Realitas dunia yang mengalami kehancuran akibat diterapkannya Kapitalisme-Liberalisme. Realitas ketidakmampuan model nation-state dan rejim demokratik menyelesaikan masalah-masalahnya, maupun untuk mewujudkan cita-cita negara demokratik. Keinginan mencari sistem dunia yang lebih baik, manusiawi, dan sistem dunia yang saling mendukung dan menyokong; alias membentuk masyarakat dunia yang sejahtera.
Standar hidup rendah, akibat tingkat pendapatan yang rendah, ketimpangan pendapatan yang parah, dan kurang memadainya pelayanan kesehatan dan sistem pendidikan. Tingkat produktivitas yang rendah Tingkat pertumbuhan penduduk serta beban ketergantungan yang sangat tinggi. Angkat pengangguran terbuka dan terselubung yang sangat tinggi dan akan terus meninggi, sementara penyediaan lapangan kerja semakin terbatas. Ketergantungan pendapatan yang sangat besar terhadap produksi sektor pertanian serta sektor produk primer. Pasarnya tidak sempurna dan informasi yang tersedia pun sangat terbatas. Dominasi, ketergantungan, dan kerapuhan yang sangat parah terhadap semua hubungan internasional.
Michael P. Todaro, Economic Development, Seventh Edition, 2000 Pearson Education Limited.
Negara Swis
Jepang
Amerika Serikat Inggris Kanada Brasil Meksiko Kolombia Filipina Cina
37.850
28.740 20.720 19.290 4.720 3.680 2.280 1.220 860
Pakistan
India Banglades Ethiopia
490
390 270 110
Nigeria
260
World Bank, World Development Report, 1998/99: Knowledge for Development; New York; Oxford University Press, 1998.
20% total penduduk dunia mengakses 80% total pendapatan dunia. 80% total penduduk dunia hanya mengenyam 20% dari total pendapatan dunia. Negara-negara industri (dengan penduduk 26% total penduduk dunia) memiliki; 78% produksi, 81% penggunaan energi, 70% pupuk, 85% traktor, 88% bijih besi, 87% persenjataan. Swiss memiliki pendapatan perkapita 403 kali pendapatan perkapita Ethiopia; 114 kali negara India
Ketimpangan Pendapatan Global antara 20 Persen Penduduk Dunia yang Terkaya dan yang Termiskin, 1960-1991 % PENDAPATAN GLOBAL TAHUN 20% Termiskin 1960 1970 1980 1991 2,3 2,3 1,7 1,4 20% Terkaya 70,2 73,9 76,3 85,0 RASIO PENDAPATAN TERKAYA TERHADAP MISKIN Terkaya Terhadap Termiskin 30 dibanding 1 32 dibanding 1 45 dibanding 1 61 dibanding 1
Sumber: United Nations Development Program, Human Development Report, 1992; New York: Oxford University Press, 1992; hal 36. United Nations Development Program, Human Development Report, 1994; New York: Oxford University Press, 1994; hal. 35
Negara-negara Arab Amerika Latin dan Karibia Asia Timur, Asia Tenggara, dan Wilayah Pasifik Sub Sahara Afrika Asia Selatan Seluruh Negara Berkembang
Sumber: United Nations Development Program, Human Development Report, 1997; New York; Oxford University Press, 1997, Tabel 2-1
Bentuk Deprivasi
Ketiadaan akses pelayanan kesehatan Ketiadaan sumber air bersih
Jumlah Penderita
766 juta 1,2 miliar
Ketiadaan sanitasi
Kematian balita (sebelum berumur 5 tahun) Malnutrisi di kalangan balita (di bawah 5 tahun)
1,9 miliar
12,2 juta 158 juta
Sumber: United Nations Development Program, Human Development Report, 1994; New York: Oxford University Press, 1994; hal 134-135. United Nations Development Program, Human Development Report, 1997; New York: Oxford University Press, 1997; Tabel 2-2
Sumber: Shlomo Reutlinger dan Marcelo Selowsky, Malnutrition and Poverty: Magnitude and Policy Options; Baltimore: John Hopkins University Press, 1976
Angka Kematian Bayi di Beberapa Negara, 1998 (per 1000 kelahiran) Negara
Sierra Leone Afghanistan
Ethiopia
Kamboja Zambia Pakistan
128
116 109 91
India
Kenya Brasil Meksiko Venezuela Amerika Serikat Jepang
72
62 43 28 21 7 4
Sumber: Population Reference Bureu, 1998 World Population Data Sheet; Washington DC; Population Bureu, 1998
Angka anak yang kekurangan gizi terus meningkat, terutama di Asia dan Afrika Sub Sahara. 60% penduduknya tidak mampu memenuhi kalori mininum. Padahal, kekurangan ini bisa ditutup hanya dengan 2% total produksi padi-padian dunia. Pada tahun 1990, 67% anak Banglades kekurangan berat badan; 63% di India, 43% di Afrika Selatan, 42% di Vietnam, 38% di Ethiopia, 36% di Ghana dan Nigeria. Tahun 1995, jumlah dokter di negara-negara berkembang sekitar 4,4 untuk setiap 100.000 orang. 75% dana kesehatan di negara-negara berkembang terarah pada rumah sakit-rumah sakit di daerah perkotaan yang tarifnya mahal.