Anda di halaman 1dari 2

Segi Hukum Islam Bagaimana Transplantasi Kulit Di lihat dari artikel di atas kami menyimpulkan bahwa pada tubuh

manusia bisa me lakukan pencangkokan kulit dengan dari kulit yang masih bersih dari kerusakan ak an di transplantasikan pada pasien yang rusak kulitnya oleh sebab luka bakar itu , memang nanati insya Allah akan sembuh, kami juga punya ganjelan menurut islam gimana yah apakah transplantasi kulit ini di bolehkan. Hukum apa yang di maksukk an dalam agama islam kami lihat di artikel di internet dibawah ini menurut islam transplantasi itu boleh atau tidak sebagai berikut :

Kita perlu bicarakan dulu pengertian transplantasi. Transplantasi adalah peminda han organ tubuh dari orang sehat atau mayat yang organ tubuhnya mempunyai daya h idup dan sehat kepada tubuh orang lain yang memiliki organ tubuh yang tidak berf ungsi lagi sehingga resipien (penerima organ tubuh) dapat bertahan hidup secara sehat. Islam memerintahkan agar setiap penyakit diobati. Membiarkan penyakit ber sarang dalam tubuh dapat berakibat fatal, yaitu kematian. Membiarkan diri terjer umus pada kematian adalah perbuatan terlarang, ." (QS. An-Nisa 4: 29) Maksudnya, apabila sakit, berobatlah secara optimal sesua i dengan kemampuan karena setiap penyakit sudah ditentukan obatnya. Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa seorang Arab Badui mendatangi Rasulullah saw. seraya bertanya, Apakah kita harus berobat? Rasulullah menjawab, Ya hamba Allah, berobat lah kamu, sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit melainkan juga (menentuka n) obatnya, kecuali untuk satu penyakit. Para shahabat bertanya, Penyakit apa itu ya Rasulullah? Beliau menjawab, Penyakit tua. (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad) Nah, transplantasi termasuk salah satu jenis pengobatan. Dalam kaidah metode pengambilan hukum disebutkan Al-Ashlu fil muamalati al-ibaahah illa ma da lla daliilun ala nahyi. (Pada prinsipnya, urusan muamalah (duniawi) itu diperbole hkan kecuali kalau ada dalil yang melarangnya). Maksudnya, urusan duniawi silaka n dilakukan selama tidak ada dalil baik Al Quran ataupun hadits yang melarangnya . Transplantasi bisa dikategorikan urusan muamal (duniawi). Kalau kita amati, ti dak ada dalil baik dari Al Quran ataupun hadits yang melarangnya. Jadi trasplanta si itu urusan duniawi yang diperbolehkan. Persoalannnya, bagaimana hukum mendono rkan organ tubuh untuk ditransplantasi? Islam memerintahkan untuk saling menolon g dalam kebaikan dan mengharamkannya dalam dosa dan pelanggaran. dalam berbuat dosa dan pelanggaran." (QS. Al-Maidah 5 :2) Menolong orang lain a dalah perbuatan mulia. Namun tetap harus memperhatikan kondisi pribadi. Artinya, tidak dibenarkan menolong orang lain yang berakibat membinasakan diri sendiri, sebagaimana firman-Nya, ( : 195 ) , jika menurut perhitungan medis menyumbangkan organ tubuh itu tidak membahayaka n pendonor atau penyumbang, hukumnya boleh, bahkan dikategorikan ibadah kalau di lakukan secara ikhlas. Namun, bila mencelakakannya, hukumnya haram. Lalu, bagaim ana dengan pemanfaatan organ tubuh manusia yang sudah meninggal? Ada dua pendapa t tentang masalah ini. Pendapat pertama mengatakan, haram memanfaatkan organ tub uh manusia yang sudah meninggal, karena sosok mayat manusia harus dihormati seba gaimana ia dihormati semasa hidupnya. Landasannya, sabda Rasulullah saw., Memoton g tulang mayat sama dengan memotong tulang manusia ketika masih hidup. (HR. Abu D aud) Pendapat kedua menyatakan, memanfaatkan organ tubuh manusia sebagai pengoba tan dibolehkan dalam keadaan darurat. Alasannya, hadits riwayat Abu Daud yang me larang memotong tulang mayat tersebut berlaku jika dilakukan semena-mena tanpa m anfaat. Apabila dilakukan untuk pengobatan, pemanfaatan organ mayat tidak dilara ng karena hadits yang memerintahkan seseorang untuk mengobati penyakitnya lebih banyak dan lebih meyakinkan daripada hadits Abu Daud tersebut. Akan tetapi peman faatannya harus mendapat izin dari orang tersebut (sebelum ia wafat) atau dari a hli warisnya (setelah ia wafat). Tanpa mengurangi rasa hormat kepada pendapat pe rtama, menurut hemat saya, pendapat kedua lebih logis untuk diterima. Karena itu wajar kalau sebagian besar ulama madzhab Hanafi, Syafii, Maliki, Hanbali, dan ul ama Zaidiyyah membolehkannya. Kesimpulannya, transplantasi merupakan cara pengob atan yang diperbolehkan Islam. Menjadi pendonor hukumnya mubah (boleh) bahkan be rnilai ibadah kalau dilakukan dengan ikhlas asal tidak membinasakan pendonor dan menjadi haram bila membinasakannya. Orang meninggal boleh dimanfaatkan organnya untuk pengobatan dengan catatan sebelum wafat orang tersebut mengizinkannya. Wa

llahu Alam.

Anda mungkin juga menyukai