Anda di halaman 1dari 2

Nama: Fauziah Mursid NIM : 109051100055 Jurnalistik 7B

Belajar bela negara, ala Menwa UMJ Di tengah tengah arus perubahan lingkungan akibat pengaruh globalisasi ini disadari atau tidak, rasa nasionalisme warga negara mulai memudar. Tentu hal ini perlu ditingkatkan. Rasa nasionalisme yang tinggi tentu kelak akan memunculkan sikap bela negara. Sudah seharusnya kita sebagai penerus bangsa memunculkan sikap tersebut, terlebih kita sebagai
Anggota Kepengurusan Menwa UMJ seusai rapat kajian rutin

mahasiswa. Siapa lagi jika bukan kita? Berbicara tentang sistem bela negara ala mahasiswa, kita bisa menengok salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ada di kampus-kampus yakni Resimen Mahasiswa (Menwa). Menwa ini merupakan wadah kegiatan mahasiswa untuk menumbuhkan rasa nasionalisme khususnya semangat bela negara. Kehadiran Menwa juga sangat berpengaruh memberikan pemahaman tentang hak dan kewajiban bela negara setiap warga negara. Di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Menwa menjadi salah satu UKM yang biasa diikuti mahasiswa. Menwa UMJ ini berdiri pada tanggal 11 November 1982. Saat itu kondisi bangsa Indonesia kurang kondusif sehingga berimbas ke kampus-kampus. Namun hal itu bukanlah satu-satunya alasan berdirinya Menwa UMJ pada saat itu, tetapi lebih sebagai media belajar mahasiswa tentang bela negara. Seperti semboyannya Widya Castrena Dharma Sidda yakni penyempurnaan kewajiban dengan ilmu pengetahuan dan olah keprajuritan. Berangkat dari itulah, menwa hadir hingga kini di kampus yang berada di kawasan Ciputat ini. Saat ini tercatat ada 53 keanggotaan yang masih aktif. Yang perlu Sobat Newbie ketahui, kegiatan Menwa UMJ ini beragam lho! Dalam bidang pengetahuan, Menwa UMJ ini mempunyai kajian rutin setiap Jumat sore, yang materi dan narasumbernya memiliki kualitas sesuai bidangnya. Antara lain kajian bidang pertahanan, sempat diundang pula saat itu Kasdim Jak-Sel Mayor Kav Sunaryo Saripan. Dalam hal keprajuritan, Menwa memiliki kegiatan Pembinaan Jasmani (Binjas) setiap hari Rabu dan Sabtu pagi. Kegiatan keprajuritan ini dilakukan sebatas porsi mahasiswa, bukan

seperti militer. Menwa ini bukan tentara kampus, dan tidak bergaya sok ala tentara tetapi orientasinya lebih kepada belajar latihan bela negara,ungkap Damsat Menwa UMJ Anto Tuntas Widy Setyawan ketika ditemui Tangsel pos selasa siang kemarin. Selain latihan keprajuritan dan kajian, ada kegiatan rutin yang dilakukan setiap sabtu yakni pelatihan perahu di Situ Gintung, Ciputat. Latihan perahu ini tujuannya terkait peran Menwa sebagai Pelindung Masyarakat (Linmas) sesuai dasar hukum SKB 3 Menteri yang berkaitan dengan penanganan bencana. Jika sewaktu-waktu ada bencana, maka Menwa siap turun Anggota Menwa UMJ sedang mengadakan pelatihan Perahu di Situ Gintung menbantu. Rutinitas lainnya antara lain seminar-seminar, rapat progam kerja dan juga pelatihan-pelatihan lainnya. Tidak sulit untuk gabung ke Menwa UMJ ini. Tak ada syarat khusus untuk menjadi anggota Menwa UMJ ini. Tidak ada tes berat. Mahasiswa atau calon anggota yang berminat akan diberikan tes medis dan juga tes fisik yang sesuai dengan porsi mahasiswa. Sejauh ini kontribusi Menwa terhadap kampus sangat banyak. Menwa bukan hanya membawa nama baik kampus diluar terkait sebagai Linmas, tetapi didalam kampus pun Menwa hadir sebagai ajang promosi kampus. Menwa UMJ telah melahirkan alumni-alumni yang mumpuni di bidangnya. Salah satunya sebut saja Staf Khusus Menteri Kehutanan Ali Taher Parasong, yang dulu merupakan komandan pertama Menwa UMJ.

Anda mungkin juga menyukai