Anda di halaman 1dari 4

Fumigasi

Fumigasi merupakan salah satu cara dari beberapa teknik pengendalian hama yang sering
digunakan oleh para profesional manajemen pengendalian hama.Pengedalianhama gudang yang
umum saat ini dilakukan adalah pengendalian secara kimia dengan menggunakan pestisida. Pestisida selain
dapat membunuh hama juga sangat berbahaya bagi kehidupan manusia dan dapat pula mencemari lingkungan.
Oleh karena itu penggunaan pestisida dalam pengendalian hama perlu dilaksanakan secara hati-hati.
Ada 2 cara pengendalian hama gudang:
1. Pengendalian hama bersifat preventif dengan cara spraying pada lantai, atap, dinding bagian dalam dan
luar. Pestisida yang digunakan adalah pestisida racun kontak atau racun perut dan umumnya yang bersifat
residual.
2. Pengendalian hama yang bersifat kuratif dengan cara fumigasi. Pestisida yang digunakan adalah pestisida
racun pernafasan. Oleh karenanya tidak mempunyai residual effect sehingga setelah fumigasi selesai,
komoditas akan mudah terserang kembali oleh hama. Prinsip fumigasi adalah mematikan hama yang ada
pada waktu tersebut.

Bahan kimia yang digunakan untuk proses fumigasi disebut "fumigan", jenis fumigan yang digunakan
antara lain metil bromida (Ch3Br), hidrogen phosfin (Ph3) dan sulfuril fluorida (SO2F2).

PENGENDALIAN HAMA GUDANG

Fumigasi adalah pengendalian hama dengan jalan memasukkan atau melepaskan fumigan ( Pestisida ) ke dalam
ruangan tertutup atau kedap udara (gas tight) untuk beberapa waktu dalam dosis dan konsentrasi yang
dapat mematikan hama.

Fumigan adalah pestisida yang dalam suhu dan teknan tertentu berbentuk gas dan dalam dalam kosentrasi seta
waktu tertentu dapat membunuh organismae penggangu tanaman. Pestisida sangat beracun untuk semua
organisme hidup. Prosedur yang benar dilakukan harus oleh fumigator terlatih memastikan bahwa fumigan tidak
menimbulkan resiko bagi kesehatan manusia dan hewan. Keterampilan dan keputusan yang tepat juga
diperlukan untuk memastikan bahwa fumigasi berhasil dan tidak merusak barang.
Berdasarkan pengertian tersebut keberhasilan dari suatu fumigasi sangat ditentukan oleh :
Macam fumigasi
Dosis dan konsentrasi fumigan
Jenis hama
Waktu atau lamanya fumigasi ( Exposure Time )
Kedapan ruangan fumigasi

MACAM FUMIGASI
Pada prinsipnya fumigasi hanya dikenal 2 macam yaitu :
1. Fumigasi ruangan (Space Fumigation) dimana seluruh ruangan difumigasi contohnya fumigasi pada silo,
kapal, container dan sebagainya.
2. Fumigasi di bawah sungkup plastik (Under plastic sheet fumigation) dimana fumigasi hanya dilaksanakan
pada sebagian ruangan atau terbatas pada komoditas yang difumigasi.
Di dalam pelaksanaannya fumigasi berdasarkan :
1. Sistem penyimpanan : - Sistem curah
- Sitem stapelan dimana komoditas dibungkus
dan disusun.
2. Tempat penyimpanan : - Yang bergerak seperti kapal, container, kereta api
- Yang tidak bergerak seperti gudang, silo dan
tempat penyimpanan lain

DOSIS/KOSENTRASI FUMIGAN DAN EXPOSURE TIME
Dosis fumigasi adalah jumlah fumigan yang digunakan pada volume tertentu dan biasanya
dinyatakan dalam berat fumigan per volume ruang fumigasi (berat/volume, gr/m3 atau kadang
kadang dinyatakan dalam berat fumigan per berat komoditas (berat/berat, gr/ton). Sedangkan
konsentrasi fumigan adalah jumlah riil dari fumigan yang berada di dalam udara atau di dalam rongga
rongga diantara komoditas di dalam ruang fumigasi.
Sehubungan dengan hal tersebut dalam hal ini yang lebih penting adalah besarnya konsentrasi yang
mematikan hama. Dengan demikian untuk menghasilkan konsentrasi yang sama maka dosis fumigasi
pada ruangan yang kedap akan lebih
rendah daripada ruangan yang kurang kedap. Selain itu daya serap komoditas juga akan
mempengaruhi dosis. Faktor lain yang mempengaruhi penetepan dosis adalah jenis hama, stadia
hama, tingkat serangan hama, temperatur dan exposur time.
Untuk memfumigasi suatu ruangan yang tidak penuh terisi komoditas, karena dasar fumigasi adalah
volume maka penetapan dosisnya selain dosis untuk komoditas perlu ditambahkan dosis space
(ruangan kosong).

Dosis yang dapat dipergunakan :
















Tahapan Fumigasi
e4+]E
C4C EC_ -)O]4gC -)C4CCEC
- `CC -C 4OC EC_ CgC -)4O)_C)
- `CC O]Op4_g4
- e)4]O O]E)OOCC
- e4CO]C g4C- ]C-CC- `]44g
- ]p])C _4-C_
- ]g]-COC 4C_
Persiapan ( alat, bahan, Adminitrasi )
Bahan yang diperlukan
- Cover sheet khusus untuk fumigasi
- Plastik sheet
- Lakban
- Timbangan
- Slang pembagi/Distribusi dan nozel
- Piring tatakan
Alat keselamatan kerja
- Gas Detector
- Respirator dan canaster / SCBA
- Pakaian kerja, sepatu dan helem
- Sarung tangan
No Fumigan Dosis Standar Keterangan
1
Methyl
Bromida (
Ch3Br)
48 - 128 gr/m3
- Dipeuntukan untuk
Tindakan Karantina dan Pra
Pengapalan
Sifat kimia lainnya:
- Cairan Bereaksi dengan Al,
karet alam
- Meninggalkan residu pada
lemak & protein tinggi
Waktu pemaparan : 1 x 24 jam
2
Hydrogen
Phospide
(PH3)
Standar berat phospine
= 1/3 berat padatan
Misalnya :
3 gr tablet mengandung 1 gr
Phospine
0,6 gr pellet mengandung 0,2
gr Phospine
33 gr plate mengandung 11gr
Phospine
Sifat kimia lainnya :
- Gas yang timbul mereaksi
dengan semua jenis metal
Waktu pemaparan : 3 x 24 jam
3
Sulfuril
Fluoride (
SO2F2)
Normal/umum : 8 - 10
gr /m3
Kayu ketebalan max 35
cm
: 16 -48 gr
Dapat diaplikasikan pada
semua media
Waktu pemapatan :
1,2,4,6,8,12jam - 24/ 48 jam
Pelaksanan Fumigasi
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa fumigasi adalah pengendalian hama secara kimia yang
menggunakan fumigan yaitu racun pernapasan yang sangat berbahaya bagi pelaksana dan manusia
serta hewan di sekitarnya, maka bagi para pelaksana (operator) fumigasi diperlukan syarat syarat
sebagai berikut :
1. Telah mengikuti kursus/penataran mengenai fumigasi untuk menjadi operator
2. Mempunyai pengetahuan tentang bahaya dan pengetahuan tentang cara mengatasi kecelakan dan
keracunan fumigan
3. Mempunyai pengalaman kerja dibidang fumigasi
4. Menghayati pekerjaannya
5. Mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi
6. Memenuhi persyaratan lainnya sebagai operator pest control

I. Pelaksanaan Fumigasi pada Ruangan
a. Langkah pertama dalam fumigasi adalah menetapkan isi / volume ruangan yang di fumigasi dalam
kubik. Sehubungan dengan perhitungan banyaknya gas yang diperlukan.
b. Semua lubang ventilasi dan celah celah pintu harus ditutup, untuk lubang dan retakan celah yang
besar ditutup dengan plastik yang dilem dengan pita penutup.
c. Bila petugas merasa puas bahwa semuanya telah siap, maka petugas yang telah memakai gas
masker membuka gas sampai pada jumlah gas yang diperlukan sesuai dengan besarnya ruangan yang
difumigasi.
d. Pemeriksaan dilakukan dengan mempergunakan gas Leak Detector apakah ada kebocoran gas atau
tidak. Bila ada kebocoran perlu dilakukan penutupan agar konsentrasi gas dalam ruangan tidak
berkurang.
e. Pasang tanda peringatan pada pintu pintu dan dinding bagian luar ruangan yang difumigasi.
f. Setelah ruangan mendapat penggasan selama waktu yang diperlukan, petugas memakai gas masker,
membuka kembali ruangan tersebut. Termasuk ventilasi dan lubang lubang lainnya.
g. Sebelum ruangan dinyatakan bebas dari gas, petugas memakai gas masker memeriksa dengan Gas
Detector apakah masih terdapat gas atau tidak di dalam ruangan tersebut setelah ventilasi.
Pelepasan gas
1. Pelepasan gas dilakukan pada ruangn yang akan di fumigasi
2. Pastikan ruangan fumigasi tidak ada kebocoran
3. Lamanya waktu dan banyaknya fumigan yang diperlukan ditentukan oleh fumigan yang dipakai
dalam pengaplikasian

Pembebasan gas ( Aerasi)
1. Buka sheet / shill pada seluruh ventilasi secara perlahan dengan
cara menggulung atau melipat dengan terlebih dahulu menyingkirkan penindih/ shill.
2. Gunakan masker / SCBA pada saat melakukan aerasi
3. Periksa serangga kontrol, dan pastikan apakah semuanya mengalami kematian.
4. Biarkan serangga tersebut untuk melihat apakah ada telur yang menetas
5. Biarkan komoditi terbuka sampai konsentrasi gas benarbenar aman
6. Isolasi komoditi & area fumigasi dari kontak dengan komoditi/area yg belum difumigasi atau
lakukan perawatan pada seluruh area

GEJALA KERACUNAN DAN PERTOLONGANNYA
Menurut Klimer gejala keracunan sbb:
Keracunan ringan ditandai dengan lemas, telinaga terasa berdenging, mual, sesak dada, sakit perut,
diare dan ingin munta.

Keracunan berat ditandai dengan batuk keering, sesak nafas, haus luar biasa, nyeri otot, kejang,
badan mengggil dan gemetaran ( tremor)
Untuk mengatasi;
Segera bawa pasien ke udara terbuka dan segar, biarkan berbaring dan beri selimut, segera panggil
dokter.

Petunjuk dokter
Segera berikan pernafasan buatan, berikan tonik kardiak dan obat untuk menstimulasi peredaran
darah. Sering kali transfusi darah diperlukan, juga cairan garam fisiologis dan glukosa. Jika
terjadi pulmonary oudema cairan hipertonik dari glukosa diberikan dengan cara injeksi.

Anda mungkin juga menyukai