Anda di halaman 1dari 5

ANAK KEJANG,,JANGAN PANIK!!

Jul27 Buat bunda2 tersayang,,spesial buat teman2Q yang tadi sharing pengalaman kejang yg terjadi pada anak mereka.. Nihh,,aq share info tentang kejang demam pada anak..check it out!!

Sekilas tentang Kejang Demam PENGERTIAN Kejang demam adalah Kejang demam adalah terbebasnya sekelompok neuron secara tibatiba yang mengakibatkan suatu kerusakan kesadaran, gerak, sensasi atau memori yang

bersifat sementara (Hudak and Gallo,1996). Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi karena peningkatan suhu tubuh yang sering di jumpai pada usia anak dibawah lima tahun. Kejang sendiri terjadi akibat adanya kontraksi otot yang berlebihan dalam waktu tertentu tanpa bisa dikendalikan. Salah satu penyebab terjadinya kejang demam yaitu tingginya suhu badan anak. Timbulnya kejang yang disertai demam ini diistilahkan sebagai kejang demam (convalsio febrillis) atau stuip/step.

PENYEBAB 1) Intrakranial

Asfiksia : Ensefolopati hipoksik iskemik, Trauma (perdarahan) : perdarahan subaraknoid, subdural, atau intra ventricular, Infeksi : Bakteri, virus, parasit. Kelainan bawaan : disgenesis korteks serebri, sindrom zelluarge, Sindrom Smith Lemli Opitz. 2) Ekstra kranial

Gangguan metabolik : Hipoglikemia, hipokalsemia, hipomognesemia, gangguan elektrolit (Na dan K) Toksik : Intoksikasi anestesi lokal, sindrom putus obat. Kelainan yang diturunkan : gangguan metabolisme asam amino, ketergantungan dan kekurangan produksi kernikterus. 3) Kejang neonatus fanciliel benigna, kejang hari ke-5 (the fifth day fits) CIRI2 KEJANG * kedua kaki dan tangan kaku disertai gerakan-gerakan kejut yang kuat dan kejang-kejang selama 5 menit . Bola mata berbalik ke atas * gigi terkatup * muntah * tak jarang si anak berhenti napas sejenak. * pada beberapa kasus tidak bisa mengontrol pengeluaran buang air besar/kecil. * pada kasus berat, anak dapat tak sadarkan diri. Adapun intensitas waktu kejang juga sangat bervariasi, dari beberapa detik sampai puluhan menit. KLASIFIKASI KEJANG a. Kejang Tonik Kejang ini biasanya terdapat pada bayi baru lahir dengan berat badan rendah dengan masa kehamilan kurang dari 34 minggu dan bayi dengan komplikasi prenatal berat. Bentuk klinis Idiopatik

kejang ini yaitu berupa pergerakan tonik satu ekstrimitas atau pergerakan tonik umum dengan ekstensi lengan dan tungkai yang menyerupai ekstensi tungkai dan fleksi lengan bawah. b. Kejang Klonik Kejang Klonik dapat berbentuk fokal, unilateral, bilateral dengan permulaan fokal dan multifokal yang berpindah-pindah. Bentuk klinis kejang klonik fokal berlangsung 1 3detik, terlokalisasi dengan baik, tidak disertai gangguan kesadaran dan biasanya tidakdiikuti oleh fase tonik. Bentuk kejang ini dapat disebabkan oleh kontusio cerebri akibat trauma fokal pada bayi besar dan cukup bulan atau oleh ensepalopati metabolik. c. Kejang Mioklonik Gambaran klinis yang terlihat adalah gerakan ekstensi dan fleksi lengan atau keempat anggota gerak yang berulang dan terjadinya cepat. Gerakan tersebut menyerupai reflekmoro. Kejang ini merupakan pertanda kerusakan susunan saraf pusat yang luas dan hebat.Gambaran EEG pada kejang mioklonik pada bayi tidak spesifik. PENATALAKSANAAN Tetap Tenang,, Jangan Panik!! 1. Tidurkan anak pada tempat yang rata, nyaman, dan aman. Hal ini bertujuan untuk mengurangi resiko terjadinya cidera pada klien. 2. Bebaskan jalan napas anak, dengan melonggarkan atau melepaskan pakaiannya Karena pada saat terjadinya kejang, metabolisme tubuh dan kebutuhan oksigen pada klien akan meningkat., yang berakibat pada meningkatnya panas tubuh, melepaskan pakaian bertujuan untuk memaksimalkan proses pelepasan panas dari tubuh ke lingkungan. 3. Tidurkan anak pada posisi terlentang, berikan spatel lidah diantara gigi anak untuk menghindari dari trauma, baik itu trauma/luka lidah, gigi dah bibir anak. 4. Posisikan anak miring kiri dengan posisi kepala fleksi, untuk mencegah :

a. Aspirasi lidah, sehingga jalan napas anak tetap paten b. Tersedak pada anak, sebab dalam kondisi demam otak menstimulus untuk memproduksi air ludah lebih banyak. Jika keluaran air ludah maupun cairan lain pada anak terlalu banyak dan beresiko mengganggu bersihan jalan napas anak, maka dapat dilakukan tindakan suction. c. Aspirasi lambung atau masuknya cairan lambung ke dalam trakea, yang dapat berakibat pada berhentinya napas anak (dipsnea). Secara anatomi kantong lambung berada di sebelah kiri, ketika anak diposisikan miring kiri, maka cairan lambung akan lebih sukar keluar dan masuk dalam paru paru. 5. Hindari tindakan merestren klien (memfiksasi anak, dengan membuat ikatan pada tangan dan kaki sehingga anak tidak dapat bergerak), sebab tindakan restren dapat menimbulkan cidera pada anak dengan kejang. Hal yang dapat kita lakukan adalah memegangi kedua tangan klien, tanpa melakukan tindakan melawan tetapi mengikuti gerakan otot skelet atau gerakan anak saat kejang. 6. Lakukan tindakan kolaborasi dengan pemberian diazepam melalui intravena dengan dosis 0,3-0.5 mg/KgBB/kali dengan kecepatan 1-2 mg/menit dengan dosis maksimal 20mg. Bila kejang belum dapat teratasi dapat diulang dengan dosis yang sama 20 menit kemudian. Bila kejang berhenti sebelum obat habis hentikan penyuntikan, lanjutkan dengan fenobarbitol diberikan langsung setelah kejang berhenti. Jika kesulitan memberikan obat anti kejang melalui intravena, pemberian obat paling efektif yaitu melalui supositureal dengan dosis 0,4-0,6mg/KgBB/dosis REKTAL SUPPOSITORIA. 7. Pantau tingkat kesadaran dan TTV dari anak, jika anak tidak sadarkan diri setelah terjadinya kejang selama 5 10 menit merupakan hal yang normal, sebab kejang menguras banyak tenaga. Saat anak sadar, kita harus segera orientasikan anak dengan lingkungan, sebab pada saat kejang ada beberapa memori dari anak yang akan hilang. 8. Jika kejang berhenti, lakukan kembali water tepid sponging atau kompres hangat pada anak untuk menurunkan demamnya dan mencegah resiko kejang berulang. Anti Piretika

: Paracetamol 10 mg/KgBB/dosis PO (Per Oral / lewat mulut) diberikan 3-4 kali sehari. Kompres ; suhu >39 C dengan air hangat, suhu > 38 C dengan air biasa. PENCEGAHAN * Pencegahan berkala (intermiten) untuk kejang demam sederhana dengan Diazepam 0,3 mg/KgBB/dosis PO (Per Oral / lewat mulut) dan anti piretika pada saat

anak menderita penyakit yang disertai demam. * Pencegahan kontinu untuk kejang demam komplikata dengan Asam vaproat 15-40 mg/KgBB/dosis PO (per oral / lewat mulut) dibagi dalam 2-3 dosis. http://weenbee.wordpress.com/2011/07/27/anak-kejangjangan-panik/#more-59

Anda mungkin juga menyukai