Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PERANAN BAHASA INDONESIA DALAM ERA GLOBALISASI

NAMA : M. IMAM SUJANA KELAS : 3 KA 34 NPM : 14110733

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 1 # Dosen : Fadlan Maulana

Topik Tugas : Peranan Bahasa Indonesia Dalam Era Globalisasi

Kelas : 3 KA 34

Dateline tugas : 6 November 2012 Tanggal Penyerahan & Upload Tugas : 6 November 2012

PERNYATAAN

Dengan ini kami menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam tugas ini kami buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain.

Apabila terbukti tidak benar, kami siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.

Penyusun

NPM 14110733

Nama Leng kap M. IMAM SUJANA

Tanda Tangan

P ro g ra m S a r j a n a S 1 / S i s t e m I n f o r m a s i UNIVERSITAS GUNADARMA

PENGANTAR MAKALAH

PENULIS M. IMAM SUJANA

EDITOR M. IMAM SUJANA

DESAINER ISI M. IMAM SUJANA

DESAINER COVER M. IMAM SUJANA

ii

KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga Makalah Mata Kuliah Bahasa Indonesia ini dapat di selesaikan sebagai salah satu tugas yang diberikan dosen mata kuliah Bahasa Indonesia. Sebelumnya, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberi kesempatan kapada saya untuk membuat tugas makalah ini. Tugas makalah yang berjudul Peranan Bahasa Indonesia Dalam Era Globalisasi. Sebuah makalah yang membahas hal-hal yang berkaitan dengan masalah-masalah sosial yang ada di lingkungan masyarakat. Tentunya di lingkungan sekitar kita. Saya sadar, bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, saya terus mengharapkan bimbingan dari dosen pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia. Agar dilain waktu, tugas-tugas yang diberikan oleh Dosen Pembimbing Mata Kuliah Bahasa Indonesia dapat saya kerjakan lebih baik lagi. Harapan saya, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembacanya, terutama bagi diri saya pribadi. Akhirnya saya ucapkan terima kasih. Akhir kata. Wassalamualaikum.

Bekasi, 6 November 2012

Penulis

iii

DAFTAR IS I

PERNYATAAN ............................................................................................................................................................... i PENGANTAR MAKALAH ............................................................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ..................................................................................................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................................................................................. iv BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................................................. 1 1.1. 1.2. 1.3. Latar Belakang ............................................................................................................................................. 1 Tujuan ......................................................................................................................................................... 2 Sasaran ........................................................................................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................................................. 4 BAB III KESIMPULAN.................................................................................................................................................... 5 Referensi .................................................................................................................................................................... 7

iv

BAB I PENDAH ULUAN

1.1.

Lata r Be la kang Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, bahasa Indonesia berstatus sebagai bahasa kerja. Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau (wilayah Kepulauan Riau sekarang)dari abad ke-19. Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan "Bahasa Indonesia" diawali sejak

dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan "imperialisme bahasa" apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing. Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu. Penutur Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) dan/atau

mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Meskipun demikian, Bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya, sehingga dapatlah dikatakan bahwa Bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia. Fonologi dan tata bahasa Bahasa Indonesia dianggap relatif mudah. Dasar-dasar yang penting untuk komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu.

1.2.

Tujuan Dibandingkan dengan bahasa-bahasa Eropa, bahasa Indonesia tidak menggunakan kata bergender. Sebagai contoh kata ganti seperti "dia" tidak secara spesifik menunjukkan apakah orang yang disebut itu lelaki atau perempuan. Hal yang sama juga ditemukan pada kata seperti "adik" dan "pacar" sebagai contohnya. Untuk memerinci sebuah jenis kelamin, sebuah kata sifat harus ditambahkan, "adik laki-laki" sebagai contohnya. Ada juga kata yang berjenis kelamin, seperti contohnya "putri" dan "putra". Kata-kata seperti ini biasanya diserap dari bahasa lain. Pada kasus di atas, kedua kata itu diserap dari bahasa Sanskerta melalui bahasa Jawa Kuno. Untuk mengubah sebuah kata benda menjadi bentuk jamak digunakanlah reduplikasi (perulangan kata), tapi hanya jika jumlahnya tidak terlibat dalam konteks. Sebagai contoh "seribu orang" dipakai, bukan "seribu orang-orang". Perulangan kata juga mempunyai banyak kegunaan lain, tidak terbatas pada kata benda. Bahasa Indonesia menggunakan dua jenis kata ganti orang pertama jamak, yaitu "kami" dan "kita". "Kami" adalah kata ganti eksklusif yang berarti tidak termasuk sang lawan bicara, sedangkan "kita" adalah kata ganti inklusif yang berarti kelompok orang yang disebut termasuk lawan bicaranya. Susunan kata dasar yaitu Subyek - Predikat - Obyek (SPO), walaupun susunan kata lain juga mungkin. Kata kerja tidak di bahasa berinfleksikan kepada orang atau jumlah subjek dan objek. Bahasa Indonesia juga tidak mengenal kala (tense). Waktu dinyatakan dengan menambahkan kata keterangan waktu (seperti, "kemarin" atau "esok"), atau petunjuk lain seperti "sudah" atau "belum". Dengan tata bahasa yang cukup sederhana bahasa Indonesia mempunyai kerumitannya sendiri, yaitu pada penggunaan imbuhan yang mungkin akan cukup membingungkan bagi orang yang pertama kali belajar bahasa Indonesia.

1.3.

Sasaran Sampai saat ini bahasa nasional Indonesia memang hanya ada satu, tetapi bahasa di Indonesia banyak sekali hingga ratusan jumlahnya karena setiap suku dari Sabang sampai Merauke memiliki bahasa yang berbeda. Bahkan setiap bahasa memiliki tingkatan lagi seperti halus, sedang, dan kasar ( bahasa Jawa dan Sunda contohnya). Ada segelintir masyarakat yang beranggapan bahwa Bahasa Indonesia adalah bahasa yang paling miskin di dunia, hal tersebut dikarenakan banyak kata-kata di dalam Bahasa Indonesia yang mengadopsi dari bahasa asing, seperti kata mubazir yang berasal dari Bahasa Arab, kata isolasi dari Bahasa Inggris, dan masih bayak lagi kata adopsi lainnya. Tetapi kita sebagai Bangsa Indonesia yang besar dan memiliki bahasa sendiri harus bangga terhadap Bahasa Indonesia, karena Bahasa Indonesia adalah bahasa milik Indonesia sendiri, bukan milik negara lain. Jangan sampai Bahasa Indonesia di-claim oleh negara lain.

BAB II PEMBAHASAN

Jati diri bahasa, selain dipengaruhi kemasifan penggunaanya, juga didukung oleh kemampuan bahasa dalam mengungkapkan fenomena baru yang berkembang. Bahasa secara filosofis adalah pengungkapan manusia atas realitas melalui simbol-simbol. Berarti, eksistensi bahasa Indonesia sangat tergantung pada tingkat keberhasilan mengembangkan bahasa, misalnya menciptakan kosa kata dan istilah-istilah baru, baik penyerapan kosa kata bahasa daerah maupun asing semakin digiatkan. Bahasa Indonesia harus mampu menjadi bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi. Mengingat saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era global, terutama teknologi informasi sangat cepat. Suatu upaya yang sangat logis apabila bahasa Indonesia diberdayakan guna memenuhi kebutuhan alat komunikasi dalam arus globalisasi dengan melakukan pengembangan bahasa Indonesia di bidang apapun. Penyerapan bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia merupakan keadaan yang tak dapat dielakkan di era global. Namun, satu hal yang perlu dicatat, jangan sampai situasi ini mengakibatkan alienasi keberadaan bahasa Indonesia. Sebagai langkah alternatif, menurut penulis sudah saatnya membangkitkan sikap rasa bangga pemilik dan pemakai bahasa Indoesia. Rasa bangga ini sebagai salah satu wujud sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Dengan demikian, bahasa Indonesia selain terjadi penguatan persatuan nasional, jati diri bangsa Indonesia akan terwujud dan pada akhirnya bahasa Indonesia bisa eksis di era globalisasi teknologi informasi. Seiring dengan perkembangan semangat juang bangsa Indonesia, pada tanggal 28 Oktober 1928 para pemuda Indonesia mengikrarkan sumpah pemuda. Sejak saat itu Bahasa Indonesia mulai berkembang lagi bagaikan jamur di musim hujan, dimulai dari ejaan lama hingga ejaan baru seperti yang kita gunakan sekarang ini. Berikut ini adalah perbandingan ejaan lama dengan ejaan baru, huruf j ditulis dj, huruf u ditulis oe, dan masih banyak lagi

perbandingan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Kesemua kata-kata tersebut menjadi kosakata bahasa Indonesia melalui proses adaptasi sehingga sesuai dengan sistem bahasa Indonesia. Jadi, agaknya proses membuka diri terhadap pengaruh kosakata asing sudah berlangsung lama dalam sejarah perkembangan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, pada era globalisasi ini kekhawatiran yang sangat mendalam terhadap pengaruh masuknya unsur-unsur asing terhadap bahasa Indonesia tidak terlu terjadi.

BAB III K ES IMPULAN Bahasa Indonesia berbeda dari bahasa Melayu di Malaysia karena bahasa Indonesia memiliki lebih banyak perkataan yang berasal dari bahasa Jawa dan bahasa Belanda meski bahasa Indonesia didasarkan dan didominasi dari bahasa Melayu Riau, contohnya "pejabat pos" di Malaysia dikenal dengan sebutan "kantor pos" di Indonesia. "Kantor" ini berasal dari kata Belanda kantoor untuk "pejabat". Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di zaman sekarang sungguh memprihatinkan. Kemajuan teknologi yang semakin berkembang, memaksa para kaum muda di zaman sekarang kurang memperdulikan penggunaan bahasa Indonesia yang tepat. Anak muda sekarang lebih cenderung menggunakan bahasa atau ungkapan yang sedang ngetrend di seluruh dunia. Pengaruh sosial media dapat memenuhi aspek fungsi definisi bahasa Indonesia yang tepat. Sehingga ini membuat kedudukan bahasa Indonesia semakin terjepit. Kita sering mendengar orang berdalih bahwa berbahasa itu yang terpenting lawan berbicara dapat memahami informasi yang kita sampaikan, dan tidak harus menggunakan bahasa yang baik dan benar sebagaimana yang diatur dalam bahasa Indonesia. Pretensi itu berkembang menjadi sebuah aksioma di tengah masyarakat. Dampaknya, bahasa Indonesia menjadi terabaikan. Sepanjang sejarah bahasa Indonesia selalu mengalami perkembangan. Dalam

perkembangannya bahasa Indonesia tidak menampik kenyataan terhadap masuknya bahasa lain. Justru bahasa-bahasa yang masuk itu dapat memperkaya bahasa Indonesia terutama dari segi perbendaharaan kata. Sungguhpun bahasa Indonesia diperkaya oleh bahasa lain, tetapi tidak sampai pada struktur bahasa secara keseluruhan. Karena itu, bahasa Indonesia tetap dapat menunjukkan jati dirinya. Kenyataan memang tidak dapat dipungkiri. Kendati telah ditetapkan aturan baku tentang penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar (formal), tetapi aturan tersebut masih diingkari oleh sebagian masyarakat kita. Bahkan, gejala merendahkan bahasa sendiri semakin nyata. Hal ini dapat kita lihat dari perilaku berbahasa masyarakat kita dewasa ini. Sikap bangsa Indonesia terhadap bahasa Indonesia cenderung ambivalen, sehingga terjadi dilematis. Artinya, di satu pihak kita menginginkan bahasa Indonesia menjadi bahasa modern, dan dapat mengikuti perkembangan zaman serta mampu merekam ilmu pengetahuan dan teknologi global, tetapi di pihak lain kita telah melunturkan identitas dan citra diri itu dengan lebih banyak mengapresiasi bahasa asing sebagai lambang kemodernan. Atas dasar itu, tidak
5

heran jika para remaja masa kini lebih cenderung menggunakan bahasa asing atau bahasa gaul sebagai bagian dari hidupnya jika mereka tidak ingin disebut ketinggalan zaman. Interaksi global dalam berbagai bidang dewasa ini tidak bisa dihindari. Akibatnya proses transaksi nilai-nilai global dengan sendirinya juga akan terjadi. Pentingnya kesadaran dari diri kita sendiri terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sepanjang kita berada di wilayah negara Indonesia, merupakan suatu keniscayaan untuk tetap mempergunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah. Hal ini juga mempertegas kecintaan kita terhadap bahasa kita sendiri agar identitas bangsa kita lebih dihargai dalam skala internasional. Sehingga tidak menutup kemungkinan, bahasa Indonesia dapat menjadi bahasa Internasional di masa mendatang. Bahasa dan kita lah penentunya.

Referen si

http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia
http://dickysyuhada.blogspot.com/2011/10/bagaimanakah-perkembanganbahasa_5320.html http://digilib.its.ac.id/ITS-Article-3400012001025/19118 http://ovaltinesusu.wordpress.com/2012/01/15/bagaimanakah-perkembangan-bahasaindonesia-saat-ini/ http://obyramadhani.wordpress.com/2009/10/02/3/

Anda mungkin juga menyukai