Anda di halaman 1dari 3

Received: (from apakabar@localhost) by explorer2.clark.net (8.8.5/8.7.1) id TAA11452 for reg.indonesia@conf.igc.apc.

org; Wed, 30 Apr 1997 19:43:04 -0400 (EDT) Subject: [INDONESIA-B] RPK - Pasar sepeda motor INDONESIA-B [ISMAP] Pertarungan Hidup Mati di Pasar Sepeda Motor

Nyaris tanpa publikasi, pertarungan di pasar sepeda motor ternyata semakin gila. Bahkan hampir melebihi pertarungan di pasar mobil yang mana. Sementara di tingkat produsen, 'perang' iklan sepeda motor di stasiun televisi mengklaim diri selama ini dikenal sangat ketat. Genderang 'perang' seperti ditabuh hampir setiap saat oleh para dealer sepeda motor di manateknologi pun terjadi, bias dilihat dari gencarnya swasta yang ditayangkan hampir setiap saat. Semuanya

sebagai sepeda motor paling ngecreng dan nomor satu di kelasnya. segala macam. Bahkan ada

Sementara, di media cetak, para dealer memasang iklan dengan penawaran luar biasa. Mulai dari pembelian tanpa uang muka, sampai dengan bonus yang memberi pelayanan dengan cara cukup menelepon, sepeda motor pun langsung diantar ke rumah. Dulu, ketika harga jual sepeda motor masih berkisar Rp 2,5 juta, penawaran uang muka sekitar 50 persen saja sudah dinilai sebagai daya tarik tersendiri bagi calon pembeli. Tak heran kalau kemudian langkah seperti itu dilakukan hampir semua agen tunggal pemegang merek (ATPM) sepeda motor di Indonesia. Tapi kini pertarungan itu makin keras. Cukup dengan menyetorkan uang Rp 400 ribu, pembeli sudah bisa membawa sepeda motor pulang ke rumah. Cicilan pun bisa diangsur sampai empat tahun. Konsep seperti itu dilakukan hampir semua merek. Ketika satu merek menurunkan uang muka, yang lain otomatis ikut. Tapi belakangan, uang muka yang rendah dianggap belum cukup. Sehingga dan helem, beberapa dealer kemudian menawarkan bonus seperti jaket, atau kunci pengaman, tune up gratis dan ganti oli sebanyak 12 kali. cara untuk merebut pasar? Mestikah

Banyak yang bertanya, kenapa penawaran-penawaran seperti itu mesti dilakukan. Apakah pasar sepeda motor yang lesu, atau itu salah satu ada korban dari prilaku seperti itu?

****Di Indonesia sampai saat ini market share dikuasai oleh empat merek sepeda motor yakni Honda, Yamaha, Suzuki, dan Kawasaki. Jumlah itu sangatkecil dibanding jumlah Bahkan bisa disebut pertarungan hidup mati. merek mobil yang bertarung di pasar dalam negeri. Tapi pertarungan di sepeda motor tampaknya sangat luar biasa. Perkembangan pangsa pasar sepeda motor di Indonesia dalam tiga tahun terakhir cukup tajam. Tahun lalu misalnya, mencapai 1,36 juat unit dan tahun ini diperkirakan sekitar 1,7 juta unit. Artinya, naik sekitar 25 persen. Dirjen Industri Logam Mesin dan Kimia Departemen Perindustrian dan Perdagangan Effendi Sudarsono memperkirakan dengan pertumbuhan 25 persen itu, pada tahun 2000 pangsa pasar sepeda motor akan mencapai 3 juta unit. pasar mobil di Indonesia hanya sekitar 350 ribu unit, merek. Artinya, kalau dibagi rata, sudah mulai terjadi. Lalu di pasar sepeda motor, siapa yang akan menjadi korban? Mampukah kelima merek itu bertahan? Agaknya apa yang mereka lakukan sekarang adalah upaya untuk mempertahankan keberadaan. Iklan boleh bagus, penampilan boleh lebih ngecreng, penawaran bonus boleh menarik, tapi suka atau tidaknya masyarakat membeli sepeda motor image.Kenyataannya, ini yang sangat menentukan. Barangkali ini yang sudah dimiliki oleh Honda. Bahkan di beberapa sepeda motor masih sering disebut Honda, padahal kelompok Astra International daerah, semua mereknya lain. Tidak heran kalau produk tidak bisa dilepaskan dari Angka ini cukup besar untuk diperebutkan oleh berbagai merek sepeda motor. Sebagai perbandingan, tapi yang memperebutkan hampir 30 jalan, dan ini satu merek hanya akan kebagian sekitar 10 ribu unit saja.

Melalui pertarungan alamiah, satu per satu merek tadi berguguran di tengah

masih merajai pasar dalam negeri. Posisi itu mereka kuasai merebut

sejak Indonesia pertama kali mengembangkan industri sepeda motor. Pada 1995 misalnya, dengan pangsa pasar 1,17 juta unit, Honda berhasil sekitar 520 ribu unit lebih (50,1 persen). Disusul Yamaha dengan 390.119 unit (24,1 persen), Suzuki sebanyak 211.655 unit (21,5 persen), Kawasaki 25.202 unit (2,5 persen) dan merk lainnya 23.692 unit (0,8 persen) dari total pangsa pasar nasional. Demikian juga pada tahun lalu, Honda masih menguasai lebih dari 50 persen. (lihat tabel penjualan) Empat merek lain tampaknya tengah berusaha keras mengejar ketertinggalan mereka dari Honda.

Salah satunya, ya, dengan cara variasi.

melepas produk-produk terbaru ke pasar dengan pelbagai bersamaan yakni

Lihat, misalnya, Yamaha meluncurkan dua type dalam waktu hampir Yamaha FIZ dan Yamaha Crypton. Suzuki juga tak mau produk baru sekaligus, Tornado dan tapi dihidupkan

ketinggalan, ia mengunggulkan dua

Shogun. Kawasaki -- yang sempat mati beberapa tahun, tidak mereka

kembali oleh Kelompok Bimantara -- mengandalkan Kaze dan Ninja. sengaja memberikan pilihan banyak

Honda juga melakukan pergantian tipe hampir tiap tahun. Tapi tipe lama produksi lagi. Berbeda dengan merek-merek lain yang ketat.

kepada calon konsumen. Dari empat merek itu, tampaknya tiga merek benar-benar bersaing Yakni Honda, Yamaha dan Suzuki. Kawasaki masih tertinggal, barangkali karena baru memulai langkah baru, setelah lama tidur. Sedangkan merek lain selain empat merek raksasa di Indonesia tampaknya kalem saja. Pertumbuhan pangsa pasarnya tampaknya sudah stagnan. Honda, Yamaha, Suzuki dan Kawasaki justru malah melirik masyarakat berusia di bawah 30 tahun. Produk yang mereka tawarkan juga sporti, karena yang dituju sangat untuk disesuaikan dengan usia. Modelnya lebih adalah anak-anak muda. Pangsa pasar kelompok ini justru yang

besar. Tapi apakah keberadaan empat merek sepeda motor yang menguasai pangsa memastikan. Tapi yang jelas, tidak jarang sebuah perusahaan bankrut hanya karena

pasar Indonesia saat ini akan membuat merek sepeda motor lainnya gulung tikar? Masih sulit tidak mampu mengikuti perkembangan selera pasar. Perkembangan Penjualan Sepeda Motor Merek Speda Motor Honda Yamaha Suzuki Kawasaki Lainnya Sumber: Disperindag Tahun 1995 50,1% 24,1% 21,5% 2,5% 0,8% Pangsa Pasar Tahun 1996 49,4% 25,5% 21,7% 2,7% 0,9% Tahun 1997 50,7% 24,1% 21,4% 3,1% 0,7%

Anda mungkin juga menyukai