Anda di halaman 1dari 19

ANALISA LAPORAN KEUANGAN

KEMAMPUAN MELAKUKAN ANALISIS NERACA

MODUL 10 DOSEN : Iwan Firdaus, Skom, MM

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

KEMAMPUAN MELAKUKAN ANALISIS NERACA


(ANALISA AKTIVA, UTANG, MODAL & NILAI BUKU PER SAHAM)

TERMINOLOGI MODAL KERJA

Modal kerja merupakan investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka


pendek, terdiri dari atas 4 komponen : kas, sekuritas, persediaan dan piutang

Modal Kerja Bersih merupakan aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar. Modal Kerja Operasi Bersih aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar yang tidak
dikenakan bunga, spesifiknya: (Kas & sekuritas + pitang & persediaan) - (utang dagang + kewajiban akrual)

Rasio Lancar (current ratio) untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan.


aktiva lancar / kewajiban lancar

Rasio Cepat untuk mengukur likuiditas perusahaan


(Aktiva lancar persediaan ) / kewajiban lancar

Laporan anggaran Kas laporan ini meramalkan arus kas masuk dan keluar,
difokuskan kepada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas masuk yang cukup untuk memenuhi arus kas keluar yang dibutuhkan.

Kebijakan modal kerja merupakan kebijakan perusahaan sehubungan dengan:


1. Tingkat sasaran untuk masing-masing kategori lancar 2. Bagaimana aktiva lancar di danai

Manajemen modal kerja penetapan kebijakan modal kerja dan pelaksanaan


kebijakan tersebut dalam operasi sehari-hari.

Pinjaman modal kerja (working capital loan) modal kerja yang berasal dari
pinjaman untuk mendanai kegiatan operasional perusahaan.

SIKLUS KONVERSI KAS


Merupakan siklus di mana perusahaan membeli persediaan, menjual barang dagangannya sevara kredit, dan kemudian mengalihkan piutangnya. Kebijakan modal kerja yang baik dirancang untuk meminimalkan waktu di antara pengeluaran kas untuk bahan baku dan penagihan kas dari penjualan.

Model siklus konversi kas berfokus kepada rentang waktu yang terjadi ketika
perusahaan melakukan pembayaran dan menerima arus kas masuk. Empat (4) Model Konversi Kas : 1 Periode konversi persediaan (inventory conversion period) Adalah rata-rata waktu yg dibutuhkan untuk mengkonversikan bahan Periode Konversi Persdiaan = Persediaan / penjualan per hari Contoh: Jika rata-rata persediaan perusahaan PTBRRRR adalah Rp 2.000.000 dan penjualan adalah Rp 10.000.000, maka periode konversi persediaan adalah : Periode Konversi Persdiaan = Persediaan / penjualan per hari Periode Konversi Persdiaan = 2.000.000 / (10.000.000/365) Periode Konversi Persdiaan = 2.000.000 / 27.397,26 Periode Konversi Persdiaan = 73 hari Jadi perlu waktu rata-rata 73 hari untuk mengkonversi bahan baku menjadi barang jadi dan kemudian menjualnya. 2 Periode Pnagihan Piutang (receivables conversion period) Adalah rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mengkonversikan perusahaan menjadi kas Disebut jumlah hari penjualan belum tertagih (Days Sales Outstanding, DSO) Contoh: Jika saldo piutang Rp 657.534 & penjualan sebesar Rp10.000.000, maka: DSO = Piutang / (penjualan / 365) DSO = 657.534 / (10.000.000 / 365) DSO = Piutang / 27.397,26 = 24 hari DSO = Piutang / (penjualan / 365) piutang baku menjadi barang jadi dan kemudian menjual barang tersebut.

Jadi dibutuhkan waktu 24 hr setelah penjualan untuk mengkonversi piutang menjadi kas. 3 Periode Pangguhan Utang (payables deferral method) Merupakan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk membeli bahan baku dan tenaga kerja dan pembayarannya. Periode penangguhan Utang = Utang / Pembelian per hari Periode penangguhan Utang = Utang/(Harga pokok penjualan / 365) Contoh: Jika perusahan rata-rata memiliki waktu 30 hari untuk membayar tenaga kerja dan bahan baku. Harga pokok penjualan sebesar Rp 8.000.000 per tahun, dan rata-rata saldo utang dagangnya sebesar Rp 657.534, maka periode penangguhan utangnya adalah: Periode penangguhan Utang = Utang / ( HPP / 365 ) Periode penangguhan Utang = 657.534 / (8.000.000 / 365) Periode penangguhan Utang = 657.534 / 21.917,81 Periode penangguhan Utang = 29,99999 hari = 30 hari 4 Siklus Konversi Kas (Cash Conversion Cycle) Gabungan dari ke tiga model konversi Merupakan rata-rata waktu satu rupiah terikat pada aktiva lancar Siklus periode Konversi = konversi + Kas Persediaan Contoh: PTBRRR membutuhkan waktu rata-rata 73 hari untuk mengkonversi bahan baku menjadi barang jadi dan kemudian menjualnya, dan 24 hari lagi untuk menerima piutang. Namun secara normal dibutuhkan waktu 30 hari antara penerimaan bahan baku dan pembayarannya, maka siklus konversi kas adalah ? Siklus periode Konversi = konversi + Kas Persediaan Siklus Konversi Kas periode penerimaan Piutng periode penangguhan Utang 30 hari periode penerimaan Piutng periode penangguhan Utang

= 73 hari

+ 24 hari

Siklus Konversi Kas

= 67 hari

RASIO MANAJEMEN AKTIVA


Merupakan rasio yang digunakan perusahaan dalam mengukur efektivitas dalam pengelolaan aktiva, dilakukan dengan menghitung : 1) perputaran piutang, 2) perputaran persediaan 3) perputaran total aktiva. 1. PERPUTARAN PIUTANG Digunakan untuk mengetahui sejauh mana perputaran piutang dagang dapat terbayarkan. Semakin cepat perputaran piutang, maka semakin baik untuk operasional perusahaan. Dinyatakan dalam satuan kali Penjualan x 2 Perputaran piutang = --------------------------------------------------------------------Piutang tahun ke n + Persediaan (thn ke n-1) 2. PERPUTARAN PERSEDIAAN

Digunakan untuk mengetahui sejauh mana persediaan untuk proses produksi dapat
di putar. Semakin cepat perputaran persediaan, maka semakin baik untuk operasional perusahaan. Dinyatakan dalam satuan kali Penjualan x 2 Perputaran piutang = ------------------------------------------------------------------------Persediaan tahun ke n + Persediaan (thn ke n-1) 3. PERPUTARAN TOTAL AKTIVA

Digunakan untuk mengukur perputaran keseluruhan aktiva perusahaan. Semakin


cepat perputaran piutang, maka semakin baik untuk operasional perusahaan. Dinyatakan dalam satuan kali Penjualan x 2 Perputaran piutang = --------------------------------------------------------------------Total Aktiva tahun ke n + Total Aktiva (thn ke n-1)

RASIO MANAJEMEN UTANG


Merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana perusahaan
menggunakan utang untuk pembiayaan dan juga sejauh mana kemampuan perusahaan dalam membayar utang. Dilakukan dengan menghitung

1) Rasio Utang Modal (DEBT EKUITY RATIO DER)


2) Rasio Utang

3) Rasio Kelipatan Pembayaran Bunga


4) 1. RASIO UTANG MODAL (DER)

Merupakan Perbandingan antara utangutang dan ekuitas (modal) dalam


pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya . Hasilnya dinyatakan dalam %

Rumusnya :
DER 2. RASIO UTANG Rasio utang adalah rasio yang akan mengukur presentase dari dana yang diberikan olek para kreditor. Hasilnya dinyatakan dalam % Rumusnya: Rasio Utang = Total utang / total aktiva = Total Utang / Ekuitas (modal)

3. RASIO KELIPATAN PEMBAYARAN BUNGA

Rasio kelipatan pembayaran bunga dihitung dengan membagi Laba sebelum beban
bunga dan pajak (EBIT Earning Before Interest and Tax) dengan beban bunga. Rasio TIE mengukur sampai sejauh mana laba operasi dapat menurun , sebelum perusahaan tidak mampu lagi membayar bunga tahunannya. Kegagalan dalam memenuhi kewajiban ini akan dapat mengakibatkan adanya tuntutan hukum oleh kreditor perusahaan yang nantinya akan bermuara kepada kebangkrutan perusahaan. Hasilnya dinyatakan dengan kali. Rumusnya: Rasio kelipatan pembayaran bunga = EBIT / Beban bunga

ANALISIS MODAL KERJA


Bambang Riyanto mengemukakan modal kerja dapat dibagi menurut konsep sebagai berikut : 1. Konsep Kwantitatif 2. Konsep Kwalitatif 3. Konsep Fungsional 1. Konsep Kwantitatif Modal kerja menurut konsep kwalitatif menggambarkan keseluruhan atau jumlah dari aktiva lancar seperti kas, surat-surat berharga, piutang persediaan atau keseluruhan dari pada jumlah aktiva lancar dimana aktiva lancar ini sekali berputar dan dapat kembali ke bentuk semula atau dana tersebut dapat bebas lagi dalam waktu yang relatif pendek atau singkat.

Konsep ini biasanya disebut modal kerja bruto (gross working capital). Berdasarkan konsep tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa konsep tersebut hanya menunjukkan jumlah dari modal kerja yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasi perusahaan sehari-hari yang sifatnya rutin, dengan tidak mempersoalkan dari mana diperoleh modal kerja tersebut, apakah dari pemilik utang jangka panjang ataupun utang jangka pendek. 2. Konsep Kwalitatif

Menurut konsep kwalitatif modal kerja merupakan selisi antara aktiva lancar
diatas hutang lancar.

Digunakan kerja ini merupakan sebahagian dari aktiva lancar yang benar-benar
dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahan tanpa menunggu likuiditasnya.

Konsep ini biasa disebut dengan modal kerja netto (net working capital). Defenisi ini bersifat kwalitatif karena menunjukkan tersedianya aktiva lancar yang
lebih besar dari pada hutang lancar dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan operasi di mana

mendatang dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan jangka pendek dengan jaminan aktiva lancar.

3. Konsep Fungsional Modal kerja menurut konsep ini menitikberatkan kepada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan (income) dari usaha pokok perusahaan.

Ada sebagian dana yang digunakan dalam satu periode akuntansi tertentu yang
menghasilkan pendapatan pada periode tersebut.

Sementara itu, ada pula dana yang dimaksudkan untuk menghasilkan


pendapatan pada periode-periode selanjutnya atau dimasa yang akan datang,

Pengendalian jumlah modal kerja yang tepat akan menjamin kontinuitas operasi
dari perusahaan secara efisien dan ekonomis.

Bilamana modal kerja terlalu besar, maka dana yang tertanam dalam
modal kerja melebihi kebutuhan, sehingga terjadilah idle fund. Padahal dana itu sendiri sebenarnya dapat digunakan untuk keperluan lain dalam rangka peningkatan laba. Bilamana modal kerja terlalu kecil atau kurang, maka perusahaan akan kurang mampu memenuhi permintaan langganan seperti membeli bahan mentah, membayar gaji pegawai dan upah buruh ataupun kewajiban-kewajiban lainnya yang segera harus dilunasi. Dengan demikian kebaikan dan keburukan modal kerja dalam perusahaan dapat dilihat sebagai berikut :

Kelebihan atas modal kerja mengakibatkan laba menurun sebagai akibat


lambatnya perputaran dana perusahan. Menimbulkan kesan bahwa manajemen tidak mampu mengunakan modal kerja secara efisien. Kalau Modal kerja tersebut dipinjam dari bank maka perusahaan mengalami kerugian dalam membayar bunga. Tetapi bilamana modal kerja cukup, akan dapat memberikan keuntungankeuntungan bagi perusahaan, seperti : 1. Melindungi kemungkinan terjadinya krisis keuangan guna membenahi modal kerja yang diperlukan. 2. Merencanakan dan mengawasi rencana perusahaan menjadi rencana keuangan di dalam jangka pendek. 3. Menilai kecepatan perputaran modal kerja dalam arti yang menyeluruh.

4. Membayar kewajiban jangka pendek sesuai dengan jatuh tempo. 5. Memperoleh kredit sebagai sumber dana guna memperbesar pemenuhan kebutuhan kekayaan aktiva lancar. 6. Memberikan pedoman yang baik sehingga tidak terdapat keraguan manajemen dalam memperoleh efisiensi yang baik. B. Berbagai kebijaksanaan Modal Kerja

Pada dasarnya kerja bersifat sangat fleksibel yang berarti bahwa modal kerja
dapat dengan mudah diperbesar ataupun diperkecil, sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Disamping itu masing-masing perusahaan memiliki tipe modal kerja sendirisendiri sesuai dengan jenis bidang usaha maupun levelnya masing-masing. Tipe modal kerja perusahaan dapat dipengaruhi, misalnya memiliki sifat musiman atau konstan setiap saat.

Bagi perusahaan yang memiliki musim penjualan, dengan sendirinya akan


embutuhkan modal kerja relatif lebih besar dari masa tidak musim. Sehingga karena tipe-tipe tersebut juga mengakibatkan penentuan sumber- sumber dana yang akan dipergunakan atau yang akan dioperasikan. Pada umumnya tipe modal kerja berdasarkan sifat bekerjanya dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Modal kerja permanen (Permanen Working Capital) yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Permanen Working Capital ini dapat dibedakan dalam :

Modal kerja primer (Primary Working Capital) yaitu jumlah modal kerja minimum
yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya. Modal kerja normal (Normal Working Capital) yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal. 2. Modal kerja variabel (Variabel Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berobah-obah sesuai dengan perobahan keadaan, modal kerja ini dibedakan dalam: Modal kerja musiman (Seasonal Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berobah-obah disebabkan karena fluktuasi musim.

Modal kerja siklis (Cyclical Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya
berobah-obah disebabkan karena fluktuasi konyungtur (naik turunnya ekonomi yg selalu berganti-ganti)..

Modal kerja darurat (Emergency Working Capital) yaitu modal kerja yang
besarnya berubah ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya (misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perobahan keadaan ekonomi yang mendadak.

RASIO-RASIO MODAL KERJA Dalam menganalisa modal kerja suatu perusahaan, seseorang menganalisa
memerlukan adanya suatu ukuran tertentu, ukuran tersebut diperoleh dengan menggunakan analisa ratio, yaitu suatu cara untuk menganalisa hubungan dari berbagai pos dalam suatu laporan keuangan. Hasil dan analisa ini merupakan dasar untuk dapat menginterpretasikan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan.

Perhitungan rasio sangat penting bagi pihak luar yang ingin menilai laporan
keuangan suatu perusahaan. Penilaian dititikberatkan pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek atau likuiditas, salvobilitas, rentabilitas, dan prospek perusahaan di masa depan.

Analisa rasio ini berguna juga bagi pihak perusahaan untuk membantu manajer
dalam membuat evaluasi mengenai hasil operasi, memperbaiki kesalahan yang terjadi akibat penyimpangan atas rencana yang telah disusun dan menghindari halhal lain yang bersifat merugikan perusahaan. Berdasarkan sumber datanya, rasio-rasio dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :

1) Ratio-ratio neraca (balance sheet ratios) yaitu ratio-ratio disusun dari data
yang berasal dari neraca, misalnya ratio lancar (current ratio), ratio tunai (quick ratio), ratio modal sendiri dengan total aktiva, ratio aktiva tetap dengan hutang jangka panjang dan sebagainya.

2) Ratio-ratio laporan laba rugi (income statement ratios), yaitu ratio-ratio


yang disusun dari data yang berasal dari laporan perhitungan laba rugi, misalnya ratio laba bruto dengan penjualan netto, ratio laba usaha dengan penjualan netto, operating ratio, dan lain sebagainya.

3) Ratio-ratio antar laporan (intern statement ratios), yaitu ratio-ratio yang


disusun dari data yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi , misalnya

ratio penjualan netto dengan aktiva usaha, ratio penjualan kredit dengan piutang rata-rata, ratio harga pokok penjualan dengan persediaan rata-rata, dan lain sebagainya.

KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PENDEKATAN MODAL untuk PEMBIAYAAN AKTIVA LANCAR


1. PENDEKATAN MODERAT Pembiayaan aktiva lancar permanen dengan sumber dana jangka panjang (utang jangka panjang dan modal), dan aktiva lancar musiman dengan sumber dana jangka pendek (utang jangka pendek).

Jadi Strategi moderat merupakan gabungan dari strategi agresif dan konservatif.
Besar utang dari strategi moderat tidak sebanyak stragegi agresif dan modalnya tidak sebanyak strategi konservatif.

Penjelasan Gambar : Garis Lurus di atas bertitle current assets adalah kurva yang menunjukkan aktiva lancer yang tersedia selama kurun waktu tertentu. Fluktuating Current Assets adalah Aktiva musiman yang besarnya selalu berbeda setiap waktunya.

Kurva paling bawah adalah fixed assets yg besarnya tetap dari waktu ke waktu. Dari gambar tersebut dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa aktiva musiman itu
dibiayai oleh dana musiman (dapat berupa :utang jangka pendek), sedangkan aktiva lancar dan aktiva tetap yang jumlahnya akan tetap setiap waktu dibiayai oleh dana permanen (dapat berupa :utang jangka panjang).

contohnya, persediaan diharapkan terjual 30 hari, maka dibiayai kredit bank berjangka 30 hari; mesin berumur 5 tahun akan dibiayai kredit berjangka panjang 5 tahun, inilah bukti kalau moderate approach bersifat self liquidating. 2. PENDEKATAN KONSERVATIF Pembiayaan aktiva lancar, aktiva tetap dan sebagian aktiva musiman oleh dana permanen (utang jangka panjang+modal tersedia). Sedangkan sisa dari aktiva musiman dibiayai oleh dana musiman yang jumlahnya akan lebih kecil dibandingkan dengan dana permanennya. strategi konservatif yaitu strategi dengan menggunakan dana jangka panjang untuk membiayai pengeluaran proyek. Perusahaan mengeluarkan dana yang besar tiap bulan,dgn jumlah yg sama sehingga perusahaan tidak perlu meminjam ke pihak lain. Kadang-kadang karena selalu menyiapkan dana yang besar setiap bulan jadinya sering kelebihan dana.

Hanya bisa dilakukan jika perusahaan punya modal yang besar. Tapi risikonya
lebih kecil begitu juga dengan keuntungannya daripada strategi agresif.

Penjelasan gambar : Garis putus-putus berwarna ungu adalah bagian yang membatasi aktiva musiman yang dibiayai oleh dana musiman dan dana permanen, dalam hal ini dalam membiayai biaya musimannya perusahaan tidak perlu terlalu mengambil resiko, karena aktiva musiman telah sebagian dibiayai oleh dana permanen. Untuk membiayai dana musimannya, perusahaan dapat menabung likuiditas berupa sekuritas, dan pada masa lenggang dapat menjual sekuritas tersubut.

Maka, pendekatan ini dinilai paling aman.

3. PENDEKATAN AGRESIF Pembiayaan seluruh aktiva musiman dan sebagian aktiva lancar permanen dengan dana musiman. Sebagian aktva lancar permanen dan seluruh aktiva tetap dengan dana permanen.

Strategi agresif merupakan strategi yang diambil oleh perusahaan yang suka dengan
risiko besar untuk mendapat keuntungan yang besar.

Jadi perusahaan membiayai kebutuhan musiman dan sebagian kebutuhan tetapnya


dengan dana jangka pendek (utang) kemudian sebagian lagi dibiayai dengan dana jangka panjang.

Dapat dikatakan untuk strategi ini situasinya sepert ini : Berapa uang yg dimiliki perusahaan bulan ini? Bisakah digunakan untuk membayar pengeluaran bulanan? Apakah Kurang?! Jika Ya maka lakukan peminjaman uang! Keuntungan dari strategi ini adalah modal usaha perusahaan bisa minim karena ia
menggunakan uang orang lain untuk menjalankan usahanya.

Penjelasan gambar : Garis putus-putus berwarna hitam adalah batas aktiva lancar permanen antara dibiayai dana musiman atau dana permanen.

Perusahaan mengambil resiko gali lubang tutup lubang, atau setelah melunasi
hutangnya, berhutang lagi untuk membiayai aktiva lancar permanennya. Tetapi, meski beresiko tinggi, kebijakan ini membuat tingkat profitabilitas perusahaan tinggi, resiko tinggi dengan keuntungan yang tinggi pula.

ANALISIS NILAI BUKU PER LEMBAR SAHAM


Tujuan dari analisis nilai buku per lembar saham adalah untuk mengetahui pengaruh rasio Nilai Buku Per Lembar Saham (Price Book Value) dan rasio Laba Per Lembar Saham (Price Earning Ratio) terhadap perubahan harga sahamnya di Bursa Efek. Rasio laba terhadap saham beredar (EPS) Rasio adalah digunakan untuk mengukur suatu tingkat keuntungan dari perusahaan. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai pada kwartal yang sama pada tahun sebelumnya untuk menggambarkan pertumbuhan tingkat keuntungan perusahaan.

Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk memperkirakan kenaikan


ataupun penurunan harga saham suatu perusahaan di bursa saham. EPS= Keuntungan bersih / Jumlah saham beredar

Rasio pertumbuhan EPS Diperoleh dengan memperbandingkan nilai rasio laba terhadap saham beredar (EPS)pada tahun berjalan dengan nilai EPS pada kwartal yang sama pada tahun sebelumnya perusahaan. untuk menggambarkan pertumbuhan tingkat keuntungan

Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk memperkirakan kenaikan


ataupun penurunan harga saham suatu perusahaan di bursa saham. Rasio harga saham terhadap laba perlembar saham

Biasa juga disebut dengan P/E Ratio yang dihitung dengan cara membagi harga
saham dengan keuntungan perlembar saham.

Rasio ini digunakan untuk membandingkan suatu perusahaan dengan P/E Ratio
rata-rata dari perusahaan dalam kelompok industri sejenis. P/E Ratio = Harga saham / EPS

Rasio harga saham terhadap penjualan (P/S ratio) Rasio ini biasanya digunakan untuk menilai suatu perusahaan yang masih baru atau belum mendapatkan keuntungan dimana rasio ini.

Semakin rendah P/S ratio suatu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan


lain dalam kelompok industri yang sejenis menunjukkan semakin bagus perusahaan tersebut. P/S Ratio = Harga saham / penjualan per lembar saham Rasio harga saham terhadap nilai buku (PB/V Ratio) Semakin rendah PB/V rasionya berarti harga saham tersebut murah atau berada dibawah harga sebenarnya, namun hal ini juga dapat berarti ada sesuatu yang merupakan kesalahan mendasar pada perusahaan tersebut. Misalnya perusahaan XXX memiliki harta sebesar Rp. 100 milyar dan hutangnya sebesar Rp. 70 milyar maka nilai buku perusahan tersebut adalah Rp. 30 milyar dan apabila saham yang beredar 500 juta maka berarti setiap saham mewakili Rp. 600 nilai buku, dengan harga perlembar saham sebesar Rp. 1.200 maka berarti PB/V rasio perusahaan tersebut adalah 1.200/600 = 2. PB/V Ratio = Harga saham / (total harta - total hutang)

Sumber modul : Jhon wild buku2 edisi 10 bab 11, salemba 4

Anda mungkin juga menyukai