PD
Sel goblet berfungsi untuk memproduksi mucus atau lendir untuk menjaga lapisan terluar sel agar tidak rusak karena enzim pepsin dan asam lambung.
Sel parietal berfungsi untuk memproduksi asam lambung (Hydrochloric acid) yang berguna dalam pengaktifan enzim pepsin.
Sel chief berfungsi untuk memproduksi pepsinogen, yaitu enzim pepsin dalam bentuk tidak aktif. agar enzim tsb tidak mencerna protein yang dimiliki oleh sel tersebut yang dapat menyebabkan kematian pada sel tersebut.
Sefalik
sepenuhnya melalui saraf. Stimulasi nervus vagus asetilkolin dibebaskan menyebabkan stimulus langsung pada sel parietal dan sel epitel serta akan membebaskan gastrin dari sel G antrum., histamine juga ikut berperan.gastrin dapat bekerja.
Gastrik
Sekresi getah lambung oleh makanan yang masuk kedalam lambung. menimbulkan refleks kolinergik local dan pembebasan gastrin. Jika pH turun dibawah 3, pembebasan gastrin akan dihambat.
Intestinal
mula-mula akan terjadi peningkatan dan kemudian akan diikuti dengan penurunan sekresi getah lambung. Jika kim yang asam masuk ke usus duabelas jari akan dibebaskan sekretin Ini akan menekan sekresi asam klorida dan merangsang pengeluaran pepsinogen.
nyeri akut, kronis, atau berulang atau ketidaknyamanan yang berpusat di abdomen bagian atas.
perasaan negatif subjektif yg dapat menggabungkan berbagai gejala termasuk cepat kenyang atau rasa penuh pada perut bagian atas.
Indonesia penyebab dispepsi adalah 86 % dispepsia fungsional, 13 % ulkus dan 1 % disebabkan oleh kanker lambung.
usia 45 tahun ke atas sering ditemukan kasus keganasan, sedangkan dispepsia fungsional diatas 20 tahun.
wanita > laki-laki Pada ulkus peptik perbandingan laki-laki dan wanita 2 : 1. Dari keseluruhan dyspepsia: 40% mempunyai penyebab organik 12-15% dyspepsia fungsional Gejala dyspepsia 40-70% keluhan gastrointestinal
Dispepsia organik Bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai penyebabnya. E/: esofagitis, ulkus peptikum, striktura esophagus jinak, keganasan saluran cerna bagian atas, iskemia usus kronik, dan penyakit pankreatobilier.
penyebabnya. Berdasarkan pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi, dan endoskopi setelah 3 bulan dengan gejala dispepsia
Etiologi dispepsia Esofago gastro duodenal Tukak peptik, gastritis kronis, gastritis NSAID, keganasan Antiinflamasi non steroid, teofilin, digitalis, antibiotik
Obat-obatan
Hepatobilier
Gangguan fungsional
Dispepsia fungsional Hipersensitivitas viseral Gangguan motilitas Perubahan sekresi asam Infeksi kuman Helicobacter pylori Stress Gangguan dan kelainan psikologis Predisposisi genetik
Tekanan tinggi intragaster refluks acid / non-acid Kontroversial pada dyspepsia fungsional Pola makan yang terganggu, intoleransi makanan : fatty, spicy, alkohol,coklat, merica, citrus fruits, ikan
Faktor Diet
Gangguan relaksasi fundus gaster saat akomodasi makanan Hyperalgesia stimuli mekanis, kimia, nutrisi
Korelasi dengan stress, korelasi dengan kelainan psikiatri dan tipe kepribadian
Hipersensitivitas lambung
Faktor psikososial
Ulcer like dyspepsia Bila nyeri ulu hati yang dominan dan disertai nyeri pada malam hari, seperti terbakar, nyeri di epigastrium terutama saat lapar/epigastric hunger pain yang reda dengan pemberian makanan, antasida dan obat antisekresi asam dikategorikan sebagai dispepsia fungsional tipe seperti ulkus
Dismotility like dyspepsiaBila kembung, mual, cepet kenyang merupakan keluhan yang paling sering dikemukakan, dikategorikan sebagai dispepsia fungsional tipe seperti dismotilitas
Darah lengkap,lipase dan amylase,fungsi hati . Foto seri sinar-X Barium Meal Test Endoskopi Test non-invasif untuk mendeteksi infeksi Helicobakter
Pylori dengan IgG serologik atau Urea Breath Test USG dan CT Scan jika ada kelainan pada empedu / pankreas Feses
Antasida
kalsium karbonat, alumunium hidroksida, magnesium hidroksida Penghambat asam (H2 blocker) (membantu mengurangi jumlah asam lambung yang diproduksi) ranitidin, cimetidin,dll PPI (Proton Pump Inhibitor) (menghentikan produksi asam lambung dan menghambat H.pylori ) omeprazole, lanzoprazole, dll Mucosal protecting agent bismuth, sukralfat Cytoprotective agents (melindungi jaringan mukosa lambung dan usus halus) sucraflate, misoprostol Antiansietas Diazepam dan Cholordiazepoxide Obat prokinetik (mencegah refluks dan memperbaiki bersihan asam lambung (acid clearance)) Metoklopropamid, Domperidone
(Antasid akan menetralisir sekresi asam lambung)
Urutan prioitas 1. PPI + Amoksisilin + Klaritromisin 2. PPI + Metronidazol + Klaritromisin 3. PPI + Metronidazol + Tetrasiklin
Urutan prioritas
Collodial bismuth subcitrate + PPI + Amoksisilin + Klaritromisin 2. Collodial bismuth subcitrate + PPI + Metronidazole + Klaritromisin 3. Collodial bismuth subcitrate + PPI + Metronidazole + Tetrasiklin Pengobatan dilakukan selama 1 minggu
1.
makanan yang pedas, asam, gorengan atau berlemak. Hindari alkohol. Jangan merokok. Lakukan olah raga secara teratur. Kendalikan stress. Ganti obat penghilang nyeri.
dan penanganan yang cepat. Prognosis pada kasus yang telah mengalami perforasi umumnya buruk.