KOMINFO/12/2010)
LATAR BELAKANG
Kekosongan infrastruktur komunikasi dan informasi di daerah, pasca pembubaran Deppen. Pemberdayaan masyarakat di bidang komunikasi dan informasi Perubahan paradigma komunikasi dengan masyarakat (communication with the people) bukan lagi komunikasi untuk masyarakat (communication for the people). Tingginya terpaan media massa Pemanfataan budaya lokal, sumber lokal Peradaban masa depan, yaitu masyarakat informasi Hak masyarakat untuk mendapatkan informasi
MASALAH 1. Informasi Belum Sinergis/Belum Ada Agenda Setting 2. Akses Informasi Terbatas & Tidak Terkoordinir 3. Penilaian Subjektif/ Apriori Terhadap Lembaga Negara
KEY SUCCESS
GOALS
1. Pemenuhan Hak Tahu Publik. 2. Mengakomodasi Aspirasi Masyarakat dalam Perumusan Kebijakan Publik. 3. Citra Positif Lembaga Negara.
1. Kewenangan / Legalitas 2. Akses/ Koordinasi 3. SDM Cukup dan Cakap 4. Sarana dan Prasarana
PIKP
Penggunaan Media: 1. Luar ruang 2. Tradisional 3. Cetak 4. Penyiaran 5. Tatap muka 6. Internet - Online
Jumlah & coverage informasi yang ada INTENSIFIKASI & EXTENSIFIKASI Dukungan terhadap Kebijakan dan program penyelenggara negara
STRAKOM
Klasifikasi
Analisis Isi, Wacana & Kajian
Isu Strategis
A G E N D A S E T T I N G D I S E M I N A S I
Evaluasi
Bakohumas
Media Massa
Media Publik
LKBN Antara RRI TVRI Media Onlinne infopublik.depkominfo. go.id.info Jurnal, tabloid Media Luar Ruang Cetakan
Media Center
Lembaga KomSos
Kerjasama dengan Ormas, LSM/NGO Kerjasama dengan Dunia Usaha dan Asosiasi Media Tradisional, KIM Asosiasi telko
Media Cetak Media Penyiaran Media Tatap Muka Media Baru (Jejaring Sosial)
Publik - Masyarakat
information Merupakan pilar utama demokratisasi Mencerdaskan kehidupan bangsa Mengapresisasikan perbedaan dan keragaman Membentuk identitas nasional dan lokal Mensejajarkan bangsa dan negara dalam pergaulan internasional Media penguasaan iptek Sarana proses pembelajaran
DASAR HUKUM
1. UU Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
2. PP Nomor 65 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan SPM 3. PP Nomor 79 tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan pemeritahan daerah 4. PP Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian urusan Pemerintahan 5. PP Nomor 19 tahun 2010 tentang tata cara pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta kedudukan Keuangan Gubernur sebagai wakil Pemerintahan di Wilayah Propinsi 6. Permendagri nomor 6 tahun 2007 tentang Juknis Penyusunan dan Penerapan SPM 7. Permendagri nomor 79 tahun 2007 tentang Pedoman penyusunan rencana Pencapaian SPM 8. Permen Kominfo Nomor 17 tahun 2009 tentang Diseminasi Informasi Nasional oleh Pemerintah, Pemprov, Pemkab/Ko 9. Permen Kominfo Nomor 8 tahun 2010 tentang Pedoman Pengembangan dan pemberdayaan Lembaga Komunikasi Sosial 10. Permen Kominfo nomor 17 tahun 2010 tentang Organisasi dan tata
Tujuan SPM
1. 2.
3.
4.
5.
6.
7.
Dengan adanya SPM maka masyarakat akan terjamin menerima suatu pelayanan publik dari Pemda dengan mutu tertentu. SPM sebagai alat untuk menentukan jumlah anggaran yang dibutuhkan untuk menyediakan suatu pelayanan dasar. dan menjadi landasan dalam penentuan perimbangan keuangan dan bantuan lain yang lebih adil dan transparan. SPM dapat dijadikan dasar dalam menentukan Anggaran Kinerja berbasis manajemen kinerja. SPM dapat menjadi dasar dalam alokasi anggaran daerah dengan tujuan yang lebih terukur. SPM dapat menjadi alat untuk meningkatkan akuntabilitas Pemda terhadap masyarakat. Masyarakat dapat mengukur sejauhmana Pemda dapat memenuhi kewajibannya untuk menyediakan pelayanan publik. Adanya SPM dapat menjadi argumen bagi peningkatan pajak dan retribusi daerah karena baik Pemda dan masyarakat dapat melihat keterkaitan pembiayaan dengan pelayanan publik yang disediakan Pemda. SPM dapat merangsang rationalisasi kelembagaan Pemda, karena Pemda akan lebih berkonsentrasi pada pembentukan kelembagaan yang berkorelasi dengan pelayanan masyarakat. Adanya SPM dapat membantu Pemda dalam merasionalisasi jumlah dan kualifikasi pegawai yang dibutuhkan. Kejelasan pelayanan akan membantu Pemda dalam menentukan jumlah dan kualifikasi
IMPLIKASI SPM
Masyarakat akan terjamin menerima suatu pelayanan dari Pemerintah Daerah. Menjadi landasan dalam menentukan anggaran suatu pelayanan publik, perimbangan keuangan dan anggaran berbasis kinerja.
Membantu penilaian kinerja Kepala Daerah secara lebih akurat, terukur, transparan dan akuntabel. Menjadi argumen bagi peningkatan pajak dan retribusi daerah. Merangsang rasionalisasi kelembagaan dan personil Pemda,
8
HUBUNGAN ANTAR TINGKATPEMERINTAHAN DLM SPM Basis penerapan SPM ada di Kabupaten/Kota dan Prov Pemerintah Pusat melalui Kementerian sektor / LPNK bertugas membuat SPM untuk masing-masing pelayanan yang menjadi bidang tugasnya Gubernur sebagai wakil Pemerintah, bekerjasama dengan Kabupaten/Kota membahas bagaimana pencapaian SPM tersebut. Kabupaten/Kota menentukan tata cara pelaksanaan pelayanan berdasarkan SPM yg telah disepakati pencapaiannya dgn Provinsi. SPM yandi-ig mplementasikan di tingkat Kabupaten/Kota menjadi dasar bagi pengawasan yang dilakukan oleh Gubernur sebagai wakil Pusat di Daerah. Pemerintah Pusat wajib membiayai daerah dlm penyediaan pelayanan dasar bagi daerah-daerah yang kurang mampu Pusat dpt menarik otonomi suatu daerah bila daerah tsb tdk mampu melaksanakan kewenangan wajib yg telah ditentukan SPM-nya, padahal Pemerintah sudah mengalokasikan biayanya. Gubernur sebagai wakil pusat di Daerah membina dan mengawasi pelaksanaan SPM di Kabupaten/Kota.
BANGNAS
RPJMD
Diseminasi Infromasi via : Bakohumas Media Publik Media Massa Media Publik Media Online Lemkomsos
Permen 22/2010
Target : Diseminasi Pemberdayaan KIM
Masyarakat Informasi
PERMENKOMINFO NO. 22 TAHUN 2010 TENTANG SPM BIDANG KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
Permen No. 17 th. Tahun 2009 Permen No. 7 Tahun 2010 Permen No. 8 Tahun 2010
JUKNIS SPM
Permenkominfo No. 17 Th. 2007 Tentang Diseminasi Informasi Nasional Oleh Pemerintah, Pemda Provinsi dan Pemda Kab/Kota Pemanfaatan saluran komunikasi dalam diseminasi informasi melalui jalur media massa, jalur birokrasi (pemerintah, Pemda prov/kab/ko) dan jalur lembaga komunikasi sosial (Kelompok Informasi Masyarakat dan Lembaga Media Tradisional)
Permenkominfo No. 22 Th. 2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kominfo di Kabupaten/Kota
Permenkominfo No. 8 Th. 2010 Tentang Pengembangan dan Pemberdayaan Lembaga Komunikasi Sosial
Bagaimana melakukan Pengembangkan dan Pemberdayakan Kelompok informasi Masyarakat (KIM), Kelompok Pertunjukan Rakyat, Lembaga Pemantau Media dan Lembaga Komunikasi organisasi Profesi untuk dimanfaatkan dalam diseminasi informasi dan literasi media
TARGET DAN PANDUAN OPERASIONAL SPM BIDANG KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DI KABUPATEN/KOTA
I. Target Standar Pelayanan Minimal Bidang
No
Indikator
Nilai
1.
1. Pelaksanaan diseminasi dan pendistribusian informasi nasional melalui: a) Media massa seperti majalah, radio, dan televisi; b) Media baru seperti website (media online); c) Media tradisional seperti pertunjukan rakyat; d)Media interpesonal seperti sarasehan, ceramah,/diskusi, dan lokakarya; dan/atau e)Media luar ruang seperti media buletin, leaflet, booklet, brosur, spanduk, dan baliho.
2014 12 kali pertahun 2014 Setiap hari 2014 12 kali pertahun 12 kali pertahun Setiap kecamatan 12 kali pertahun SKPD yang menangani urusan bidang komunikasi dan informatika 2014 SKPD yang menangani urusan bidang komunikasi dan informatika
2014
2.
50%
2014
II. Panduan Operasional Standar Pelayanan Minimal Bidang Komunikasi dan Informatika di Kabupaten/Kota A. Pelaksanaan diseminasi informasi nasional
Pelaksanaan Diseminasi dan Pendistribusian Informasi Nasional melalui: Media massa seperti majalah, radio, dan televisi; Media baru seperti website (media online); Media tradisional seperti pertunjukan rakyat; Media interpesonal seperti sarasehan, ceramah,/diskusi, dan lokakarya; dan/atau Media luar ruang seperti media buletin, leaflet, booklet, brosur, spanduk, dan baliho.
1. Pengertian
Diseminasi Informasi Nasional adalah penyebaran informasi secara timbal balik dari Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Peerintahan Daerah Kabupaten/Kota kepada masyarakat baik diminta maupun tidak diminta, yang dapat dilakukan melalui media massa maupun bentuk media komunikasi lainnya dan/atau lembagalembaga kounikasi masyarakat.
2. Definisi Operasional
Pelaksanaan penyampaian dan pendistribusian informasi nasional yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di tiap kelurahan/desa/kampung atau sebutan lainnya, melalui:
Media massa seperti majalah, radio, dan televisi; Media baru seperti website (media online); Media tradisional seperti pertunjukan rakyat; Media interpesonal seperti sarasehan, ceramah,/diskusi, dan lokakarya; dan/atau Media luar ruang seperti media buletin, leaflet, booklet, brosur, spanduk, dan baliho.
3. Sumber Data
a. SKPD yang menangani urusan bidang komunikasi dan
4. Rujukan
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 17/PER/M.KOMINFO/3/2009 tentang Diseminasi Informasi Nasional Oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pmeerintah Daerah Kabupaten/Kota
5. Target
Pelaksanaan penyampaian dan pendistribuasin informasi nasional melalui: a. Media massa seperti majalan, radio, dan televisi; 1 bulan sekali b. Media baru seperti website (media online); setaip hari diupdating c. Media tradisional seperti pertunjukan rakyat; 1 bulan sekali d. Media interpesonal seperti sarasehan, ceramah,/diskusi, dan lokakarya; 1 bulan sekali e. Media luar ruang seperti media buletin, leaflet, booklet, brosur, spanduk, dan baliho; 1 bulan sekali.
6. Langkah Kegiatan
a. Koordinasi dengan Pemerintah dan Pemerintah Daerah Provinsi b. Kerjasama dan fasilitasi c. Kemitraan dengan mendayagunakan media massa dan lembaga
7. SDM
a. Kualitas dan kuantitas pejabat pelayanan dan penyampai
informasi (tokoh masyarakat, tokoh agama, dan pranata humas/penyuluh). b. Aparatur SKPD yang menangani urusan bidang komunikasi dan informatika.
8. Konten Informasi
a. Paket Informasi Nasional adalah gugus informasi yang terdiri dari
UUD 1945, UU dan kebijakan-kebijakan, rencana kebijakan, program dan kinerja badan publik dan permasalahan masyarakat yang dibutuhkan oleh masyarakat dan harus didistribusikan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang sesuai dengan karakteristik masyarakat daerah dan berdasarkan standar kelengkapan, dan kelayakan informasi nasional. Dalam konteks SPM, informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat, diprioritaskan pada antara lain Pemilu, penanggulangan bencana, dan peningkatan pendidikan masyarakat. b. Informasi diambil dari sumber yang dapat pertanggungjawabkan.
1. Pengertian
Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) adalah kelompok yang dibentuk oleh masyarakat, dari masyarakat, dan untuk masyarakat secara mandiri dan kreatif yang aktivitasnya melakukan kegiatan pengelolaan informasi dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan nilai tambah.
2. Definisi Operasional
Cakupan pengembangan dan pemberdayaan Kelompok Informasi Masyarakat di tingkat kecamatan adalah cakupan pengembangan fasilitasi dan kerja sama yang dilakukan oleh Pemda Kabupaten/Kota terhadap KIM dalam pengelolaan informasi guna peningkatan nilai tambah di tingkat kecamatan.
Contoh Perhitungan Misalkan suatu wilayah Kabupaten/Kota memiliki jumlah kecamatan sebanyak 10 kecamatan, namun jumlah KIM yang ada dalam Kabupaten/Kota tersebut sebanyak 5 KIM. Maka persentase KIM yang dikembangakan dan diberdayakan oleh Pemda Kab/Kota di wilayah tersebut pada tahun berjalan adalah:
4. Target 50% cakupan pada tahun 2014 5. Langkah Kegiatan a. Bimbingan Teknis; b. Pengembangan model; c. Penyelenggaraan jaringan komunikasi; d. Sarana dan prasarana; e. Workshop, sarasehan, forum; f. Penyediaan bahan-bahan informasi; g. Simulasi aktivitas; h. Kompetisi dan pemberian pengahargaan bagi yang berprestasi secara berkala; dan i. Studi Banding
6. SDM a. Kualitas dan kuantitas penyampai informasi (KIM, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan pranata humas/penyuluh). b. Aparatur SKPD ang menangani urusan bidang komunikasi dan informatika. 7. Konten Informasi a. Informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. b. Informasi diambil dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. 8. Penanggung Jawab Kegiatan SKPD yang menangani urusan bidang komunikasi dan informatika.