Anda di halaman 1dari 18

Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan.

Tidak terduga, oleh karena di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan. Tidak diharapkan, oleh karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian material ataupun penderitaan dari yang paling ringan sampai ke yang paling berat. (Sumamur, 1995) Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan seringkali tidak terduga semula yang dapat menimbulkan kerugian baik waktu, harta benda atau properti maupun korban jiwa yang terjadi di dalam proses kerja industri atau yang berkaitan dengannya. (Tarwaka, 2008) Kecelakaan kerja mengandung unsur-unsur sebagai berikut: (Tarwaka, 2008) 1. Tidak diduga semula, oleh karena di belakang peristiwa kecelakaan tidak terdapat unsur kesengajaan dan perencanaan 2. Tidak diinginkan atau diharapkan, karena setiap peristiwa kecelakaan akan selalu disertai kerugian baik fisik maupun material 3. Selalu menimbulkan kerugian dan kerusakan, yang sekurang-kurangnya menyebabkan gangguan proses kerja. Penyebab kecelakaan kerja Adapun penyebab kecelakaan kerja diantaranya adalah: (Tarwaka, 2008) Sebab dasar atau asal mula Sebab dasar merupakan sebab atau faktor yang mendasari secara umum terhadap kejadian atau peristiwa kecelakaan. Sebab dasar kecelakaan kerja di industri antara lain meliputi faktor: Komitmen atau partisipasi dari pihak manajemen atau pimpinan perusahaan dalam upaya penerapan K3 di perusahaan Manusia atau para pekerjanya sendiri Kondisi tempat kerja, sarana kerja dan lingkungan kerja 1. Sebab Utama Sebab utama dari kejadian kecelakaan kerja adalah adanya faktor dan persyaratan K3 yang belum dilaksanakan secara benar (substandards). Sebab utama kecelakaan kerja karena: a) Faktor manusia atau dikenal dengan istilah tindakan tidak aman (Unsafe Action) yaitu merupakan tindakan berbahaya dari para tenaga kerja yang mungkin dilatarbelakangi oleh berbagai sebab antara lain: Kekurangan pengetahuan dan keterampilan (lack of knowledge and skill) Ketidakmampuan untuk bekerja secara normal (Inadequate Capability) Ketidakfungsian tubuh karena cacat yang tidak nampak (Biodilly defect) Kelelahan dan kejenuhan (Fatique and Boredom) Sikap dan tingkah laku yang tidak aman (Unsafe attitude and Habits) Kebingungan dan stres (Confuse and Stress) karena prosedur kerja yang baru dan belum dipahami Belum menguasai/belum trampil dengan peralatan mesin-mesin baru (Lack of skill) Penurunan konsentrasi (Difficulting in concerting) dari tenaga kerja saat melakukan pekerjaan Sikap masa bodoh (Ignorance) dari tenaga kerja Kurang adanya motivasi kerja (Improper motivation) dari tenaga kerja Kurang adanya kepuasan kerja (Low job satisfaction) Sikap kecenderungan mencelakai diri sendiri Manusia sebagai faktor penyebab kecelakaan seringkali disebut sebagai Human Error dan sering disalah-artikan karena selalu dituduhkan sebagai penyebab terjadinya kecelakaan.

Padahal seringkali kecelakaan terjadi karena kesalahan desain mesin dan peralatan kerja yang tidak sesuai. b) Faktor lingkungan atau dikenal dengan kondisi tidak aman (Unsafe Condition) yaitu kondisi tidak aman dari: mesin, peralatan, pesawat, bahan; lingkungan dan tempat kerja; proses kerja; sifat pekerjaan dan sistem kerja. Lingkungan dalam artian luas dapat diartikan tidak saja lingkungan fisik, tetapi juga faktor-faktor yang berkaitan dengan penyediaan fasilitas, pengalaman manusia yang lalu maupun sesaat sebelum bertugas, pengaturan organisasi kerja, hubungan sesama pekerja, kondisi ekonomi dan politik yang bisa mengganggu konsentrasi c) Interaksi manusia dan sarana pendukung kerja merupakan sumber penyebab kecelakaan. Apabila interaksi antara keduanya tidak sesuai maka akan menyebabkan terjadinya suatu kesalahan yang mengarah kepada terjadinya kecelakaan kerja. Dengan demikian, penyediaan saran kerja yang sesuai dengan kemampuan, kebolehan dan keterbatasan manusia, harus sudah dilaksanakan sejak desain sistem kerja. Satu pendekatan yang Holistic (Sederhana dan mudah dipahami secara menyeluruh), Systemic (Secara menyeluruh pada sistem yang ada) dan Interdisiplinary (antar disiplin pada bidang studi) harus diterapkan untuk mencapai hasil yang optimal, sehingga kecelakaan kerja dapat dicegah sedini mungkin. Kecelakaan kerja akan terjadi apabila terdapat kesenjangan atau ketidak harmonisan interaksi antara manusia pekerja tugas/pekerjaan peralatan kerja. Klasifikasi Kecelakaan kerja Kecelakaan kerja dapat diklasifikasikan: (Tarwaka, 2008) 1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan. Terjatuh, tertimpa atau kejatuhan benda atau objek kerja Tersandung benda atau objek, terbentur kepada benda, terjepit antara dua benda Terpapar dengan benda panas atau suhu tinggi Terkena arus listrik Terpapar dengan bahan-bahan berbahaya atau radiasi 2. Klasifikasi menurut agen penyebabnya Mesin-mesin, seperti; mesin penggerak kecuali motor elektrik, mesin transmisi, mesinmesin produksi, mesin-mesin pertambangan, mesin-mesin pertamina, dan lain-lain. Sarana alat angkat & angkut, seperti forklift, alat angkut kereta, alat angkut beroda selain kereta, alat angkut diperairan, alat angkut di udara, dan lain-lain Peralatan lain, seperti; bejana tekan, tanur/dapur peleburan, instalasi listrik, termasuk motor listrik, alat-alat tangan listrik, perkakas, tangga, perancah dan lain-lain Bahan-bahan berbahaya dan radiasi, seperti; bahan mudah meledak, debu, gas, cairan, bahan kimia, radiasi dan lain-lain. Lingkungan kerja, seperti; tekanan panas dan tekanan dingin, intensitas kebisingan tinggi, getaran, ruang di bawah tanah, dan lain-lain. 2. Klasifikasi menurut jenis luka dan cederanya Patah tulang Keseleo/dislokasi/terkilir Kenyerian otot dan kejang Gagar otak dan luka bagian dalam lainnya Amputasi dan enukleasi (mengeluarkan organ tubuh/mengeluarkan karena merusak inti sel) Luka tergores dan luka terluar lainnya Memar dan retak

Luka bakar Keracunan akut Aspixia atau sesak nafas Efek terkena arus listrik Efek terkena paparan radiasi Luka pada banyak tempat di bagian tubuh, dan lain-lain 3. Klasifikasi menurut lokasi bagian tubuh yang terluka Kepala Leher Badan Anggota gerak atas Anggota gerak bawah Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja Setiap kecelakaan adalah malapetaka, kerugian dan kerusakan pada manusia, harta benda atau properti dan proses produksi. Implikasi yang berhubungan dengan kecelakaan sekurangkurangnya berupa gangguan kinerja perusahaan dan penurunan keuntungan perusahaan. Pada dasarnya, akibat dari peristiwa kecelakaan dapat dilihat dari besar-kecilnya biaya yang dikeluarkan bagi terjadinya suatu peristiwa kecelakaan. Secara garis besar kerugian akibat kecelakaan kerja dapat dikelompokkan menjadi: (Tarwaka, 2008) 1 Kerugian/ Biaya Langsung (Direct Costs) Yaitu suatu kerugian yang dapat dihitung secara langsung dari mulai terjadi peristiwa sampai dengan tahap rehabilitasi, seperti: a) Penderitaan tenaga kerja yang mendapat kecelakaan dan keluarganya b) Biaya pertolongan pertama pada kecelakaan c) Biaya pengobatan dan perawatan d) Biaya angkut dan biaya rumah sakit e) Biaya kompensasi pembayaran asuransi kecelakaan f) Upah selama tidak mampu bekerja g) Biaya perbaikan peralatan yang rusak, dan lain-lain 1. Kerugian/Biaya Tidak Langsung (Indirect Costs) Yaitu merupakan kerugian berupa biaya yang dikeluarkan dan meliputi sesuatu yang tidak terlihat pada waktu atau beberapa waktu setelah terjadinya kecelakaan. Biaya tidak langsung ini mencakup antara lain: a) Hilangnya waktu kerja dari tenaga kerja yang mendapat kecelakaan b) Hilangnya waktu kerja dari tenaga kerja lain, seperti rasa ingin tahu dan rasa simpati serta setia kawan untuk membantu dan memberikan pertolongan pada korban, mengantar ke rumah sakit, dan lain-lain c) Terhentinya proses produksi sementara, kegagalan pencapaian target, kehilangan bonus, dan lain-lain. d) Kerugian akibat kerusakan mesin, perkakas atau peralatan kerja lainnya. e) Biaya penyelidikan dan sosial lainnya, seperti; Mengunjungi tenaga kerja yang sedang menderita akibat kecelakaan Menyelidiki sebab-sebab terjadinya kecelakaan Mengatur dan menunjuk tenaga kerja lain untuk meneruskan pekerjaan dari tenaga kerja yang menderita kecelakaan Merekrut dan melatih tenaga kerja baru Timbulnya ketegangan dan stress serta menurunnya moral dan mental tenaga kerja

Pencegahan Kecelakaan Kerja Pencegahan kecelakaan kerja dapat dilakukan sebagai berikut: (Sumamur, 1995) 1. Peraturan perundangan Ketentuan-ketentuan yang diwajibkan mengenai kondisi-kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, konstruksi, perawatan dan pemeliharaan, pengawasan, pengujian, dan cara kerja peralatan industri, tugas-tugas pengusaha dan buruh, latihan, supervise medis, P3K, dan pemeriksaan kesehatan 2. Standarisasi Penetapan standar-standar resmi, semi resmi atau tidak resmi, misalnya; konstruksi yang memenuhi syarat-syarat keselamatan, jenis-jenis peralatan industri tertentu, praktek-praktek keselamatan dan higiene umum, atau alat-alat pelindung diri. 3. Pengawasan Pengawasan tentang dipatuhinya ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang diwajibkan. 4. Penelitian bersifat teknik Meliputi sifat dan ciri bahan-bahan yang berbahaya, penyelidikan tentang pagar pengaman, pengujian alat-alat perlindungan diri, penelitian tentang pencegahan peledakan gas dan debu, atau penelaahan tentang bahan-bahan dan desain paling tepat untuk tambang-tambang pengangkat dan peralatan pengangkat lainnya. 5. Riset Medis Meliputi penelitian tentang efek-efek fisiologis dan patologis faktor-faktor lingkungan dan teknologis, dan keadaan-keadaan fisik yang mengakibatkan kecelakaan. 6. Penelitian psikologis Penyelidikan tentang pola-pola kejiwaan yang menyebabkan terjadinya kecelakaan 7. Penelitian Secara Statistik Menetapkan jenis-jenis kecelakaan yang terjadi, banyaknya, mengenai siapa saja, dalam pekerjaan apa, dan apa sebab-sebabnya. 8. Pendidikan dan pelatihan Menyangkut pendidikan dan pelatihan keselamatan kerja bagi tenaga kerja. 9. Penggairahan Penggunaan aneka cara penyuluhan atau pendekatan lain untuk menimbulkan sikap untuk selamat. 10. Asuransi Intensif finansial untuk meningkatkan pencegahan kecelakaan misalnya dalam bentuk pengurangan premi yang dibayar oleh perusahaan, jika tindakan-tindakan keselamatan sangat baik. 11. Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan Merupakan ukuran utama yang efektif tidaknya penerapan keselamatan kerja. Pada perusahaanlah kecelakaan terjadi, sedangkan pola-pola kecelakaan pada suatu perusahaan sangat tergantung kepada tingkat kesadaran akan keselamatan kerja oleh semua pihak yang bersangkutan.

/jiunkpe/s1/sip4/2

beberapa penyebab terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit-penyakit akibat kerja: 1. Penyebab Langsung (Immediate Causes) Penyebab langsung Kecelakaan Adalah suatu keadaan yang biasanya bisa dilihat dan di rasakan langsung, yang di bagi 2 kelompok:

A. Tindakan-tindakan tidak aman (unsafe acts) yaitu Perbuatan berbahaya dari dari manusia yang dalam beberapa hal dapat dilatar belakangi antara lain:

Cacat tubuh yang tidak kentara (bodilly defect) Keletihan dan kelesuan (fatigiue and boredom) Sikap dan tingka laku yang tidak aman Pengetahuan

B. Kondisi yang tidak aman (unsafe condition) yaitu keadaan yang akan menyebababkan kecelakaan, terdiri dari:

Mesin, peralatan, bahan. Lingkungan Proses pekerjaan Sifat pekerjaan Cara kerja

2. Penyebab Dasar (Basic causes) Penyebab Dasar (Basic Causes), terdiri dari 2 faktor yaitu: A. Faktor manusia/personal (personal factor)

Kurang kemampuan fisik, mental dan psikologi Kurangnya /lemahnya pengetahuan dan skill Stres Motivasi yang tidak cukup/salah

B. Faktor kerja/lingkungan kerja (job work enviroment factor)


Factor fisik yaitu, kebisingan, radiasi, penerangan, iklim dll. Factor kimia yaitu debu, uap logam, asap, gas dst Factor biologi yaitu bakteri,virus, parasit, serangga Ergonomi dan psikososial

Menurut Henrich faktor penyebab kecelakaan disebabkan oleh faktor Tindakan-tindakan tidak aman (unsafe acts) 80 % dan Kondisi yang tidak aman (unsafe condition) 20%. Menurut Sumamur faktor penyebab kecelakaan disebabkan oleh faktor Tindakan-tindakan tidak aman (unsafe acts) 85 % dan Kondisi yang tidak aman (unsafe condition) 15 %. Menurut Hastuti dan Adiatma faktor penyebab kecelakaan disebabkan oleh faktor Tindakantindakan tidak aman (unsafe acts) 85 % dan Kondisi yang tidak aman (unsafe condition) 10% dan faktor alam (act of god) 5%. Menurut Phoon (1988), penyebab kecelakaan sangat banyak, beraneka ragam, dan kompleks Faktor utama yang menyebabkan kecelakaan adalah:

Lingkungan kerja Metode kerja Pekerja sendiri

Namun pada akhirnya semua kecelakaan baik langsung maupun tidak langsung, di akibatkan kesalahan manusia. Selalu ada resiko kegagalan (risk of failures) pada SETIAP PROSES/ AKTIFITAS pekerjaan. Dan saat kecelakaan kerja (work accident) terjadi, seberapapun kecilnya, akan mengakibatkan efek kerugian (loss). Karena itu sebisa mungkin dan sedini mungkin, kecelakaan/potensi kecelakaan kerja harus dicegah/ dihilangkan, atau setidak-tidaknya dikurangi dampaknya. Penanganan masalah keselamatan kerja di dalam sebuah perusahaan harus dilakukan secara serius oleh seluruh komponen pelaku usaha, tidak bisa secara parsial dan diperlakukan sebagai bahasan-bahasan marginal dalam perusahaan. Salah satu bentuk keseriusan itu adalah resourcing, baik itu finansial dan MSDM. Secara umum penyebab kecelakaan di tempat kerja adalah sebagai berikut:

Kelelahan (fatigue) Kondisi tempat kerja (enviromental aspects) dan pekerjaan yang tidak aman (unsafe working condition) Kurangnya penguasaan pekerja terhadap pekerjaan, ditengarai penyebab awalnya (pre-cause) adalah kurangnya training Karakteristik pekerjaan itu sendiri.

Hubungan antara karakter pekerjaan dan kecelakaan kerja menjadi fokus bahasan yang cukup menarik dan membutuhkan perhatian tersendiri. Kecepatan kerja (paced work), pekerjaan yang dilakukan secara berulang (short-cycle repetitive work), pekerjaan-pekerjaan yang harus diawali dengan pemanasan prosedural, beban kerja (workload), dan lamanya sebuah pekerjaan dilakukan (workhours) adalah beberapa karakteristik pekerjaan yang dimaksud. Penyebab-penyebab di atas bisa terjadi secara tunggal, simultan, maupun dalam sebuah rangkain sebab-akibat (cause consequences chain). Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja Posted by Dedy Murman Rabu, 07 November 2012 0 komentar

Definisi Kecelakaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti kata kecelakaan adalah mendapat celaka, bencana, kemalangan, kejadian (peristiwa) yang menyebabkan orang celaka. Ada yang mengatakan defenisi kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan atau tidak terduga yang dapat menimbulkan kerugian material, kerusakan alat, cedera, korban jiwa dan kekacauan. Kecelakaan tidak selalu harus ada korban jiwa atau kekacauan namun kejadian itu berdampak menimbulkan kerugian. Faktor Penyebab Kecelakan Mengapa kecelakaan terjadi?, ada beberapa factor yang menjadi penyebab kecelakaan, namun dalam setiap investigasi yang dilakukan pasca terjadinya kecelakaan selalu dititik beratkan pada 2 (dua) hal mendasar yaitu: 1. Kondisi tidak aman (unsafe condition) 2. Tindakan tidak aman (unsafe action)

Beberapa contoh kondisi tidak aman adalah, peralatan kerja yang sudah tidak layak pakai baik karena using maupun kerusakan, tempat kerja yang semrawut dan berantakan juga dapat menyebabkan kondisi yang tidak aman, terdapat bahan-bahan berbahaya yang tidak dilindungi dengan semestinya, perangkat eleltrikal yang tidak terawat, tidak adanya ramburambu keselamatan yang memadai dilingkungan kerja. Disinilah terlihat betapa pentingnya rambu rambu keselamatan kerja dan yang paling sederhana diantara itu semua adalah safety poster dan safety sticker disamping tanda tanda safety sign lainnya. Adapun contoh tindakan tidak aman sperti tidak dikenakannya Alat Pelindung Diri, merokok tidak pada area yang telah disediakan, mengemudi dalam keadaan mengantuk, minum minuman keras,penggunaan narkoba dan lain sebagainya. Dari beberapa sumber yang saya dapati ada beberapa factor yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan tidak aman dalam melakukan pekerjaan : 1. Ketidaktahuan tenaga kerja tentang bahaya bahaya ditempat kerja dikarenakan tidak adanya prosedur kerja standar atau system operating procedure (SOP) dan Instruksi kerja yang baku juga peraturan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang diterapkan perusahaan. 2. Tenaga kerja yang tidak terampil dalam mengoperasikan suatu peralatan atau mesin, mengemudikan kendaraan dan menggunakan perangkat kerja lainnya. 3. Kekacauan system manajemen K3 perusahaan itu sendiri misal, tidak komitmennya manajemen dalam pelaksanaan K3, penegakan peraturan yang lemah, tanggung jawab K3 tidak jelas, tidak adanya audit K3, anggaran yang tidak mendukung dan lain lain.

Dalam rangka menekan angka kecelakaan kerja yang tinggi memang diperlukan kerja sama semua pihak baik manajemen maupun karyawan suatu perusahaan. Penerapan peraturan K3 yang tegas dan konsisten mutlak diperlukan. Komitmen dalam menerapkan manajemen K3 memang membutuhkan anggaran yang tidak sedikit, baik untuk memberikan pendidikan dan pelatihan kepada karyawan tentang dasar dasar dan prinsip K3, memberikan penjelasan mengenai identifikasi bahaya berupa potensi potensi bahaya yang ada dilingkungan kerja secara berkelanjutan. Dalam hal identifikasi bahaya ini lah rambu rambu keselamatan atau perangkat safety sign mutlak diperlukan baik sebagai petunjuk, peringatan maupun himbauan. Selain dari 2 (dua) hal diatas faktor lain penyebab kecelakaan kerja yang berada diluar

jangkauan manusia untuk mengontrolnya adalah takdir. Para praktisi K3 ada yang merumuskan bahwa persentasi dari faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja adalah sebagai berikut : 1. Kondisi Tidak Aman atau Unsafe Condition sebesar 80 % 2. Tindakan Tidak Aman atau Unsafe Action sebesar 18 % 3. Takdir sebesar 2%

Dari rumusan persentasi diatas terlihat bahwa penyebab terbesar dari kecelakaan kerja adalah kondisi tidak aman. Untuk itu marilah kita bersama sama menekan angka kecelakaan kerja dengan menciptakan kondisi yang aman dilingkungan tempat kerja kita. Wallaahu alam. 1)Sebab Dasar atau Asal Mula. Sebab dasar merupakan sebab atau factor yang mendasari secara umum terhadap kejadian atau peristiwa kecelakaan. Sebab dasar kecelakan kerja di industry antara lain meliputi factor: Komitmen atau partisipasi dari pihak manajemen atau pimpinan perusahaan dalam upaya penerapan K3 di perusahaannya. Manusia atau para pekerjannya sendiri; dan Kondisi tempat kerja, sarana kerja dan lingkungan kerja. 2)Sebab Utama. Sebab utama dari kejadian kecelakaan kerja adalah adanya factor dan persyaratan K3 yang belum dilaksanakan secara benar (Substandards). Sebab utama kecelakaan kerja meliputi factor: a)Faktor Manusia atau dikenal dengan istilah tindakan tidak aman ( Unsafe Actions) yaitu merupakan tindakan berbahaya dari para tenaga kerja yang mungkin dilatar belakangi oleh berbagai sebab antara lain: Kekurang pengetahuan dan keterampilan ( lack of knowledge and skill). Ketidak mampuan untuk bekerja secara normal (Inadequate Capability). Ketidak fungsian tubuh karena cacat yang tidak Nampak ( bodily defect). Kelelahan dan kejenuan (fatique and boredom) Sikap dan tingkah laku yang tidak aman ( unsafe altitude and Habits). Kebingungan dan stes (confuse and stress) karena prosedur kerja yang baru belum dapat dipahami. Belum menguasai/belum terampil dengan peralatan atau mesin-mesin baru (lack of skill). Penurunan konsentrasi (difficulty in concentrating ) dari tenaga kerja saat melakukan pekerjaan. Sikap masa bodoh ( ignorance ) dari tenaga kerja. Kurang adanya motivasi kerja ( Improper Motivation ) dari tenaga kerja. Kurang adanya kepuasan kerja ( low job Satisfaction). Sikap kecenderungan melukai diri sendiri dll. Manusia sebagai penyebab kecelakaan seringkali disebut sebagai Human Eror dan sering disalah artikan karena selalu dituduhkan sebagai penyebab terjadinya kecelakaan. Padahal sering kali kecelakaan terjadi karena kesalahan desain mesin dan peralatan kerja yang tidak sesuai. b)Faktor lingkungan atau dikenal dengan kondisi tidak aman (Unsafe Conditions) yaitu kondisi tidak aman dari; mesin, peralatan, pesawat, bahan, lingkungan dan tempat kerja,

proses kerja, sifat pekerjaan dan system kerja. Lingkungan dalam arti luas dapat diartikan tidak saja lingkungan fisik, tetapi juga factor-faktor yang berkaitan dengan penyediaan fasilitas, pengalaman manusia yang lalu maupun sesaat sebelum bertugas, pengaturan organisasi kerja, hubungan sesama pekerja, kondisi ekonomi dan politik yang bisa mengganggu konsentrasi. c)Interaksi Manusia dan Sarana Pendukung Kerja. Interaksi manusia dan sarana pendukung kerja merupakan sumber penyebab kecelakaan. Apabila interaksi antar keduanya tidak sesuai maka akan menyebabkan terjadinya suatu kesalahan yang mengarah kepada terjadinya kecelakaan kerja. 3)Komponen Peralatan kerja. Merupakan komponen kedua didalam system kerja. Seluruh peralatan kerja harus didesain, dipelihara dan digunakan dengan baik. Pengendalian potensi bahaya dapat dipengaruhi oleh bentuk peralatan, ukuran, berat ringannya peralatan, kenyamanan operator, dan kekuatan yang diperlukan untuk menggunakan atau mengoperasikan peralatan kerja dan mesin-mesin. Variabel-variabel tersebut sangat mempengaruhi interaksi antar pekerja dan peralatan kerja yang digunakan. Variabel-variabel peralatan lainnya yang penting di dalam pengenalan potensi bahaya termasuk kecepatan operasi dan potensi bahaya mekanik. 4)Komponen Lingkungan Kerja. Pertimbangan tertentu harus diberikan terhadap factor lingkungan kerja ( seperti : lay out atau tata letak ruang, kebersihan , intensitas penerangan, suhu, kelembaban, kebisingan, vibrasi, ventilasi dll). Yang mungkin dapat mempengaruhi kenyamanan, kesehatan dan keselamatan pekerja. 5)Organisasi Kerja. Perilaku manajemen keselamatan kerja kedepan merupakan variable yang sangat penting di dalam pengembangan program keselamatan kerja ditempat kerja.struktur organisasi yang mempromosikan kerjasama antara pekerja untuk pengenalan dan pengendalian potensi bahaya akan mempengaruhi perilaku pekerja secara positif. suatu kecelakaan kerja hanya akan terjadi apabila terdapat berbagai factor penyebab secara bersamaan pada suatu tempat kerja atau proses produksi. Dari beberapa penelitian para ahli memberikan indikasi bahwa suatu kecelakaan kerja tidak dapat terjadi dengan sendirinya, akan tetapi terjadi oleh satu atau beberapa factor penyebab kecelakaan sekaligus dalam suatu kejadian. Dalam buku Accident Prevention Heinrech (1972) mengemukakan suatu teori sebab akibat terjadinya kecelakaan yang selanjutnya dikenal dengan teori domino dari teori tersebut digambarkan bahwa timbulnya suatu kecelakaan atau cidera disebabkan oleh 5 (lima) factor penyebab yang secara berurutan dan berdiri sejajar antara factor satu dengan factor yang lainnya. Kelima factor tersebut adalah: 1)Domino Kebiasaan; 2)Domino Kesalahan; 3)Domino Tindakan dan kondisi tidak aman; 4)Domino kecelakaan; dan 5)Domino Cidera. Selanjutnya Heinrich menjelaskan, bahwa untuk mencegah terjadinya kecelakaan adalah

cukup dengan membuang salah satu kartu domino atau memutuskan rangkaian mata rantai domino tersebut. Berdasarkan teori dari Heinrich tersebut, Bird dan Germain (1986) memodifikasi teori domino dengan mereflesikan kedalam hubungan manajemen secara langsung dengan sebab akibat kerugian kecelakaan. Model penyebab kerugian melibatkan 5 (lima) factor penyebab secara berentetan. Kelima factor tersebut adalah : 1)Kurangnya Pengawasan. Faktor ini antara lain meliputi ketidaktersediaan program, standar program dan tidak terpenuhinya standar; 2)Sumber Penyebab Dasar. Factor ini meliputi factor personal dan pekerjaan; 3)Penyebab Kontak. Faktor ini meliputi tindakan dan kondisi yang tidak sesuai dengan standar; dan 4)Kerugian. Akibat rentetan factor sebelumnya akan mengakibatkan kerugian pada manusia itu sendiri, harta benda atau properti dan proses produksi.

Kerugian yang Timbul dari K3 / Ergonomi yang Buruk Upaya pencegahan dan pengendalian bahaya kerja yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dilakukan dengan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) atau ergonomi di tempat kerja. Oleh karena itu, jika suatu sistem tidak menerapkan K3 atau ergonomi atau menerapkannya tapi masih minimal atau menerapkannya tapi kurang tepat / dengan cara yang salah / buruk maka dapat mengakibatkan kecelakankecelakaan kerja. Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi kelangsungan suatu usaha atau sistem. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi yang cukup besar namun lebih dari itu adalah timbulnya korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya. Kehilangan sumber daya manusia ini merupakan kerugian yang sangat besar karena manusia adalah satu-satunya sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh teknologi apapun. Namun apakah hanya itu kerugiannya? Tidak. Memang sudah mulai banyak orang yang mulai menyadari dan memahami bahwa akibat kecelakaan kerja itu cukup merugikan seperti adanya korban jiwa, korban luka, biaya pengobatan, dan terjadinya kerusakan properti. Namun pemahaman ini belum cukup mengingat ternyata kerugian yang ditimbulkan akibat adanya kecelakaan kerja lebih dari itu. Lalu apa saja kerugian-kerugian lain yang timbul? Jawabannya ada di gambar iceberg berikut.

Jika ingin mengetahui kecelakaan-kecelakaan apa saja yang terkenal di dunia dan mengakibatkan kerugian yang sangat banyak klik disini. Namun apakah jumlah kerugian yang disebutkan sudah mencakup seluruh elemen yang disebutkan dalam gambar iceberg di atas? Yang jelas jika tidak ingin mengalami kerugian-kerugian tersebut maka K3 dan ergonomi wajib diterapkan apalagi mengingat mencegah kecelakaan kerja hanyalah salah satu manfaat dari ergonomi karena masih ada manfaat lainnya yakni peningkatan produktivitas dan kualitas kerja yang tentunya tidak merugikan bahkan sangat menguntungkan. http://ergonomi-fit.blogspot.com/2011/08/erugian-yang-timbul-dari-k3-ergonomi.html

Kerugian Kecelakaan Kerja Capai Rp280 Triliun/Tahun Menakertrans Muhaimin Iskandar (Foto: Okezone) JAKARTA - Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar menyayangkan masih tingginya jumlah angka kecelakaan kerja di Indonesia. Berdasarkan data organisasi perburuhan internasional (ILO), kerugian akibat kecelakaan kerja mencapai Rp280 triliun per tahun. "Data dari ILO menyatakan kerugian empat persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia atau Rp280 triliun. Dengan budaya K3 kita harapkan menurunkan perusahaan untuk menurunkan biaya risiko dan perusahaan akan lebih untung," kata Muhaimin saat Peluncuran slogan Saya Pilih Selamat, di Kantor Kemenakertrans, Jakarta, Selasa (16/10/2012). Peluncuran slogan itu untuk mengkampanyekan pelaksanaan norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di perusahaan-perusahaan dalam rangka mengurangi jumlah kecelakaan kerja di Indonesia. Pada 2011, tercatat 96.314 kasus dengan korban meninggal 2.144 orang dan mengalami cacat sebanyak 42 orang.

"Tahun lalu masih banyak korban. Yang didominasi sektor konstruksi. Kita ingin tahun ini menurun hingga kita sampai ke zero accident di dunia industri. Kita lanjutkan terus sosialisasi budaya K3," jelasnya. Muhaimin menjelaskan kecelakaan kerja tidak hanya dapat menyebabkan kematian, kerugian materi, moril dan pencemaran lingkungan, namun juga dapat memengaruhi produktivitas, kesejahteraan masyarakat bahkan dapat menurunkan Indeks Pembangunan Manusia dan pada akhirnya berpengaruh terhadap daya saing nasional. Selain itu, Muhaimin menyebut kecelakaan kerja tidak terbatas pada lingkungan kerja melainkan juga mencakup kecelakaan yang terjadi di luar tempat kerja seperti peristiwa tabrakan Kapal Tanker dengan Kapal Roro Bahukajaya di Selat Sunda, beberapa waktu lalu. Untuk menghindari hal itu, Muhaimin mengatakan, program sosialisasi K3 akan ditujukan meningkatkan pemahaman bagi seluruh pemangku kepentingan, sehingga persepsi yang sama akan dicapai baik ditempat kerja, di rumah, di jalan maupun di luar tempat kerja lainnya. "Program 'Saya Pilih Selamat' sebagai suatu ikon baru diharapkan dapat populer dan mudah diingat yang merepresentasikan seseorang yang menjunjung tinggi keselamatan. Jadi selamat itu harus dimulai dari diri sendiri," katanya. Muhaimin mengatakan pelaksanaan K3 merupakan upaya untuk memenuhi hak-hak dasar dan perlindungan tenaga kerja/pekerja guna meningkatkan harkat, martabat, dan harga diri tenaga kerja/pekerja serta mewujudkan masyarakat sejahtera, adil, makmur dan merata baik materiil maupun spiritual. "Sistem Manajemen K3 yang diterapkan perusahaan-perusahaan menjadi salah satunya jalan untuk menyadarkan perusahaan untuk menginvestasikan sedikit biaya untuk menjalankan menajemen K3, dan norma-norma K3," kata Muhaimin. Penerapan K3, tambah Muhaimin telah menjadi salah satu persyaratan dalam kegiatan perdagangan, khususnya perdagangan global telah diatur melalui PP No. 50/2012 tentang Penerapan SMK3, yang kemudian disosialisasikan Kemenakertrans dengan peluncuran kampanye "Saya Pilih Selamat" itu. Untuk itu berbagai upaya sosialisasi penerapan K3 harus dilakukan untuk mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja. ILO telah menetapkan konvensi ILO No. 187 dan Rekomendasi ILO No. 197 tentang kerangka kerja promosi K3 dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 463/ Men/1993 tentang Pola Gerakan Nasional Membudayakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diikuti oleh Visi K3 Nasional "Indonesia Berbudaya K3 Tahun 2015" yang senantiasa kita sosialisasikan kepada seluruh masyarakat. (Iman Rosidi/Sindoradio/ade)

http://economy.okezone.com/read/2012/10/16/320/704821/kerugian-kecelakaan-kerja-capairp280-triliun-tahun

vitas semakin meningkat diiringi dengan semakin meningkatnya kualitas yangl tidak lagi membutuhkan tenaga kerja yang banyak karena kehadiranmein yanglamatan kerja juga menjadi salah satu persyaratan yang harus dipenuhi olehi dan K3 hampir sama yaitu untuk menciptakan kesehatan dan keselamatan kerja.e h k a r e n a i t u e r g o n o m i d a n K 3 p e r l u d i t e r a p k a n d i s e m u a t e m p a t k e r j a u n t u k ningkatkan kesehatan daan keselamatan kerja tenaga kerja guna meningkatkanrada m a u p u n b e k e r j a , s e r t a a d a n ya p e r s ya r a t a n ya n g h a r u s d i p e n u h i o l e h s e t i a p pun swasta dari tingkat pimpinan sampai ke seluruh karyawan dalam manajemenusahaan. Kecenderungan pekerja untuk celaka merupakan kenyataan bahwa untuk erjaan-pekerjaan tertentu terdapat tanda-tanda kecenderungan untuk mengalamilakaan. Manusia merupakan faktor penting terjadinya kecelakaan akibat kerja.ang sengaja membuat kecelakaan, sehingga kata kecelaan sudah tidak Kejenuhan biasanya dialami di perusahaan yang membutuhkan konsentrasi tinggidan pemenuhan kuantitas yang banyak dalam penyelesaian kerjanya.kejenuhan yangdirasakan PT. Aerowisata Catering Service Surabaya merupakan perusahaan catering yangt i n g k a t konsentrasi kejenuhan pekerjanya dimungkinkan sangat tinggi, h a l i n i dimungkinkan karena pekerjanya dituntut untuk membuat makanan secara konsisten secarakualitas .Oleh karena itu laporan praktek kerja lapag ini dibuat untuk mengetahui bagaimanamanajemen kesehatan dan kecelakaan kerja ( K3 ) yang diterapkan di PT AerocateringService Surabaya sebagai upaya pencegahan terjadinya kecelakaan akibat keja. I.2 Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) iniyaituTujuan umum:M e n g e t a h u i d a n m e m p e l a j a r i t e n t a n g P T A e r o c a t e r i n g S e r v i c e s e c a r a global/keseluruhan baik dari segi manajemen dan teknis di lapang.Tujuan khusus:a . Mengetahui tentang sistem keselamatan dan kesehatan kerja y a n g e l a h diterapkan oleh PT. Aero Catering Service Surabaya b . P e n e r a p a n i l m u E r g o n o m i s e b a g a i p e n u n j a n g t e r l a k s a n a n y a K 3 y a g mempengaruhi produktivitas kerja pekerja 1.3Manfaat 3

Dari kegiatan PKL yang telah dilakukan ini diharapkan dapat m e m b e r i k a n manfaat :1.sebagai bahan pertimbangan, kontribusi dan masukan dalam menyusun rencanastrategi, tujuan dan kebijakan serta pengembangan sistem K3 yang telah diterapkandi Aero Catering Service (ACS) Surabaya2.menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan sehingga dapat berguna bagi semua pihak yang terkait untuk mengetahui secara umum tentang penerpan ergonomisebagai penunjang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) 4.1BatasanMasalah Agar masalah dalam laporan tidak melebar dari pokok permasalahan, maka penulismembatasi masalah pada manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (K3) ditinjau darikondisi perusahaan. BABIITINJAUANPUSTAKA 2.1KeselamatandanKesehatanKerja2.1.1DeskripsitentangkeselamatanKerjadanKesehatanKerja(K3) Pengertian k3 menurut ILO/WHO adalah Occupational health and safetyis the promotion and maintenance of the highest degree of physical, mental and social well-being of a occupation;the prevention among workes of departures from helath caused by their working conditions;the protection of workes their employment from risk resulting from factor adverse to health;the plaicing and maintenance of he worker and occuptional environment adapted to his physiological and physiological equipmentand to summarizethe adaption of work to man and each man to his job. Safetyis kesehatan dan promosi dan pemeliharaan tingkat tertinggi fisik, mental dankesejahteraan sosial dari sebuah pekerjaan; pencegahan antara workes dari keberangkatandari helath disebabkan oleh kondisi kerja mereka; workes perlindungan kerja mereka darir i s i k o a k i b a t f a k t o r m e r u g i k a n k e s e h a t a n , s e d a n g k a n p l a i c i n g d a n p e m e l i h a r a a n occuptional dia pekerja dan lingkungan disesuaikan dengan fisiologis dan psikologis-nyau n t u k m e r a n g k u m e q u i p m e n t a n d k e r j a a d a p t a s i m a n u s i a d a n s e t i a p m a n u s i a u n t u k pekerjaannB i l a d i c e r m a t i d e f i n i s i K 3 t e r s e b u t m a k a d a p a t d i p i l a h - p i l a h k a l i m a t ya n g menunjukkan bahwa K3 :a.Promosi dan memelihara deraja tertinggi semua pekerja baik secara fisik, mentaldan kesejahteraan sosial di semua jenis pekerjaan b . U n t u k m e n c e g a h p e n u r u n a n k e s e h a t a n p e k e r j a y a n g d i s b a b k a n o l e h k o n d i s i pekerjaan mereka c . M e l i n d u n g i p e k e r j a p a d a s e t i a p p e k e r j a a n d a r i r e s i k o ya n g d a p a t m e n g g a n g g u ksehatand . P e n e m p a t a n d a n m e m e l i h a r a p e k e r j a d i l i n g k u n g a n k e r j a ya n g s e s u a i d e n g a n kondisi fisiologis dan psikologis pekerja untuk menciptakan kesesuaian antara pekerjaan dengan pekerja dan setiap orang dengan tugasnya.Dari pengertian diatas dapat diambil suatu tujuan dari k3 yaitu untuk menjaga danmeningkatkan status kesehatan pekerja pada tingkat yang tigi dan terbebas dari faktorfaktor di lingkungan kerja yang dapat menyebakan terjadinya gangguan kesehatan.Bila dikaji lebih dalam tentang definisi k3 oleh ILO/WHO maka dapat dilihat beberapahal :a . A s p e k K 3 b u k a n h a n ya m a s a l a h ya n g b e r k a i t a n d e n g a n k e s e h a t a n p e k e r j a d i tempat kerja,tapi K3 juga mencakup aspek yang mencakup aspek keselamatanyang berdampak terhadap timbulnya loss di tempat kerja baik orang, peralatan,lingkungan maupun finansial. b.Definisi diatas tidak menggambarkan besik keilmuan yang mendasari keilmuanK3, semestinya suatu definisi harus mempunyai struktur keilmuan (

b o d y o f knowledge ) yang membangun keilmuan tersebut.T e r d a p a t p e r b e d a a n d e f i n i s i ya n g d i k e l u a r a n o l e h O S H A . P a d a d e f i n i s i ya n g dikeluarkan oleh OSHA, terlihat bahwa K3 merupakan multi disiplin yang dikembangkandari keilmuan fisika, kimia, biologi dan ilmu-ilmu perilaku.c . K 3 b u k a n h a n y a d i l a k s a n a k a n d i t e m a t k e r j a t e t a p i s u d a h m e n c a k u p a s p e k - aspek yang sifatnya bagi masyarakat umum6 d.Definisi K3 dari ILO/WHO sudah mencakup dan memandang p n t i n g n y a keserasian antara pekerjaan dengan pekerja baik secara f i s i o l o g i s m a u p u n psikologis ( penerapan konsep ergonomi )Terdapat pendekatan lain yang mendasari suatu definisi kelmuan, maka sebaiknya definisiK3 harus mencakup :a . B o d y o f knowladge b.Methodelogic.Goal and Objective 2.2KetentuanHukumKeselamatandaanKesehatanKerja setiap undang-undang dimaksudkan untuk melindungi rakyat banyak dari sesuatuyang mungkin dapat mendatangkan kerugian. Undang-undang pokok keselamatan dank e s e h a t a n k e r j a N o . 1 t a h u n 1 9 7 0 t e n t a n k e t e n t u a n - k e t e n t u a n p o k o k p e n g e l o l a a n lingkungan hidup adalah untuk memberi perlindungan bagi karyawan dan mayarakatumum. Konstitusi Indonesia pada dasarnya memberikan perlindungan yang menyeluruh bagi rakyat Indonesia. Pasal 27 ayat 2 dari undang-undang dasar 1945 menyatakan : setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagikemanusiaan.Berdasarkan pasal tersebut dikeluarkan No. 14 Tahun 1996 tentang pokok-pokok tenagakerja dimana perlindungan atas keelamatan karyawan dijamin dalam pasal 9 Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan atas k e s e l a m a t a n , kesehatan, pemeliharaan moral kerja, serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusiadan moral agama.7 dang keselamatan dan kesehatan kerja No.1 Tahun 1970. u n d a n g - u n d a n g i n i berikan perlindungan hukum kepada tenaga kerja yang bekerja agar tempat dansaha peningkatan keselamatan dan kesehatanuksi Menteri Tenaga Kerja RI No. Ins 11/M/BW/1997 tentang pengawasanr a t u r a n M e n t e r i T e n a g a K e r j a R I N o . P e r - 0 5 / M E N 1 9 9 6 t e n t a n g s i s t e m alami cedera ringan sampai berat bahkan menyebabkan kematian. Dampak tidak sung dirasakan oleh masyarakat sangat banyak misalnya hilangnya waktu kerja,gungkapkan sebab suatu kecelakaan (akarnya)ti apakah pengendalian secara cermat dilaksanakan atau tidak c e l a k a a n a d a l a h s u a t u k e j a d i a n t a k d i d u g a d a n t i d a k d i k e h e n d a k i y a n g acaukan proses suatu aktivitas yang telah diatur.(Sulaksmono, 1997) Kecelakaanrenakan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan.kadang-kadangn tenaga kerja yang terjadi pada saat perjalanan atau transport ke dan dari tempatna kecelakan akibat kerja, sekalipun pencegahannya sering dimasukan programatan perusahaan. Kecelakaan-kecelakaan demikian termasuk kepada kecelakaanan tanggung jawab para manajer lini, penyelia, mandor kepala dan kepala urusan.lakaan akibat kerja di perusahaanc e l a k a a n l a l u l i n t a s c e l a k a a n d i

r u m a h haya pekerjaan adalah faktor-faktor dalam hubungan pekerjaan y a n g d a p a t kan kecelakaan. Bahaya tersebut disebut potensial, jika faktor-faktor tersebutum mendatangkan kecelakaan. Jika kecelakaan telah terjadi, maka bahaya tesebutKecelakaanusia sebagai tenaga kerja merupakan alat produksi yang paling tida efisien2 P K . S e o r a n g k a r y a w a n t i d k m a m p u d i b e b a n i l e b i h d a r i 3 0 p e r s e n d a r i t e n a g onomi adalah lmu penyesuaian peralatan dan perlengkapan kerja denganampuan esensial manusia untuk memperoleh keluara yang optimum. Jika seluruhalatan dan perlengkapan dijadikan satu sub-sistem, dan seluruh atribut manusiau n g k i n a n d i a t a s . H a l i n i d a p a t d i c a p a i d e n g a n menghindarkan kelelahan danmbuang waktu dan energi sia-sia, tercipta s u a s a n a k e r j a ya n g n ya m a n d a n t i d a k jaan menimbulkangan ( stressenes)ns)inasi di atas tidak dapat diselesaikan secara teknis. Hubungan sistem kerja danjadi pertimbangan. Setiap jabatan harus jelas hirarki fungsi, kegiatan, tugas danonktor lingkungan). Hasil penelitian bahwa 80-85% kecelakaanidakseimbangan fisik tenaga kerja, yaitu :r a n g p e n d i d i k a n l a h m e n g a r t i k a n S O P ( sart Operational Prosedureh i n g g a jalankan pekerjaan tanpa mempunyai kewenanganjalankan pekerjaan yang tidk sesuai dengan keahliannyaakaian alat pelindung diri (APD) yang kurang benar n g a n g k u t b e b a n ya n g b e r l e b i h a n rja berlebihan atau melebihi jam kerjaalatan yang sudh tidak layak pakaia a p i d i t e m p a t b a h a y a gamanan gedung yang kurang standar r p a p a r b i s i n g r p a p a r r a d i a s i cahayaan da ventilasi yang kurang atau berlebihann d i s i s u h u ya n m e m b a h a ya k a n am keadaan pengamanan yng berlebihantem peringatan yang berlebihanrjaan yang mengandung potensi bahayaAkibat Kecelakaanr u g i a n e k n o m i ya n g m e l i p u t i : ugian non ekonomi yang meliputi :lambatan aktivitas akibat tenaga kerja lain berkerumun/berkumpul,Perusahaanhaan melakuakan evaluasi pendahuluan tentang karakteristik perusahaank membantu memilih cara perlindungan karyawan yang tepat. Termasuk dimnya adalah semua kondisi yang dicurigai kondisi tersebut dapat dengan cepatyebabkan kehidupan atau kesehatan, atau yang menyebabkan luka serius. Pihak haan biasnya memberkan pelatihan untuk karyawan sebelum diijinkan bekerja yangn y e g r a n ( shing training l a d i p e r l u k a n . P e m e r i k s a a n k e s e h a t a n s e t i d a k n ya kukan secara berkala misalnya satu tahun sekali dan pada saat karyawan berhentiusahaan juga diharuskan memberikan demonstrasi pada karyawan tentangara merata pada berbagai kategori kegiatan industri, dan juga dikarenakan biayacehgahan tidak selamanya sama. Penelitian mengungkapkan bahwa biaya program-. T e r t i n g g i i pembuatan/perakitan kapal, kontruksi. M e n e n g a h . T e r e n d a h m a t u h i p e r a t u r a n - p e r a t u r a n Keselamatan dan Kesehatan Kerja berartin g e l u a r a n m o d a l . H a r g a p r o d u k e n g a n g g u r a n r a c a p e r d a g a n g a n inistrasi Keselamatan dan Kesehtan Kerja yang paling ekonomis adalahan dan perlengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerjad a k m e w a h . S e t i a p a l a t a t a u p e r l e n g k p a h a r u s d i a d a k a n s e s u a i d e n g n t i n g k a t m p u n ya i p e m a d a m k e b a k a r a n , t e t a p i t i d a k s e m u a m e m e r l u k a n a m b u l a n c e . T a t a uanan dan tata peralatan pabrik harus sesuai dengan manual untuk memperkecilu pintar Keselamatan dan Kesehatan Kerjaja sesuai dengan sasaran perusahaan. Buku pedoman tersebut

terbagi atas duapedoman umum untuk para manajer dan penyediapedoman untuksetiap karyawanr l u s e r u p a . B u k u G M P ( turing Procedureat pernting sebagaialnya setiap perusahaan harus mempunyai seorang pejabat keselamatan kerjaa u d i r e k t u r K e s e l a m a t a n k e r j a . U n t u k m e m b a n t u n y a , p a n i t i a p e m b i n a a n ting. Tidak ada suatu kejadian atau kecelakaan yang dapat diabaikan begitu saja.oran kecelakaan menyeluruh adalah alat manajemen yang peka terjadap kerugian.

Anda mungkin juga menyukai