Anda di halaman 1dari 6

1.

Menentukan tujuan kampanye di media sosial Setiap aktivitas harus memiliki tujuan yang jelas, agar mudah untuk diukur. Mengukur keberhasilan artinya membandingkan antara tujuan yang ditetapkan, dengan pencapaian setelah kegiatan itu dilaksanakan. Begitu pula ketika membuat aktivitas di media sosial, apapun platformnya, tujuannya harus ditetapkan dengan jelas. Misalnya, ketika akan membuat sesuatu di Twitter, apa yang ingin dihasilkan? Opini publik tentang isu yang diangkat, menyebarkan tautan yang mengarahkan ke situs, sekedar menyebarluaskan informasi baru, atau mengidentifikasi pengguna yang berpengaruh dalam isu yang diangkat. Semua tujuan menuntut strategi yang berbeda, dan pengukuran hasil yang berbeda pula. Saatnya mempertanyakan, apakah menjadi trending topics di Twitter bisa jadi tujuan kampanye? Setelah berhasil menjadi trending topics, apakah lalu brand atau lembaga penyelenggara kampanye mendapat manfaat yang signifikan? Bagaimana menentukan ukurannya? Tujuan yang jelas, membantu dalam menentukan cara mengukur keberhasilannya. 2. Menentukan aspek pengukuran Setelah tujuannya jelas, tentukan alat ukur yang jelas untuk menentukan bagaimana kita akan mengukurnya. Misalnya, jika yang menjadi tujuan adalah penyebaran informasi lewat Twitter, apakah kita akan mengukur jumlah tweet, retweet, atau termasuk komentar yang muncul? Kalau mengukur keterlibatan dalam sebuah percakapan di Twitter, apakah jumlah retweet juga akan dihitung? Berikut adalah tips menentukan aspek yang akan diukur berdasarkan tujuan yang ingin dicapai: Jika akan mengukur awareness, maka gunakan aspek seperti volume, jangkauan, keterpaan, dan pelipatgandaan. Sejauh mana pesan yang disampaikan itu tersebar? Jika akan mengukur keterlibatan, gunakan ukuran seperti jumlah retweet, komentar, jawaban, dan jumlah partisipan. Berapa orang/akun yang berpartisipasi, seberapa sering mereka berpartisipasi, dalam bentuk seperti apa partisipasinya? Jika tujuannya adalah mendatangkan kunjungan ke situs, lacaklah tautan tersebut berdasarkan jumlah klik, berapa yang benar-benar mencapai situs, dan seberapa luas penyebaran tautan tersebut. Apakah publik benar-benar mencapai halaman yang dituju, lalu apa yang mereka lakukan di sana? Jika tujuannya mendapatkan pendukung (brand advocate), maka lacaklah kontribusi dan pengaruh mereka di media sosial. Siapa saja yang berpartisipasi, dan dampak seperti apa yang mereka hasilkan?

Jika tujuannya adalah meningkatkan persona brand, maka lacaklah volume percakapan dibanding dengan brand pesaing. Berapa persen dari percakapan tentang industri atau seputar kategori produk yang Anda miliki, yang benar-benar mempercakapkan brand Anda?

3. Melakukan pengukuran Setelah menentukan apa yang akan diukur, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengukuran. Banyak situs yang menyediakan pengukuran gratis maupun berbayar yang bisa membantu memberi data-data yang Anda butuhkan. Jika Anda bingung, situs seperti Socdir.com mungkin bisa membantu menemukan layanan yang tepat sesuai kebutuhan. Yang perlu diperhatikan dari berbagai layanan tersebut, adalah kriteria penarikan data. Beberapa layanan ada yang membatasi data yang mereka ambil, tidak bisa berbasis data real time, atau periode pengambilan datanya. Berbagai layanan gratis, biasanya memiliki keterbatasan pengaturan apa yang ingin diukur, serta setelan lain yang mungkin dibutuhkan. 4. Pemantauan dan pelaporan Langkah berkutnya adalah memantau dan membuat laporan hasil pengukuran. Pengukuran pada periode tertentu bisa menjadi pembanding pencapaiannya. Misalnya, pengukuran dilakukan sebelum kampanye, saat kampanye berlangsung, dan setelah kampanye. Perbandingan ini memberi data yang kongkrit mengenai pencapaian tujuan kampanye Anda. Dua hal yang penting untuk dipantau adalah, bagaimana hasil pengukuran dibandingkan dengan apa yang diharapkan dalam tujuan. Kedua, bagaimana status saat ini dibandingkan dengan capaian pesaing? Kelebihan di media sosial adalah, mudahnya memantau pencapaian pesaing, sehingga dapat dengan mudah membandingkannya. Penentuan periode pemantauan dan pelaporan sangat tergantung dari kerangka waktu yang ditetapkan dalam kampanye. Ada yang memilih sebulan sekali, seminggu sekali, atau bahkan setiap hari. Pilihannya sangat tergantung kebutuhannya, jadi tidak ada rumus khusus yang membatasinya. Yang terpenting adalah memantau hasil pelaporan secara periodik, sehingga tidak terlambat dalam mengambil keputusan. 5. Penyesuaian dan pengulangan Dalam proses kampanye, hasil pemantauan bisa memberi insight yang membuat kita mengambi keputusan baru. Misalnya mengenai aspek tambahan yang ingin diukur. Ternyata, dalam proses, ada beberapa aspek yang perlu diukur untuk memperkaya inforamsi yang ingin digali dari proses kampanye tersebut. Jangan lupa menganalisa apa yang tidak berjalan dengan baik, dan menetapkan strategi atau cara untuk memperbaikinya.

Strategi yang sudah berhasil perlu dicatat dan diulang penggunaannya, tetapi perlu terus berinovasi agar tidak tampak mengulang-ulang strategi yang itu-itu saja. Kreativitas dalam melibatkan diri di media sosial, biasanya menjadi nilai plus bagi publik. Tetapi kreativitas jangan sampai melampaui batas yang justru dapat berbalik merugikan kepentingan Anda. Ketika berpartisipasi di media sosial, Anda harus paham betul bagaimana status pencapaian dari setiap aktivitas yang dilakukan. Berbagai platform yang bisa didayagunakan di media sosial, harus memberi manfaat yang jelas bagi pencapaian tujuan kampanye, dan tujuan yang ingin dicapai perusahaan/lembaga yang melakukannya.

8 strategi politik social media: 1. Bangun tim khusus yg dedicated, biasa disebut dengan Social Media Helpdesk. 2. Susun blueprint yg jelas dalam penggunaan berbagai fungsi dari tools social media agar tidak terjadi blunder. 3. Website pribadi dijadikan sebagai Head Office, semua informasi harus bersumber dari sana agar mudah pengelolaannya. 4. Facebook dapat dimanfaatkan untuk membangun komunitas yg kuat. Sering-seringlah berbagi konten dan diskusi dengan anggota grup FB. 5. Twitter harus dijadikan sebagai penghembus berita sehingga terjadi Buzz Marketing. Jangan lupa untuk konsisten me-link ke website pribadi di setiap tweet. 6. Jika perlu gunakan jasa para buzz-er yg punya kredibilitas & pengaruh tinggi sebagai jembatan dari penyampaian visi capres. 7. Tim secara berkala memantau perkembangan berita di forum, seperti Kaskus dan blog-blog berpengaruh lainnya. Hal ini bertujuan agar tim dapat sesegera mungkin meng-counter berita negatif yg cenderung cepat berhembus & menyebar luas di internet. 8. Satu tips penting : Jangan pernah berhenti untuk terus berdiskusi dengan para blogger, tweeps, facebook-ers, dsb. Karena saat itu akan terjadi perang visi & gagasan yg intens antar para capres di social media. Gagasan yg menarik dan akan memenangkan hati bukanlah gagasan yg sangat idealis & membumbung tinggi, namun gagasan yg membumi, konkrit & mampu dipahami oleh semua orang (dengan level pendidikan yg rendah sekalipun).

3 Penyebab Pemasaran Politik Gagal Di Media OnlineDan Cara Memperbaikinya Sangat mudah mengukur keberhasilan pemasaran politik anda di media online. Anda bisa menggunakan banyak alat gratis dan metrik. Misalnya google analytics. Alat ini bisa memberitahu anda jumlah pengunjung, lama berkunjung dan demografi pengunjung official website kandidat anda. Atau cara paling sederhana, anda cukup memantau jumlah pembaca yang meninggalkan komentar. Kalau anda menggunakan plugin social sharing toolkit (untuk pengguna wordpress), anda juga bisa mengetahui jumlah pembaca yang membagikan posting anda di social media. Jika tingkat keterlibatan pengunjung website kandidat anda cukup memprihatinkan, itu berarti anda dalam masalah besar. Kecil peluangnya kandidat anda meraih simpati pengguna web. Lalu bagaimana cara memperbaikinya ? Anda akan mengetahui caranya pada bagian akhir posting ini. Tapi sebelum itu, periksa apakah anda melakukan 3 kesalahan dalam marketing politik berikut ini : Kesalahan #1 : Menyamakan Media Cetak & Televisi dengan Media Online Ketika datang ke media online, tim kampanye berasumsi apa yang bekerja di media cetak dan televisi juga akan memberikan hasil yang sama. Tidak. Iklan mungkin bekerja dengan baik di televisi dan koran. Audiens media tradisional memiliki pilihan terbatas. Anda cukup memasang iklan di 10 televisi swasta nasional, dan kemungkinan besar penonton akan melihat iklan anda. Situasinya berbeda di media online. Hanya langit yang membatasi pilihan pengguna web. Data digitalbuzzblog.com yang dirilis Juni 2011 menyebutkan bahwa ada 70 domain baru yang diregister setiap 60 detik. Data SalingSilang.com juga menemukan ada sekira 5.270.658 blog di Indonesia per Desember 2011. Anda lihat, pengguna web berada diantara jutaan pilihan. Kesalahan #2 : Konten Terpusat Pada Kandidat Tidak masalah isi website semuanya tentang kandidat anda. Situs semacam itu biasanya punya penonton fanatik, yaitu kandidat bersangkutan dengan istrinya.

Saya melihat ada kesalahan persepsi banyak konsultan pemasaran politik dalam mengelola website. Mereka memperlakukannya sebagai milik pribadi. (atau mungkin mereka terinspirasi oleh Surya Paloh ?) Anda bisa melihat contoh kasus ini pada website resmi kandidat cagub dan cawagub DKI milik Foke, Nachrowi Ramli atau Faizal Biem. Hampir semua konten mereka berbicara tentang diri mereka sendiri. Tak heran bila keterlibatan pengunjung di website mereka cukup memprihatinkan. Tanpa pengunjung yang terlibat, bagaimana anda bisa mengatakan itu pemasaran ? Setelah semua, pengguna web hanya tertarik pada satu orang, yaitu dirinya sendiri. Jadi, berhenti berbicara tentang kandidat anda. Buatlah konten dimana kandidat anda berbicara tentang pemilih, bukan berbicara kepadapemilih. Kesalahan #3 : Kampanye Lansung Strategi penjualan lansung jarang berhasil di media online. Sulit menemukan pengguna web yang antusias membaca halaman penjualan produk Hal yang sama berlaku pada marketing politik. Jika situs kandidat anda hanya berisi jargon, bio data, agenda event, testimoni generik atau press release, anda menemui jalan buntu. Ada satu aturan di internet. Pengguna adalah raja. Titik. Strategi pemasaran politik di media online tidak punya pilihan selain mengikuti aturan ini. Anda bisa mulai dengan berhenti menggunakan website kandidat anda sebagai corong kampanye satu arah. Segala jenis konten marketing politik yang didistribusikan, pertama-tama mesti berorientasi pada keinginan dan kebutuhan pengguna web. Pastikan anda terlibat dengan mereka. Menanyakan apa masalah mereka, kemudian menyajikan konten yang bisa menyelesaikan masalah tersebut. Membuat Konten Untuk Pengguna Web Hukum pengguna web adalah raja berarti segala konten pemasaran politik yang dipublikasikan selalu berorientasi pengguna. Anda dapat melakukannya dengan mudah. Awali pembuatan konten anda dengan terlebih dahulu melacak jenis konten yang diinginkan oleh pengguna web. Anda cukup memantau lalu lintas pembicaraan di social media atau forum-forum online. Cermati issue mengenai pemilukada yang banyak dibicarakan orang.

Perhatikan segala keluhan terhadap pelayanan publik di daerah pemilihan kandidat anda. Dari sumber-sumber tersebut, anda dapat membuat konten yang berpotensi menarik perhatian pengguna web. Ada lagi satu cara yang lebih terukur. Yaitu menggunakan alat pelacakan (gratis) sepertigoogle insights. Anggaplah anda tim sukses salah satu kandidat cagub DKI Jakarta. Misalnya anda ingin mencari trend topik di yang paling banyak dicari warga Jakarta pada ketegori social safety.

Hasilnya akan terlihat seperti ini

Selanjutnya kita akan menguji prospek kata kunci tersebut dengan menggunakan alat (gratis) AdWords Keyword Tools. Data ini memberitahu anda volume orang yang mencari topik tersebut di mesin pencari. Misalnya kata kunci : Jamsostek Hasilnya akan terlihat seperti ini :

Kata kunci merupakan representasi dari kebutuhan pengguna web akan informasi. Pada banyak kasus, kata kunci mengindikasikan masalah yang dihadapi pencari. Mampukah kandidat anda memberikan solusi bagi 2.900 warga Jakarta yang memiliki masalah dengan Jamsostek ? Tunjukkan solusinya dalam posting blog di website kandidat anda. Ulangi cara ini pada kategori berbeda seperti ekonomi, pendidikan, dsb. Anda akan takjub melihat begitu banyak sebenarnya ide untuk membuat posting blog. Melakukan penelitian kata kunci berpeluang mendatangkan banyak lalu lintas dari mesin pencari. Pembaca akan berterima kasih atas setiap konten anda yang bisa menyelesaikan masalahnya. Dan mereka akan mengingat itu saat di bilik suara.

Anda mungkin juga menyukai