Anda di halaman 1dari 64

Special Edition 4 UKDI 12 Mei 2012 Vita Widyasari

Persalinan Normal: Jika persalinan terjadi pada usia

kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan inpartu: Jika pada saat kontraksi uterus, menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap.

Kala 1
Kala 1 dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks, hingga pembukaan lengkap (10cm). Kala I dibagi manjadi: Fase laten persalinan:
Dimulai sejak awal kontraksi, yang menyebabkan penipisan dan

pembukaan serviks secara bertahap Pembukaan serviks kurang dari 4 cm. Biasanya berlangsung 8 jam

Fase Aktif Persalinan: Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus meningkat (kontraksi uterus adekuat, 3 kali dalam waktu 10 menit, 40 detik atau lebih) Serviks membuka dari 4 ke 10 Cm, kecepatan 1 cm atau lebih perjam, hingga pembukaan lengkap. Penurunan bagian terbawah janin.

Kala 2
Kala 2 dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi.

Kala 3
Dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban.

Kala 4
Kala 4 ditetapkan sebagai wakatu dua jam setelah plasenta lahir legkap, hal ini dimaksudkan agar dokter, bidan atau penolong persalinan masih mendampingi wanita setelah persalinan selama 2 jam (2 jam post partum). Dengan cara ini kecelakaan-kecelakaan karena perdarahan post partum dapat dikurangi atau dihindarkan.

KPD
Ketuban pecah dini (KPD) adalah Pecahnya ketuban sebelum in partu; yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multi kurang dari 5 cm. Suatu keadaan dimana selaput ketuban pecah pada kehamilan yang telah viable dan 6 jam setelah itu tidak diikuti dengan terjadinya persalinan. Pecahnya selaput ketuban sebelum ada tanda-tanda persalinan, jadi kehamilan bisa viable atau belum viable.

Anamnesis
Terasa cairan keluar dari vagina

Pemeriksaan dgn spekulum steril


Keluar cairan dari oue Nitrizine test Cairan vaginal: asam Cairan amnion basa Kertas lakmus berubah menjadi biru

Ferning test Menggunakan kaca slide


Tes Valsalva

Pemeriksaan
Periksa dilatasi serviks
Fetal monitoring Pemeriksaan penunjang: USG: indeks cairan ketuban Pemeriksaan darah rutin: sering disertai leukositosis Pemeriksaan urin: ada/tdk infeksi Vaginal swab: ada/tdk infeksi

Ferning tes

Komplikasi
Maternal Infeksi

Intra-amniotik in 13-60% Postpartum in 2-13%

Penyakit tromboemboli
Perdarahan

4-12% disebabkan oleh solusio plasenta Perdarahan sering tidak tampak

Komplikasi
Fetal Prematuritas Infeksi Solusi plasenta Kompresi tali pusat: dpt menyebabkan hipoksia janin Prolaps tali pusat Oligohidramnion Gangguan perkembangan paru

Manajemennagement
When? Jika u.k. > 34 mgg, pertimbangkan induksi atau manajemen ekspektan Jika <34 mgg, pertimbangkan tokolisis untuk memberi kesempatan pemberian kortikosteroid kemudian pertimbangkan manajemen ekspektan atau lakukan induksi persalinan

ManagementMemberi kesempatan Tokolisis utk.


pemberian steroid jika tidak ada kontraindikasi dan janin umur kehamilan 24 34 minggu
Antibiotik

Intervensi:

Solusio Placenta
Lepasnya plasenta dari inversi sebelum waktunya
Manifestasi Klinis: PPV berwarna kehitaman Nyeri Uterus tegang Bagian janin sukar dinilai DJJ sulit dinilai Tx: atasi syok (bila ada), SC

Plasenta Previa
Plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen

bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Manifestasi klinis: PPV tanpa sebab Pemeriksaan: USG Tx: SC

1. Abortus
Abortus spontan

Threatened abortion (Abortus iminens)


Abortus inkomplet Abortus komplet

Abortus sepsis
Abortus habitualis Blighted ovum

2. Kehamilan Ektopik
3. Penyakit trophoblastik gestasional

Abortus
Definisi: keluarnya hasil konsepsi yang terjadi pada usia kehamilan 20 minggu atau keluarnya hasil konsepsi dengan atau tanpa janin dengan berat kurang dari 500 gram

Abortus iminens
Abortus iminens: perdarahan intrauterin yang terjadi pada usia kehamilan 20 minggu Gejala & tanda:
perdarahan intrauterin

Bisa disertai atau tidak disertai dengan uterine cramping


Serviks uteri tertutup

Abortus inkomplet
Definisi: keluarnya sebagian produk kehamilan (konsepsi) pada usia kehamilan 20 minggu Gejala & tanda:
Perdarahan intrauterin, uterine cramping, uterus nyeri tekan, Serviks uteri terbuka

Tx: Dilatasi dan kuretase

Dilatasi dan kuretase

Abortus komplet
Definisi:

keluarnya seluruh produk kehamilan pada usia kehamilan 20 minggu


Biasanya pasien mengeluh perdarahan vaginal dengan uterus kram yang makin lama makin berat sakitnya dan akhirnya produk kehamilan keluar setelah produk kehamilan keluar, rasa sakit dan perdarahan mulai berkurang

Abortus sepsis
Gejala:
demam
vaginal discharge berbau nyeri tekan uterus

Penyebab:
bakteri dari gol. Streptokokus atau E. coli Kadang-kadang didahului dengan abortus provokatus kriminalis

Manajemen:
Px darah lengkap, urinalisis Berikan antibiotik, uterotonika Evakuasi uterus

Abortus habitualis
Definisi: Terjadinya abortus 3 kali berturut-turut pada usia kehamilan 20 minggu Etiologi:
Genetik
Abnormalitas traktus reproduksi Abnormalitas hormon: hipotiroid

Infeksi (Toxoplasma gondii, Chlamidya trachomatis)


Penyakit sistemik

Blighted ovum
Kehamilan anembrionik (kegagalan pertumbuhan janin)

Px: USG: hanya ditemukan kantong kehamilan dengan atau tanpa yolk sac

Blighted ovum

Kehamilan ektopik
Kehamilan ekstrauterin Lokasi:
Ampula tuba (55%) Isthmus (25%) Fimbriae (17%) Interstitial (2%) Ovarium Abdomen

Kehamilan ektopik

Kehamilan ektopik
Faktor risiko:
Faktor tuba: infeksi tuba, pernah operasi tuba Infeksi genital sebelumnya Akseptor IUD

Gejala:
Nyeri abdomen: unilateral atau bilateral Perdarahan intrauterin Amenore Sincope

Kehamilan ektopik
Pemeriksaan:
Nyeri tekan abdomen
Massa di adneksa Tes kehamilan: -hCG positif

USG: tak tampak GS di uterus, massa di adneksa


Culdocentesis: untuk mengetahui adanya darah di cavum abdomen

Culdocentesis

Kehamilan ektopik
Manajemen: Pembedahan

Laparoskopi: dilakukan jika keadaan pasien masih stabil


Laparotomi

Medikamentosa:
Methotreksat: utk menghancurkan trofoblas jika kehamilan masih kecil, belum terjadi ruptur

Kontraindikasi: jika GS 3,5 cm atau GS ekstrauterin dan janin masih hidup (kegagalan tinggi)

Mola Hydatidosa
Gambaran klinis:

perdarahan vaginal
Gestational hypertension Hiperemesis gravidarum Tirotoksikosis (kadar tiroksin plasma menigkat) Embolisasi (sel-sel trophoblas dapat masuk ke airan darah vena yang terjadi saat evakuasi mola)

Rubella
Togavirus (RNA virus) Inkubasi: 14-21 hari Respiratory droplet inoculation

only modestly contagious

Gejala: demam, rash (3 days), batuk, arthralgias, post

auricular and suboccipital lymphadenopathy Biasanya ringan, gejala klinis tdk jelas: 50-75% kasus Encephalitis, bleeding diathesis & arthritis: komplikasi yg jarang terjadi

38

Rubella and the Fetus


Purpura, Splenomegaly, jaundice, meningoencephalitis, thrombocytopenia merupakan keadaan yg sementara
Congenital cataracts, Glaucoma, penyakit jantung, tuli, microcephaly dan retardasi mental merupakan kelainan yg permanen Diabetes, thyroid abnormalities, precocious puberty & Progressive panencephalitis (late)

39

Cytomegalovirus
DNA virus Infeksi kongenital: 1% 5-10% pasien yg terinfeksi menunjukkan gejala klinis

saat lahir Neonatal MR: 20-30% 90% of survivors get late complications 5-15%: tdk menunjukkan gejala penyakit saat lahir

40

Primary CMV infection in pregnant woman


Pre-pregnancy serological status for CMV is known Seropositive
Seronegative
IgG-/IgMPre-tested at 2 and 4 months IgG-/IgMIgG+/IgMigG-/IgM+ igG+/IgM+ At risk No follow up

IgG+/IgMLong-term seropositive person Minimum risk

No follow up

Advanced diagnosis

Primary Infection
Periode inkubasi: 20- 60 hari
90% subclinical. Symptomatic - mild mononucleosis like

illness. Acquired by: terpapar sekresi tubuh: saliva, urine, sexual contact, blood transfusion, organ transplantation. Young children : shedding rate of 23- 75%. Diaper change, feeding. Vertical transmission to fetus: 30- 40%

42

Advanced CMV diagnosis

IgM confirmation by Western blot


Determination of the IgG avidity index Isolation of the virus from urine, saliva and blood

43

(I) Uninfected women*

IgG negative/IgM negative IgG positive/IgM negative (high avidity)

*Virus isolation negative


44

(II) Primary infections*

IgG negative/IgM positive IgG positive/IgM positive (low avidity)

*Virus isolation positive or negative


45

(III) Recurrent infections*

IgG positive/IgM positive (high avidity)

*Virus isolation positive or negative


46

Recurrent infection.
Terjadi pada 20- 30% wanita dgn seropositif.
Vertical transmission: 1% Morbiditas menurun pada infeksi yg rekuren krn

imunitas maternal.

47

Risk to Fetus
1-3% pregnancies complicated by Pimary CMV( 10-30/1000)
30 - 40% babies will have CMV infection (3-10/1000) 10 - 15% of babies are symptomatic at birth(0.3 - 1.5/1000)

20% die & 80% develop sequel. 85 - 90% are asymptomatic , 10 % develop long term problems.
Neonatal death: hepatic dysfunction, DIC, bacterial infection Long-term problems: sensorineural deafness, mental

retardation, can have CP, epilepsy, visual ,learning & language problems.

48

CMV Congenital Infection


Hepatomegaly
Spleenomegaly Jaundice

Thrombocytopenia
Petechiae Microcephaly

TORCH Syndrome

Intrauterine growth retardation

49

CMV Congenital Infection (Late)


Ventriculomegaly Cerebral atrophy Mental retardation Psychomotor delay Seizures Learning difficulties and language delay Chorioretinitis / Optic atrophy Intracranial calcifications Long bone radiolucencies, dental abnormalities Pneumonitis
50

Herpes Simplex
Miscarriage (severe disease) No congenital syndrome known Intrapartum infection

disseminated disease - chorioretinitis, meningitis, encephalitis, mental retardation, seizures and death Primary infection >>>secondary infection HSV II - 75%; HSV I - 25% cases

51

Primary infection blm pernah terpapar sebelumnya


Non-primary first episode diketahui secara klinis

(i.e. HSV 1 and 2 antibody negative) to either viral types.

pertama kali tetapi individual dg HSV1 atau 2 antibodi dari pemaparan sebelumny.
antibodi klinis

Recurrent infection bukti infeksi secara klinis dan

52

53

Management of primary infection in pregnancy: The greatest risk for neonatal infection seems to be when maternal primary infection occurs in the third trimester (unable to complete seroconversion to IgG prior to delivery) In this case, there is a 30 to 50% risk of neonatal herpes infection

54

Hepatitis B

Intrauterine infection - 5% Intrapartum infection - 95% Congenital infection - 90% chronic carriers About 1% mothers are potential risks for their newborns Newborns should receive passive (HBIg) and active immunization (vaccine x 3 doses) - protective in over 90% of cases

55

Gonorrhoea
Neissseria Gonorrhoea (1-6% pop)
Pre-term labour, PPROM, Chorioamniionitis, Endometritis

Gonococcal opthalmia neonatorum (40%)


80% asymptomatic Screening needed?

Cephtriaxone IM

56

Syphilis
T.Pallidum
<1:1000 pregnant women Can infect trans placenta from 15th week

Second stage by birth if not treated


Screening VDRL, RPR Diagnostic tests TPI, FTA-Abs High dose Penicillin's

57

Toxoplasmosis
Toxoplasma Gondii (Protozoa)
Cat faeces, raw/undercooked meats TORCH syndrome

Chorioretinitis, Encephalitis, Neonatal Jaundice


Serology =/- PCR Sulfonamides + Pyrimethamine

58

Vaginosis Bakterial
Sindroma klinik pada vagina tanpa peradangan akibat

perubahan lingkungan lokal/mikro maupun perubahan endogen yang mengakibatkan pergantian flora normal Lactobacillus sp. Oleh bakteri anaerob terutama G.Vaginalis, Prevotella sp, Mycoplasmahomini.

Diagnosis: Biasanya asimtomatik(>50%) atau keluhan iritasi/gatal ringan Vagina berbau seperti ikan Kadang dijumpai discharge vagina, homogen, putih keabuan atau kuning,melekat pada dinding vagina

Px. Penunjang: Tes Amin (+) pH 4,5 Clue cell pada pengecatan Gram
Tx: Metronidazole atau clindamicin

Trikomoniasis
Diagnosis: Keluhan panas/iritasi di vagina Keputihan banyak, berbau busuk, warna kuning kehijauan, kadang berbuih
Tx: Metronidazole

Candidiasis Vulvovaginal
Diagnosis: Gatal sangad Keputihan kental seperti susu/keju, banyak, tidak berbau/kadang berbau masam KOH 10%: pseudohifa
Tx: Fluconazole, Ketoconazole

Anda mungkin juga menyukai