Anda di halaman 1dari 3

Nama : Taufiq Rahmat H NPM : 1006771996 Mata Kuliah : Etika Terapan Berikut saya akan definisakan beberapa terminologi

etis yang selalu terkait dengan nilai-nilai moral dalam masyarakat. Kata-kata ini sering kali diucapkan orang dengan gampang, namun tidak semua orang dapat mendefinisikannya dengan sepenuhnya tepat. Definisi memang penjara kata yang membatasi imajinasi kita, namun setidaknya, melalui definisi pemahaman kita dapat terpagari dan terfokus pada makna yang dimaksud oleh kata. Keadilan Secara umum, keadilan intinya adalah meletakkan segala sesuatunya pada tempatnya. Keadilan merupakan kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang. John Rawls menyatakan bahwa "Keadilan adalah kelebihan (virtue) pertama dari institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada sistem pemikiran". Untuk mencapai kebaikan dalam kehidupan sosial, manusia harus berperilaku adil sudah sejak dalam pikiran dan diimplementasikan dalam perbuatan. Prinsip-prinsip keadilan dewasa ini selalu terkait dengan kebijakan hukum dan politik. Mereka yang menjadi pemimpin suatu lembaga pemerintahan selalu dituntut melaksanakan prinsip-prinsip keadilan. Kebaikan Kebaikan adalah suatu tindakan moral yang tidak melanggar hak asasi manusia, yang meninggalkan kesan dan memberikan nilai positif baik terhadap pelaku maupun terhadap imbas dari tindakan pelaku. Kebaikan juga berarti keutamaan dari suatu perbuatan. We are what we repeatedly do. Excellence, then, is not an act, but a habit. ~Aristoteles. Kejujuran Arti kata jujur adalah "mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran". Dalam praktek dan penerapannya, tingkat kejujuran seseorang biasanya dinilai dari ketepatan pengakuan atau apa yang dibicarakan seseorang dengan kebenaran dan kenyataan yang terjadi. Jika orang berkata tidak sesuai dengan kebenaran dan kenyataan atau tidak mengakui suatu hal sesuai yang sebenarnya terjadi, orang tersebut dianggap tidak jujur, menipu, mungkir, berbohong, munafik dan sebagainya. Kejujuran merupakan nilai moral yang harus dijujung tinggi ditengah kehidupan masyarakat agar masyarakat mampu mencapai kehidupan yang damai dan sejahtera. Prinsip nilai hidup Prinsip nilai hidup merupakan prinsip nilai yang harus di pertahankan dan harus ada sebagai syarat pertama bagi muncul dan dipertahankannya nilai-nilai yang lain. Hidup berarti ada secara ontologis dan berfungsi normal dan wajar sebagaimana umumnya kehidupan harus berlangsung. Nilai atau value adalah ukuran pada diri seseorang tentang sesuatu sikap, kata, situasi, dan lain lain yang dapat dan selalu atau sering kali mempengaruhi perilakunya. Nilai

selalu mempunyai kaitan dengan norma atau petunjuk-petunjuk agar mempunyai hidup serta berperilaku yang baik. Norma biasanya tidak tertulis namun berlaku dan disetujui secara umum. Nilai-nilai hidup dan kehidupan merupakan keseluruhan tampilan diri, sikap, kata, perbuatan manusia sesuai sikonnya. Kebebasan Kebebasan merupakan suatu kondisi ketika individu memiliki kemampuan untuk bertindak sesuai dengan keinginannya. Individualis dan konsepsi liberal dari kebebasan berhubungan dengan kebebasan dari individual dari luar keinginan. Kebebasan individu selalu terancam bersinggungan dengan kebebasan individu lain. Pada Sartre, kebebasan dianggap sebagai kutukan bagi manusia, sebab manusia itu bebas sekaligus tidak bebas. John Stuart Mill, dalam karyanya, On Liberty, menyadari perbedaan antara kebebasan sebagai kebebasan bertindak dan kebebasan sebagai absennya koersi. Dalam bukunya, Two Concepts of Liberty, Isaiah Berlin secara resmi merangka perbedaan antara dua prespektif ini sebagai perbedaan antara dua konsep kebebasan yang berlawanan: kebebasan positif dan kebebasan negatif. Kepedulian Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan, atau menghiraukan, sedangkan kepedulian adalah perihal sangat peduli, sikap mengindahkan, atau sikap memperhatikan. Peduli juga berarti ikut terlibat dalam menghadapi suatu situasi yang menimpa orang lain. Kepedulian merupakan nilai moral bagi manusia yang menuntunnya melakukan tindakan bermakna baik bagi manusia lain. Dengan berpegang pada nilai kepedulian orang dapat terdorong melakukan tindakan kebaikan dalam membantu orang lain yang kesusahan. Belas kasih Belas kasih yang biasanya juga disebut welas asih, adalah emosi manusia yang muncul akibat penderitaan orang lain. Belas asih lebih kuat daripada empati. Perasaan ini biasanya memunculkan sebagai usaha mengurangi penderitaan orang lain. Belas kasih merupakan kondisi perasaan manusia di level pertama. Artinya, belas asih merupakan faktor pendorong bagi tindakan manusia untuk melakukan tindakan yang bersifat membantu terhadap orang lain. Perbedaan rasa bersalah dan rasa malu Rasa bersalah merupakan suara tuduhan dari dalam diri kita atas kegagalan menjadi atau melakukan sesuatu. Rasa bersalah bisa dimunculkan dari luar akibat tudingan dari telunjuk orang lain maupun dari dalam bahwa kita gagal mencapai standar yang kita tetapkan untuk diri sendiri. Rasa bersalah seakan-akan mencambuk kita sebagai hukuman atas kekurangan, kekeliruan, atau pelanggaran kita. Rasa malu adalah suatu sifat yang ada dalam hati dan jiwa manusia, yang mendorongnya untuk melakukan kebaikan dan ketaatan, serta mencegahnya dari prilaku buruk, tercela dan yang memalukan. Rasa malu muncul karena tidak ingin suatu hal yang dilakukan dilihat atau dimengerti orang lain sebagai suatu tidakan tercela ataupun merugikan.

Ilustrasi dari nilai-nilai etis diatas Suatu keadaan ketika nilai-nilai keadilan, kebaikan, kejujuran, kebenaran, kepedulian, belas kasih, kebebasan yang disertai adanya rasa bersalah atau rasa malu terhadap suatu kesalahan, baru dapat dimulai dengan menyaratkan prinsip nilai hidup sebagai ontlogi pertama. Dalam kehidupan nyata, implementasi seluruh nilai-nilai positif di atas memang tidak sepenuhnya dapat dilakukan secara bersamaan. Manusia selalu punya kecenderungan pada sifat tertentu yang mendominasi kehidupannya. Artinya, kalaupun manusia berbuat baik, pada suatu ketika manusia tersebut pernah juga berbuat tidak baik. Demikianlah kehidupan ini terus berjalan. Selalu terdapat tumpang tindih antara yang baik dan yang buruk, yang benar dan yang salah. Manuisa bukan makhluk sempurnya yang keseluruhan hidupnya baik. Aktus dan potensi sebagaimana yang telah digagas Asristoteles, berlaku dalam kehidupan manusia. Manusia berpotensi menjadi baik atau buruk di masa depan, dan menjadi aktus pada kondisi tertentu ketika potensi yang dimilikinya sudah dijalani sebagai kenyataan yang sekarang sedang terjadi.

Tempat etika dan hukum pada dialektika Hegel Dialektika Hegel merupakan proses dialektika sejarah perjalanan geist absolut yang secara imanen berasal dari dialektika geist subjektif dan geist objektif. Dialektika hegel diformulasikan dalam suatu tahap ketika tesis dapat dipertentangkan dengan antitesis dan kemudian keduanya ditarik keatas menjadi sintesis. Jika hukum dan etika kita substitusikan dalam kronologis dialektika Hegel, maka kita dapat mensubstitusikan hukum sebagai tesis dan etika sebagai antitesis. Dialektika yang terjadi antara hukum dan etika dapan ditarik dalam suatu sintesis bernama susila. Artinya, perpaduan antara tindakan yang terkait dengan hukum dan etika pada dasarnya terdapat dalan norma-norma susila yang disepakati masyarakat. Jika norma susila telah dilanggar oleh masyarakat, maka masyarakat tersebut dapat pula melanggar hukum dan tidak bertindak sesuai etika yang berlaku.

-o0o-

Anda mungkin juga menyukai