Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

OLEH KELOMPOK 1. 2. HASRIAH FATHIAH

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD) SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN STKIP HAMZANWADI SELONG 2012

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat tiada habisnya kepada seluruh umat-Nya terutama kepada kami tim penyusun makalah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah untuk mata kuliah Belajar dan Pembelajaran dengan lancar. Shalawat serta salam tetap kami curahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang yakni ajaran agama islam. Selanjutnya ucapan terima kasih yang tak terhingga kami sampaikan Kepada Bapak Dosen Pengampu mata kuliah. yang telah membimbing kami pada mata kuliah Belajar dan Pembelajaran. Dan kepada seluruh anggota kelompok atas kerja samanya yang kompak dalam menyelesaikan tugas ini serta kapada pihak-pihak lain yang turut memberikan dukungan demi terselesainya makalah ini. Sebagai manusia yang tak luput dari kesalahan, tidak ada kata yang dapat kami ucapkan selain kata maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan baik dari segi penulisan maupun isi dari penulisan makalah ini. Kami sangat membutuhkan kritik dan saran para pembaca yang bersifat membangun demi penulisan makalah selanjutnya. Harapan kami semoga apa yang kami sajikan dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan bagi seluruh pihak yang membaca. Dan semoga Allah senantiasa memberi hidayah kepada setiap hamba-Nya yang mau selalu berusaha dan belajar.

Pancor, 04 November 2012

Penyusun

DAFTAR ISI Halaman Judul ............................................................................................. Kata Pengantar ........................................................................................... Daftar Isi ..................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang ............................................................................................ Rumusan Masalah........................................................................................ Tujuan Masalah ........................................................................................... Batasan Masalah.......................................................................................... BAB II PEMBAHASAN
A.Pengertian Belajar Menurut Para Ahli................................................ B.Hakikat Belajar dan Pembelajaran.....................................................

i ii iii 1 2 2 2 3 3 7 8 15 18 21 21

C.Pengertian Komponen Pembelajaran ................................................ D.Macam-macam Komponen Pembelajaran ....................................... E.Peran dan Hubungan Masing-masing Komponen Pembelajaran ......
F.Fungsi Masing-masing Komponen Pembelajaran .............................

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................... B. Saran ............................................................................................ Daftar Pustaka ............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan proses komunikatif-interaktif antara sumber belajar, guru, dan siswa yaitu saling bertukar informasi. Istilah keterampilan dalam Pembelajaran Keterampilan diambil dari kata terampil (skillful) yang mengandung arti kecakapan melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan cekat, cepat dan tepat. Kata cekat mengandung makna tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi dari sudut pandang karakter, bentuk, sistem dan perilaku obyek yang diwaspadai. Di dalamnya terdapat unsur kreatifitas, keuletan mengubah kegagalan menjadi keberhasilan (adversity) serta kecakapan menanggulangi permasalahan dengan tuntas. Istilah cepat merujuk kepada kecakapan mengantisipasi perubahan, mengurangi kesenjangan kekurangan (gap) terhadap masalah, maupun obyek dan memproduksi karya berdasarkan target waktu terhadap keluasan materi, maupun kuantitas sesuai dengan sasaran yang ditentukan. Kata tepat menunjukkan kecakapan bertindak secara presisi untuk menyamakan bentuk, sistem, kualitas maupun kuantitas dan perilaku karakteristik obyek atau karya. Tugas utama guru adalah membelajarkan siswa, yaitu mengkondisikan siswa agar belajar aktif sehingga potensi dirinya (kognitif, afektif, dan konatif) dapat berkembang dengan maksimal. Dengan belajar aktif, melalui partisipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran, akan terlatih dan terbentuk kompetensi yaitu kemampuan siswa untuk melakukan sesuatu yang sifatnya positif yang pada akhirnya akan membentuk life skill sebagai bekal hidup dan penghidupannya. Agar hal tersebut di atas dapat terwujud, guru seyogianya mengetahui bagaimana cara siswa belajar dan menguasai berbagai cara membelajarkan siswa. Model belajar akan membahas bagaimana cara siswa belajar, sedangkan model pembelajaran akan membahas tentang bagaimana cara membelajarkan siswa dengan berbagai variasinya sehingga terhindar dari rasa bosan dan tercipta suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan. B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang dapat kami susun adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. Apakah yang dimaksud komponen pembelajaran ? Sebutkan ke-7 komponen pembelajaran ! Jelaskan hubungan masing-masing komponen pembelajaran ! Jelaskan fungsi dari masing-masing komponen pembelajaran! Dalam rumusan masalah diatas terdapat beberapa tujuan dan manfaat diantaranya : 1. 2. 3. 4. Untuk mengetahui pengertian komponen pembelajaran. Untuk mengetahui ke-7 komponen pembelajaran. Untuk mengidentifikasi hubungan masing-masing komponen pembelajaran. Untuk menjelaskan fungsi dari masing-masing komponen pembelajaran. Batasan-batasan 1. 2. 3. 4. permasalahan adalah membahas komponen D. Batasan Masalah pembelajaran dengan pokok bahasan sebagai berikut: Menjelaskan arti komponen pembelajaran. Mendiskusikan ke-7 komponen pembelajaran. Mengidentifikasi hubungan masing-masing komponen Menjelaskan fungsi masing-masing komponen pembelajaran.

C. Tujuan Masalah

pembelajaran.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Belajar Menurut Para Ahli Menurut Slameto (Haling, 2006:1) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Wingkel (1991) dalam Haling (2006:2) menjelaskan bahwa belajar pada manusia merupakan suatu proses psikologi yang berlangsung dalam interaksi aktif subjek dengan lingkungan, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang bersifat konstan/menetap. Perubahan-perubahan itu dapat berupa sesuatu yang baru yang segera nampak dalam perilaku nyata. Moh. Surya (1981:32), definisi belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang. Setelah kita tahu apa arti belajar, nah kita lihat apa arti dari pembelajaran.. Pembelajaran adalah cara pengorganisasian peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan Pembelajaran adalah perubahan tingkah laku yang melibatkan ketrampilan kognitif yaitu penguasaan ilmu dan perkembangan kemahiran intelek. Pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi. B. Hakikat Belajar dan Pembelajaran Proses belajar adalah proses yang kompleks, tergantung pada teori

belajar yang dianutnya. 1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Ada beberapa pendapat mengenai pengertian belajar, diantaranya : Howard L. Kingsley dalam Dantes (1997) mengemukakan bahwa 'belajar adalah suatu proses bukan produk. Proses dimana sifat dan tingkah laku ditimbulkan dan diubah melalui praktek dan latihan.
a.

Hilgard dalam Nasution (1997:35) mengatakan bahwa belajar adalah proses melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan yang dibedakan dari perubahan-perubahan oleh factor-faktor yang tidak termasuk latihan.

b.

Jauhari (2000:75) mengatakan bahwa belajar adalah proses untuk memperoleh perubahan yang dilakukan secara sadar, aktif, dinamis, sistematis, berkesinambungan, integrativ dan tujuan yang jelas.

c.

Fontana dalam Khoir (1991) memusatkan belajar dalam tiga hal, yaitu belajar adalah mengubah tingkah laku, perubahan adalah hasil dari pengalaman, dan perubahan terjadi dalam perilaku individu. Jadi, pada hakekatnya belajar adalah segala proses atau uasaha

yang dilakukan secara sadar, sengaja, aktif, sistematis dan integrativ untuk menciptakan perubahan-perubahan dalam dirinya menuju kearah kesempurnaan hidup. Skinner dalam Syamsudin (2000) berpendapat bahwa proses belajar melibatkan tiga tahapan yaitu adanya rangsangan, lahirnya perilaku dan adanya penguatan. Munsterberg dan Taylor dalam Nasution (2000:50) mengadakan penelitian ilmiah tentang cara-cara belajar yang baik, dari 517 cara belajar yang baik, ada beberapa point yang sangat penting, diantaranya : a. b. c. d. e. Keadaan jasmani yang sehat Keadaan sosial dan ekonomi yang stabil Keadaan mental yang optimis Menggunakan waktu yang sebaik-baiknya Membuat catatan

Dalam menuju kesempurnaan hidup, belajar tidak lepas dari keseluruhan aspek pribadi manusia. Ada beberapa macam-macam aktifitas dalam belajar yang perlu diperhatikan, yaitu :
a.

Menggunakan panca indra untuk mengindra dan mengamati yang merupakan kegiatan belajar yang paling mendasar dan telah dilakukan sejak awal kehidupan manusia.

b. Membaca merupakan kegiatan belajar yang paling penting dan

utama dalam belajar.


c.

Mencatat dan menulis point-point penting dari yang telah diamati dan dibaca sangat diperlukan untuk memperkuat ingatan dan mudah direproduksi kembali.

d. Mengingat dan menghafal adalah cara mudah untuk menyimpan

kesan-kesan dalam memori.


e.

Berfikir dan berimajinasi akan mampu melahirkan banyak karya yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Bertanya dan berkonsultasi tentang sesuatu yang belum diketahui merupakan kegiatan belajar yang harus dibiasakan.

f.

g. Latihan dan mempraktekan sesuatu yang telah dipelajari akan

mampu menciptakan perubahan dalam dirinya. h. 2. Menghayati pengalaman, karena pengalaman adalah guru terbaik. Belajar merupakan peningkatan dan perubahan kemampuan kognitif, apektif, dan psikomotorik kearah yang lebih baik lagi. Keberhasilan belajar siswa merupakan akibat dari tindakan dari sebuah pembelajaran yang tidak lepas dari peran aktif guru dan siswa itu sendiri dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dimyati dan Mujiono dalam Sukaesih (2002:22) mengenai rekayasa pembelajaran menyebutkan bahwa :
a.

Keberhasilan Belajar dan Pembelajaran

Guru

melakukan

rekayasa

pembelajaran

yang

dilakukan

berdasarkan kurikulum yang berlaku. b. c. Siswa harus mempunyai kepribadian, pengalaman, dan tujuan Guru menyusun desain intruksional untuk membelajarkan siswa.

d.
e.

Guru menyediakan kegiatan belajar mengajar siswa. Guru mengajar di kelas dengan maksud membelajarkan siswa dengan menggunakan asas pendidikan dan teori belajar. Siswa mengalami proses belajar dalam meningkatkan

f. g.

kemampuannya. Dari suatu proses belajar siswa suatu hasil belajar. Dengan belajar, seharusnya siswa dapat berubah menjadi lebih baik. Perubahan-perubahan yang terjadi dari hasil belajar harus mengacu kepada kesadaran, niat, tujuan belajar, berlangsung secara terus menerus dan menimbulkan perubahan positif dalam moralitas, mental, pengetahuan, dan keterampilan siswa (Jauhari, 2000:78). Hal itu akan terwujud bila didukung oleh empat hal, yaitu : a. Memiliki kemauan dan kesiapan untuk belajar. Hal ini berkaitan dengan niat dan motivasi siswa.
b. Adanya keinginan untuk berprstasi. Hal ini berkaitan dengan

semangat dan etos belajar siswa.


c.

Memiliki kemampuan dan tradisi intelektual positif yang berkaitan dengan kecerdasan, sikap, dan perilaku dalam belajar.

d.

Berusaha menciptakan suasana belajar yang kondusif, yang berhubungan dengan kondisi fisik dan psikis.

Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh unsur-unsur belajar, baik unsur luar maupun unsur dalam. Unsur-unsur tersebut adalah: a. Unsur luar
1) Lingkungan alami seperti keadaan suhu, kelembapan

udara berpengaruh dalam proses dan hasil belajar.


2) Lingkungan social baik yang berwujud manusia maupun

yang lainnya berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.


3) Instrumental yang terdiri dari kurikulum, program, sarana

dan prasaran, serta guru sebagai pendidik. b. Unsur dalam ( kondisi individu )

1) Kondisi fisiologis dan panca indra terutama pendengaran dan penglihatan.


2) Kondisi psikologis yang terdiri atas minat, kecerdasan,

bakat, motivasi, dan keterampilan kognitif. C. Pengertian Komponen Pembelajaran Pembelajaran diambil dari terjemahan kata "Instructional". Seringkali orang membedakan kata pembelajaran ini dengan "pengajaran", akan tetapi tidak jarang pula orang memberikan pengertian yang sama untuk kedua kata tersebut. Menurut Arief S. Sadiman, kata pembelajaran dan kata pengajaran dapat dibedakan pengertiannya. Kalau kata pengajaran hanya ada di dalam konteks guru-murid di kelas formal, sedangkan kata pembelajaran tidak hanya ada dalam konteks guru-murid di kelas formal, akan tetapi juga meliputi kegiatan belajar mengajar yang tak dihadiri oleh guru secara fisik di dalam kata pembelajaran ditekankan pada kegiatan belajar siswa melalui usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar. Dengan definisi seperti ini, kata pengajaran lingkupnya lebih sempit dibanding kata pembelajaran. Di pihak lain ada yang berpandangan bahwa kata pembelajaran dan kata pengajaran pada hakekatnya sama, yaitu suatu proses interaksi antara guru dan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan (Cepi Riana, 2009). Kedua pandangan tersebut dapat digunakan, yang terpenting adalah interaksi yang terjadi antara guru dan siswa itu harus adil, yakni adanya komunikasi yang timbal balik di antara keduanya, baik secara langsung maupun tidak langsung atau melalui media. Siswa jangan selalu dianggap sebagai subjek belajar yang tidak tahu apa-apa. Ia memiliki latar belakang, minat, dan kebutuhan, serta kemampuan yang berbeda. Peranan guru tidak hanya terbatas sebagai pengajar (penyampai ilmu pengetahuan), tetapi juga sebagai pembimbing, pengembang, dan pengelola kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Wikipedia, 2010). Setelah guru mempelajari kurikulum yang berlaku, selanjutnya membuat suatu desain pembelajaran dengan mempertimbangkan kemampuan awal siswa (entering behavior), tujuan yang hendak dicapai, teori belajar dan

10

pembelajaran, karakteristik bahan yang akan diajarkan, metode dan media atau sumber belajar yang akan digunakan, dan unsur-unsur lainnya sebagai penunjang. Setelah desain dibuat, kemudian KBM atau pembelajaran dilakukan. Dalam hal ini ada dua kegiatan utama, yaitu guru bertindak mengajar dan siswa bertindak belajar. Kedua kegiatan tersebut berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Pada akhirnya implementasi pembelajaran itu akan menghasilkan suatu hasil belajar. Hasil ini akan memberikan dampak bagi guru dan siswa (Sudrajat, 2009). Bagi guru sebagai dampak pembelajaran (instructional effect) berupa hasil yang dapat diukur sebagai data hasil belajar siswa (angka/nilai) dan berupa masukan bagi pengembangan pembelajaran selanjutnya. Sedangkan bagi siswa sebagai dampak pengiring (nurturent effect) berupa terapan pengetahuan dan atau kemampuan di bidang lain sebagai suatu transfer belajar yang akan membantu perkembangan mereka mencapai keutuhan dan kemandirian. Jadi, ciri utama dari kegiatan pembelajaran adalah adanya interaksi. lnteraksi yang terjadi antara si belajar dengan lingkungan belajarnya, baik itu dengan guru, teman-temannya, tutor, media pembelajaran, dan atau sumber-sumber belajar yang lain. Sedangkan ciri-ciri lainnya dari pembelajaran ini berkaitan dengan komponen-komponen pembelajaran itu sendiri (Wikipedia, 2010). D. Macam-macam Komponen Pembelajaran Berdasarkan 3. rumusan komponen strategi pembelajaran yang dikemukakan ahli secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi: Komponen pertama yaitu urutan kegiatan pembelajaran. Mengurutkan kegiatan pembelajaran dapat memudahkan guru dalam pelaksanaan kegiatan mengajarnya, guru dapat mengetahui bagaimana ia harus memulainya, menyajikannya dan menutup pelajaran.
a)

Sub komponen pendahuluan, merupakan kegiatan awal dalam pembelajaran. Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memberikan motivasi kepada siswa, memusatkan perhatian siswa agar siswa bisa mempersiapkan dirinya untuk menerima pelajaran dan juga

11

mengetahui kemampuan siswa atau apa yang telah dikuasai siwa sebelumnya dan berkaitan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah memberikan gambaran singkat tentang isi pelajaran, penjelasan relevansi isis pelajaran baru, dan penjelasan tentang tujuan pembelajaran.
b)

Sub komponen penyajian, kegiatan ini merupakan inti dari kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan ini peserta didik akan ditanamkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang telah dimiliki dikembangkan pada tahap ini. Tahap-tahapnya adalah menguraikan materi pelajaran, memberikan contoh dan memberikan latihan yang disesuaikan dengan materi pelajaran.

c)

Sub komponen penutup, merupakan kegiatan akhir dalam urutan kegiatan pembelajaran. Dilaksanakan untuk memberikan penegasan atau kesimpulan dan penilaian terhadap penguasaan materi pelajaran yang telah diberikan.

4.

Komponen kedua yaitu metode pembelajaran Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh pengajar dalam menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pengajar atau guru harus dapat memilih metode yang tepat yang disesuaikan dengan materi pelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Metode pembelajaran mungkin dapat dikatakan tepat untuk suatu pelajaran tetapi belum tentu tepat untuk pelajaran yang lainnya, untuk itu guru haruslah pandai dalam memilih dan menggunakan metode-metode pembelajaran mana yang akan digunakan dan disesuaikan dengan materi yang akan diberikan dan karakteristik siswa. Macam-macam metode pembelajaran
a) Metode ceramah b) Metode demonstrasi

12

c) Metode simulasi
d) Metode diskusi

e) Metode studi mandiri f) Metode studi kasus g) Metode pembelajaran terprogram h) Metode discovery i) j) 5. Metode do-look-learn Metode praktikum

k) Metode bermain peran

Komponen ketiga yaitu media yang digunakan Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Media dapat berbentuk orang/guru, alat-alat elektronik, media cetak, dsb. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih media adalah : a) Ketepatan dengan tujuan pembelajaran b) Dukungan terhadap isi pembelajaran c) Kemudahan memperoleh media d) Keterampilan guru dalam menggunakannya e) Ketersediaan waktu menggunakannya f) Sesuai dengan taraf berfikir siswa harus tahu alokasi waktu yang diperlukan dalam

6.

Komponen keempat yaitu waktu tatap muka Pengajar menyelesaikan pembelajaran dan waktu yang digunakan pengajar dalam menyampaikan informasi pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran berjalan sesuai dengan target yang ingin dicapai.

7.

Komponen kelima yaitu pengelolaan kelas Kelas adalah ruangan belajar (lingkungan fisik) dan lingkungan sosioemosional. Lingkungan fisik meliputi: ruangan kelas, keindahan kelas, pengaturan tempat duduk, pengaturan sarana atau alat-alat lain, dan ventilasi dan pengaturan cahaya. Sedangkan lingkungan sosioemosional meliputi tipe kepemimpinan guru, sikap guru, suara guru, pembinaan hubungan baik, dsb. Pengelolaan kelas menyiapkan kondisi

13

yang optimal agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara lancar. Macam-macam komponen pembelajaran dilihat dari segi kontekstual (CTL) adalah sebagai berikut : 1. Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan landasan berfikir pembelajaran kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia didalam dirinya sedikit demi sedikit, yang hasilnya dapat diperluas melalui konteks yang terbatas. Konstruktivisme, meliputi, a. Membangun pemahaman me-reka sendiri dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal,
b. Pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkonstruksi

bukan menerima pengetahuan. Kontruktivisme merupakan landasan berpikir kontekstual atau CTL, yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, mengingat pengetahuan tetapi merupakan suatu proses belajar mengajar dimana siswa sendiri aktif secara mental mebangun pengetahuannya, yang dilandasi oleh struktur pengetahuan yang dimilikinya. 2. Inquiry (pencarian) Merupakan siklus proses dalam membangun pengetahuan/ konsep yang bermula dari melakukan observasi, bertanya, investigasi, analisis, kemudian membangun teori atau konsep. Siklus inkuiri meliputi; observasi, tanya jawab, hipoteis, pengumpulan data, analisis data, kemudian disimpulkan. 3. Questioning (bertanya) Bertanya merupakan awal dari pengetahuan yang dimiliki seseorang. Bagi siswa kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiriy, yaitu untuk menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan pada aspek yang belum diketahui. Dalam konsep ini kegiatan tanya jawab yang dilakukan baik oleh guru maupun oleh siswa. Pertanyaan guru digunakan untuk

14

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir secara kritis dan mengevaluasi cara berpikir siswa,nsedangkan pertanyaan siswa merupakan wujud keingintahuan. Tanya jawab dapat diterapkan antara siswa dengan siswa, guru dengan siswa, siswa dengan guru, atau siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas. Questioning (bertanya), meliputi : a) b) Kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa, Bagi siswa yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang berbasis inquiry. Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu dimulai dari bertanya.
4. Learning Community (masyarakat belajar)

Konsep masyarakat belajar menyarankan hasil pembelajaran diperoleh dari hasil kerjasama dari orang lain. Hasil belajar diperolah dari sharing antar teman, antar kelompok, dan antar yang tau ke yang belum tau. Masyarakat belajar tejadi apabila ada komunikasi dua arah, dua kelompok atau lebih yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar. Aktivitas belajar secara kelompok dapat memperluas perspektif serta membangun kecakapan interpersonal untuk berhubungan dengan orang lain. Hal ini adanya pemahaman siswa terhadap bahan ajar akan lebih baik jika peserta didik belajar bersama dalam kelompok dan memecahkan masalah secara bersama pula. Mereka akan saling mengisi dan siswa yang kurang lebih berani bertanya kepada anggota kelompoknya dan penjelasan dari temannya dengan bahasa yang sederhana lebih cepat dimengerti. Asumsi ini diambil agar hasil belajar dapat diperoleh melalui sharing antar teman atau antar kelompok, dan antara yang tahu ke yang belum tahu. 5. Modeling (pemodelan) Pemodelan pada dasarnya membahasakan yang dipikirkan, mendemonstrasi bagaimana guru menginginkan siswanya untuk

15

belajar dan malakukan apa yang guru inginkan agar siswanya melakukan. Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukan satusatunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa dan juga mendatangkan dari luar
6. Authentic Assessment (penilaian yang sebenarnya)

Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberi gambaran mengenai perkem-bangan belajar siswa. Dalam pembelajaran berbasis kontekstual atau CTL, gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami pembelajaran yang benar. Fokus penilaian adalah pada penyelesaian tugas yang relevan dan kontekstual serta penilaian dilakukan terhadap proses maupun hasil. 7. Reflection ( Refleksi) Refleksi merupakan cara berpikir atau respon tentang apa yang baru dipelajari aau berpikir kebelakang tentang apa yang sudah dilakukan dimasa lalu. Realisasinya dalam pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi yang berupa pernyataan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu. Demonstrasi, siswa diminta menampilkan hasil penugasan kepada orang lain mengenai kompetensi yang telah mereka kuasai.

Berdasarkan strategi pembelajaran, komponen - komponen yang menentukan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar meliputi : a. Siswa Siswa adalah inti dari proses belajar mengajar. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Kemp, students are the center of the teaching and learning process, so they have to be involved in almost all the phrases of the classroom interaction from planning to evaluation (Kemp, 1997). Untuk mendorong keterlibatan itu sendiri, Brown menekankan pentingnya perhatian pada motivasi belajar siswa. The foreign

16

language learner who is intrinsically meeting in needs in learning the language will positively motivated to learn. When students are motivated to learn, they usually pay attention, become actively involved in the learning and direct their energies to the learning task (Brown,1987). b. Guru Selain siswa, faktor penting dalam proses belajar mengajar adalah guru. Guru sangat berperan penting dalam menciptakan kelas yang komunikatif. Breen dan Candlin dalam Nunan mengatakan bahwa peran guru adalah sebagai fasilitator dalam proses yang komunikatif, bertindak sebagai partisipan, dan yang ketiga bertindak sebagai pengamat (Breen dan Candlin, 1989). c. Materi Materi juga merupakan salah satu factor penentu keterlibatan siswa. Adapun karakteristik dari materi yang bagus menurut Hutchinson dan Waters adalah : 1) 2)
3)

Adanya teks yang menarik Adanya kegiatan atau aktivitas yang menyenangkan serta meliputi kemampuan berpikir siswa Memberi kesempatan siswa untuk menggunakan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah mereka miliki Materi yang dikuasai baik oleh siswa maupun guru kelas adalah tempat dimana proses belajar mengajar

4) d.

Tempat Ruang berlangsung. Ukuran kelas dan jumlah siswa akan berdampak pada penerapan teknik dan metode mengajar yang berbeda. Dalam hal mendorong dan meningkatkan keterlibatan siswa, guru bertugas menciptakan suasana yang nyaman di kelas.

e.

Waktu Alokasi waktu untuk melakukan aktivitas dalam proses belajar mengajar juga menentukan teknik dan metode yang akan diterapkan oleh guru. Menurut Burden dan Byrd, kaitannya dengan waktu yang

17

tersedia, guru perlu melakukan aktivitas yang bervariasi untuk mencapai sasaran pembelajaran serta mendorong motivasi siswa. Guru harus berperan sebagai pengatur waktu yang baik untuk memastikan bahwa setiap siswa mendapat kesempatan yang sama untuk terlibat dalam proses pembelajaran (Burden dan Byrd, 1999). f. Fasilitas Fasilitas dibutuhkan untuk mendukung proses belajar mengajar di kelas. Dalam mencapai tujuan pembelajaran, guru menggunakan media pembelajaran. E. Peran dan Hubungan Masing-masing Komponen Pembelajaran Hubungan Buku Teks dan Komponen Pembelajaran, meliputi : 1. Hubungan buku teks dengan kurikulum Para guru yang setiap hari berkecimpung dalam dunia pembelajaran akan terasa benar betapa erat hubungan antara kurikulum dan buku teks. Begitu eratnya, terasa hubungan itu saling menunjang antara satu dengan yang lain. Ada sebagian pendapat yang mengatakan bahwa kurikulum lebih dahulu daripada buku teks. Buku teks dianggap sebagai sarana penunjang bagi kurikulum tersebut. Walaupun begitu, tidaklah menutup kemungkinan bahwa kurikulum lahir berdasarkan adanya buku teks yang dianggap relatif baik sehingga perlu disusun programnya secara bersistem. Pada hakikatnya, kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Sementara itu, buku teks adalah sarana belajar yang digunakan di sekolah untuk menunjang suatu program pembelajaran. Dengan demikian, keberadaan kurikulum dan buku teks selalu berdekatan dan berkaitan. Atau, dengan perkataan lain, kurikulum itu ibarat resep masakan dan buku teks adalah bahan-bahan yang dilakukan untuk mengolah masakan tersebut. Dalam hal ini pengolah atau juru masaknya adalah guru. Namun demikian, kurikulum itu tidak bersifat menentukan segalanya. Pada kurikulum KTSP, misalnya, yang pengembangannya dilakukan sepenuhnya oleh sekolah masih diperlukan penafsiran, penjelasan,

18

perincian, dan pemaduan terhadap kompetensi, hasil belajar, indikator, dan materi pokok yang tercantum pada kurikulum itu. Dalam penulisan buku teks, penulis masih perlu menyusun silabus, menentukan metode pembelajaran, mencari bahan yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai, dan menentukan cara penyajian bahan yang sesuai dengan perkembangan anak. Mengingat keadaan kurikulum demikian itu, makin besarlah tanggung jawab penulis buku teks untuk menjabarkan kurikulum dalam bentuk silabus. 2. Hubungan buku teks dengan tujuan pembelajaran Untuk maningkatkan hasil belajar siswa diperlukan penyediaan buku teks yang lengkap di tangan siswa dan penerapan cara mempelajari buku teks yang baik. Penyediaan buku teks yang lengkap di tangan siswa dapat dilakukan dengan cara: orang tua membelikan buku teks yang sesuai dengan kebutuhan anaknya, perpustakaan sekolah menyediakan buku teks sesuai dengan kebutuhan siswa dan perpustakaan sekolah memberikan pelayanan sebaik-baiknya terhadap siswa. Peningkatan cara mempelajari buku teks yang baik dapat dilakukan dengan cara memberikan 3. bimbingan kepada siswa tentang bagaimana cara mempelajari buku teks dengan baik. Hubungan buku teks dan siswa Dengan membaca buku teks, siswa akan dapat terdorong untuk berpikir dan berbuat yang positif, misalnya memecahkan masalah yang dilontarkan dalam buku teks, mengadakan pengamatan yang disarankan dalam buku teks, atau melakukan pelatihan yang diinstruksikan dalam buku teks. Dengan adanya dorongan yang konstruktif tersebut, maka dorongan atau motif-motif yang tidak baik atau destruktif akan terkurangi atau terhalangi. Oleh karena itu benar apa yang dikatakan oleh Musse dkk bahwa pengaruh buku teks terhadap anak bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu (1) dapat mendorong perkembangan yang baik dan (2) menghalangi perkembangan yang tidak baik (Musse dkk, 1963). 4. Hubungan buku teks dan guru Guru menggunakan buku teks karena ia memiliki beberapa fungsi.

19

Sheldon mengajukan tiga alasan utama yang diyakininya mengenai penggunaan buku teks oleh para guru. Pertama, karena mengembangkan materi ajar sendiri sangat sulit dan berat bagi guru. Kedua, guru mempunyai waktu yang terbatas untuk mengembangkan materi baru karena sifat dari profesinya itu. Ketiga, adanya tekanan eksternal yang menekan banyak guru (Sheldon, 2001). Ketiga alasan ini dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh guru dalam memilih buku. Penggunaan buku teks merupakan cara yang paling efisien karena waktu untuk mempersiapkan bahan ajar berkurang. Di samping itu, buku menyediakan aktivitas yang sudah siap untuk dilaksanakan dan membekali siswa dengan contoh konkret. Alasan lain bagi penggunaan buku teks ialah karena buku teks merupakan kerangka kerja yang mengatur dan menjadwalkan waktu kegiatan program pembelajaran. Di mata siswa, tidak ada buku teks berarti tidak ada tujuan. Tanpa buku teks, siswa mengira bahwa mereka tidak ditangani secara serius. Dalam banyak situasi, buku teks dapat berperan sebagai silabus. Buku teks menyediakan teks dan tugas pembelajaran yang siap pakai. Buku teks merupakan cara yang paling mudah untuk menyediakan bahan pembelajaran. Siswa tidak mempunyai fokus yang jelas tanpa adanya buku teks dan ketergantungan pada guru menjadi tinggi. Bagi guru baru yang kurang berpengalaman, buku teks berarti keamanan, petunjuk, dan bantuan (Ansary, 2002). 5. Hubungan buku teks dan media pembelajaran Ada tiga jenis media pembelajaran yang biasa dipakai dalam pembelajaran, yaitu media visual, media audio, dan media audio-visual. Dari masing-masing jenis media tersebut terdapat berbagai bentuk media yang dapat dikembangkan dalam kegiatan belajar-mengajar. Media mana yang akan digunakan tergantung kepada tujuan yang ingin dicapai, sifat bahan ajar, ketersediaan media tersebut, dan juga kemampuan guru dalam menggunakannya. Konsep media pembelajaran tidak terbatas hanya kepada peralatan (hardware), tetapi yang lebih utama yaitu pesan

20

atau informasi (software) yang disajikan melalui peralatan tersebut. Dengan demikian konsep media pembelajaran itu mengandung pengertian adanya peralatan dan pesan yang disampaikannya dalam satu kesatuan yang utuh. 6. Hubungan buku teks dan strategi pembelajaran Terkait dengan konsep-konsep pokok strategi pembelajaran, buku teks hendaknya mampu mengomunikasikan materi dan menyampaikan informasi dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran agar setiap anak dapat menyerap dan memahaminya untuk kemudian digunakan pada saat diperlukan. Hal ini hanya dapat dicapai bila penulis buku teks mengetahui karakteristik siswa yang visual, yang auditorial maupun yang kinestik. Buku teks tradisional yang mementingkan perkembangan intelektual haruslah diubah. Buku teks modern lebih memperhatikan karakteristik kepribadian anak, baik mengenai segi emosi, sosial, jasmani maupun segi intelektualnya. Penulis buku teks berusaha dengan sengaja mengembangkan semua aspek pribadi anak dengan memberikan bahan pembelajaran yang sesuai dan dengan cara penyampaian yang bervariasi. Hal ini mengingat bahwa sebenarnya pribadi anak itu tidak dapat dipecah-pecah menjadi beberapa bagian yang terpisah-pisah. Dalam segala tindakannya manusia itu bersikap sebagai suatu keseluruhan yang utuh. F. Fungsi Masing-masing Komponen Pembelajaran Berdasarkan rumusan komponen strategi pembelajaran yang dikemukakan ahli secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi :
1. Komponen pertama yaitu urutan kegiatan pembelajaran, fungsinya

adalah : a)
b)

Memudahkan guru dalam pelaksanaan kegiatan mengajarnya memusatkan perhatian siswa agar siswa bisa mempersiapkan dirinya untuk menerima pelajaran mengetahui kemampuan siswa atau apa yang telah dikuasai siwa sebelumnya dan berkaitan dengan materi pelajaran yang akan

c)

21

disampaikan
2. Komponen kedua yaitu metode pembelajaran, fungsinya adalah : Dalam

menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta didik mudah mencapai tujuan pembelajaran.
3. Komponen ketiga yaitu media yang digunakan, fungsinya adalah :

Mudah dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada siswa dalam proses pembelajaran.
4. Komponen keempat yaitu waktu tatap muka, fungsinya adalah :

Memudahkan dalam menyampaikan informasi pembelajaran, sehingga proses pembelajaran berjalan sesuai dengan target yang ingin dicapai.
5. Komponen kelima yaitu pengelolaan kelas, fungsinya adalah : Dapat

menyiapkan kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara lancar. Berdasarkan segi kontekstual (CTL), komponen pembelajaran dikelompokkan menjadi : 1. Konstruktivisme, fungsinya adalah :
a)

Membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal Pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan Siswa belajar sedikit-demi sedikit dari konteks terbatas

b)

c) 2.

Inquiry, fungsinya adalah : a) b) Siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis Mengembangkan dan menggunakan keterampilan berpikir kritis.

3.
a)

Questioning, fungsinya adalah :

Menuntun siswa berpikir Mengecek pemahaman siswa 4. Masyarakat Belajar, fungsinya adalah :
a) b)

b)

Tukar pengalaman dan berbagi ide Berbicara dan berbagi pengalaman dengan orang lain. Ada kerjasama untuk memecahkan masalah.

c) 5.

Permodelan, fungsinya adalah :

22

a) b)

Mendemonstrasikan bagaimana Anda menginginkan para siswa untuk belajar. Melakukan apa yang Anda inginkan agar siswa melakukan 6. Authentic Assessment, fungsinya adalah : a)
b)

Mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa Mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa. Menelaah dan merespon terhadap kejadian, aktivitas, dan pengalaman. Mencatat apa yang telah kita pelajari, bagaimana kita merasakan ide-ide baru

7.

Refleksi, fungsinya adalah :


a)

b)

23

BAB III PENUTUP

A.

Kesimpulan Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar pada manusia merupakan suatu proses psikologi yang berlangsung dalam interaksi aktif subjek dengan lingkungan, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang bersifat konstan/menetap. Perubahan-perubahan itu dapat berupa sesuatu yang baru yang segera nampak dalam perilaku nyata. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang. Komponen pembelajaran merupakan pendekatan belajar yang mendekatkan materi yang dipelajari oleh siswa dengan konteks kehidupan sehari-hari siswa. Jika dilaksanakan dengan baik pembelajaran konstektual dapat meningkatkan makna pembelajaran ini pada gilirannya menimbulkan hasil belajar siswa, baik hasil belajar yang berupa kemampuan dasar maupun kemampuan fungsional. Pendekatan pembelajaran konstektual memerlukan guru yang gemar mempelajari konteks untuk dikaitkan dengan materi pelajaran yang diajarkan.

B.

Saran Dalam komponen pembelajaran, terutama pembelajaran konstekstual diperlukan guru yang berwawasan luas yang dapat mengaitkan mata pelajaran dengan kehidupan sehari-hari serta materi pembelajaran dikaitkan

24

dengan konteks kehidupan siswa. Strategi guru dalam proses pembelajaran kontekstual sangat menetukan keberhasilan siswanya. Guru melakukan perubahan kebiasaan dalam proses belajar mengajar, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga penilaian hasil belajarnya. Sebagai calon pendidik (guru) pembelajaran kontekstual ini sangat penting karena dapat membantu siswa untuk lebih mudah menerima materi pelajaran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

25

DAFTAR PUSTAKA

Lina Yuliana, dkk.2010 http//akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2009/ belajarpembelajaran1 diakses tanggal 16 Oktober 2012. Sudrajat, Akhmad. 2008. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/29/ pembelajaran-kontekstual, diakses tanggal 16 Oktober 2012. Andika. 2009. http://ipankreview.wordpress.com/2009/03/20/komponenpembelajaran-kontekstual-ctl. Diakses tanggal 14 Maret 2010. http://www.idonbiu.com/2009/05/komponen-pembelajaran-yang-efektif.html http://ipankreview.wordpress.com/2009/03/20/komponen-pembelajarankontekstual-ctl/ http://www.riaupos.com/beritaahad.php?act=full&id=70&kat=8

26

Anda mungkin juga menyukai