Anda di halaman 1dari 7

Prostitusi dan Human Trafficking

Jaringan protitusi di-Indonesia semakin marak di berbagai daerah, terutama juga dalam kalangan remaja. Para remaja yang menjadi korban human trafficking, kebanyakan bakal berakhir di tempat-tempat prostitusi. Secara eksplisit disini dijelaskan tentang penjaringan para korban prostitusi. Tapi bukan ini yang akan saya bahas, melainkan saya akan langsung saja untuk, mencoba memberi beberapa solusi pencegahan, penanganan, kesimpulan bahasan , dan sedikit evaluasi kritis saya tentang fenomena ini. 1. Penanganan

Penanganan disini berupaya untuk mengembalikan kesadaran dan mungkin beberapa dari mereka mengalami trauma, dan membutuhkan pertolongan. Maka daripada itu sebaiknya di berbagai kota didaerah dibuka Pusat Penyembuhan tehadap deraan mental yang dialami korban.

Beberapa item yang mungkin lebih bisa menyempurnakan tindakan penanganan terhadap korban protitusi:

a. Adanya ahli yang kompeten dalam bidang penanganan korban protitusi, contoh: Psikolog, Psikiater, Dokter, dsb. b. Adanya tempat yang memadai untuk pusat penanganan korban prostitusi. c. Adanya tempat berlindung (shelter), untuk para korban yang mengalami berbagai ketakutan akan ancaman. d. Adanya support dari intansi hukum agar bisa memberikan perlindungan secara hukum terhadap beberapa ancaman pada korban yang datang dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, secara tidak langsung ini juga memberikan kenyamanan pada korban agar lebih leluasa memberikan informasi yang berharga tentang jaringan protitusi itu sendiri.

Ditempat penanganan ini bisa diberlakukan beberapa hal seperti:

Pemeriksaan secara medis, memeriksa keadaan vital fisik, dan mengecek ada tidaknya penyakit, terutama penyakit kelamin yang menular.

Terapi recovery untuk menyembuhkan masalah pikologis yang dialami korban, Pemberian penyuluhan,konsultasi lebih lanjut agar dari mereka bisa diterima lagi dimasyarakat,

Pemberian ketrampilan, ini ditujukan agar ada kemandirian pada korban. Pembekalan ilmu Agama untuk mencegah terperosoknya lagi korban ke dalam lubang yang sama.

2. Pencegahan Langkah pencegahan disini menuntut kepedulian mayarakat dan instansi terkait, contohnya seperti :

Pemberitaan dari pemerintahan, akan isu-isu terkait masalah prostitusi dan perdagangan manusia, tujuannya adalah untuk men-sosialisasikan isu-isu terkait kepada masyarakat dengan harapan masyarakat lebih sadar, tahu, dan berhati-hati terhadap gerakan jaringan protitusi dan perdagangan manusia yang emakin merebak di daerah sekitar kita. Karena kebanyakan masyarakat kurang awas terhadap gerakan-gerakan seperti ini, karena prostitusi adalah salah satu bisnis yang diam-diam dan seringkali terselubung. Pemberitaan ini bisa

Penyuluhan dan langkah-langkah pencegahan yang dilakukan instansi terkait, seperti Himpunan Psikolog, , dsb. Langkah ini bisa ditujukan ke sekolahsekolah, dimana tempat ini adalah sarang banyaknya remaja yang masih labil, dan kebanyakan korban trrafficking adalah remaja, diharapkan peran remaja yang aktif, minimal bisa membantu kelangsungan penyuluhan di lingkaran sosial persahabatan mereka.

Penyuluhan diberikan terutama pada masyarakat kelas bawah, karena prostitusi selalu dihubungkan dengan masalah ekonomi dan pendidikan yang rendah, yang kebanyakan berada di mayarakat kelas bawah, jadi penyuluhan dan sosialisasi harus menggunakan bahasa yang bisa dan mudah dimengerti oleh masyrakat kela bawah.

Elemen Terakhir dari pencegahan adalah kita sendiri, kita diupayakan untuk getol menghadapi gerakan yang satu ini, berperan aktif dalam isu ini dapat memberikan sumbangan besar terhadap pencegahan prostitusi dan perdagangan manusia, semua media, seperti social media (facebook, internet, dsb.) bisa jadi sarana ampuh untuk terus mengupayakan pencegahan, memperingatkan masyarakat lain akan adanya bahaya yang mengancam di sekitar kita. Berperan aktif tersebut dapat dilakukan dengan cara melaporkan kasus yang kita ketahui kepada yang berwajib, memberi pengarahan terhadap saudara-saudara kita, anak anak atau sanak yang terdekat kita, agar selalu waspada terhadap gerakan prostitusi dan human trafficking.

3. Kesimpulan

Kesimpulan disini adalah bahwa prostitusi semakin merebak di berbagai daerah di indonesia, tak terkecuali banyak dari mereka adalah anak usia remaja , kesulitan ekonomi, pendidikan yang rendah biasanya jadai faktor utama penyebab ini.

Kekurangan informasi pada mayarakat

tentang bahaya prostitusi dan

perdagangan manusia juga bisa jadi faktor penyebab gerakan prostitusi makin marak. Langkah-langkah penanganan dan pencegahan sekiranya sangat diperlukan segera dikarenakan banyaknya dan cepatnya wabah ini bisa merebak. Langkah yang terkecil bisa sangat membantu proses pencegahan seperti pengarahan terhadap keluarga, teman, dan lingkaran sosia. Ini adalah langkah awal terampuh untuk mencegah dan memerangi protitusi dan perdagangan manusia.

*Evaluasi Kritis
Kenapa prostitusi ada? Untuk kepuasankah? Uang instan? atau yang paling parah, unjuk diri dan mencari ssensasi? Mungkin semua jawaban itu adalah beberapa alasan yang sering saya dengar dari berita di televisi. Mencari uang instan dengan cara ini mungkin terdengar cukup klise untuk telinga kita, tapi mencari sensasi? Mencari sensasi dengan jual diri? Wah, mungkin cara saya takjub tidak berbeda dengan anda. Ya, banyak dari remaja kita sudah sangat kekurangan kewarasan, dulu melacur itu untuk kebutuhan hedonisme dan gaya hidup, ingin tampil glamor layaknya artis, tapi sekarang lebih sakit akal lagi mereka, hanya ingin dibilang gaul, atau bisa masuk sebuah komunitas, mereka rela menjual diri, dan biasanya gratis pula!. Tapi banyak dari mereka juga korban penipuan, seperti kedok penipuan TKW, entah itu jadi Pembantu rumah tangga atau pelayan restoran. Disini tingkat ekonomi rendah dan pendidikan rendah jadi target sasaran empuk para oknum industri prostitusi. Dengan embelembel uang segepok dan kekayaan dalam waktu singkat, para wanita yang kepepet ekonomi dan berpendidikan rendah, bisa langsung terjebak dengan kata manis para oknum ini. Fenomena ini adalah fenomena yang cukup parah, tetapi agaknya pemerintahan sedikit melambai saja dengan yang satu ini. Lihat saja, masih kurangnya wanti-wanti pemerintah akan bahaya yang fenomena satu ini. Kurangnya fasilitas yang bisa menampung

khusus korban protitusi dan trafficking, dan sedikit dari mereka malah menyerah dan lebih mengiklankan penganjuran memakai kondom di sebuah lokalisasi. Lucu juga, biasanya pemerintah mempunyai dilema sinetron disini, seperti bingung akan hati nurani dan moralitas. Contohnya seperti ini, pelacur itu hanya mencari uang, jadi itu melacur hanyalah mata pencaharian saja, tapi disisi lain prostitusi adalah sebuah larangan dalam agama, lah bagaimana jadinya? Mungkin solusinya, salah satu: lapangan pekerjaan yang disediakan pemerintah harus banyak. Tapi apa hanya itu? Lapangan pekerjaan harus banyak? Saya kira lebih baik jika penambahan lapangan kerja diiringi dengan pelatihan khusus untuk kompetensi dari SDM-nya, disertai. Prostitusi sangat cepat menyebar. Karena prostitusi adalah pekerjaan tergampang untuk mencari uang. Bayangkan , anda tidak perlu gelar sarjana untuk uang lebih, cara bekerja pun sebagian besar dianggap menyenangkan, dan tidak membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan uang, Cuma perlu ongkos short time dan long time. Dan inilah yang biasanya jadi alasan kenapa protitusi adalah salah satu pekerjaan paling laris saat ini, inilah yang saya takutkan, hal ini yang jadi mindset mereka saat ini. (semoga saja mereka tidak membaca tulisan ini, bisa-bisa ini dijadikan alasan buat mereka, untung Cuma tugas filsafat, hahahaha). Nah, jika sudah sampai level ini, level pemikiran atau mindset seperti ini, sudah saatnya dibutuhkan pencucian otak oleh para ahli. Mungkin para ahli bisa merumuskan beberapa solusi yang bisa membuat mindset berubah. Para ahli disini bisa siapa saja, meskipun saya lebih menekankan pada Tokoh Agama, Dan ahli Psikologi, tapi semua masyarakat dan orang terdekat bisa jadi senjata efektif untuk merubah mindset ini menjadi mindset yang lebih baik. Untuk hal ini kapasitas saya sebagai mahasiswa psikologi, masihlah sangat awam, tapi semoga ini bisa memberikan sedikitnya sebuah awal pemikiran bagi penuntasan masalah prostitusi dan perdagangan manusia. Hal terakhir yang bisa saya utarakan adalah, prostitusi tidak bisa hilang, tapi yang penting bagaimana kita membuat prostitusi tidak lagi jadi mata pencaharian yang gampang dan penting bagi beberapa masyarakat, sekiranya dari keterkaitan instansi pemerintahan sangat berperan bagi perlawanan terhadap industri-industri haram ini, dari segi pendidikan,

sosial, budaya, hukum, Agama, dsb. Saya tahu banyak PR yang harus dikerjakan pemerintah, PR yang lebih penting daripada bahasan prostitusi dan perdagangan manusia ini. Tapi apa benar hal ini tidak penting? Inilah pertanyaan yang tepat untuk kaum yang berpolitik di atas sana. Agaknya pemikiran saya yang sederhana ini hanya akan berakhir di lima atau enam lembar kertas saja, mungkin saya masih harus menunggu dan menonton komedi absurd dari pemerintahan, hingga Tuhan membuka hati para Politikawan kita.

Menunda...Menyiksa (Alm. Daman Hoeri)

Tugas filsafat Nama: Dzulfakar Arya Wiratama Nim: 1101010006 Fakultas/semester: Psikologi, III (Tiga)

Anda mungkin juga menyukai