Anda di halaman 1dari 4

SEJARAH KEDOKTERAN INDONESIA DARI SEKOLAH DOKTER JAWA STOVIA 1891 MENUJU KEBANGKITAN BANGSA INDONESIA 1908

PENDAHULUAN Wabah penyakit , banyaknya penduduk , serta luasnya wilayah penjajahan Belanda di Bumi Nusantara ini mendorong Pemerintahan Hindia Belanda untuk mendaya gunakan penduduk pribumi khususnya di Jawa untuk bisa membantu pemerintah Belanda menangani masalah kesehatan, sehingga mendidik petugas medis adalah merupakan solusi. Lahirnya pendidikan kesehatan hingga lahirnya pendidikan kedokteran merupakan tonggak bersejarah untuk bangsa Indonesia, karena dari pendidikan kedokteran Sekolah Dokter Jawa STOVIA , melahirkan pelajar Dokter jawa juga Dokter Jawa yang peduli pada masyarakat , bangsa dan negara. PERJALANAN SEJARAH KEDOKTERAN INDONESIA (1500-1950)

Dipersembahkan oleh

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang ( UNISMA )

Pada tahun 1558-1564 Terjadi Wabah cacar di Ternate dan Ambon Di tahun 1821-1828 penyakit Kolera ,Wabah cacar ,Wabah tipus muncul di Jawa dan Bali. Pada tahun 1848 Konstitusi baru di Belanda: Dewan Negara (parlemen) Belanda mempunyai kuasa atas urusan-urusan kolonial. Sebagian anggota parlemen menuntut diadakannya perubahan di tanah jajahan dan mendesak diadakannya pembaharuan liberal. Pengurangan peranan pemerintah dalam perekonomian kolonial, pembebasan terhadap pembatasan perusahaan swasta, dan diakhirinya tanam paksa. Demonstrasi di Batavia, dipimpin oleh Baron van Hoevell, memohon kepada Raja Belanda agar

diberlakukan kebebasan pers, sekolah menengah untuk masyarakat, dan perwakilan untuk Hindia Belanda di Dewan Negara. Sekolah-sekolah karesidenan untuk pendidikan dan latihan anakanak para pemerintah dan bangsawan setempat, mulai dibuka. Keputusan Gubernermen no.22 yang menetapkan akan diselenggarkanya pendidikan kedokteran di Indonesia (Nederlandsch Indie). Tempat pendidikan ialah Rumah Sakit Militer. Ditetapkan pada tanggal 2 Januari 1849 Sekolah pendidikan kedokteran DokterJawadibuka di Weltevreden Gambir, Batavia pada bulan Januari 1851 dengan 12 orang murid. Lama pendidikan 2 tahun. Dengan Surat Keputusan Gubernemen tanggal 5 Juni 1853 no. 10 ditetapkan bahwa lulusan diberi gelar Dokter Djawa, tetapi di pekerjakan sebagai Mantri Cacar. Lama pendidikan kedokteran menjadi 3 tahun dengan wewenang bukan hanya sebagai Mantri Cacar, tetapi sebagai dokter yang dapat berdiri sendiri, meskipun masih dibawah pengawasan dokter Belanda. Terjadi pada tahun 1864 Wabah penyakit cacar merengut korban jiwa 18.000 orang( 1871). Lama pendidikan Dokter-Jawa menjadi 7 tahun terbagi atas 2 tahun bagian persiapan dan 5 tahun bagian kedokteran. Selama 2 tahun persiapan para murid terutama diajarkan bahasa Belanda, yang telah ditetapkan menjadi bahasa pengantar. Pada tahun 1875 Didirikan sekolah pendidikan kedokteran yang disebut STOVIA (School tot Opleiding voor Indische Artsen) pada tahun 1898 , yang sebenarnya merupakan kelanjutan dari perkembangan dan pengembangan Sekolah

Dokter Djawa yang terus menerus mengalami perbaikan dan penyempurnaan kurikulum dan perubahan nama. Sebelum 1989 diubah menjadi School tot Opleiding van Inlandsche Geneeskundigen dan pada tahun 1898 diubah menjadi School tot van Inlandsche Artsen (STOVIA). Pada 1901 pihak Belanda mengadopsi apa yang mereka sebut Kebijakan Beretika (bahasa Belanda: Ethische Politiek), yang termasuk investasi yang lebih besar dalam pendidikan bagi orang-orang pribumi, dan sedikit perubahan politik. Di bawah gubernur-jendral J.B. van Heutsz pemerintah Hindia-Belanda memperpanjang kekuasaan kolonial secara langsung di sepanjang Hindia-Belanda, dan dengan itu mendirikan fondasi bagi negara Indonesia saat ini 1901 Gedung baru sekolah kedokteran STOVIA maret 1902, dibuka di Hospitaalweg (sekarang Jl. Dr Abdul Rahman Saleh no 26) dan lama pendidikan menjadi 9 tahun. : Pada tahun 1903, Pemerintah Belanda membuka sekolah setingkat SMP MULO Minggu, 20 Mei 1908, pada pukul sembilan pagi, bertempat di salah satu ruang belajar STOVIA, Soetomo menjelaskan gagasannya. Dia menggugah hati hadirin dan menyatakan bahwa hari depan bangsa dan Tanah Air ada di tangan mereka. Maka lahirlah Boedi Oetomo. Namun, para pemuda juga menyadari bahwa tugas mereka sebagai mahasiswa kedokteran masih banyak, di samping harus berorganisasi. Oleh karena itu, mereka berpendapat bahwa kaum tua-lah yang harus memimpin BO, sedangkan para pemuda sendiri akan menjadi motor pergerakan

20 Mei Budi Utomo didirikan di antara para mahasiswa suku Jawa kelas atas di Jawa, termasuk dr. Sutomo dan dr. Tjipto Mangunkusumo, menandai dimulainya era Kebangkitan nasional . o Indische Vereeniging didirikan untuk para mahasiswa Indonesia di Belanda. Cikal bakal lkatan Dokter Indonesia adalah perhimpunan yang bernama Vereniging van lndische Artsen tahun 1911, dengan tokohnya adalah dr. J.A.Kayadu yang lama menjabat sebagai ketua dari perkumpulan ini. Selain itu, tercatat nama-nama tokoh seperti dr. Wahidin, dr, Soetomo dan dr Tjiptomangunkusumo, yang bergerak dalam lapangan sosial dan politik. Kemudian dikenal pula dr. Mangkoewinoto, dr. Soesilo dan dr. Kodijat yang berjuang dibidang penyakit menular, juga dr. Kawilarang, dr. Sitanala. Dr. Asikin Widjajakusumah dan dr. Sardjito. Nama yang terakhir ini terkenal dengan majalahnya Medische Berichten yang diterbitkan di Semarang bersama-sama dr. A. Moechtar dan dr. Boentaran. Pada tahun ituWabah Bubonic plague terjadi di Jawa Pada tahun 1912, dr Cipto Mangunkusumo, Douwes Decker dan Ki Hajar Dewantoro mendirikan Indisje Party Pada tahun 1913 Organisasi STOVIA disempurnakan dan lama pendidikan menjadi 10 tahun, istilah Inlandsche Artsen diubah menjadi Indische Artsen karena sekolah ini juga terbuka untuk murid Cina dan Belanda sedangkan sebelumnya hanya terbuka untuk penduduk pribumi. o NIAS (Nederlands Indische Artsen School) di Surabaya dengan Surat Keputusan Gubernemen tanggal 8 Mei 1913 no. 42.

Persyaratan penerimaan sebagai mahasiswa adalah MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) setingkat SMP sekarang1913 Diresmikan pembukaannya pada tanggal 1 Juli 1913 dengan nama Nederlandsch Indische Artsenschool (NIAS) dengan tujuan menghasilkan dokter-dokter yang langsung dapat bekerja di kalangan masyarakat desadesa yang dapat memberikan pertolongan praktis dengan pengetahuan cukup dan dapat dipertanggungjawabkan. Dimulainya pendidikan dokter di Surabaya diresmikan secara low profile tanggal 15 September 1913 di Jalan Kedungdoro No. 38 Surabaya. Ciri khas pendidikan dokter di Surabaya (NIAS) adalah kemasyarakatannya. Kurikulum NIAS disesuaikan dengan kurikulum STOVIA, dengan masa pendidikan 10 tahun, yaitu 3 tahun bagian persiapan dan 7 tahun bagian kedokteran. Siswa yang diterima adalah lulusan SD pemerintah, baik pemuda-pemuda bumiputra maupun India Belanda, keturunan Cina dan Arab, pria dan wanita. Direktur pertama yang ditunjuk adalah Dr. A.E. Sitsen, seorang dokter dan tenaga pengajar yang cakap, kompeten, berdedikasi, memilih dan melengkapi korps pengajar. Tahun 1918 o 18 Mei 1918 Volksraad berapat untuk pertama kalinya. 39% dari anggota-anggotanya adalah orang Indonesia. Anggota-anggotanya dipilih oleh dewan-dewan setempat dari kabupaten. Kebanyakan anggotanya adalah pegawai pemerintah atau bupati. Volksraad terdiri dari satu kamar, dan berfungsi sebagai dewan penasihat saja.

Gubernur Jenderal van Limburg Stirum mengangkat Tjokroaminoto menjadi anggota Volksraad. Dr. Tjipto Mangunkusumo juga ditempatkan di sana. o Wabah cacar melanda Jawa, Sumatra dan Kalimantan. Akhir tahun 1919:Didirikan Centraal Bugerlijk Ziekenhuis (CBZ) sekarang disebut Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dokter Ciptomangunkusumo (RSUPNCM) yang dipakai sebagai Rumah Sakit Pendidikan oleh siswa STOVIA. 5 Juli 1920:Gedung pendidikan kedokteran di Salemba 6 selesai dibangun dan seluruh fasilitas pendidikan di pindahkan ke Salemba 6. 1923 Tanggal 2 Juli 1923, NIAS menempati gedung baru di Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga saat ini. Sebagai rumah sakit pendidikan mula-mula digunakan Gevangenis Hospital Simpang (Stadverband), kemudian Central Burgelijke Zieken-Inrichting (CBZ). Tahun ini pula NIAS menghasilkan dokter pertama dengan titel Indische Art. Pada tahun 1924Dr. Sutomo mendirikan Indonesian Study Club. Central Malaria Bureau didirikan sebagai pusat program eradikasi 1925 Kurikulum NIAS mengalami perubahan, terutama pada bagian klinik. Sejak tahun ini, siswa yang diterima hanya lulusan MULO (setingkat SMP). Pada tahun 1928, lama pendidikan NIAS diubah menjadi 8,5 tahun dengan menghapus bagian persiapan. 1926 perkumpulan Vereniging van lndische Artsen berubah namanya menjadi Vereniging van lndonesische Geneeskundige (VIG).Menurut Prof Bahder Djohan yang pernah menjadi sekretaris

VIG selama 11 tahun (1928-1938), perubahan nama ini dengan landasan politik yang menjelma dari timbulnya rasa nasionalisme (karena dokter pribumi dianggap sebagai dokter kelas dua) sehingga membuat kata Indische menjadi Indonesische dalam VIG. Dengan demikian, profesi dokter telah menimbulkan rasa kesatuan, atau paling tidak meletakkan sendi-sendi rasa persatuan.Bahder Djohan mengatakan pula, tujuan VIG ialah menyuarakan pendapat dokter, dimana pada masa itu persoalan yang pokok ialah mempersamakan kedudukan antara dokterdokter pribumi dengan dokter Belanda dalam segi kualitasnya yang tidak kalah. Kongres VIG tahun 1940 di Solo menugaskan pada Bahder Djohan untuk membina serta memikirkan istilahistilah baru dalam dunia kedokteran. Masa itu telah terkumpul 3000 istilah baru dalam dunia kedokteran. Usaha-usaha VIG lainnya yang patut diketengahkan yakni peningkatan gaji (upah) dokter-dokter Melayu agar mempunyai derajat yang sama dengan dokter Belanda, yang berhasil mencapai 70% dari jumlah semula (50%). Selain itu, memberikan kesempatan dan pendidikan bagi dokter melayu menjadi asisten dengan prioritas pertama. 1927July 4 Sukarno dan Dr. Cipto Mangunkusumo mendirikan Perserikatan Nasional Indonesia (PNI). Pada tanggal 9 Agustus 1927:Pendidikan dokter STOVIA resmi menjadi pendidikan tinggi dengan nama Geneeskundige Hooge School.Untuk pendidikan dokter sampai Agustus 1927, syarat pendidikan sebelumnya adalah setingkat SD dan setelah didirikan Geneeskundige Hoog School setingkat SMA.

1927 Geneeskundige Hoogeschool dibuka di Jakarta. Siswa harus berasal dari HBS V dan AMS B dengan lama pendidikan 7 tahun; lulusan GHS bertitel Arts yang sederajat dengan lulusan dokter di Negeri Belanda. STOVIA tidak lagi menerima calon-calon baru, sedangkan siswa yang duduk di tingkat rendah diberi kesempatan pindah ke AMS atau ke NIAS Surabaya dan yang duduk di tingkat tinggi dapat menyelesaikan studi di Jakarta, disamping HGS. Di masa dahulu dikenal 3 macam dokter Indonesia, ada dokter Jawa keluaran sekolah dokter Jawa, ada Indische Arts keluaran Stovia dan NIAS serta ada pula dokter lulusan Faculteit Medica Batvienis pada tahun 1927. o SeptemberHatta, Ali Sastroamidjojo yang tergabung di PARINDRA ditanggkap oleh Pemerintah Belanda. Dr. Cipto Mangunkusumo juga di tahan dan di buang ke pulau Banda selama 11 tahun 1935DecemberBudi Oetomo dan PARINDRA, sepakat bekerjasama dengan Pemerintah Belanda dalam rangka mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia 1941 Sejak NIAS berdiri sampai 1 Juli 1941 telah dihasilkan 324 Indische Artsen. 24 April 1943:Pada jaman pendudukan Jepang nama sekolah STOVIA diubah menjadi IKA DAI GAKU.Dalam masa pendudukan Jepang (1943), VIG dibubarkan dan diganti menjadi Jawa Izi Hooko Kai. January 1946 Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada berdiri, di Kraton Ngayogjokarto Hadiningrat atas perintah Sultan HB IX Februari 1946:Setelah kemerdekaan RI nama sekolah IKA DAIGAKU diubah menjadi nama

Perguruan Tinggi Kedokteran Republik Indonesia. Februari 1947:Pada jaman pendudukan Belanda, oleh pemerintah Belanda diadakan juga kegiatan pendidikan kedokteran dengan memakain nama Geneeskundige Faculteit, Nood-Universiteit van Indonesie. Disamping itu pendidikan kedokteran pada Perguruan Tinggi Kedokteran Republik Indonesia tetap dilaksanakan. 1948 Didirikan Perkumpulan Dokter Indonesia (PDI), yang dimotori kalangan dokter-dokter muda di bawah pimpinan dr. Darma Setiawan Notohadmojo. Pendirian PDI berdasarkan kehendak situasi dan tuntutan zaman yang berkembang pendapat-pendapat atau tinjauantinjauan baru dalam suasana dan semangat yang baru pula pada waktu itu. Dengan demikian PDI berfungsi pula sebagai badan perjuangan di daerah pendudukan Belanda.Hampir bersamaan berkembang pula Persatuan Thabib Indonesia (Perthabin) cabang Yogya yang dianggap sebagai kelanjutan VIG masa tersebut. Tidaklah mungkin bahwa Perthabin dan PDI sekaligus merupakan wadah dokter di Indonesia, maka dicapai mufakat antara Perthabin dan Dewan Pimpinan PDI untuk mendirikan suatu perhimpunan dokter baru. Dr. Soeharto berpendapat bahwa perkumpulan dokter yang ada sejak 1911 telah rusak di zaman kependudukan Jepang. Lagi pula organisasi yang bernama Jawa Izi Hooko Kai hanya terbatas di Pulau Jawa saja. la menilai juga bahwa perkumpulan tersebut tidak bekerja dan berfungsi dan hanya sebagai penyalur politik Jepang. Dasar pemikiran inilah digunakan untuk mendirikan suatu perkumpulan dokter baru yang sesuai dengan alam pikiran dan jiwa kemerdekaan serta sesuai dengan indentitas kita,

yakni persatuan. Diharapkan perkumpulan kedokteran tersebut dapat menjadi semacam perkumpulan persatuan. 2 Februari 1950:Setelah penyerahan kedaulatan kepada Pemerintah Republik Indonesia kedua jenis institusi pendidikan kedokteran tersebut, yaitu Perguruan Tinggi Kedokteran Republik Indonesia dan Geneeskundige Faculteit, NoodUniversiteit van Indonesie, digabung dan disatukan dengan memakai nama Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Pada tanggal 14 September tahun 1963Yayasan Perguruan Tinggi Jawa Timur/ IDI mendirikan Sekolah Tinggi Kedokteran Malang merupakan pendidikan kedokteran pertama di Malang dan pada tanggal 2 Januari 1974 menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Pada tanggal25 September 2001 berdiri Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang Pada 1995 Ketua PBNU KH Abdurrahman Wachid meresmikan RSI UNISMA, dan menyatakan 10 tahun lagi FK UNISMA berdiri. Pada 17 September tahun 2005 berdiri Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Malang yang merupakan Pendidikan Kedokteran ke 3 di Malang dan ke 50 di Indonesia, dan pada tanggal 14 September 2011 menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang Sekarang ini Indonesia memiliki 72 Fakultas Kedokteran yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia

ooo000ooo

Anda mungkin juga menyukai