Anda di halaman 1dari 1

Jakarta - Beredar pesan melalui SMS dan BlackBerry Messenger (BBM) nanti malam p ukul 23.

00 WIB akan terjadi puncak badai Matahari. Saat peristiwa terjadi, suhu Bumi akan meningkat dan berbahaya jika menggunakan HP. Namun pesan ini hoax alia s kabar bohong. "Bahwa akan ada radiasi dari Matahari yang membahayakan dan bisa merusak perangk at telepon, jadi jangan menelepon malam nanti, itu kabar bohong," kata Profesor Riset Astronomi-Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, dalam perbincangan dengan detikcom, Rabu (25/1/2012). Dia menjelaskan secara umum badai Matahari terjadi pada 23 Januari dan dampaknya dirasakan pada 24 Januari pukul 21-22.00 WIB. Peristiwa hanya berlangsung beber apa jam, setelah itu keadaan kembali normal. Umumnya fenomena alam ini berdampak pada orbit satelit. Namun menurut Djamaluddin sejauh ini belum ada laporan gang guan pada satelit. "Manusia di Bumi dan perangkat teknologi yang digunakannya aman dari dampak bada i Matahari, betapa pun kuatnya. Karena Bumi dilindungi magnetosfer atau lapisan magnet dan terlindungi dari radiasinya karena ada atmosfer," jelas alumnus Unive rsitas Kyoto, Jepang, ini. Ditambahkan dia, yang cukup berbahaya saat badai matahari terjadi adalah ketika astronot berada di laboratorium antariksa. Maka itu ketika peristiwa itu terjadi , astronot diminta masuk ke ruang yang aman. Badai Matahari juga bisa mengancam penumpang pesawat yang melintasi wilayah kutub, karenanya pesawat lintas kutub d ialihkan jalurnya. "Orang yang menggunakan telepon, penerimaan siaran TV, ATM yang menggunakan sate lit tidak terganggu. Yang terganggu adalah terputusnya layanan satelit. Tapi sep ertinya kemarin tidak ada laporan," ucap Djamaluddin. Dijelaskannya, badai Matahari pertama yang tergolong cukup kuat berupa ledakan f lare berskala M8-9. Untuk ini ada yang menyebut M8,3 atau M8,7 atau M9. Ledakan terjadi pada 23 Januari 2012 pukul 03.59 UT atau 10.59 WIB. Kelas M tersebut seb enarnya tergolong kelas menengah. Meski demikian, kelas M ini mendekati kelas ekstrem atau X, sehingga cukup berda mpak pada Bumi. Flare berasal dari daerah aktif NOAA 1402 berupa bintik matahari besar di kanan atas piringan Matahari dan tampak sebagai letupan terang. Djamaluddin menambahkan flare diikuti CME atau Coronal Mass Ejection, yakni lont aran massa dari korona matahari, terutama proton dengan kecepatan tinggi. Kecepa tannya mencapai 1.400 km/detik. Lontaran massa ini diperkirakan menjangkau jarak sepanjang Pulau Jawa hanya dalam waktu satu detik. Partikel bermuatan dari Mata hari itu tampak seperti hujan salju, yang berarti mengarah ke arah Bumi. Partike l tersebut baru mencapai Indonesia pada 24 Januari malam.

Anda mungkin juga menyukai