Anda di halaman 1dari 17

Pertama, adalah wilayah dengan Daftar Pemilih Terdaftar (DPT) yang paling banyak.

Kedua, wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk paling tinggi, yakni jumlah rata-rata per Kepala Keluarga (KK) empat orang ke atas. Ketiga, wilayah dengan konsentrasi Golput terbanyak pada Pilgub 2007. Keempat, wilayah dengan konsentrasi penduduk miskin di Jakarta. Kelima, wilayah dengan konsentrasi kelas menengah terpadat di Jakarta. Keenam, wilayah dengan konsentrasi orang Jawa terbanyak di Jakarta. Ketujuh, wilayah dengan penduduk paling majemuk di Jakarta.

1. Menentukan tujuan kampanye di media sosial Setiap aktivitas harus memiliki tujuan yang jelas, agar mudah untuk diukur. Mengukur keberhasilan artinya membandingkan antara tujuan yang ditetapkan, dengan pencapaian setelah kegiatan itu dilaksanakan. Begitu pula ketika membuat aktivitas di media sosial, apapun platformnya, tujuannya harus ditetapkan dengan jelas. Misalnya, ketika akan membuat sesuatu di Twitter, apa yang ingin dihasilkan? Opini publik tentang isu yang diangkat, menyebarkan tautan yang mengarahkan ke situs, sekedar menyebarluaskan informasi baru, atau mengidentifikasi pengguna yang berpengaruh dalam isu yang diangkat. Semua tujuan menuntut strategi yang berbeda, dan pengukuran hasil yang berbeda pula. Saatnya mempertanyakan, apakah menjadi trending topics di Twitter bisa jadi tujuan kampanye? Setelah berhasil menjadi trending topics, apakah lalu brand atau lembaga penyelenggara kampanye mendapat manfaat yang signifikan? Bagaimana menentukan ukurannya? Tujuan yang jelas, membantu dalam menentukan cara mengukur keberhasilannya. 2. Menentukan aspek pengukuran Setelah tujuannya jelas, tentukan alat ukur yang jelas untuk menentukan bagaimana kita akan mengukurnya. Misalnya, jika yang menjadi tujuan adalah penyebaran informasi lewat Twitter, apakah kita akan mengukur jumlah tweet, retweet, atau termasuk komentar yang muncul? Kalau mengukur keterlibatan dalam sebuah percakapan di Twitter, apakah jumlah retweet juga akan dihitung? Berikut adalah tips menentukan aspek yang akan diukur berdasarkan tujuan yang ingin dicapai: Jika akan mengukur awareness, maka gunakan aspek seperti volume, jangkauan, keterpaan, dan pelipatgandaan. Sejauh mana pesan yang disampaikan itu tersebar? Jika akan mengukur keterlibatan, gunakan ukuran seperti jumlah retweet, komentar, jawaban, dan jumlah partisipan. Berapa orang/akun yang berpartisipasi, seberapa sering mereka berpartisipasi, dalam bentuk seperti apa partisipasinya? Jika tujuannya adalah mendatangkan kunjungan ke situs, lacaklah tautan tersebut berdasarkan jumlah klik, berapa yang benar-benar mencapai situs, dan seberapa luas penyebaran tautan tersebut. Apakah publik benar-benar mencapai halaman yang dituju, lalu apa yang mereka lakukan di sana? Jika tujuannya mendapatkan pendukung (brand advocate), maka lacaklah kontribusi dan pengaruh mereka di media sosial. Siapa saja yang berpartisipasi, dan dampak seperti apa yang mereka hasilkan? Jika tujuannya adalah meningkatkan persona brand, maka lacaklah volume percakapan dibanding dengan brand pesaing. Berapa persen dari percakapan tentang industri atau seputar kategori produk yang Anda miliki, yang benar-benar mempercakapkan brand Anda?

3. Melakukan pengukuran Setelah menentukan apa yang akan diukur, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengukuran. Banyak situs yang menyediakan pengukuran gratis maupun berbayar yang bisa membantu memberi data-data yang Anda butuhkan. Jika Anda bingung, situs seperti Socdir.com mungkin bisa membantu menemukan layanan yang tepat sesuai kebutuhan. Yang perlu diperhatikan dari berbagai layanan tersebut, adalah kriteria penarikan data. Beberapa layanan ada yang membatasi data yang mereka ambil, tidak bisa berbasis data real time, atau periode pengambilan datanya. Berbagai layanan gratis, biasanya memiliki keterbatasan pengaturan apa yang ingin diukur, serta setelan lain yang mungkin dibutuhkan. 4. Pemantauan dan pelaporan Langkah berkutnya adalah memantau dan membuat laporan hasil pengukuran. Pengukuran pada periode tertentu bisa menjadi pembanding pencapaiannya. Misalnya, pengukuran dilakukan sebelum kampanye, saat kampanye berlangsung, dan setelah kampanye. Perbandingan ini memberi data yang kongkrit mengenai pencapaian tujuan kampanye Anda. Dua hal yang penting untuk dipantau adalah, bagaimana hasil pengukuran dibandingkan dengan apa yang diharapkan dalam tujuan. Kedua, bagaimana status saat ini dibandingkan dengan capaian pesaing? Kelebihan di media sosial adalah, mudahnya memantau pencapaian pesaing, sehingga dapat dengan mudah membandingkannya. Penentuan periode pemantauan dan pelaporan sangat tergantung dari kerangka waktu yang ditetapkan dalam kampanye. Ada yang memilih sebulan sekali, seminggu sekali, atau bahkan setiap hari. Pilihannya sangat tergantung kebutuhannya, jadi tidak ada rumus khusus yang membatasinya. Yang terpenting adalah memantau hasil pelaporan secara periodik, sehingga tidak terlambat dalam mengambil keputusan. 5. Penyesuaian dan pengulangan Dalam proses kampanye, hasil pemantauan bisa memberi insight yang membuat kita mengambi keputusan baru. Misalnya mengenai aspek tambahan yang ingin diukur. Ternyata, dalam proses, ada beberapa aspek yang perlu diukur untuk memperkaya inforamsi yang ingin digali dari proses kampanye tersebut. Jangan lupa menganalisa apa yang tidak berjalan dengan baik, dan menetapkan strategi atau cara untuk memperbaikinya. Strategi yang sudah berhasil perlu dicatat dan diulang penggunaannya, tetapi perlu terus berinovasi agar tidak tampak mengulang-ulang strategi yang itu-itu saja. Kreativitas dalam melibatkan diri di media sosial, biasanya menjadi nilai plus bagi publik. Tetapi kreativitas jangan sampai melampaui batas yang justru dapat berbalik merugikan kepentingan Anda. Ketika berpartisipasi di media sosial, Anda harus paham betul bagaimana status pencapaian dari setiap aktivitas yang dilakukan. Berbagai platform yang bisa didayagunakan di media sosial, harus memberi manfaat yang jelas bagi pencapaian tujuan kampanye, dan tujuan yang ingin dicapai perusahaan/lembaga yang melakukannya.

May 20, 2012 // by admin // Digital Marketing, Online Branding, Studi Kasus // No Comments

Tidak terasa 2 tahun lagi tahun 2014 yg berarti waktunya pesta demokrasi terbesar di negeri ini : Pemilu RI 1 & 2. Gaungnya bahkan sudah kita rasakan akhir-akhir ini seperti digadang-gadangnya Sri Mulyani sebagai capres melalui partai SRI, masuknya sang bos MNC Hary Tanoe untuk memperkuat kiprah Nasdem, isu Ani Yudhoyono sebagai pengganti SBY, dsb. Yg menarik disimak saat pesta demokrasi itu tiba adalah bagaimana strategi marketing politik yg akan dilancarkan oleh setiap calon. Ada yg menerapkan teknik konvensional seperti mengadakan orasi di suatu tempat beserta hiburannya yg tidak akan jauh-jauh dari goyangan erotis penyanyi dangdut. Namun ada pula yg menerapkan terobosan baru melalui pendekatan gerilya dan bawah tanah, yaitu Web 2.0 Campaign. Contoh strategi social media paling anyar adalah di tahun 2008 saat Obama memenangkan pemilu dengan sangat fenomenal, seorang kulit hitam yg dapat menjadi presiden di negara adidaya yg dulunya terkenal dengan rasisme hitam. Saat itu Obama menjadikan teknologi Web 2.0 sebagai senjata utamanya seperti : 1. Membangun website pribadi barackobama.com dan secara konsisten menyalurkan berbagai gagasannya di sana 2. 45.000 follower di Twitter 3. Memiliki lebih dari 1.5 juta teman di MySpace & Facebook 4. Mengupload video berbagai orasinya di YouTube beserta kumpulan foto kegiatan di Flickr 5. Intens menyapa voter potensial melalui Blackberry Messenger See?! Era baru social media diyakini akan membawa perubahan signifikan dalam gaya berpolitik di Indonesia. Media komunikasi (internet) yg semakin horisontal membuat semua orang, khususnya kelas

akar rumput dapat memiliki kesempatan yg sama dalam menyuarakan opini dan aspirasinya atas capres

tertentu. Saya akan coba rangkumkan beberapa strategi Politik 2.0 yg saya kutip dari timeline di twitter saya sendiri@lewatmulut di hashtag #digitalbranding: 1. Bangun tim khusus yg dedicated, biasa disebut dengan Social Media Helpdesk. 2. Susun blueprint yg jelas dalam penggunaan berbagai fungsi dari tools social media agar tidak terjadi blunder. 3. Website pribadi dijadikan sebagai Head Office, semua informasi harus bersumber dari sana agar mudah pengelolaannya. 4. Facebook dapat dimanfaatkan untuk membangun komunitas yg kuat. Sering-seringlah berbagi konten dan diskusi dengan anggota grup FB. 5. Twitter harus dijadikan sebagai penghembus berita sehingga terjadi Buzz Marketing. Jangan lupa untuk konsisten me-link ke website pribadi di setiap tweet. 6. Jika perlu gunakan jasa para buzz-er yg punya kredibilitas & pengaruh tinggi sebagai jembatan dari penyampaian visi capres. 7. Tim secara berkala memantau perkembangan berita di forum, seperti Kaskus dan blog-blog berpengaruh lainnya. Hal ini bertujuan agar tim dapat sesegera mungkin meng-counter berita negatif yg cenderung cepat berhembus & menyebar luas di internet. 8. Satu tips penting : Jangan pernah berhenti untuk terus berdiskusi dengan para blogger, tweeps, facebook-ers, dsb. Karena saat itu akan terjadi perang visi & gagasan yg intens antar para capres di social media. Gagasan yg menarik dan akan memenangkan hati bukanlah gagasan yg sangat idealis & membumbung tinggi, namun gagasan yg membumi, konkrit & mampu dipahami oleh semua orang (dengan level pendidikan yg rendah sekalipun). Menarik utk melihat sepak terjang capres & tim marketingnya pada pemilu 2014 nanti. Last word from me : Enjoy the New Style of Indonesia Politics 2.0!

3 Penyebab Pemasaran Politik Gagal Di Media OnlineDan Cara Memperbaikinya

Sangat mudah mengukur keberhasilan pemasaran politik anda di media online. Anda bisa menggunakan banyak alat gratis dan metrik. Misalnya google analytics. Alat ini bisa memberitahu anda jumlah pengunjung, lama berkunjung dan demografi pengunjung official website kandidat anda. Atau cara paling sederhana, anda cukup memantau jumlah pembaca yang meninggalkan komentar. Kalau anda menggunakan plugin social sharing toolkit (untuk pengguna wordpress), anda juga bisa mengetahui jumlah pembaca yang membagikan posting anda di social media. Jika tingkat keterlibatan pengunjung website kandidat anda cukup memprihatinkan, itu berarti anda dalam masalah besar. Kecil peluangnya kandidat anda meraih simpati pengguna web. Lalu bagaimana cara memperbaikinya ? Anda akan mengetahui caranya pada bagian akhir posting ini. Tapi sebelum itu, periksa apakah anda melakukan 3 kesalahan dalam marketing politik berikut ini :

Kesalahan #1 : Menyamakan Media Cetak & Televisi dengan Media Online


Ketika datang ke media online, tim kampanye berasumsi apa yang bekerja di media cetak dan televisi juga akan memberikan hasil yang sama. Tidak. Iklan mungkin bekerja dengan baik di televisi dan koran. Audiens media tradisional memiliki pilihan terbatas.

Anda cukup memasang iklan di 10 televisi swasta nasional, dan kemungkinan besar penonton akan melihat iklan anda. Situasinya berbeda di media online. Hanya langit yang membatasi pilihan pengguna web. Data digitalbuzzblog.com yang dirilis Juni 2011 menyebutkan bahwa ada 70 domain baru yang diregister setiap 60 detik. Data SalingSilang.com juga menemukan ada sekira 5.270.658 blog di Indonesia per Desember 2011. Anda lihat, pengguna web berada diantara jutaan pilihan.

Kesalahan #2 : Konten Terpusat Pada Kandidat


Tidak masalah isi website semuanya tentang kandidat anda. Situs semacam itu biasanya punya penonton fanatik, yaitu kandidat bersangkutan dengan istrinya. Saya melihat ada kesalahan persepsi banyak konsultan pemasaran politik dalam mengelola website. Mereka memperlakukannya sebagai milik pribadi. (atau mungkin mereka terinspirasi oleh Surya Paloh ?) Anda bisa melihat contoh kasus ini pada website resmi kandidat cagub dan cawagub DKI milik Foke, Nachrowi Ramli atau Faizal Biem. Hampir semua konten mereka berbicara tentang diri mereka sendiri. Tak heran bila keterlibatan pengunjung di website mereka cukup memprihatinkan. Tanpa pengunjung yang terlibat, bagaimana anda bisa mengatakan itu pemasaran ? Setelah semua, pengguna web hanya tertarik pada satu orang, yaitu dirinya sendiri. Jadi, berhenti berbicara tentang kandidat anda. Buatlah konten dimana kandidat anda berbicara tentang pemilih, bukan berbicara kepadapemilih.

Kesalahan #3 : Kampanye Lansung


Strategi penjualan lansung jarang berhasil di media online. Sulit menemukan pengguna web yang antusias membaca halaman penjualan produk Hal yang sama berlaku pada marketing politik. Jika situs kandidat anda hanya berisi jargon, bio data, agenda event, testimoni generik atau press release, anda menemui jalan buntu. Ada satu aturan di internet. Pengguna adalah raja. Titik. Strategi pemasaran politik di media online tidak punya pilihan selain mengikuti aturan ini. Anda bisa mulai dengan berhenti menggunakan website kandidat anda sebagai corong kampanye satu arah. Segala jenis konten marketing politik yang didistribusikan, pertama-tama mesti berorientasi pada keinginan dan kebutuhan pengguna web.

Pastikan anda terlibat dengan mereka. Menanyakan apa masalah mereka, kemudian menyajikan konten yang bisa menyelesaikan masalah tersebut.

Membuat Konten Untuk Pengguna Web


Hukum pengguna web adalah raja berarti segala konten pemasaran politik yang dipublikasikan selalu berorientasi pengguna. Anda dapat melakukannya dengan mudah. Awali pembuatan konten anda dengan terlebih dahulu melacak jenis konten yang diinginkan oleh pengguna web. Anda cukup memantau lalu lintas pembicaraan di social media atau forum-forum online. Cermati issue mengenai pemilukada yang banyak dibicarakan orang. Perhatikan segala keluhan terhadap pelayanan publik di daerah pemilihan kandidat anda. Dari sumber-sumber tersebut, anda dapat membuat konten yang berpotensi menarik perhatian pengguna web. Ada lagi satu cara yang lebih terukur. Yaitu menggunakan alat pelacakan (gratis) sepertigoogle insights. Anggaplah anda tim sukses salah satu kandidat cagub DKI Jakarta. Misalnya anda ingin mencari trend topik di yang paling banyak dicari warga Jakarta pada ketegori social safety.

Hasilnya akan terlihat seperti ini

Selanjutnya kita akan menguji prospek kata kunci tersebut dengan menggunakan alat (gratis) AdWords Keyword Tools. Data ini memberitahu anda volume orang yang mencari topik tersebut di mesin pencari. Misalnya kata kunci : Jamsostek Hasilnya akan terlihat seperti ini :

Kata kunci merupakan representasi dari kebutuhan pengguna web akan informasi. Pada banyak kasus, kata kunci mengindikasikan masalah yang dihadapi pencari. Mampukah kandidat anda memberikan solusi bagi 2.900 warga Jakarta yang memiliki masalah dengan Jamsostek ? Tunjukkan solusinya dalam posting blog di website kandidat anda. Ulangi cara ini pada kategori berbeda seperti ekonomi, pendidikan, dsb. Anda akan takjub melihat begitu banyak sebenarnya ide untuk membuat posting blog. Melakukan penelitian kata kunci berpeluang mendatangkan banyak lalu lintas dari mesin pencari.

Pembaca akan berterima kasih atas setiap konten anda yang bisa menyelesaikan masalahnya. Dan mereka akan mengingat itu saat di bilik suara. Photo credits : Mad Men by Dave Lawrence (creative commons)

Sindo (Q): Apa kelebihan dan kelemahan memanfaatkan strategi kampanye melalui jejaring sosial ini? Ridho Irawan (A): Kelebihan dalam berkampanye di social media antara lain :

Biaya relatif lebih murah dibandingkan biaya berkampanye di TV ataupun media cetak. Media yang paling cepat dalam penyampaian pesan dikarenakan adanya potensi untuk terciptanya "getok tular" (viral marketing). Media interaktif, bukan sekedar komunikasi satu arah, sehingga memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mengaspirasikan suaranya kepada wakil rakyat. Efektifitas kampanye melalui social media cukup baik terutama bagi kalangan masyarakat terpelajar yang berlokasi di kota-kota besar dengan penetrasi internet yang cukup baik. Tersedia tools untuk mengukur tingkat efektifitas dari kampanye kita, seperti: Berapa jumlah pendukung kita, siapa saja profil mereka, berapa kali video kampanye kita telah ditonton, bagaimana respon mereka terhadap kampanye yang kita luncurkan, dsb.

Kelemahan dalam berkampanye di social media,

Pesan yang cepat menyebar belum tentu menguntungkan kandidat, namun juga dapat menjadi boomerang ketika yang menyebar adalah citra yang negatif. Citra yang negatif, selamanya akan tersedia di internet, sehingga akan selalu dapat di akses oleh masyarakat hingga kapanpun. Social media tidak dapat menjangkau masyarakat dengan tingkat pendapatan dan pendidikan yang menengah ke bawah, ataupun masyarakat di kota-kota kecil. Perlu di ingat bahwa masyarakat ini lah yang paling banyak jumlahnya di Indonesia. Biasanya, kandidat yang telah memulai paling awal mengumpulkan fans & followers, pada akhirnya merupakan kandidat dengan jumlah fans & followers paling banyak. Siapa yang memulai terlebih dahulu, cenderung memenangkan jumlah audience terbesar. Perlu usaha ekstra dan biaya yang lebih besar bagi kandidat yang tertinggal untuk menyalipnya.

Sindo (Q): Apakah media sosial ini juga bisa menjadi kontrol bagi agenda-agenda seorang kandidat jika nantinya benar terpilih dalam panggung pemilihan daerah atau presiden? Ridho Irawan (A): Salah satu keunggulan social media adalah bentuk komunikasi 2 arah (interaktif). Alangkah sangat baik apabila seorang pemimpin berperan aktif dalam mengelola akun social media nya secara pribadi, bukan dikelola oleh orang lain. Dengan begitu ia dapat mendengar suara rakyat hingga menerima kritikan. Memiliki akun social media merupakan langkah awal yang baik bagi seorang pemimpin, untuk memberikan ruang bagi publik untuk menyapanya, berkomunikasi dengannya dan menjadi tempat berkeluh-kesah. Nantinya, seorang pemimpin yang tidak memiliki akun social media, akan menimbulkan kesan arogan, tidak mendengarkan suara rakyat, pemimpin yang tertutup bahkan cenderung diktator. Sindo (Q): Bagaimana studi kasus yang terjadi pada kemenangan Jokowi dalam Pilgub DKI Jakarta 2012, yang memanfaatkan media sosial? Ridho Irawan (A): Jauh sebelum perhitungan suara KPU dirilis, bahkan sebelum dilakukan quick count, kemenangan Jokowi atas Foke sudah dapat diramalkan. Kemenangan Jokowi tercermin pada jumlah tweet dukungan dari pengguna Twitter di Indonesia. SalingSilang merangkumnya dalam bentuk infografis yang dirilis beberapa hari sebelum pemilihan cagub putaran pertama. http://www.slideshare.net/eXoDigital/social-media-nation-social-medias-role-in-politics (slide ke-3)

Bahkan yang menarik, urutan ranking hasil perhitungan suara putaran pertama, hampir sama dengan urutan ranking jumlah tweet dukungan pengguna Twitter kepada masing-masing kandidat. Hanya saja Faisal Basri yang berada di posisi #3 di Twitter, pada perhitungan KPU ia menempati posisi #4, dikarenakan jumlah followers Faisal Basri memang sudah cukup banyak sebelum para kandidat melakukan kampanye. Karena itu pada kasus-kasus tertentu, memang betul bahwa "Suara rakyat di mulai dari Twitter".

Tidak hanya Twitter, sebagian besar dari kita pasti menyaksikan betapa banyak cara-cara kreatif dalam mendukung Jokowi dan menjatuhkan citra kandidat incumbent. Unik sekali cara-cara mereka, ada sebuah foto yang menyamakan wajah Jokowi dengan Obama dan menyamakan wajah berkumis Foke dengan Hitler. Selain itu juga lahirnya gerakan kompak baju kotak-kotak, hingga sekelompok anak muda yang menciptakan lagu dukungan untuk Jokowi dan mengunggah videonya di Youtube. Video itu kini telah ditonton lebih dari satu juta kali, bahkan sempat sering diputar di stasiun TV nasional.

Cara Memanfaatkan Bukti Sosial Untuk Kampanye Politik Online

Mengapa publik tidak percaya kampanye politik ? | foto : sweet one

Bagaimana jika saya tunjukkan sebuah strategi kampanye politik yang terbukti bisa meraih simpati publik ? Dan lebih baik lagi Anda bisa melakukannya dengan mudahdan tanpa biaya seperti jika Anda menyewa selebriti (vote getter). Caranya, Anda harus menunjukkan Bukti Sosial di website kandidat Anda.

Mengapa Bukti Sosial Bisa Membantu Anda Memenangkan Pilkada ?


Sederhana. Bukti sosial adalah pengakuan pihak ketiga atas kelebihan kandidat Anda. Dan pada akhirnya, bukti tersebut akan menarik dukungan lebih banyak lagi kepada kandidat anda. Bukti sosial merupakan 1 dari 6 cara persuasif untuk mempengaruhi orang. Demikian menurut penelitian Professor Robert B. Cialdini, penulis buku best seller Influence: The Psychology of Persuasion. Menurut Cialdini;

Orang-orang akan melakukan hal-hal yang mereka lihat dilakukan oleh orang lain > Click to tweet
Sebagai contoh, Cialdini merujuk sebuah percobaan;

Saat seeorang atau lebih melihat ke langit, orang yang mengamatinya kemudian juga melihat ke langit untuk melihat apa yang mereka lihat -Pada satu titik percobaan ini kemudian dibatalkan, karena begitu banyak orang yang melihat ke atas sehingga memacetkan jalan. Oh yah, apakah Anda merasa akrab dengan contoh diatas ? Coba ingat, kapan terakhir kali anda melihat sebuah fitur baru facebook ramai dicoba orang ? Apakah Anda segera mencari tahu dan turut menggunakannya ? Anda lihat, bukti sosial terbukti bisa mempengaruhi pilihan orang. Itu sebabnya bukti sosial bisa menjadi salah satu cara memenangkan pilkada. Pertanyaannya, bagaimana cara menemukan & menggunakan bukti sosial pada website kandidat Anda ? Mari saya tunjukkan.

3 Contoh Bukti Sosial & Penggunaannya Dalam Kampanye Politik


1. Pengaruh di Social Media
Tentu saja, pengikut atau penggemar tidak otomatis menjadi pemilih kandidat Anda. Namun menunjukkan jumlah penggemar atau pengikut yang signifikan bisa mempengaruhi perilaku pemilih -Manusia setelah semua, adalah mahluk yang mengikuti kawanan. Jadi semakin banyak orang menyukai kandidat anda, semakin orang terpengaruh untuk ikut menyukai kandidat anda.Dan orang memberikan suara, pertama-tama, karena mereka menyukai figurnya. Karena itu wajib hukumnya menampilkan widget social connect di website kandidat Anda. Bagi pengguna worpdpress, caranya mudah saja. Anda cukup menginstal salah satu plugin seperti Social connect widget (gratis) dan memasangnya pada sidebar. Tidak perlu menampilkan semua pilihan. Anda tidak perlu hadir disemua platform sosial media. Anda bisa memilih berdasarkan survey sosmed terpopuler di wilayah pemilihan anda (mungkin FB, Twitter dan Google+). Tapi ingat satu hal. Hanya menampilkan angka jika jumlahnya signifikan :

contoh bukti sosial yang baik | Quicksprout Neil Pattel

Hindari melakukan seperti yang ditunjukkan di website salah satu kandidat gubernur Sulawesi Selatan dibawah ini :

screenshot diambil 14 Agustus 2012 dari situs Rudiyanto Asapa Nawir

Angka yang sedikit berdampak negatif pada animo orang mengikuti kandidat Anda. Jadi sebaiknya tunggu sampai jumlah penggemar anda cukup meyakinkan.

2. Kurasi Konten
Publik mempercayai informasi dari sumber-sumber otoritas. Sumber tersebut bisa berupa tulisan influencer (pakar atau tokoh) di sebuah website atau blog otoritas di bidangnya. Sekarang bayangkan bila. Seorang ahli terkemuka menulis ulasan positif terkait visi dan program yang ditawarkan kandidat Anda (Hei, itu kan bukti sosial !?) Tapi bagaimana cara memanfaatkaannya untuk kepentingan kandidat Anda ? Situasinya rumit karena sebagian figur otoritas mungkin keberatan bila anda mengutip pendapatnya sebagai testimoni. Namun ada jalan keluar. Anda bisa mengemasnya dalam bentuk kurasi konten; Konten berisi kumpulan konten terbaik pilihan Anda yang masing-masing terhubung oleh satu tema tertentu.

Berikut langkah praktis melakukan kurasi konten :


Pantau konten di internet menggunakan Google Alert. Alat gratis ini akan memberi tahu Anda setiap kali ada yang menyebutkan nama kandidat anda di web. Kumpulkan dan pilih 7 atau 10 artikel terbaik dalam 1 kurun waktu tertentu (minggu atau bulan). Pastikan anda hanya memilih artikel berkualitas (unik, menarik dan mendalam). Jangan takut jika isi konten tidak sepenuhnya positif menilai kandidat anda. Misalnya jika posting anda mendaftar 10 artikel, gunakan proporsi 8 artikel positif dan 2 artikel negatif. Konten yang berlebihan memuji kandidat Anda bisa dicurigai sebagai rekayasa atau review bayaran -Bahkan jika anda tidak melakukannya. Itu sebabnya setiap konten harus disertai link balik ke sumber aslinya. Biarkan pembaca menelusuri sendiri kredibiltas sumbernya. Pembaca menyukai kurasi konten, sumber anda senang karena mendapat traffic, dan anda mendapat testimoni

3. Testimonial
Apa tanggapan anda mengenai selebriti yang memberikan testimoni sebuah produk ? Boleh jadi mereka benar. Tapi anda tahu mereka dibayar untuk melakukannya ? Jadi Anda sebaiknya melupakan testimoni generik. Publik tidak percaya segala hal yang berbau iklan- bahkan jika itu bukan iklan. Penelitian malah menunjukkan orang-orang lebih percaya dengan rujukan yang berasal dari sesamanya. Sekarang bagaimana cara Anda mendapatkan testimoni dari orang kebanyakan, namun punya tingkat kredibilitas tinggi ? Saya akan tunjukkan caranya :

1. Komentar Pembaca
Telusuri kolom komentar setiap posting di situs kandidat Anda. Pilih komentar positif tapi berbobot, relevan dan alami. Hindari komentar anonim dan generik seperti saya mendukung Anda Mr. X, maju terus dan sejenisnya. Pastikan hanya memilih pembaca yang melengkapi data nama asli, email dan website aktifserta menampilkan foto gravatar. Setelah itu Anda bisa menampilkannya dalam 2 cara : Anda menyalin ulang kutipan komentar tersebut (blogquote) disertai link ke blog yang bersangkutan. Dengan begitu, pembaca bisa mengecek sumbernya.. seperti salah satu komentar pembaca writepreneurs dibawah

Postingan juara ! Cant agree more


Atau

Mbak Isnuansa

Anda bisa menampilkannya dalam bentuk screenshot menggunakan alat gratis sepertiAwesome screenshot atau Jing (seperti yang saya gunakan dalam posting ini)

versi screenshot komentar pembaca writepreneurs.com

2. Tweet
Pertama, Anda bisa mendapatkannya dengan memeriksa mention dari para pengikut kandidat Anda. Kedua, Anda mencarinya lewat pemantaun kata kunci tentang kandidat Anda menggunakantwitter search -Pergunakan kata kunci nama kandidat Anda Cara memilih tweet untuk dijadikan testimoni sama dengan cara anda memilih komentar pembaca. Bedanya, dalam menampilkan tweet Anda tidak perlu mengambil screenshot. Versi terbaru wordpress 3.4.1 memudahkan penggunanya menampilkan tweet aktif ke dalam tubuh konten (panduannya bisa Anda baca disini). Dengan begitu, pembaca bisa retweet lansung dari situs Anda. Contohnya seperti ini :

Bondan Winarno@PakBondan Kian lucu Bang Foke ini. :-) @thejakartaglobe: 1. Foke Tells Jakarta Fire Victims to Move to Solo if They Support Jokowi 9 Aug 12

Reply Retweet Favorite

Mudah, bukan ? Sekarang Anda bisa menampilkan 2 bentuk testimoni diatas pada halaman web atau posting di blog kandidat Anda. Misal anda memberinya judul Pendapat Masyarakat tentang (tulis nama kandidat Anda)., Atau sebuah posting regular berjudul Tanggapan Publik Minggu Ini terhadap (nama kandidat Anda).

Tindakan Anda Selanjutnya

Mungkin anda punya pengalaman berbeda cara memanfaatkan bukti sosial dalampemasaran politik ? Atau Anda punya tanggapan atas topik ini ? Mari kita diskusikan pada kolom komentar dibawah. Danjika ini bermanfaat, harap meneruskan posting ini kepada teman anda di Twitter, LinkedIn dan Google+

Anda mungkin juga menyukai