Anda di halaman 1dari 18

Abdur rahman Ariyansyah 32601200544

1. apa yang dimaksud dengan konsep diri dan jelaskan?


menurut Burns (1993) konsep diri adalah suatu gambaran

campuran dari apa yang kita pikirkan orang-orang lain berpendapat, mengenai diri kita, dan seperti apa diri kita yang kita inginkan.

Tugas perkembangan konsep diri : 0 3 bulan

1. 2. 3.

Dapat mengenal ASI Dapat memasukkan tangan ke mulut Meminum ASI secara eksklusif lebih kurang 6 bulan 3 6 bulan 1. Mulai mengenal makanan pendamping ASI dengan satu rasa 2. Menarik makanan dari sendok dengan lidah 3. Pada saat kenyang akan menutup mulut jika disodori makanan 4. Dapat pemberian makanan seimbang yang lunak (MP-ASI) dengan jadwal yang teratur

6 9 bulan

1. 2. 3. 4.

Belajar mengunyah makanan lunak (nasi tim) Dapat makan biskuit sendiri Dapat mengunyah dan menelan makanan lunak Dapat minum dari botol minuman bertelinga dengan bantuan orang dewasa 9 12 bulan 1. Mengunyah dan menelan makanan padat 2. Minum dari botol yang ada pegangannya Mulai untuk mempercayai. Membedakan diri dari lingkungan Mulai untuk mempercayai. Membedakan diri dari lingkungan

1 3 tahun

Mempunyai kontrol terhadap beberapa bahasa Mulai menjadi otonom dalam pikiran dan tindakan Menyukai tubuhnya Menyukai dirinya Dapat mengambil gelas dari meja 6. Dapat minum dari gelas yang dipegangnya sendiri 7. Dapat menggunakan sendok untuk menyendok makanan 8. Dapat menggunakan sedotan 9. Dapat menggunakan garpu untuk makan 10. Dapat makana dengan sendok tanpa tumpah 11. Dapat melepas berbagai jenis pakaian dengan bantuan 12. Dapat melepas celana atau rok dengan cara menarik ke bawah

3 6 tahun

Mengambil inisiatif Mengidentifikasi gender Meningkatkan kewaspadaan diri Keterampilan berbahsa meningkat Dapat menggunakan serbet 6. Dapat menggunakan rok 7. Dapat mengenakan pakaian yang ditarik ke atas 8. Dapat mengenakan celana atu rok yang menggunakan karetpinggang 9. Dapat memegang garpu dengan jari-jari 10. Dapat menggunakan pisau untuk mengoles 11. Dapat membuka retsleting 12. Dapat mengikat taki sepatu 13. Dapat mandi sendiri tanpa pengawasan 14. Dapat menggunakan pisau untuk memotong 15. Dapat menutup mulut dan hidung kalu bersin atau batuk 16. Dapat berpakaian sendiri dengan lengkap

6 12 tahun

Dapat mengatur diri sendiri Berinteraksi dengan teman sebaya Harga diri meningkat dengan penguasaaan keterampilan baru Menyadari kekuatan dan keterbatasan 12 20 tahun Menerima perubahan tubuh Menggali tujuan untuk masa depan Merasakan positif tentang diri Berinteraksi dengan orang yang mereka anggap menarik secara seksual

2. Apa yang dimaksud dengan stress dan sebutkan ciri-cirinya?


(Dr. Hans Selye) stres secara definisi adalah kondisi

atau keadaan tubuh yang terganggu karena tekanan psikologis. Ada 2 (dua) jenis stres. Pertama adalah Eustressatau stres yang positif. Disebut positif karena dapat memotivasi individu untuk melakukan suatu tindakan. Kedua adalah Distress atau stres yang negatif. Distress terjadi jika tingkat stres cukup tinggi atau cukup rendah dan tubuh bereaksi secara negatif terhadap penyebab stres tersebut.

Ciri-ciri stress
Stevan E. Hobfoll, PhD, ketua jurusan Ilmu Perilaku di Universitas Rush Medical Center Mudah merasa ingin marah (sensitif ) Merasa gelisah

Tidak dapat berkonsentrasi Bermasalah dengan ingatan (mudah lupa, susah mengingat) Setiap saat memikirkan hal-hal negatif Berpikir negatif tentang diri sendiri Mood naik turun (mood mudah berubah-ubah, misalnya merasa gembira tapi tak lama kemudian merasa bosan dan ingin marah) Merasa tidak mampu mengatasi masalah Sulit membuat keputusan Emosi suka meluap-luap (baik gembira, sedih, marah, dan sebagai- nya) Biasanya merasa marah dan bosan Kurang memiliki selera humor

3.Jelaskan peran keluarga secara medetail?


Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut:
Peran ayah : ayah sebagai suami dari istri dan menjadi bapak dari

anak-anaknya , berperan sebagai pencari nafkah , pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman. Sebagai kepala keluarga , sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. Peran ibu sebagai istri da ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebgai pengasuh dan pendidik anak-anaknya , pelidung dan sebagai salah satu kelompok dari lingkungannya, di samping itu ibu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga. Peran anak-anak menjalankan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangan baik fisik, mental, sosial,dan spritual

4.Jelaskan mekanisme koping?


Mekanisme koping adalah cara yang dilakukan individu

dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon terhadap situasi yang mengancam (Keliat, 1999). Mekanisme koping menunjuk pada baik mental maupun perilaku, untuk menguasai, mentoleransi, mengurangi, atau minimalisasikan suatu situasi atau kejadian yang penuh tekanan. Mekanisme koping merupakan suatu proses di mana individu berusaha untuk menanggani dan menguasai situasi stres yang menekan akibat dari masalah yang sedang dihadapinya dengan cara melakukan perubahan kognitif maupun perilaku guna memperoleh rasa aman dalam dirinya.

Para ahli menggolongkan dua strategi coping yang biasanya digunakan

oleh individu, yaitu: problem-solving focused coping, dimana individu secara aktif mencari penyelesaian dari masalah untuk menghilangkan kondisi atau situasi yang menimbulkan stres; dan emotion-focused coping, dimana individu melibatkan usaha-usaha untuk mengatur emosinya dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan diitmbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang penuh tekanan. Hasil penelitian membuktikan bahwa individu menggunakan kedua cara tersebut untuk mengatasi berbagai masalah yang menekan dalam berbagai ruang lingkup kehidupan sehari-hari (Lazarus & Folkman, 1984). Faktor yang menentukan strategi mana yang paling banyak atau sering digunakan sangat tergantung pada kepribadian seseorang dan sejauhmana tingkat stres dari suatu kondisi atau masalah yang dialaminya. Contoh: seseorang cenderung menggunakan problemsolving focused coping dalam menghadapai masalah-masalah yang menurutnya bisa dikontrol seperti masalah yang berhubungan dengan sekolah atau pekerjaan; sebaliknya ia akan cenderung menggunakan strategi emotion-focused coping ketika dihadapkan pada masalahmasalah yang menurutnya sulit dikontrol seperti masalah-masalah yang berhubungan dengan penyakit yang tergolong berat seperti kanker atau Aids.

5.Perlakuan Komunikasi yang seperti apa yang seharusnya keluarga berikan terhadap anaknya?
(Prof. John De Nebraksa)Bagaimana caranya agar komunikasi di keluarga bisa efektif? Ada lima hal yang harus diperhatikan,yaitu: 1. Respek Komunikasi harus diawali dengan saling menghargai. Adanya penghargaan biasanya akan menimbulkan kesan serupa (feedback) dari si penerima pesan. Orangtua akan sukses berkomunikasi dengan anak bila ia melakukannya dengan penuh respek. Bila ini dilakukan maka anak pun akan melakukan hal yang sama ketika berkomunikasi dengan orangtua atau orang di sekitanya. 2. Empati Empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri kita pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang lain. Syarat utama dari sikap empati adalah kemampuan untuk mendengar dan mengerti orang lain, sebelum didengar dan dimengerti orang lain. Orangtua yang baik tidak akan menuntut anaknya untuk mengerti keinginannya, tapi ia akan berusaha memahami anak atau pasangannya terlebih dulu. Ia akan membuka dialog dengan mereka, mendengar keluhan dan harapannya. Mendengarkan di sini tidak hanya melibatkan indra saja, tapi melibatkan pula mata hati dan perasaan. Cara seperti ini dapat memunculkan rasa saling percaya dan keterbukaan dalam keluarga.

3. Audibel

Audibel berarti dapat didengarkan atau bisa dimengerti dengan baik. Sebuah pesan harus dapat disampaikan dengan cara atau sikap yang bisa diterima oleh si penerima pesan. Raut muka yang cerah, bahasa tubuh yang baik, kata-kata yang sopan, atau cara menunjuk, termasuk ke dalam komunikasi yang audibel ini. 4. Jelas Pesan yang disampaikan harus jelas maknanya dan tidak menimbulkan banyak pemahaman, selain harus terbuka dan transparan. Ketika berkomunikasi dengan anak, orangtua harus berusaha agar pesan yang disampaikan bisa jelas maknanya. Salah satu caranya adalah berbicara sesuai bahasa yang mereka pahami (melihat tingkatan usia). 5. Rendah Hati Sikap rendah hati mengandung makna saling menghargai, tidak memandang rendah, lemah lembut, sopan, dan penuh pengendalian diri

5. Apa faktor penyebab kelurga itu mengalami hambatan interaksi sosial?

6. Kemungkinan apa yang terjadi pd anak sehingga dia terlihat mengurung diri di kamar dan kurang beraktifitas?

Stres dapat menyerang siapapun. bahkan jabang bayi yang

masih didalam rahim bisa terkena dampak dari ibunya yang mengalami stres. Efek tidak baik dari stres akan dibawa hingga bayi tumbuh menjadi anak-anak, remaja,, hingga orang dewasa. Anak-anak yang menunjukkan gejala-gejala stres harus segera diperhatikan dan mendapat tindakan yang benar. Stres yang menghampiri si kecil bisa dipicu oleh sejumlah hal, seperti hubungan orang tua yang kurang harmonis, pola asuh yang salah, kurangnya asupan gizi, dan kelelahan. Stres yang dipicu ketidakharmonisan hubungan orang tua awalnya berupa ketakutan pada anak. Orang tua yang sering bertengkar atau bahkan bercerai bisa mengundang rasa tak aman dan kegelisahan pada anak. Ketidaknyamanan ini terekam dalam memori anak dan bisa membuatnya menepi dari pergaulan dengan teman sebayanya. Anak menjadi minder, sensitif, atau sulit berkonsentrasi.

7. Apa hubungan stress koping dan adaptasi keluarga?


(Narwoko dan Suyanto, 2004). HUBUNGAN ADAPTASI,STRESS DAN MEKANISME COPING Ketika kita mendengar kata stress, terbayang sudah sesuatu hal yang menakutkan, serem, penderitaan, kesakitan dan banyak lagi terminologi yang digunakan orang. pokoknya sesuatu yang diluar jangkauan kemampuan kita untuk memikirkannya. Apakah harus seperti itu yang dikatakan stress? Pada hal-hal tertentu bisa dikatakan YA, tapi tidak semua kondisi stress harus demikian. Orang yang mengalami stress berarti orang itu sedang kena masalah. Masalah disini artinya ia sedang memikirkan, menghadapi atau akan menemui sesuatu yang belum pernah dia alami sebelumnya. Masalah penyebab stress sering disebut dengan stressor dan itu bisa berasal dari pikiran seseorang, bisa berasal dari luar dirinya baik lingkungan ataupun hal-hal yang ada disekitar kita. Jadi, lebih mengarah pada hal-hal yang berhubungan dengan kondisi kehidupan sehari-hari. Setelah memikirkan, menghadapi atau berpikir akan menghadapi hal-hal itu, mungkin orang akan menemukan cara penyelesaiannya atau mungkin juga ia berkata, sudahlah, kenapa dipikirkan. Ini dinamakan dengan koping. Jadi koping identik dengan cara yang digunakan orang untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Dengan koping masalah bisa teratasi, hilang atau hanya hilang sementara dari ingatannya yang kemungkinan akan muncul lagi kalau ada yang mencetuskannya, bahkan tidak hilang sama sekali sehingga orang akan jatuh pada kondisi dimana ia tidak bisa berbuat apapun atau berpikir tentang hal lain kecuali masalah itu. Ini yang berbahaya, karena berarti proses pikirnya telah terganggu, orang bisa mengalami gangguan kejiwaan. Pada kondisi lain kita sering melihat, keluarga Bpk. A itu hidupnya pas-pasan, rumah kontrakan, untuk makan saja harus pinjam sana-pinjam sini. pokoknya secara umum mengatakan kehidupannya serba kekurangan. Akan tetapi keluarga itu adem-ayem saja, tidak pernah terdengar cek-cok dan ketika ditanya Bpk. A menjawab, Hidup ini adalah perjuangan, tidak ada yang perlu disesalkan. Yang penting kita terus berusaha, menyesuaikan dengan kondisi, tidak putus asa dan mensyukuri nimat yang telah Diberikan. Ini menggambarkan bahwa keluarga itu telah adaptasi dengan kondisinya dan pada saat ini bisa dikatakan keluarga Bpk. A sehat secara psikologis. Akan tetapi bisa saja akan menjadi stress kalau masalah yang dihadapi lebih berat dan masih menggunakan cara pandang yang sama.

13. Apa yang dimaksud dengan disfungsi keluarga?


Keluarga disfungsi; hubungan yang terjalin di dalamnya

tidak berjalan dengan harmonis, seperti fungsi masingmasing anggota keluarga tidak jelas atau ikatan emosi antar anggota keluarga kurang terjalin dengan baik (Siswanto, 2007).

Anda mungkin juga menyukai