Anda di halaman 1dari 20

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................................. 1 B. Tujuan ............................................................................................................... 2 C. Manfaat ........................ 3

BAB II PEMBAHASAN A. FUNGI (Jamur).... 4 B. Posisi Fungi dalam Taksonomi ........................................................................ 5 C. Cara Hidup ....................................................................................................... 6 D. Mikoriza ........................................................................................................... 7

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................................... 8 B. Saran ................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA

BAB II PEMBAHASAN

A. FUNGI (Jamur) Fungi adalah organisme yang terdapat dimana-mana di bumi, baik di daerah tropik, subtropik, di kutub utara, maupun antarika. Fungi juga ditemukan di darat, di perairaian tawar, di laut, di mangrove, di bawah permukaan tanah, di kedalaman laut, dipengunungan, maupun di udara. Banyak faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan fungi, antara lain kelembapan, suhu, keasaman substrat, pengudaraan, dan kehadiran nutriennutrien yang diperlukan. Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Fungi memiliki bermacam-macam bentuk. Awam mengenal sebagian besar anggota Fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun seringkali yang dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri. Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak disebabkan adanya pergiliran keturunan yang memiliki penampilan yang sama sekali berbeda (ingat metamorfosis pada serangga atau katak). Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual. Sedangkan dari sudut lain mengatakan bahwa fungi adalah mikroorganisme eukaryotic yang hidup secara saprofit karena tidak dapat

berfotosintesa inangnya. Di alam ini fungi dapat bersifat sangat merugikan manusia dengan. Pada dasarnya sel -sel fungi hampir sama dengan sel - sel hewan. Bahkan hal ini juga yang menjadi salah satu alasan mengapa sulit ditemukan strategi yang tepat dalam mengobati infeksi oleh jamur tanpa berefek toksik bagi menimbulkan infeksi (penyakit) dan toksin yang dihasilkan ataupun bersifat menguntungkan dengan menghasilkan produk produk yang dapat digunakan oleh manusia sebagai contoh antibiotika, vitamin, asam organik dan enzim. Infeksi ditimbulkan oleh fungi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: infeksi yang ditimbulkankarena fungi sebagi individu bersarang atau menyerang tubuh kita (mengakibatkan infeksi) atau produk yang dihasilkan oleh fungi yang masuk ke dalam tubuh kita (tanpa sengaja) yang bersifat toksik dan mematikan, sebagai contoh : produk aflatoxin. Beberapa antibiotika yang dihasilkan oleh fungi sebagai contoh penisilin dan sefalosporin sangat bermanfaat bagi perkembangan dunia klinis. Produk ini bersifat efektif melawan bakteri gram positif maupun gram negatif yang bersifat sangat merugikan kita. Berdasarkan suhu, dikenal fungsi termofil, mesofil dan psikofil, berdasarkan pH lingkungan, dikenal fungsi basofil, asidofil, dan netrofil. Berdasarkan oksigen bebas yang ada dilingkungan fungi dapat dikelompokkan sebagai fungi aerob dan fungi anaerob. Misalnya fungi yang hidup dalam rumen ternak dan sejumlah khamir yang berperan pada permbuatan bir. Fungi dapat hidup dalam lingkungan yang ekstrem dan dikenal sebagai fungsi termofil apabila tumbuh baik pada suhu di atas 550C.

Jamur tumbuh subur terutama pada musim hujan karena jamur menyukai habitat yang lembap. Akan tetapi, jamur juga dapat ditemukan

hampir di semua tempat di mana ada materi organik. Jika lingkungan di sekitarnya mengering, jamur akan menjalani tahapan istirahat atau menghasilkan spora. Cabang biologi yang mempelajari tentang jamur disebut mikologi. Perbedaan jamur dengan tumbuhan tinggi (kingdom plantae) antara lain tubuh jamur berupa talus (tubuh sederhana yang tidak mempunyai akar, batang, dan daun) sedangkan tumbuhan sudah mempunyai akar, batang, dan daun. Selain itu, jamur tidak berklorofil sehingga tidak membutuhkan cahaya matahari untuk menghasilkan makanan. Jamur bersifat heterotrof saprofit atau heterotrof parasit. Sedangkan tumbuhan memiliki klorofil sehingga bersifat fotoautotrof , yaitu mampu membuat makanannya sendiri dengan bantuan cahaya matahari.

Ciri-ciri jamur sebagai berikut: 1. Merupakan organism eukariota yang menghasilkan spora 2. Dinding selnya tidak mengandung selulosa, melainkan karbohidrat kompleks (termasuk kitin) 3. Tidak memiliki flagela dalam daur hidupnya.

Beberapa ahli mikologi membagi jamur menjadi dua kelompok berdasarkan bentuk tubuhnya, yaitu kapang (mold) dan khamir (yeast). Kebanyakan jamur masuk dalam kelompok kapang. Tubuh vegetatif kapang berbentuk filament panjang bercabang seperti benang, disebut hifa. Hifa akan memanjang dan menyerap makanan dari permukaan substrat (tempat hidup jamur). Hifa membentuk jaring-jaring benang kusut, disebut miselium. Beberapa hifa bersifat senositik, artinya hifa tik terpisah dalam ruang atau sel melainkan membentuk sebuah sel raksasa berinti banyak.

Jenis hifa lain ada yang terpisah dalam ruang-ruang oleh septa (dinding). Setiap sel dapat mengandung lebih dari satu sel. Jamur kelompok khamir bersifat uniseluler (berinti satu), bentuknya bulat atau oval. Khamir ditemukan hampir di semua tempat, seperti di tanah, daun, buah, serta pada tubuh manusia. Khamir penting dalam pembuatan roti dan makanan fermentasi.

Reproduksi jamur Sebagian besar jamur bereproduksi dengan spora mikroskopik, yaitu sel reproduktif yang tidak motil. Spora biasanya dihasilkan oleh hifa aerial yang terspesialisasi. Hifa aerial pada beberapa jamur membentuk struktur kompleks yang disebut badan buah (fruiting body). Spora dihasilkan dalam basan buah. Ada tiga bentuk struktur reproduktif pada jamur, yaitu gametangium, sporangium, dan konidiofor. Gametangium adalah struktur tempat pembentukan spora. gamet. Sporangium adalah adalah hifa struktur tempat yang

terbentuknya

Konidiofor

terspesialisasi

menghasilkan spora aseksual yang disebut konidia.

Chytridiomycota Para ahli sistematika mengalami kemajuan pesat dalam memilah hubungan filogenetik antara fungi dan eukariota lain. Salah satu penghubung antara jamur dan protista diduga adalah kelompok organism yang disebut khitrid (Chytridiomycota), yang memberi petunjuk mengenai asal usul jamur. Chytridiomycota memiliki sifat yaitu merupakan organism akuatik, saprobe, atau parasit pada Protista, tumbuhan atau invertebrate akuatik. Karena membentuk spora berflagela (zoospora), khitrid dimasukkan ke dalam Protista. Belakangan ini ahli sistematika molekuler menemukan bukti

kuat untuk menggabungkan khitrid dengan jamur. Ciri utamanya adalah mengabsorpsi nutrisi dinding sel dari kitin, sebagian membentuk hifa senositik, meski ada yang uniseluler. Dari bukti molekuler, khitrid adalah jamur paling primitif yang merupakan garis awal dalam perkembangan evolusi (filogeni) jamur.

B. Posisi Fungi dalam Taksonomi Fungi dulu dikelompokkan sebagai tumbuhan. Dalam perkembangannya, fungi dipisahkan dari tumbuhan karena banyak hal yang berbeda. Fungi bukan autotrof seperti tumbuhan melainkan heterotrof sehingga lebih dekat ke hewan. Usaha menyatukan fungi dengan hewan pada golongan yang sama juga gagal karena fungi mencerna makanannya di luar tubuh (eksternal), tidak seperti hewan yang mencerna secara internal. Selain itu, sel-sel fungi berdinding sel yang tersusun dari kitin, tidak seperti sel hewan.

C. Cara Hidup Fungi hidup menyerap zat organik dari lingkunganya. Berdasarkan cara memperoleh makannya, fungi mempunyai sifat sebagai berikut: Jamur dibagi Menjadi 6 divisi : 1.Myxomicota Merupakan jamur yang paling sederhana ,mempunyai 2 fase hidup,yaitu fase vegetataif yang adapat bergerak seperti amoeba disebut plasmodium dan fase tubuh buah,reproduksi secara vegetative dengan spora yaitu spora kembar yang disebut myxoflagelata.contoh:Physarum polycephalum.

2.Oomycota Tubuhnya terdiri atas benang/hifa tidak bersekat,bercabang-cabang dan mengandung banyak inti,reproduksi vegetative yang hidup di air dengan zoospore yang hidup didarat dengan sporangium dan konidia, dab generatifnya bersatunya gamet jantan dan betina memebentuk oospora yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru.contoh:Saprolegnia sp.

3. Zygomycota Tubuh multiseluler,habitatnya didarat sebagai saprofit,di tanah, atau pada sisa organisme mati, hifa tidak bersekat,reproduksi vegetatif dengan spora,generative dengan hifa negative dan hifa positif akan menghasilkan individu baru. Jamur ini dinamakan Zygomycota karena membentuk spora istirahat berdinding tebal yang disebut zigospora. Zigospora merupakan hasil peleburan menyeluruh antara dua gametangium yang sama atau berbeda. Zygomycota merupakan kelompok utama yang penting untuk membentuk mikoriza (simbiosis jamur dengan akar tanaman).

a.

Struktur Tubuh Zygomycota memiliki miselium yang bercabang banyak dan tidak

bersekat-sekat. Hifanya bersifat senositik. Septa ditemukan hanya pada saat sel bereproduksi. Salah satu contoh Zygomycota yang penting adalah Rhizopus stolonifer. Jamur ini biasanya tumbuh pada roti dan makanan lain.

Miselium pada Rhizopus mempunyai tiga tipe hifa, yaitu: 1) Stolon, hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrat

2)

Rizoid, hifa yang menembus substrat dan berfungsi sebagai jangkar untuk menyerap makanan

3)

Sporangiofor, hifa yang tumbuh tegak pada permukaan substrat dan memiliki sporangium globuler di ujungnnya.

b.

Cara Reproduksi Zygomycota dapat bereproduksi secara aseksual dan seksual.

Reproduksi secara aseksual adalah dengan spora nonmotil yang dihasilkan oleh sporangium, sedangkan reproduksi seksualnya dengan konjugasi. Reproduksi seksual Rhizopus adalah cabang pendek Rhizopus yang berjenis positif dan cabang pendek Rhizopus dari individu lain sejenis negatif bertemu pada ujungnya. Setelah bertemu akan terbentuk sekat dinding di bawah ujung hifa. Gamet dari kedua Rhizopus kemudian bertemu dan melebur membentuk zigot. Zigot akan berkembang menjadi zigospora. Zigospora mempunyai dinding pelindung yang tebal disebut

zigosporangium. Kemudian zigospora memasuki periode dormansi (tidak melakukan aktivitas metabolism). Dormansi biasanya berlangsung selama 1 sampai 3 bulan Setelah periode dormansi, zigospora berkecambah. Saat berkecambah, inti zigospora melakukan meiosis, kemudian hifa haploid pendek akan tumbuh. Hifa haploid segera membentuk sporangium yang akan memproduksi spora aseksual. Setelah dibebaskan dari sporangium, spora aseksual akan membentuk miselium baru.

c.

Peranan

Beberapa

spesies

Zygomycota

bermanfaat

dalam

pembuatan

makanan, missal Rhizopus oryzae untuk membuat tempe dan Mucor javanicus terdapat dalam ragi tempe.

4. Ascomycotina Tubuh ada yang yang uniseluler dan ada yang multiseluler hifanya bersekat dan berinti banyak,hidupnya ada parasit,sapropit dan ada yang bersimbiosis dengan ganggang membentuk lichens,reproduksi vegetative pada jamur uniseluler membentuk tunas-tunas yang multiseluler

memebentuk spora dari konidia,dari generative membentuk askus yang menghasilkan askospora. Pada reproduksi aseksual dihasilkan spora konidium yang terbentuk pada ujung hifa khusus disebut konidiofor. Pada umumnya askus dibentuk dalam tubuh buah yang disebut askokarp atau askoma. Bentuk askus ada bermacam-macam antara lain : a. b. askus tanpa askokarp askus yang askokarpnya berbentuk seperti mangkok disebut apotesium c. askus yang askokarpnya berbentuk seperti bola tanpa ostiulum disebut kleistotesium d. askus yang askokarpnya berbentuk botol dengan leher dan memiliki ostiolum disebut peritesium. Adanya macam askus tersebut digunakan sebagai dasar klasifikasi tingkat kelas antara lain Hemiascomycetes, Plestomycetes, dan

Pyrenomycetes.

a.

Hemiascomycetes

Kelompok jamur ini tidak membentuk askokarp dan tidak memiliki hifa. Tubuhnya terdiri dari sel bulat atau oval dapat bertunas atau berkuncup sehingga terbentuk rantai sel atau hifa semu. Reproduksi aseksual, dinding sel menonjol keluar membentuk tunas kecil. Dengan membesarnya tonjolan ini, sitoplasma dari sel induk mengalir kedalamnya, lalu menyempit pada bagian dasarnya. Nukleus di dalam sel induk membelah secara mitosis dan satu inti anak bergerak ke dalam sel tunas tadi. Sel anak dapat memisahkan diri atau tetap melekat sambil melangsungkan pertunasan lebih lanjut bersama sel induknya dengan demikian terbentuk koloni. Perkembangbiakan seksual terjadi jika keadaan lingkungan tidak sesuai untuk bereproduksi secara aaseksual. Sel khamir dapat berfungsi sebagai askus. Nukleus yang diploid dapat melangsungkan pembelahan meiosis sehingga terbentuk 4 sel haploid (n). Lalu, dinding sel melindungi selinti itu bersama sitoplasma yang berasal dari sel induk dan pada akhirnya terdapat 4 askospora haploid. Salah satu contohnya adalah khamir dari spesies Saccharomyces (Ragi). Beberapa jenis Saccharomyces antara lain: 1) Saccharomyces cerevisiae, disebut khamir roti atau khamir bir, juga disebut khamir raja, yang berguna dalam pembuatan roti dan alcohol. 2) 3) Saccharomyces tuac, mengubah air nira (legen) menjadi tuak. Saccharomyces ellipsoideus, untuk memfermentasikan buah anggur menjadi anggur minuman. Tidak semua ragi bermanfaat bagi manusia. Beberapa spesies dapat menimbulkan penyakit bagi manusia. Contohnya Candida albicans, penyebab penyakit sariawan, penyakit mulut dan kerongkongan, serta menyebabkan keputihan. b. Plectomycetes

Adalah takson kelas dalam Ascomycota yang bercirikan adanya askokarp berbentuk bola yang disebut kleistotesium. Kelompok ini ada yang hidup sebagai saprobe, parasit, atau hiperparasit. Jamur yang termasuk kelas Plectomycetes di antaranya adalah Aspergillus dan Penicillium. Kedua jamur ini bereproduksi aseksual dengan pembentukan konidium dalam rantai pada konidiofaor tegak. Reproduksi seksualnya dengan spora yang dibentuk di dalam askus. Askus tersebut berkumpul dalam askokarp. 1) Aspergillus Aspergillus hidup sebagai saprobe pada bermacam-macam benda organik. Koloninya berwarna abu-abu, hitam, kuning, atau cokelat. Aspergillus hidup subur pada lingkungan yang lembap kurang cahaya matahari. Jenis Aspergillus antara lain: a) Aspergillus fumigates, bersifat parasit yang menyebabkan penyakit pada saluran pernapasan unggas b) Aspergillus flavus, penghasil aflatoksin yang diduga sebagai penyebab penyakit kanker hati; banyak terdapat pada kacang tanah (yang sudah tengik) dan makanan yang dibuat darinya. c) d) Aspergillus niger, menghasilkan asam sitrat Aspergillus oryzae, merombak zat pati dalam pembuatan minuman beralkohol e) f) Aspergillus nidulans, parasit pada telinga menyebabkan automikosis Aspergillus sojae, untuk pembuat kecap

2)

Penicillium

Kapang ini bersel banyak dan mempunyai miselium bersekat-sekat. Pada Penicillium, ujung konidiofornya tidak melebar, melainkan bercabangcabang dengan deretan konidium pada cabang tadi. Penicillium banyak terdapat pada bahan organic dan bersifat saprofit. a) Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum, penghasil zat antibiotic (penisilin); ditemukan tahun 1929 oleh Alexander Flemming. b) Penicillium camemberti dan Penicillium roqueforti, dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas keju. c) Penicillium italicum dan P. digitatum, perusak buah jeruk, masingmasing dinamai kapang biru dan kapang hijau. d) Penicillium expansum, menyebabkan buah apel membusuk di tempat penyimpanan. e) Penicillium islandicum, merusak beras sehingga berubah menjadi warna kuning, sehingga disebut yellow rice.

c.

Pyrenomycetes Ciri khas askoma berbentuk khusus dilengkapi dengan ostiolum

(lubang untuk melepas askus dan askospora). Tubuh buah seperti itu disebut peritesium, yang dapat berwarna cerah atau gelap. Contoh Pyrenomycetes yang menarik adalah Neurospora sitophila yang banyak digunakan di Indonesia untuk membuat oncom merah dari ampas tahu atau bungkil kacang tanah. Neurospora dapat tumbuh subur pada tongkol jagung yang telah direbus dan telah diambil bijinya.

5. Basidiomycota

Ciri khasnya alat reproduksi generatifnya berupa basidium sebagai badan penghasil spora,kebanyakan anggota spesiesnya berukuran

makroskopik. a. Struktur Tubuh Ciri utamanya hifa bersepta dengan sambungan apit (clamp connection) spora seksualnya berbentuk pada basidium yang berbentuk ganda. Tubuh cendawan basidiomycota mencakup struktur seperti batang dan tudung yang sering disebut basidiokarp. Jamur ini memiliki struktur yang disebut basidium yang menghasilkan spora. Ciri jamur lain berdaging bersifat saprobe, tubuh buah seperti paying. b. Cara Reproduksi Daur hidup Basidiomycota dimulai dari pertumbuhan spora basidium atau pertumbuhan konidium. Spora basidium atau konidium akan tumbuh menjadi benang hifa yang bersekat dengan satu inti, kemudian hifa membentuk miselium. c. Peranan Basidiomycota mencakup kurang lebih 1500 spesies. 1) Letinus edodes dan shitake. Di Cina dan Jepang, jamur ini diproduksi secara besar-besaran untuk dikonsumsi. 2) Pleurotes, jamur kayu yang hidup pada kayu atau substrat yang mengandung banyak lignin dan selulosa. Jamur ini enak dimakan. 3) Auricularia polytricha (jamur kuping), tumbuh pada kayu yang lapuk, berwarna kecokelatan, berbentuk menyerupai daun telinga. Jamur ini enak dimakan. 4) Genoderma aplanatum, Polyporus giganteus, tubuh buahnya

berbentuk setengah lingkaran menyerupai kipas, digunakan untuk obat-obatan atau Genoterapi.

5)

Amanita muscaria, hidup pada kotoran ternak, menghasilkan toksin muskarin yang dapat membunuh lalat.

6)

Puccinia graminis, hidup sebagai parasit pada tanaman rumput (Gramineae), menyebabkan bercak pada daun seperti karat, sering juga disebut jamur karat.

6. Deutromycota Nama lainnya fungi imperfekti (jamur tidak sempurna) dinamakan demikian karena pada jamur ini belum diketahui dengan pasti cara pembiakan secara generative. Jamur oncom sebelum diketahui pembiakan generatifnya dinamakan monilia sitophila dimasukkan kedalam ascomycota. Banyak penyakit kulit karena jamur (dermatomikosis) disebabkan oleh jamur golongan kaki

ini,misalnya: Epidermophyton

fluocosumpenyebab

penyakit

atlit, Microsporum sp , Trichophyton sp penyebab penyakit kurap. a. Cara Reproduksi Jamur ini bereproduksi secara aseksual dengan menghasilkan konidia atau menghasilkan hifa khusus disebut konidiofor. Kemungkinan jamur ini merupakan suatu peralihan jamur yang tergolong Ascomycota ke Basidiomycota tetapi tidak diketahui hubungannya.

b.

Peranan Jamur ini bersifat saprofit di banyak jenis materi organik, sebagai

parasit pada tumbuhan tinggi, dan perusak tanaman budidaya serta tanaman hias. Jamur ini juga menimbulkan penyakit kulit pada manusia, yaitu dermatomikosis, misalnya penyakit kurap disebabkan oleh Microsporum,

Trichophyton, dan Epidermophyton. Panu disebabkan oleh Tinea versicolor, dan penyakit kaki atlet ditimbulkan Epidermophyton floocosum. Fase pembiakan secara vegetative pada Monila sp. Ditemukan oleh Dodge (1927) dari Amerika Serikat, sedangkan fase generatifnya ditemukan oleh Dwidjoseputro (1961). Setelah diketahui fase generatifnya, jamur ini dimasukkan golongan Ascomycetes dan diganti namanya menjadi Neurospora sitophyla atau Neurospora crassa. Contoh lain jamur yang tidak diketahui alat reproduksi seksualnya antara lain Chladosparium, Culvularia, Gleoosporium, dan Diploria. Untuk memberantas jamur ini digunakan fungisida, misalnya Lokanol Dithane M-45 dan Copper Sandoz.

Lumut kerak Lumut kerak biasanya dianggap sebagai kelompok khusus, walaupun pada dasarnya merupakan asosiasi simbiosis yang swasembada antara jamur mikobion dan alga fikobion. Menurut Geoffrey Ainswort, tercatat sebanyak 18.000 spesies lumut kerak yang tersebar luas di berbagai habitat. Bentuk habitat dan perilakunya sangat khas dan jauh berbeda dengan komponen masing-masing (jamur dan alga). Lumut kerak dianggap sebagai vegetasi perintis (pioneer). Mikobion biasanya Ascomycota dan fikobionnya alga hijau (Chlorophyta) atau alga hijau-biru (Cyanobacteria), baik yang uniseluler maupun yang berfilamen. Sebagian besar lumut kerak terdiri dari hifa jamur yang terjalin rapat. Menurut bentuknya lumut kerak dapat dibagi menjadi 3 kelompok. 1. Krustos (seperti kerak), misalnya Gaphis, tampilannya seperti coret kecil yang panjang di pepohonan. 2. Folios (seperti daun), misalnya Umbellicaria dan Parmelia yang tumbuh pada bebatuan.

3.

Frutikos (seperti semak), misalnya Usnea longisima, disebut janggut resi, yang panjangnya dapat mencapai beberapa meter.Genus Cladonia dapat menutupi luas di kutub utara dan kawasan subarktik. Lumut kerak bermanfaat sebagai makanan bagi hewan, sebagai bahan pewarna dan penyamak, digunakan dalam industri parfum, sumber litmus yang digunakan dalam laboratorium kimia, juga sebagai indicator tingkat polusi.

D. Mikoriza Mikoriza adalah simbiosis antara hifa jamur dengan akar suatu tanaman tersebut. Jamur tersebut biasanya dari golongan Zigomycota, Ascomycota, atau Basidiomycota. Ada dua tipe mikoriza, yaitu: 1. Ektomikoriza Jamur ini tubuh buahnya seperti paying, bola atau bulat, hifanya hanya menembus epidermis akar, dan tidak sampai menembus korteks. Jamur ektomikoriza tidak dapat tumbuh dan bereproduksi tanpa bersimbiosis dengan akar tumbuhan inangnya. Dari tumbuhan inangnya, jamur memperoleh bahan makanan seprti gula, vitamin, asam amino, dan makanan lainnya, sedangkan tumbuhan inangnya mendapatkan air danunsur-unsur dari tanah lebih banyak. Jamur ektomikoriza yang bersimbiosis dengan tanaman pinus bentuknya seperti paying.

2.

Endomikoriza

Jamur ini bersimbiosis pada akar yang hifanya menembus sampai pada sel-sel korteks. Terdapat pada akar tanaman anggrek, kol, bit, dan berbagai pohon. Endomikoriza dapat hidup tanpa bersimbiosis dan terdapat pada jenis pohon, di tanah, dan tidak memiliki inang khusus. Pada tanaman polong-polongan, jamur ini dapat merangsang pertumbuhan bintil-bintil akar yang bersimbiosis dengan Rhizobium.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian materi di atas dapat penulis simpulkan bahwa : 1. Fungi adalah organisme yang terdapat dimana-mana di bumi, baik di daerah tropik, subtropik, di kutub utara, maupun antarika. Fungi juga ditemukan di darat, di perairaian tawar, di laut, di mangrove, di bawah permukaan tanah, di kedalaman laut, dipengunungan, maupun di udara. Fungi dulu dikelompokkan sebagai tumbuhan. Dalam perkembangannya, fungi dipisahkan dari tumbuhan karena banyak hal yang berbeda. Fungi hidup menyerap zat organik dari lingkunganya Fungi hidup pada lingkungan yang beragam namun sebagian besar jamur hidup di tempat yang lembab. Habitat fungi berada di darat (terestrial) dan di tempat lembab.

2.

3. 4.

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA Pratiwi, D.A., Dra., dkk. 2006. Biologi untuk kelas X. Erlangga. Jakarta. Moore RT. 1980. "Taxonomic proposals for the classification of marine yeasts

and other yeast-like fungi including the smuts". Botanica Marine 23: 36173 The classification system presented here is based on the 2007 phylogenetic study by Hibbett et all http://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID=61&id=98263&src=a Entjang. Indan.2003. Mikrobiologi & Parasitologi. PT.Citra Aditya bakti. Bandung. Gould. Dinah.2003. Mikrobiologi Terapan Untuk Perawat. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Melnick. Jawetz. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai