Anda di halaman 1dari 3

Nama NPM Mata Kuliah Dosen

: Yosefine Nugrahening Lamastuti : 2012610059 : Pengantar Teknik Industri : Catharina Badra Nawangpalupi

What improvements have Taylor, Gilberth and Gantt done in their era? Dari pertanyaan yang telah diberikan, kali ini saya memilih Taylor untuk dijadikan bahan essay pada tugas pertama Pengantar Teknik Industri. Taylor adalah yang paling mencolok dari ketiga orang perintis disiplin Teknik Industri. Telah diketahui Frederick Winshow Taylor atau singkatnya Taylor merupakan Bapak Teknik Industri. Untuk bisa menjadi seorang Bapak Teknik Industri ini tidak mudah bagi Taylor karena memang begitu banyak hal yang dilalui. Perjalanan mengenai dunia industri beliau yang hidup dari tahun 1856 1915 ini dimulai dari magang dibengkel usaha hidrolik pada tahun 1874. Disini Taylor mengamati dan menyadari bahwa sistem pekerjaan disana kurang produktif dan efisien, sehingga tergeraklah Taylor untuk merubah itu. Hal ini terkait dengan Taylor yang sangat dipengaruhi oleh tulisan Henry Town yang menitikberatkan pada pentingnya ilmu dan praktek manajemen bagi insinyur selain pekerjaan teknikal. Banyak hal yang dilakukan Taylor untuk memperbaiki sistem di tempat magangnya ini. Dengan mengambil metoda penyekopan, pertama, Taylor mengukur untuk mengetahui titik paling optimal yang didapat dari seberapa besar tenaga yang harus dikeluarkan agar dapat memberikan kinerja maksimal tanpa kelelahan yang berlebihan. Pada tahap ini beliau berhasil menemukan titik optimal. Tahap selanjutnya yang Ia lakukan adalah memperbaiki peralatan agar ergonomis dilanjutkan dengan melakukan perbaikan pada metoda kerja. Pada tahap memperbaiki metoda kerja, Taylor menganalisis elemen aktivitas dan mencoba menghilangkan aktivitas non-produktif yang pada akhirnya didapatkan standarisasi pekerjaan. Taylor juga menyusun cara penggajian yang dapat merangsang pekerja sehingga produktivitasnya meningkat. Dari tahap-tahap ini menghasilkan perbaikan yang signifikan kala itu , yakni jumlah pekerja dapat diturunkan dari 500 orang menjadi 140 orang tanpa mengurangi output yang dihasilkan. Taylor yang kemudian mengembangkan metoda ini di perusahaan baja Midvale Steel Work pada tahun 1881, berhasil memperbaiki dan menemukan metoda yang lebih produktif. Metoda ini kemudian berhasil ditemukan prinsip ilmiahnya yang dikenal dengan Prinsip Manajemen Ilmiah (The Principle of Scientifiq Management). Prinsip ini dibawa Taylor pada konferensi ASME tahun 1912. Prinsip ilmiah ini ternyata menimbulkan kontroversi pada ASME dikarenakan pendekatannya dipandang kontroversial, menaikkan output sekaligus menurunkan biaya produksi namun menaikkan gaji karyawan, melatih karyawan dan minta mereka bekerja pada kemampuan maksimalnya untuk kenaikan gaji mereka. Namun pada akhirnya karya Taylor ini tetap dipublikasikan dalam bentuk makalah pada tahun 1895. Sampai dengan tahun 1906, Taylor berhasil membuat 3 makalah yang kesemuanya merupakan cikal bakal dari timbulnya kosep manajemen ilmiah (Scientifiq Management) pada tahun 1909. Pada makalah yang terakhir, Taylor mengemukakan 11 konsep. Sedangkan pada prinsipnya terdapat 4 prinsip dasar yaitu setiap pekerjaan dapatdianalisis secara ilmiah atas beberapa elemen pekerjaan yang menyusunnya, pilih, latih dan kembangkan tenaga kerja secara ilmiah, bina

kerjasama dan saling pengertian, membagi tanggungjawabg diantara manajemen dan pekerja. Dari konsep dan prinsip dasar inilah Taylor menarik kesimpulan bahwa untuk bekerja produktif seseorang bukannya dituntut untuk harus bekerja lebih keras, tetapi yang terpenting adalah bekerja lebih pintar. Pada saat yang bersamaan Taylor berhasil mengubah paradigma dalam bekerja dari yang berbasis pada otot menjadi berbasis pada otak. Taylor yang diangkat menjadi Bapak Teknik Industri ini pada awalnya sempat diperdebatkan pada masa itu, dikarenakan sebelum Taylor sudah ada pendahulu yang muncul dan merintis pula mengenai peningkatan produktivitas dan efisiensi sistem kerja. Namun yang memenangkan Taylor menjadi Bapak Teknik Industri adalah karena Taylor melakukan semua ini secara ilmiah dan dianggap memberikan konstribusi ilmiah yang pada perintis sebelumnya tidak dilakukan. Selain itu, Taylor juga memenuhi 7 kriteria kepemimpinan yang semakin membuat namanya pantas menjadi seorang Bapak Teknik Industri. Dilihat dari proses beliau menjadi Bapak Teknik Industri dirasa sangat pantas, karena Taylor sudah menemukan begitu banyak aspek dasar berbasis ilmiah pada disiplin Teknik Industri. Aspekaspek dasar ini kemudian berkembang sampai sekarang dan masih terasa dampak dari aspek dasar tersebut. Dari hal simple yang paling awal adalah sistem penggajian yang dimaksudkan untuk meningkatakan produktivitas pekerja. Terkait dengan paragraf sebelumnya, hal mengenai sistem penggajian kemudian berkembang menjadi asuransi pekerja atau karyawan, bahkan asuransi ini tidak hanya berkutat pada pekerjanya sendiri melainkan sampai ke keluarga yang maksimal teridir dari 1 istri, dan 3 orang anak. Hal ini saya perhatikan dari kebijakan suatu Bank yang memperkerjakan karyawannya dengan memberikan fasilitas ini. Setelah diusut ternyata, fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh Bank yang terkait dimaksudkan untuk membuat tenang karyawan untuk bekerja. Daripada karyawan bolakbalik untuk mengurus hal tersbut, yang akan berakibat pada ketidakproduktifan karyawannya, jadilah fasilias terbut diberikan untuk meminimalisir ketidaktenangan tersebut. Bagaimana dengan what challenges faced by industrial engineers in the current era? Banyak bidang yang dapat disinggung disini, tapi kali ini saya tertarik mengenai korupsi. Korupsi disini dilhat dari suatu halangan bagi engineers yang bekerja di bidang perbaikan sistem kepemerintahan, yang pernah saya baca di blog seorang dosen teknik industri Universitas Indonesia. Ilmu Teknik Industri yang inklusif ini ternyata bisa sampai pada bidang government improvement. Di sini terdapat satu hal yang disebut sebagai budget efectiveness. Seperti yang kita tahu, korupsi sama sekali tidak memberikan kontribusi yang baik bahkan produktif ataupun berdampak positif bagi negara. Korupsi akhirnya dikelompokan menjadi waste cathegory. Korupsi yang masih hidup di negara ini merupakan suatu tantangan bagi engineers yang bekerja berfokus pada bidang ini untuk dapat memaksimalkan sistem kepemerintahan agar berjalan lebih produktif. Hal ini masih dapat dibilang belum terjamah oleh para engineers khususnya industrial engineers, yang sebenarnya ilmu teknik industri bukan hanya terletak pada manufaktur, melainkan dapat berkenaan dengan government improvement dimana kata improvement itu sendiri merupakan satu kunci dari ilmu teknik industri. Mengenai solusi perihal ini masih harus banyak dikaji agar tercapai titik optimal sistem kepemerintahan. Seperti yang kita tahu memang agak sulit untuk menghapus korupsi di negara kita ini.

Referensi
Turner, W.C., Mize, J.H., Case, K.E., Nazemets, J.W., Introduction to Industrial and Systems Engineering, Prentice Hall, New Jersey, 1993 Hidayatno.wordpress.com ., Perspektif Korupsi di Teknik Industri sebagai Waste dalam Lean Thinking , 2012

Anda mungkin juga menyukai