan suatu kasus, Anda tidak perlu minum obat antibiotik apapun, atau menjauhi dari kontak dengan dengan anggota keluarga atau anak-anak, dan Anda tidak perlu terisolasi atau terkecuali dari sekolah atau tempat kerja. Walaupun risiko terkena infeksi rendah sekali, penting untuk mendapatkan nasihat medis dengan segera jika Anda mengalami gejala manapun penyakit meningokokus (dinyatakan di bawah) atau jika Anda kurang sehat. Silakan bawa surat ini bersama Anda jika Anda perlu berjumpa dengan dokter atau instalasi gawat darurat di rumah sakit. Berbicaralah dengan orang yang biasanya menghabiskan banyak waktu bersama Anda (misalnya keluarga dan sahabat karib Anda) tentang penyakit meningokokus supaya mereka juga tahu harus mendapatkan nasihat medis

jika terkena gejala. Gejala-gejala penyakit meningokokus yang harus diperhatikan termasuk gabungan: Demam mendadak Sakit sendi dan otot Informasi untuk kontak tingkat rendah (tanpa antibiotik)
Meningococcal - information for contacts - Indonesian Page 11

Mual dan muntah Sakit kepala Kekejangan leher Kurang senang dengan cahaya terang Lelah Ruam berbintik kecil muncul di manapun pada kulit dan ini dapat berubah dengan cepat menjadi bintik besar yang berwarna merah-ungu. Biasanya ruam ini tidak terhapus dengan tekanan ringan pada kulit. Adakalanya tidak ada ruam sama sekali. Gejala yang awal sekali termasuk sakit kaki, tangan dan kaki dingin, serta warna kulit yang tidak normal. Anak kecil mungkin menderita gejala lebih umum yang mungkin termasuk lekas marah, mengantuk atau sulit bangun, tangis nyaring atau merintih, kulit pucat dan berbintik, dan menolak makan. Walaupun Anda telah menerima vaksin meningokokus, Anda masih perlu memperhatikan gejala karena vaksin tidak melindungi terhadap semua jenis meningokokus. Lembar fakta yang berisi perincian lebih lanjut tentang penyakit meningokokus dapat diperoleh dari: www.health.nsw.gov.au/factsheets/infectious/meningococcal.html Silakan hubungi Unit Kesehatan Umum jika Anda mempunyai apapun pertanyaan lebih lanjut. Jika Anda kurang sehat, jangan hubungi Unit Kesehatan Umum berjumpalah dengan dokter Anda dengan segera. Salam, Direktur Unit Kesehatan Umum Dokter yth.

Orang ini dianggap kontak dekat seorang penderita penyakit meningokokus. Jika ia kurang sehat, silakan pertimbangkan penyakit meningokokus dalam diagnosis diferensial Anda dan segera memberi tahu unit kesehatan umum melalui telepon jika mencurigai penyakit meningokokus.
Meningococcal - information for contacts - Indonesian Page 12

Informasi lebih lanjut Unit Kesehatan Umum di NSW Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi dokter, unit kesehatan umum setempat atau pusat kesehatan masyarakat Anda lihat di bawah NSW Government di bagian depan buku telepon White Pages.
Daerah Metropolitan Lokasi Nomor Daerah Luar Kota
Lokasi Nomor Northern Sydney/Central Coast Hornsby 02 9477 9400 Greater Southern Goulburn 02 4824 1837 Gosford 02 4349 4845 Albury 02 6080 8900 South Eastern Sydney/Illawarra Randwick 02 9382 8333 Greater Western Broken Hill 08 8080 1499 Wollongong 02 4221 6700 Dubbo 02 6841 5569 Sydney South West Camperdown 02 9515 9420 Bathurst 02 6339 5601 Sydney West Penrith 02 4734 2022 Hunter/New England Newcastle 02 4924 6477 Parramatta 02 9840 3603 Tamworth 02 6767 8630 Justice Health Service Matraville 02 9311 2707 North Coast Port Macquarie 02 6588 2750 NSW Department of Health Nth Sydney 02 9391 9000 Lismore 02 6620 7500 NSW Health: www.health.nsw.gov.au

Anda mungkin juga menyukai