Anda di halaman 1dari 3

Ekonomi China

18 Jan Pertumbuhan ekonomi Cina tahun 2007 lalu dilaporkan 11,4 persen, tertinggi selama dekade terakhir, dengan rata-rata pertumbuhan lebih dari 9%. Di sisi lain, jumlah cadangan devisa juga mencetak rekor sebagai cadangan devisa terbesar di dunia dengan angka mencapai US$ 1,53 triliun pada akhir tahun 2007. Padahal dua dasawarsa lalu, pertumbuhan ekonomi dan cadangan devisa China masih minus. Bagaiman Cina bisa melakukan akselerasi perekonomian secepat itu? Sebelum tahun 1980, Cina menerapkan sistem ekonomi terencana (planned economy), biasa juga disebut ekonomi komunis, dalam menjalankan roda ekonomi nasional. Sistem ini mengharuskan negara mengontrol seluruh sumberdaya produktif, perusahaan, lahan pertanian, dan pabrikpabrik. Negara juga bertanggungjawab menentukan jumlah barang yang mesti diproduksi dan harga setiap barang tersebut, termasuk dalam hal ini gaji pekerja. Singkatnya, hampir semua pergerakan ekonomi nasional Cina ditentukan oleh negara. Dengan sistem ekonomi seperti ini, pemerintah membutuhkan informasi yang begitu banyak sebelum menentukan ribuan produk yang mesti diproduksi, harga tiap produk, dan kebutuhan bahan-bahan produksi. Bagi para ekonom ekonomi pasar (market economy), hal ini merupakan pekerjaan yang hampir mustahil. Dengan sistem economi pasar, semua informasi ekonomi didesentralisasikan kepada perusahaan dan konsumen. Merekalah yang menentukan jumlah, jenis, dan harga barang yang diperlukan oleh pasar berdasarkan penawaran (suply) dan permintaan (demand). Sistem ini juga mengharuskan negara menentukan harga yang mampu mempengaruhi konsumsi masyarakat. Akan tetapi, harga yang ditentukan oleh negara tidak mampu mendorong perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan atau mengurangi produksi sebab mereka tidak bekerja untuk memperoleh profit. Jadi tidak ada insentif bagi para manajer untuk meningkatkan jumlah produksi, memperbaiki kualitas produk, atau mengembangkan inovasi-inovasi baru. Kondisi ini menggiring pemerintah untuk memberikan subsidi besar-besaran, sesuatu yang sangat berbeda dengan sistem ekonomi pasar dimana harga dan perburuan profit akan mempengaruhi konsumsi, produksi, dan distribusi barang. Implikasi dari sistem ekonomi terencana adalah perusahan mengalami kesulitan memotivasi karyawan untuk bekerja lebih keras sebab pekerjaan dan gaji mereka sudah dijamin oleh pemerintah. Manajer dan karyawan hanya berpikir untuk memenuhi target produksi yang ditetapkan oleh pemerintah dan tidak berupaya untuk meningkatkan produksi atau menghasilkan produk-produk baru untuk memuaskan konsumen. Demikian pula dalam hal penggunaan input produksi, manajemen tidak merasa bertanggungjawab terhadap efisiensi sehingga yang banyak terjadi adalah pemborosan bahan-bahan produksi dengan biaya yang sangat besar. Jika biaya produksi lebih besar dari pendapatan, maka perusahaan dapat meminta subsidi kepada pemerintah untuk menutupi kekurangan anggaran.

Secara garis besar, sistem ekonomi terencana mempunyai banyak bolong-bolong inefisiensi dalam penggunaan dan pengalokasian sumberdaya. Sementara itu, pembangunan ekonomi di negara-negara asia timur saat itu, yang menerapkan sistem ekonomi pasar, menunjukan perkembangan yang sangat signifikan. Karena itu pemerintah Cina memutuskan untuk melakukan transisi ekonomi, dari ekonomi terencana (planned economy) ke ekonomi pasar (market economy). Ada 2 pilihan pendekatan untuk melakukan transisi ekonomi, yaitu pendekatan radikal (big bang approach) dan pendekatan gradual (gradualist approach). Pemerintah Cina memilih menggunakan pendekatan gradual yang diawali dengan reformasi pertanian, disusul dengan reformasi harga, perdagangan luar negeri dan investasi, privatisasi BUMN, reformasi dunia perbankan, dan pengembangan sektor swasta. Prinsip pendekatan gradual dilaksanakan dengan konsisten oleh para pimpinan Cina, bahkan setiap bidang reformasi pun dilakukan secara gradual. Reformasi pertanian, misalnya, tidak dilakukan serentak di seluruh negeri melainkan dimulai dari satu daerah. Setelah satu daerah tersebut berhasil, maka maka daerah-daerah lain pun menyusul dan belajar dari keberhasilan daerah contoh tadi. Reformasi harga juga dilakukan secara gradual yaitu dimulai dari sistem dua harga (two-tier price system) yang kemudian disusul dengan pelepasan harga menurut mekanism pasar. Privatisasi BUMN dimulai dari pemberian otonomi kepada manajemen perusahaan dalam menentukan total produksi, sehingga manajemen bisa belajar bagaimana mengelola produksi secara efisien. Dalam tahap ini, pemerintah menarik diri dari semua proses keputusan yang menyangkut produksi perusahaan BUMN. Selanjutnya pemerintah memberikan kesempatan kepada BUMN untuk mengelola profit, sehingga manajemen mempunyai insentif guna meningkatkan kapasitas produksi atau mengembangkan produk-produk baru yang profitable. Pemerintah Cina dalam tahap ini tidak lagi menerima profit dari BUMN, tetapi cukup dari pajak. Tahap berikutnya adalah memperkenalkan contract responsibility system, yaitu kontrak antara pemerintah dan manajemen BUMN dalam penentuan profit yang mesti disetor BUMN ke pemerintah. Dengan sistem ini, pemerintah menentukan target setoran BUMN. Jika ada kelebihan dari target, setoran tersebut diserahkan kepada manajemen BUMN untuk mengelolanya. Tahap terakhir adalah go public, yaitu memberikan kesempatan kepada publik untuk turut berperan serta dalam proses pengambilan keputusan perusahaan dengan menjadi pemegang saham. Pilihan pendekatan gradual ternyata memberikan dampak yang sangat positif bagi ekonomi Cina. Sejak bergulirnya transformasi ekonomi tahun 1978, Cina membukukuan pertumbuhan ekonomi rata-rata lebih dari 9 persen dimana Foreign Direct Invesment (FDI) merupakan salah satu motor penggerak utamanya. Sebelum tahun 1979, FDI yang mengalir ke Cina hampir nol, akan tetapi saat ini Cina merupakan negara penerima FDI terbesar kedua di dunia setelah Amerika. Diantara negara-negara berkembang, Cina menampung lebih dari 30 persen aliran FDI dunia yang mengalir ke negara-negara berkembang. Para pakar berpendapat bahwa transformasi ekonomi Cina yang relatif mulus dan mampu menciptakan ekselerasi perekonomian didukung oleh beberapa faktor, diantaranya adalah karena

para pemimpin negara mempunyai kemampuan dan komitmen yang sangat besar untuk melakukan transformasi ekonomi dari planned economy ke market economy, masyarakat dan staf pemerintahan Cina sudah siap menghadapi sistem ekonomi baru, dan stabilitas politik terjaga selama proses transformasi berjalan.

Anda mungkin juga menyukai