Anda di halaman 1dari 20

BAB III RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Dalam setiap pelaksanaan sebuah proyek, perlu diatur dan ditentukan langkahlangkah pengerjaannya dari awal hingga akhir pada setiap jenis pekerjaan. Fungsi dari pengaturan langkah-langkah kerja tersebut adalah untuk menentukan rencana kerja, pengadaan bahan, tenaga kerja dan alat-alat yang digunakan, sehingga dapat menghasilkan mutu pekerjaan dan waktu pelaksanaan sesuai dengan kontrak yang telah ditetapkan. Pelaksana perlu menghitung volume pekerjaan yang riil di lapangan untuk pengadaan tenaga kerja dan pemakaian peralatan yang diperlukan sehingga penggunaan waktu dan bahan serta mutu yang dihasilkan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS). Dalam proyek ini terdapat 2 jenis pekerjaan utama yang diliksanakan yaitu: pembangunan Gedung A sebagai Gudang Farmasi dan Laboratorium (2 Lantai), dan pembangunan Gedung B sebagai Balai Pengobatan (2 Lantai). Namun dalam kerja prakek ini, ruang lingkup bahasan hanya terbatas pada pembangunan Gedung A saja.. Adapun ruang lingkup pekerjaan dari tinjauan tersebut adalah: a. Pekerjaan persiapan b. Pekerjaan tanah/urugan c. Pekerjaan beton bertulang d. Pekerjaan dinding e. Pekerjaan plesteran f. Pekerjaan lantai g. Pekerjaan perpipaan dan perlengkapan sanitasi h. Pekerjaan instalasi listrik i. Pekerjaan pengecatan j. Pekerjaan finishing k. Pekerjaan lain-lain.

3.1

Peraturan Teknis yang Digunakan

13

14

Kecuali ditentukan lain dalam RKS, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan tersebut dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya. a. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 beserta lampiranlampiran dan Juknisnya. b. Peraturan-peraturan umum mengenai pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau Algemene Voor Warden Voor de Uitvoering bij Aanneming Van Openbare Werken. c. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 332/KPTS/M/2002. d. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI-1971) NI.2 e. Tata Cara Pengadukan Dan Pengecoran Beton SNI 03-3976-1995 f. Peraturan muatan indonesia NI.8 g. Keramik Lantai Keramik, Mutu dan Cara Uji SNI 03-0106-1987 h. Keramik Seman Polos SNI 03-0028-1987 i. Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI) NI.5 j. Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1994 k. Mutu Sirap SNI 03-3529-1994 l. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987 m. Tata Cara Perencanaan Tangki Septick SNI 03-2398-1991 n. Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja o. Peraturan Semen Portland Indonesia NI.8 Tahun 1972 p. Peraturan Bata Merah sebagai Bahan Bangunan NI.10 Peraturan Plumbing Indonesia q. Tata Cara Pengecatan Kayu untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991 r. Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI 03-2410-1991 s. Peraturan dan ketentuen yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan. Apabila penjelasan dalam RKS tidak sempurna atau belum lengkap sebagaimana ketentuan dan syarat dalam peraturan diatas, maka kontraktor wajib mengikuti ketentuan peraturan-peraturan yang disebutkan diatas.

15

3.2

Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan dalam proyek ini meliputi :

3.2.1 Lingkup pekerjaan Meliputi pekerjaan: a. Papan Nama Proyek b. Kantor Lapangan Konsultan Pengawas (Direksi Keet) c. Kantor Lapangan Kontraktor Pelaksana d. Toilet / WC Dan Kamar Mandi Lapangan e. Gudang Penyimpanan Material f. Barak Pekerja g. Bengkel Kerja / Pabrikasi h. Instalasi Air Bersih Dan Instalasi Listrik Sementara i. Perlengkapan Keamanan Kerja Dan P3K j. Penjaga Keamanan Lokasi Pekerjaan

3.2.2 Persyaratan bahan a. Untuk gudang dan bangsal kerja: digunakan rangka kayu, dinding papan dan atap seng BJLS 0,20 mm. b. Untuk direksi keet: minimal memiliki luas 30 m, mempunyai 2 unit jendela dan 1 unit pintu dengan penerangan dansirkulasi udara yang baik. c. Untuk penampungan air kerja disiapkan drum penampungan, air harus memenuhi kualitas yang ditentukan dalam PBI 1971. d. Untuk papan nama kegiatan digunakan tiang dari kayu meranti dan triplek dicat putih. e. Untuk alat-alat kerja berupa kotak adukan, kotak takaran, gerobak dorong dan lain-lain digunakan bahan kayu setempat.

3.2.3 Pedoman pelaksanaan a. Pembersihan lokasi sekeliling bangunan

16

Meliputi pembersihan semua tanaman tumbuhan termasuk pembngkaran akar akar pohon yang terkena bangunan termasuk peralatan tanah/pembuatan terasering jika diperlukan. Hasil bongkaran tersebut diatas, dibuang keluar lokasi pekerjaan. b. Pembuatan gudang, bangsal kerja dan direksi keet Untuk gudang dan bangsal kerja dibuat bangunan sementara yang dapat melindungi pekerja dari panas dan hujan. Bangunan ini harus dibongkar setelah pekerjaan selesai dilaksanakan. c. Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan diambil dari sumber air terdekat, kemudian ditampung dalam drum-drum yang telah disediakan. Kebutuhan air ini harus disediakan dalam jumlah yang cukup selama pelaksanaan pekerjaan. Air harus memenuhi syarat yang tercantum dalam PBI 1971 NI. 2. d. Pembuatan papan kegiatan Membuat papan nama kegiatan dari papan dengan ukuran 200 x 100 cm. Didirikan tegak di atas kayu 5/7 setinggi 240 cm. Diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum. Papan nama kegiatan memuat: 1. Nama kegiatan 2. Pemilik kegiatan 3. Lokasi kegiatan 4. Jumlah biaya (kontrak) 5. Nama konsultan perencana 6. Nama pelaksana (kontraktor) 7. Kegiatan dimulai tanggal, bulan dan tahun

3.3

Pekerjaan Tanah/Urugan Pekerjaan tanah/urugan dalam proyek ini meliputi :

3.3.1 Lingkup pekerjaan Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan ini sudah harus diperhitungkan jenis tanah yang dijumpai di lapangan seperti tanah pasir, gambut, tanah keras (batuan), tanah liat dan lain sebagainya; yaitu:

17

a. Galian tanah untuk pekerjaan substruktur (pondasi, saluran keliling bangunan). b. Septicktank dan peresapan. c. Timbunan kembali galian tanah pondasi. d. Timbunan tanah dan apsir bawah lantai dan pondasi termasuk pemadatannya. e. Perataan tanah sekeliling bangunan. f. Galian tanah diluar bangunan untuk mendapatkan peil lantai yang disyaratkan.

3.3.2 Persyaratan bahan Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian pondasi. Untuk timbunan bawah lantai digunakan tanah dan pasir pasang kualitas baik. Tanah timbunan dan pasir urugan harus bersih dari kotran-kotoran dan akar-akar kayu serta sampah lainnya.

3.3.3 Pedoman pelaksanaan a. Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouplank dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui direksi. Bentuk galian dilakasanakan sesuai dengan ukuran yang tertera pada gambar. Apabila di tempat galian ditemukan pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon atau lainnya yang masih berfungsi, maka kontraktor secepatnya memberitahukan pada direksi atau kepala instansi yang berwenang untuk mendapat petunjuk seperlunya. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerusakan yang diakibatkan pekerjaan galian tersebut.Apabila pada waktu penggalian ditemukan benda-benda purbakala, maka kontraktor wajib melaporkannya pada Pemerintah Daerah setempat.Galiangalian untuk septicktank, saluran air hujan, saluran air kotor dan air bersih dilaksanakan dengan ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja dan gambar detail.Untuk kondisi tanah yang mudah longsor, kontraktor harus memasang turap kayu pengaman yang cukup kuat. Turap dalam bangunan harus dibongkar setelah pondasi selesai. b. Galian di luar banguna untuk mendapatkan tinggi lantai yang disyaratkan dalam gambar. Penggalian tanah ini dimaksudkan untuk mendapatkan kontur tanah yang disyaratkan dalam site plan.

18

c. Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan dalam gambar, maka kontraktr harus mengisi kelebihan galian tersebut dengan pasir urug. d. Pengurugan bekas galian pondasi, galian septicktank, galian saluran air hujan, saluran air bersih dan saluran air kotor, diurug lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapis maksimum 15 cm. Tiap lapisan dipadatka dengan menumbuk tiap lapisan tersebut, menggunakan alat tumbuk yang baik. Setelah lapisan tanah pertama padat, ditumbun dengan lapisan berikutnya dan dipadatkan kembali seperti diatas. Demikian seterusnya dilakukan sampai semua lubang bekas galian pondasi tertutup kembali. e. Pengurugan dengan tanah timbun di bawah lantai dilakukan lapis demi lapis hingga ketebalan 10 cm di bawah lantai, ditumbuk hingga padat. Lapisan-lapisan urugan untuk ditumbuk ini dibuat maksimal 10 cm, dan ditumbuk 5 kali tiap bidang tumbukan pada tiap-tiap lapis tersebut. f. Di bawah lantai diurug dengan pasir pasangan yang dipadatkan. Pengurugan dan pemadatan ini dilakukan dengan menyiram air hingga jenuh, kemudian ditumbuk dengan alat yang sesuai untuk pemadatan. Hasil akhir harus mendapat persetujuan dari direksi atas kesempurnaan pengurugan dan pemadatan. g. Dibawah pondasi dan dibawah saluran air diurug dengan pasir pasangan setebal 10 cm dan dipadatkan.

3.4

Pekerjaan Beton Bertulang Pekerjaan beton bertulang dalam proyek ini meliputi :

3.4.1 Lingkup pekerjaan a. Beton bertulang dengan perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr harus dibuat untuk sloof, kolom induk, plat lantai, kolom praktis, ring balk dan balok lantai. b. Tempat-tempat lain yang menggunakan beton bertulang sesuai dengan gambar rencana.

3.4.2 Bahan

19

a. Semen Digunakan portland cement jenis I menurut NI.8 tahun 1972 dan memenuhi S 400 menurut standar semen portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI.8 tahun 1972) Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran. Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukkan paling tinggi 2 m. Setiap semen yang baru masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut pengiriman. b. Pasir beton Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras., bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI-1971. c. Kerikil Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI-1971. Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat. d. Air Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengadung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum. e. Besi beton Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-39 (teganagn leleh karakteristik minimum 3900 kg/cm) untuk semua jenis tulangan. Untuk besi < 12 mm, digunakan besi beton polos, sedangkan untuk besi 12 mm digunakan besi ulir/besi bunga.

20

Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahaya lainnya. Besi beton harus disimpan di udara terbuka dalam jangka waktu panjang. Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai denagn gambar dan harus diminta persetujuan direksi terlebih dahulu. f. Cetakan dan acuan Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan. Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan di dalam pasal 5.1 PBI 1991. g. Mutu beton Mutu beton yang digunakan adalah beton K-250.

3.4.3 Pedoman pelaksanaan a. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini, maka sebagai pedoman tetap digunakan PBI-1971 b. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada direksi apabila ada perbedaan yang didapat dalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur. c. Adukan beton Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara-cara yang disetujui oleh direksi, yaitu tidak berakibat pemisah dan kehilangan bahan-bahan serta tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang mencolok antar beton yang sudah dicor dengan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai jenis pekerjaan beton harus memenuhi tabel 4.4.1 PBI-1971. d. Pengecoran Pengecoran beton hanya dapat dilakukan atas persetujuan tertulis dari direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan di atas penulangan. Untuk dapat sampai ke tempat-tempat yang sulit dicapai harus

21

digunakan papan-papan berkaki yang tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut sudah harus dapa dicabut pada saat beton dicor. Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat pemberhentiannya harus disetujui oleh direksi. Untuk melanjutkan bagian permukaan yang mengeras haru dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m. Untuk penggunaan beton Ready Mix, kontraktor pelaksana diwajibkan untuk menyerahkan job mix design kepada konsultan pengawas terhadap semua mutu beton struktural. e. Perawat Beton Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban selama 28 (dua puluh delapan) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut: Dipergunakan karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton. Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil. Permukaan tidak mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah direksi. Untuk selanjutnya diganti atau dperbaiki segera atas resilko pemborong.

3.5

Pekerjaan Dinding Pekerjaan dinding dalam proyek ini meliputi :

3.5.1 Lingkup pekerjaan Dinding bata: pemasangan dinding bata merah setebal bata dan pasangan dinding 1 bata, dimana pemasangan tersebut dilakukan sesuai gambar bestek dan dijelaskan dalam gambar detail

3.5.2 Persyaratan bahan a. Bata

22

Mutu bahan yang digunakan dari jenis klas I menurut NI.10 dengan bentuk standar batu bata adalah prisma empat persegi panjang, bersudut siku-siku dan tajam, permukaannya rata dan tidak menunjukkan adanya retak-retak yang merugikan. Bata merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan lainnya, yang dibakar pada suhu yang cukup tinggi hingga tidak hancur bila direndam air. b. Pasir Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir butir harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5% berat. c. Semen dan air Untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang telah digariskan pada pasal beton bertulang.

3.5.3 Pedoman pelaksanaan a. Pekerjaan dinding bata mempunyai dua macam pasangan, yaitu: Pasangan kedap air (1Pc : 2Ps) Pasangan adukan 1Pc : 4 Ps berada diatas pasangan kedap air tersebut. b. Persyaratan adukan: adukan pasangan batu harus dibuat dengan hati-hati, diaduk dalam bak kayu yang memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan adukan yang baru. c. Pengukuran Pengukuran (Uit Zet) harus dilakukan oleh kontraktor secar teliti dan sesuai dengan gambar, dengan syarat: Semua pasangan dinding harus rata (horizontal) dan pengukuran harus dihitung dengan benang. Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak boleh melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai.

23

d. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata yang diatasnya harus berbeda setengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan di tengah pasangan bata kecuali pasangan bata sudut. e. Pengakhiran sambunga pada satu hari kerja harus dibuat bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat-tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom-kolom praktis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding. f. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam di dalam dinding, harus dibuat patahan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester) g. Pahatan tersebut setelah dipasang alat/pipa, harus ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan secara bersama-sama dengan plesteran seluruh bidang tembok. h. Dalam mendirikan dinding yang terkena udara terbuka, selama hujan lebat harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok dengan suatu penutup yang sesuai (plastik). Dinding yang telah terpasang harus diberi perawatan dengan cara membasahi secara terus menerus paling sedikit tujuh hari setelah pemasangannya.

3.6

Pekerjaan Plesteran Pekerjaan plesteran dalam proyek ini meliputi :

3.6.1 Lingkup pekerjaan Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata dan beton bertulang.

3.6.2 Persyaratan bahan Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam pasal beton bertulang.

3.6.3 Pedoman pelaksanaan a. Sebelum plesteran dilakukan, maka: Dinding dibersihkan dari semua kotoran

24

Dinding dibasahi dengan air Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5 cm Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran dapat merekat dengan baik b. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1Pc : 2Ps,

sedangkan plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1Pc : 4Ps. c. Ketebalan plesteran pada setiap bidang permukaan harus sama tebalnya dan tidak diperbolehkan berkisar antara 1 cm sampai 1,5 cm. Untuk mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang denagn menggunakan mistar kayu panjang yang digerakkan secara horizontal dan vertikal. d. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan

memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-bidang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya. e. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu sejak permulaan plesteran. f. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan penutup atap selesai dipasang dan setelah pipa-pipa listrik selesai dipasang.

3.7

Pekerjaan Lantai Pekerjaan lantai dalam proyek ini meliputi :

3.7.1 Lingkup pekerjaan Pemasangan lantai dibuat untuk bagian depan lantai ruangan, teras depan dan tangga. Pekerjaan lantai terdiri dari: a. Lantai keramik 40 cm x 40 cm untuk Gedung Kantor b. Pasangan lantai keramik 20 cm x 20 cm pada KM/WC c. Pasangan dinding keramik 20 cm x 25 cm pada KM/WC, R. Tindakan dan R. Operasi

25

3.7.2 Bahan yang dipergunakan a. Semua keramik yang digunakan untuk bangunan ini adalah produksi dalam negeri merk KIA atau sekualitasnya. b. Spesi campuran 1Pc : 2 Ps setebal minimal 2,5 cm.

3.7.3 Pedoman pelaksanaan a. Dasar lantai Dilapisi pasir pasangan dengan tebal minimal 10 cm dan dipadatkan. b. Pemeriksaan Sebelum lantai dipasang, kontraktor harus memeriksa semua pasangan pipa-pipa, saluran-saluran dan sebagainya yang harus sudah terpasang dengan baik senelum pemasangan lantai dimulai. c. Adukan Untuk beton tumbuk 1Pc : 2Ps. Adukan untuk keramik semen dicampur air, sehingga didapat campuran yang plastis. d. Pemasangan Lantai beton tumbuk dipasang dengan ketebalan 10 cm dan diplester setebal 1 cm. Adukan perekat lantai dipakai 1Pc : 2Ps dengan plesteran 1Pc : 3Ps. Adukan perekat untuk lantai harus betul-betul padat/penuh agar ttidak terdapat rongga-rongga di bawah keramik yang dapat melemahkan konstruksi. Sambungan antara keramik dengan keramik harus sama lebarnya, lurus dan harus diisi dengan air semen yang warnanya sesuai dengan warna keramik. Hasil pasangan akhir harus rata tidak bergelombang dan waterpass. Pekerjaan yang telah selesai tidak boleh ada retak, noda dan cacat-cacat lainnya. Apabila terjadi cacat pada lantai, maka baian cacat tersebut harus dibongkar sampai betul-betul bujur sangkar dan pasangan batu harus rata dengan sekitarnya. Permukaan pasangan keramik harus datar dan waterpass. Pada lantai KM/WC dan ruang cuci, permukaan lantainya dimiringkan 1% ke arah floor drain.

26

3.8

Pekerjaan Pemipaan dan Perlengkapan Sanitasi Pekerjaan pemipaan dan perlengkapan sanitasi dalam proyek ini meliputi :

3.8.1 Lingkup pekerjaan Pekerjaan meliputi pembuatan unit MCK, pipa air kotor, air bersih dan rehap septicktank.

3.8.2 Bahan-bahan yang digunakan a. Pipa diameter " untuk keperluan air bersih digunakan merk wapin atau sekualitas dengan tekanan kerja 7 kg/cm2. Pipa diameter 3" dan 4" untuk keperluan air kotor. Alat penyambung digunakan dari jenis bahan yang sama dengan bahan untuk pipa. b. Stop kran " sekualitas HAMCO c. Kran diameter " sekualitas HAMCO d. Saringan air kotor/floor drain dari plat galvanis kualitas baik. e. Septicktank dan bak kontrol dari kotoran limbah manusia. f. Kloset jongkok sekualitas TOTO. g. Tower air lengkap dengan tangki air h. Box Limbah Laboratorium (200x120) i. Talang air PVC j. Tempat Sabun .

3.8.3 Pedoman pelaksanaan a. Pemasangan pipa-pipa di dalam bangunan dipasang di dalam dinding (in bouw). Pasangan pipa tersebut harus horizontal dan vertikal, tidak boleh dipasang miring. b. Air diambil dari sumber air (sumur gali/sumur bor) dengan menggunakan pompa elektrik. Pengambilan air tersebut dihubungkan dari pompa ke tempat air memakai pipa PVC diameter ". Dari toren disalurkan ke dinding terdekat tempat

27

pemakaian air dengan menggunakan pipa PVC ". Pipa penambilan dan pipa distribusi harus ditanam di dalam tanah. c. Setelah selesai pemasangan seluruh jaringan air, harus dilakukan pengetesan yang disaksikan oleh kontraktor, pengawas dan pengguna anggaran. Pengujian harus menghasilkan tekanan hydarulik sebesar 10 kg/cm2 selama satu jam tanpa penurunan tekanan. Segala cacat dan kekurangan-kekurangan yang dijumpai dari hasil pengujian harus diperbaiki dan semua biaya yang timbul akibat kegagalan pengujian adalah tanggungan kontraktor. d. Air kotor dari MCK dialirkan dengan pipa diameter 3" 4" ke saluran terdekat.

3.9

Pekerjaan Instalasi Listrik Pekerjaan instalasi listrik dalam proyek ini meliputi :

3.9.1 Lingkup pekerjaan Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluuh jaringan instalasi di dalam bangunan, penyediaan bola lampu, kabel-kabel, pipa-pipa PVC, tiang listrik, dan sebagainya sehingga listrik menyala. Jumlah titik lampu dan stop kontak yang harus dipasang sesuai dengan jumlah yang tertera dalam gambar. Titik lampu dan stop kontak mengandung maksud mata lampu dan stop kontak yang telah dipasang kabel-kabel yang diperlukan sehingga arus listrik sudah berfungsi pada titk tersebut.

3.9.2 Bahan-bahan yang digunakan a. Kabel NYWGBY Kabel dengan kabel inti Lapisan isolasi PVC melindungi setiap inti Lapisan metal yang menyelubungi secara keseluruhan sebagai earting conductor. b. Kabel NYM Kabel dengan 3 inti untuk satu pass Inti copper dibungkus dengan isolasi PVS Kabel 2 lapis menyelubungi inti c. Kabel NYA

28

Isolasi PVC, luas penampang minimum yang boleh digunakan 2,5 mm2 Kawat BC, kawat tembaga yang telanjang Steket stop kontak dan saklar dari bahan ebonit kualitas baik Bola lampu pijar, TL dan amaturnya adalah produksi nasional merk Philips, Toshiba, Tungsram atau yang sekualitas dengan syarat-syarat berikut: Lampu TL : Bodi dari plat besi. Tebal minimum ,9 mm, dicat putih didepan, abu-abu dibelakang. Balast merk sinar atau sejenisnya Stater merk Philips atau sejenisnya Fitting : Bagi TL 20 W/220 V besarnta 2,5 mikro F + 10% Pengabelan di dalam harus disoldier Kap merk SUN atau sekualitas d. Panel box yang dilengkapi fuse, switch untuk pembagian goup pemasangan instalasi listrik, produksi dalam negeri (nasional) atau sekualitas dengan Arde (pentanahan) dalam kabel B.C. macam-macam switch/outlet yang digunakan untuk teganagn 220 volt adalah: Outlet/stop kontak biasa (General Purpose Outlet) Pole Tegangan Rating arus Type Bahan : phase + neutral + earth : 220 volt, 1 phase, 50 hz : 16 ampere : pemasangan sistem tanah : ebonit warna putih

Plug dan socket 1 phase untuk power Pole Tegangan Rating arus Proteksi Type Bahan Sekering BOX : phase + neutral + earth : 220 volt, 1 phase, 50 hz : minimum 25 ampere : soket dengant tutup dan locking : pemasangan di luar diberi landasan kayu : ebonit warna putih

29

Main panel terdapat pada panel pertama menerima daya dari gardu induk PLN atau genset Bahan Cover Module Potongan Warna : rangka profil 30 mm : besi plat 2 mm : minimum (30 x 40) tinggi maksimum 175 cm : puc standing kuat tidak bergetar : abu-abu

3.9.3 Penggunaan a. Kabel NVGBY dipergunakan sebagai penghubung antara main panel di gardu induk ke distribution panel di tiap-tiap bangunan. Di luar bangunan dipasang sebagai kabel tanah dengan memperhatikan peraturan-peraturan yang berlaku. b. Kabel NYM dipergunakan sebagai kabel instalasi penerangan di dalam dinding. c. Kabel NYA dipergunakan sebagai kabel penerangan instalasi penerangan.

3.9.4 Pedoman pelaksanaan a. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta jenis armatur lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan gambar instalasi listrik. Sedangkan sistem pemasangan pipa-pipa listrik pada dinding maupun beton harus ditanam (sistem inbouw) dan penarikan kabel (jaringan kabel) diatas plafond diikat dengan isolator khusus dengan jarak 1 m atau 1,2 m, atau jaringan kabel diatas plafond tersebut dimasukkan di dalam PVC. Khusus untuk instalasi stop kontah harus dilengkapi kabel Arde (pertanahan) sesuai dengan peraturan yang berlaku (mencapai dan terendam air tanah). b. Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan/komponen-komponennya harus disesuaikan dengan sistem tegangan lokal 220 volt. c. Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan direksi, pemborong bleh menunjuk pihak ketiga (instalatur) yang telah memiliki ijin usaha instalasi listrik atau ijin sebagai instalatur yang masih berlaku dari Perum Listrik Negara (PLN). Pemborong tetap bertanggung jawab penuh atas pekerjaan ini sampai listrik tersebut menyala (siap digunakan), termasuk biaya pengujian dengan pihak PLN.

30

d. Pengujian instalasi harus dilakukan kontraktr pada beban penuh selama 1 x 24 jam secara terus menerus. Semua biaya yang timbul akibat pengujian ini menjadi tanggung jawab kontraktor.

3.10 Pekerjaan Pengecatan Pekerjaan pengecatan dalam proyek ini meliputi :

3.10.1 Lingkup pekerjaan a. Meni kayu untuk bidang kosen yang melekat ke tembok, sambungan-sambungan konstruksi kayu pada kuda-kuda dan lain-lain. b. Meni besi untuk baut-baut dan besi strip. c. Cat jayu untuk bidang-bidang kayu kosen yang tampak, daun pintu panel dan ventilasi kayu, lisplank dan plywood, serta dinding paapn yang dapat dibukan dan plafond lambrisering. d. Cat tembok untuk dinding yang diplester, bidang-bidang beton dan plafond plywood

3.10.2 Bahan-bahan yang digunakan Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti: a. Meni kayu dan besi sekualitas Kuda terbang, Platon dan Ftalit. b. Cat kayu sekualitas Kuda Terbang, Platon dan Ftalit. c. Cat tembok sekualitas Kuda Terbang, Polymix, Vinilex, Platn. d. Residu kualitas baik dan tidak luntur. e. Politur sekualitas Platon. f. Plamur kayu dan dinding sekualitas Kuda Terbang, Polymix, Vinilex dan Platon.

3.10.3 Pedoman pelaksanaan a. Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pemasangan plafond. b. Pekerjaan meni harus betul-betul rata, bewarna sama, pengecatan minimal 2 (dua) kali.

31

c. Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan memperhatikan waktu pengeringan jenis bahan yang digunakan. Urutan pengerjaan sebagai berikut: 2 (dua) kali pekerjaan meni kayu/cat dasar 1 (satu) kali lapis pengisian dengan plamur kayu Penghalusan dengan amplas Finishing denga cat kayu sampai rata minimal 2 kali.

d. Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses berikut: Penggoskkan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu dilap dengan kain basah hingga bersih. Melapis dinding dengan plamur tembk, diproses sampai rata. Setelah betulbetul kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain kering yang bersih. Pebgecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 2 (dua) kali. Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas. e. Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses berikut: Membersihkan bidang plafond yang akan dicat. Mengecat plafnd 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan bidang pengecatan yang merat sama dan tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.

3.10.4 Warna yang digunakan Apabila tidak ditentukan oleh pemberi tugas maka digunakan warna sebagai berikut: a. Dinding dalam/luar digunakan cat tembok setara dulux. b. Plafond dengan cat setara dulux (pear white) c. Pintu panel dan kusen kayu ruang radiologi dengan cat minyak. d. Listplank dengan cat minyak setara kuda terbang.

3.11 Pekerjaan Finishing

32

a. Sebelum pekerjaan diserahterimakan, kontraktor diwajibkan membongkar gudang, bangsal-bangsal kerja, membersihkan bahan-bahan bangunan kotoran-kotoran bekas yang ada dalam lokasi bangunan, sehingga pada saat serah terima dilaksanakan, bangunan dalam keadaan bersih dan rapi. b. Pada waktu diadakan serah terima pertama pekerjaan, maka kontraktor harus menyerahkan: surat tanda Good Keer pemasangan instalasi listrik dan berikut gambar pemasangan instalasi dari pihak instalatur/PLN setempat.

3.12 Pekerjaan lain-lain a. Lingkup pekerjaan ini adalah administratif/dokumentasi, biaya keamanan/jaga malam, obat-obatan, P3K, papan nama kegiatan dan direksi keet lengkap. Penjelasan masing-masing lingkup pekerjaan ini telah dijabarkan pada masingmasing pasal di atas, kecuali: Administrasi/dokumentasi dimaksudkan kegiatan kontraktor untuk membuat segala administrasi kegiatan, yaitu membuat buku harian, mungguan, bulanan dan built drawing, fot-ft keiatan dan lain-lain yang dibutuhkan untuk kelancaran pekerjaan. Obat-obatan/P3K minimum disediakan di lapangan untuk keperluan 50 orang pekerja. b. Kontraktor diwajibkan membuat foto kemajuan pekerjaan dari 0% sampai 100% yang dapat dilihat dari semua arah bangunan. Pengulangan foto harus dilakukan pada sisi yang sama secara berurutan sehingga akan jelas terlihat sisi tersebut dari permulaan pekerjaan sampai akhir pekerjaan. c. Apabila ada pekerjaan yang tidak tersebutkan dalam uraian ini, yang ternyata pekerjaan tersebut harus ada agar mendapatkan hasil akhir yang sempurna, maka pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh kontraktor atas perintah tertulis dari pengguna anggaran. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) menjadi pedoman dan harus ditaati oleh kontraktor dan pengguna anggaran dalam melaksanakan pekerjaan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai