Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PEMBUATAN IODOFORM

KETUA NAMA ANGGOTA

: HARDI MOZER : 1. ELSA ELFRIDA 2. FARADHILA NUR S. 3. IDA AYU PURNAMA 4. ROSITA PRACIMA

(1111102000049) (1111102000032) (1111102000038) (1111102000036) (1111102000041)

5. HAPPY RAHMA YULIN (1111102000055) 6. RACHMA AYUNDA 7. RIFDA NAILIL MUNA KELOMPOK PRODI/KELAS :3 : FARMASI/III B (1111102000054) (1111102000130)

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2012

PRAKTIKUM I
A. JUDUL PRAKTIKUM Pembuatan iodoform

B. TUJUAN PRAKTIKUM Membuat iodoform dari reaksi redoks dan hidrolisa

C. LANDASAN TEORI Iodoform adalah senyawa yang dibentuk dari reaksi antara iodin dengan etanol / aseton dan asetaldehida dalam suasana basa. Iodoform adalah zat padat kuning dengan bau yang khas. Iodoform banyak digunakan dalam bidang kedokteran yaitu sebagai antiseptik terhadap luka-luka lecet, karena membebaskan I2 yang dapat membunuh bakteri. Selain itu juga masih dalam bidang kedokteran iodoform berfungsi sebagai pencegah keluarnya nanah dan pencegah pertumbuhan bakteri. Rumus molekul iodoform : CHI3 Iodoform pertama kali disintesis oleh Georges Serrulas tahun 1822 dan rumus molekul diidentifikasi oleh Jean Bapteiste Dumas pada tahun 1834. Hal ini disintesis dalam reaksi oleh haloform reaksi iodium dengan natrium hidroksida dengn salah satu dari empat jenis senyawa organik yaitu metal keton (CH3COR), asetaldehida (CH3CHO), etanol (CH3CH2OH), dan alkohol sekunder tertentu (CH3CHROH). Reaksi iodium dengan basa metal keton akan menghasilkan endapan kuning pucat. Selain dari warnanya, iodoform juga dapat dikenali dari baunya yang sedikit berbau obat.

Sifat fisika iodoform sebagai berikut:


Bentuk berupa kristal kuning berkilauan Titik lebur 119o C Memiliki bau yang khas Sukar larut dalam air tapi mudah larut dalam akohol

Iodoform yang diperoleh berupa kristal berwarna kuning dengan titik leleh 120 C dan mempunyai bau yang khas. Iodoform dapat digunakan sebagai desinfektan dan antiseptik luar. Rekristalisasi Rekristalisasi adalah pemurnian zat padat dengan cara mengkristalkan kembali dari cairan pelarut atau campuran pelarut. Rekristalisasi ini dapat dilakukan dengan cara melarutkan kristal dalam pelarut panas kemudian mendinginkan larutan secara perlahan sampai terbentuk kristal murni. Tujuan kristalisasi : 1. Menghilangkan kotoran yang dihasilkan selama reaksi baik mekanis maupun fisik 2. Mendapatkan kristal yang bagus dan murni Proses rekristalisasi terdiri dari : 1. Melarutkan zat yang belum murni ke dalam pelarut 2. Menyaring larutan yang panas dari partikel/kotoran/bahan yang tidak larut 3. Mendiamkan larutan panas menjadi dingin sampai terbentuk kristal 4. Memisahkan kristal dari larutan induk 5. Mengeringkan kristal D. ALAT DAN BAHAN Beker gelas Spatula logam Cawan penguap Pipet tetes Gelas ukur Corong Corong Buchner Labu Erlenmeyer Kertas saring Waterbath Oven Iodium

NaOH Aceton Etanol

E. CARA KERJA
1. Timbang 5 gram aceton, masukkan ke dalam Erlenmeyer 200 ml. kemudian

tambahkan 5 gram iodium lalu dikocok. 2. Larutan 2 N NaOH ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam Erlenmeyer sambil terus dikocok sampai warna coklat berubah menjadi endapan kuning. 3. Setelah terbentuk endpan kuning, segera tambahkan 25 ml air. Kemudian disaring dengan corong Buchner.
4. Lakukan rekristalisasi. Iodoform dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang diberi tutup.

Tuang etanol beberapa ml dan hangatkan sambil dikocok di atas waterbath. Bila telah hangat, tambah etanol sedikit lagi, tunggu sampai hangat (jangan sampai mendidih). Lakukan berkali-kali sampai iodoform larut sempurna. 5. Larutan disaring dengan corong panas dan tambahkan 12,5 ml air. Saring dengan corong Buchner.
6. Kristal dikeringkan di dalam desikator.

7. Kristal ditimbang sampai berat konstan.

F. HASIL
Pada praktikum kali ini didapatkan iodoform dengan warna kuning pucat sebanyak 0,3 g.

G. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan iodoform yaitu dengan mereaksikan aseton, iodium dan NaOH. Reaksi ini merupakan reaksi reduksi oksidasi yakni melibatkan kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi. Langkah pertama diambil 5 g aseton dan 5 g iodium, lalu dicampurkan dalam labu Erlenmeyer sehingga warnanya berubah menjadi coklat kehitaman. Langkah selanjutnya tambahkan NaOH 2 N 18 ml sedikit demi sedikit sampai terbentuk endapan kuning. Fungsi dari penambahan NaOH adalah sebagai pemberi suasana basa dalam

reaksi iodoform dan menghasilkan kristal yang berwarna kuning. NaOH juga berperan sebagai nukleofil yang menyerang karbonil sehingga membentuk keton yang terhalogenasi dan ion CI3 yang tidak stabil akan segera membentuk CHI3 (iodoform).
Setelah itu, endapan disaring dengan corong Buchner agar penyaringan berlangsung dengan cepat sambil ditambahkan air 70 ml sedikit demi sedikit. Tujuan dari penambahan air adalah

untuk mengencerkan NaOH yang mungkin berlebih dan untuk mencegah kecepatan terhidrolisisnya iodoform yang terbentuk.
Setelah endapan didapat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer yang dipanaskan pada waterbath sambil dikocok. Lalu tambahkan etanol 100 ml sedikit demi sedikit. Tujuan dari pemberian

etanol adalah untuk melarutkan sempurna kristal iodoform, karena pada dasarnya etanol adalah pelarut dari iodoform. Tujuan dilakukannya pencampuran antara etanol dan iodoform dalam waterbath adalah untuk membantu proses pelarutan antara etanol dan iodoform. Setelah larut, kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring sehingga
didapatkan iodoform yang belum murni. Lalu iodoform tersebut dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer baru dan ditambahkan air 12,5 ml kemudian dilakukan penyaringan kembali dengan menggunakan corong Buchner sampai didapat iodoform murni.

Iodoform yang didapat kemudian dikeringkan dalam oven 40oC selama dua jam. Setelah iodoform benar-benar kering kemudian ditimbang. Iodoform murni yang didapat sebesar 0,3 g.

Reaksi yang terjadi pada proses pembuatan iodoform ini melibatkan reaksi reduksi oksidasi yang melibatkan penurunan bilangan oksidasi. Dimana persamaan reaksi yang terjadi : C3H5OH + 4I2 + 6 NaOH HCl3 + HCOONa + 5H2O + 5 NaI Iodium (salah satu zat bakterisid terkuat) merupakan antiseptikum sangat efektif untuk kulit utuh, maka sebagai tinktur iod banyak digunakan sebelum injeksi. Efek sampingnya adalah sifatnya yang merangsang (nyeri bila digunakan pada luka terbuka) warnanya coklat dan kadang terjadi dermatitis (alergi kulit), hampir semua kuman patogen termasuk fungi, dan virus dimatikan oleh iodium. Begitupula spora, walaupun diperlukan waktu lebih lama, larutan 2% memerlukan 2-3 jam. Uji iodoform merupakan uji khas untuk senyawa metil keton. Hidrogen pada kedudukan alfa bersifat asam dan hasil penggunaannya menghasilkan anion enolat. Selanjutnya anion enolat dapat bereaksi dengan halogen menghasilkan senyawa halokarbonil untuk iodin. iodoform bila kontak dengan tubuh melepaskan iodium secara berangsur dan iodium inilah yang diharapkan bersifat bakterisid. H. KESIMPULAN Berdasarkan hasil percobaan yang kami peroleh maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Iodoform dapat dibuat atau disintetis dari aseton dengan proses kristalisasi.
2. Iodoform memiliki bentuk kristal berwarna kuning dan memiliki bau yang khas. 3. Iodoform yang kami dapat sebesar 0,3 gram.

LAMPIRAN

Hasil akhir saat diberi NaOH sedikit demi sedikit

Saat disaring menggunakan corong Buchner

Saat diberi etanol di dalam waterbath pada suhu 80 C

Saat iodoform larut dalam etanol

Hasil endapan yang sudah dikeringkan

Hasil kristal iodoform yang ditimbang

Hasil akhir iodoform

DAFTAR PUSTAKA
Carey, Francis A. 2006. Organic Chemistry Sixth Edition. New York: Mcgraw-hill. Fessenden, Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai