Anda di halaman 1dari 18

BAB III OPTIMALISASI CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KOTA BANGUN WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAPUNG HILIR

I KABUPATEN KAMPAR

3.1

Plan Kegiatan Plan dimulai dengan melakukan wawancara dengan kepala

puskesmas, penanggung jawab program Gizi Masyarakat, hasil evaluasi lintas sektor dan data sekunder yang dimulai pada tanggal 27-28 Juni 2012. Kendala yang dijumpai dalam pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Tapung Hilir I diantaranya adalah kurangnya pengetahuan dan sikap ibu tentang asi eksklusif. Lalu dilakukan identifikasi penyebab masih kurangnya pemberian asi eklusif di Puskesmas Tapung Hilir I. Hasilnya didiskusikan dengan pembimbing kegiatan untuk menentukan permasalahan yang perlu mengalami perbaikan.

3.1.1. Deskripsi keadaan Kegiatan Puskesmas Tapung Hilir I secara garis besar tercantum dalam program basic six yang terdiri dari Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga Berencana (KIA-KB), Perbaikan Gizi, Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), dan Pengobatan serta Program Kesehatan Pengembangan. Berdasarkan data rekapitulasi laporan tahunan Puskesmas Tapung Hilir I tahun 2011 diketahui bahwa cakupan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif pada tahun 2011 adalah 12,4%. Hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas Tapung I diketahui bahwa desa yang mencapai target ASI eksklusif hanya 1 desa, sedangkan 6 desa lain diwilayah kerja puskesmas masih di bawah target nasional yang ditetapkan yaitu sebesar 90%, dan target kabupaten sebesar 65%.

10

11

120 100 80 60 40 20 0 Suka Maju Koto Aman Kota Baru Beringin Kota Bangun Kota Garo Cinta DamaiPUSKESMAS Lestari
ASI eksklusif 2011

Chart1. Cakupan ASI Eksklusif Puskesmas Tapung Hilir I tahun 2011

Puskesmas Tapung Hilir I terdiri dari 1 orang penanggung jawab program Gizi, 19 posyandu, 118 kader posyandu. Wilayah Kerja Puskesmas Tapung Hilir I terdiri dari 7 desa dengan jumlah penduduk 24.105 jiwa. Desa Kota Bangun sebagai desa tempat melaksanakan proyek ini memiliki jumlah penduduk 3.979 jiwa. Sedangkan jumlah ibu menyusui 88 ibu dan jumlah bayi 88 bayi.

3.1.2. Identifikasi masalah Proses identifikasi masalah dilakukan dengan cara : 1. Observasi 2. Wawancara 3. Data sekunder Dari data-data tersebut teridentifikasikan beberapa masalah, yang dijelaskan pada tabel 3.1.

12

Tabel 3.1 Masalah yang ditemukan di Puskesmas Tapung Hilir I.


Aspek yang dinilai Metode Masalah Evidance Base Identifikasi Masalah Berdasarkan Puskesmas : Cakupan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tapung Hilir masih rendah, pada tahun 2011, Dari tujuh desa hanya satu desa yang mencapai target pada cakupan bayi yang mendapat ASI eksklusif. wawancara dengan Kepala Wawancara dan data sekunder

Pemberian ASI Belum Eksklusif optimalnya cakupan pemberian ASI eksklusif

Berdasarkan wawancara dengan pemegang program gizi: Cakupan bayi yang mendapat ASI eksklusif masih rendah karena kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif dan kebiasaan memberikan makanan padat sejak dini terhadap bayi. Selain itu pencatatan dan pelaporan oleh kader posyandu masih belum lengkap.

Berdasarkan data sekunder: Cakupan bayi yang mendapatkan ASI

eksklusif tahun 2011 adalah 12,4%, target tahun 2011 adalah 65%. Kegiatan Pelayanan Imunisasi Belum optimalnya cakupan imunisasi Berdasarkan Puskesmas : Pelaksanaan kegiatan imunisasi sudah wawancara dengan Kepala Wawncara dan data sekunder

terlaksana namun cakupan imunisasi di tiga desa belum mencapai target, yaitu: Desa Kota

13

Baru, Desa Kota Garo dan Desa Kota Aman. Desa Kota Garo memiliki cakupan imunisasi terendah, hal ini disebabkan oleh masalah demografis wilayah kota Garo dan kurangnya tenaga kesehatan.

Berdasarkan wawancara dengan pemegang program Pemberantasan Penyakit Menular: Cakupan imunisasi masih rendah karena kurangnya pengetahuan ibu tentang

pentingnya imunisasi.

Berdasarkan data sekunder: Cakupan Imunisasi tahun 2011 adalah 90%, target tahun 2011 adalah 100%

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan ditetapkan satu prioritas masalah dengan metode skoring yang menggunakan pertimbangan 4 aspek yaitu : 1. Urgensi / kepentingan :

Nilai 1 tidak penting Nilai 2 penting Nilai 3 sangat penting

2. Solusi :

Nilai 1 tidak mudah Nilai 2 mudah Nilai 3 sangat mudah

3. Kemampuan merubah :

Nilai 1 tidak mudah Nilai 2 mudah Nilai 3 sangat mudah

14

4. Biaya :

Nilai 1 tinggi Nilai 2 sedang Nilai 3 rendah

3.1.3. Penentuan prioritas masalah Penentuan prioritas masalah dibuat ke dalam tabel penentuan prioritas masalah yang disajikan pada tabel 3.2. Tabel 3.2. Penentuan prioritas masalah di Puskesmas Tapung Hilir I.
Kriteria Masalah Urgensi Solusi Kemampuan Untuk Merubah Biaya Total Rank

Belum optimalnya cakupan pemberian ASI eksklusif di Desa Kota Bangun wilayah kerja Puskesmas Tapung Hilir I Belum optimalnya cakupan imunisasi di Desa Kota Garo wilayah kerja Puskesmas Tapung Hilir I

24

II

Berdasarkan tabel penentuan prioritas masalah dapat disimpulkan bahwa yang menjadi prioritas masalah yaitu belum optimalnya cakupan pemberian ASI eksklusif desa Kota Bangun wilayah kerja Puskesmas Tapung Hilir I.

3.1.4. Analisis penyebab masalah Berdasarkan tabel penentuan prioritas masalah di atas, didapatkan prioritas masalah utama pada kegiatan ini adalah belum optimalnya cakupan pemberian ASI eksklusif desa Kota Bangun wilayah kerja Puskesmas Tapung Hilir I.

15

Beberapa hal yang menjadi penyebab masalah tersebut antara lain terlihat dari berbagai aspek yang disajikan pada tabel 3.3. Tabel 3.3. Analisis Penyebab Masalah
Masalah Belum optimalnya cakupan pemberian ASI eksklusif di Desa Kota Bangun wilayah kerja Puskesmas Tapung Hilir I Penyebab Timbulnya Masalah Market Evidence Base Berdasarkan wawancara dengan

Kurangnya pengetahuan ibu-ibu tentang masyakat: pentingnya pemberian ASI eksklusif Dari 10 orang ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan tidak dapat dan

satupun menyebutkan

yang definisi

manfaat ASI eksklusif. Mereka juga mengaku belum pernah mendapatkan penyuluhan

tentang ASI eksklusif. Mereka tidak melakukan ASI eksklusif karena khawatir bayi tidak

kenyang dengan ASI saja.

Methode Belum adanya wadah khusus ibu hamil Berdasarkan wawancara dengan dan menyusui untuk berbagi informasi Bidan desa belum adanya wadah dan motivasi tentang ASI eksklusif khusus ibu hamil dan menyusui untuk berbagi informasi dan motivasi tentang ASI eksklusif

Man - Masih kurangnya pengetahuan kader Berdasarkan wawancara dengan posyandu tentang pentingnya Kepala Puskesmas dan Bidan

pencatatan dan pelaporan bayi yang desa : mendapatkan ASI eksklusif - Petugas yang mendata

cakupan ASI eksklusif adalah kader di posyandu. - Jumlah kader posyandu Desa Kota Bangun sudah cukup

16

yaitu 10 orang. - Namun pengetahuan untuk

mengisi kolom ASI eksklusif, serta pencatatan dan pelaporan tentang jumlah bayi yang

mendapatkan ASI eksklusif masih kurang.

Berdasarkan wawancara dengan 10 orang ibu-ibu yang memiliki bayi berusia 0-6 bulan yang diberikan ASI eksklusif: tidak ada satupun yang

didata tentang cakupan ASI ekslusif. Hal ini terlihat dari kolom ASI eksklusif yang ada pada Buku Kesehatan Ibu dan Anak yang tidak terisi.

- Kurangnya

pelaksanaan

inisiasi Berdasarkan wawancara dengan program dan Anak

menyusui dini (IMD) pada bayi baru penanggungjawab lahir Kesehatan termasuk: Ibu

- Cakupan bayi baru lahir yang mendapatkan IMD

masih di bawah target - Hal ini disebabkan

kurangnya perhatian Nakes dalam tersebut. Berdasarkan data sekunder: - Cakupan yang bayi baru lahir IMD pelaksanaan IMD

mendapatkan

17

pada tahun 2011 adalah 25% dari 90% target pencapaian.

Material - Tidak ada blanko rekapitulasi baku Berdasarkan wawancara dengan dalam pencatatan jumlah anak yang bidan desa Kota Bangun dan mendapatkan ASI eksklusif perbulan observasi : - Tidak rekapitulasi pencatatan yang ada baku blanko dalam

jumlah anak ASI

mendapatkan

eksklusif perbulan

Tidak

ada

media

penyuluhan Berdasarkan wawancara dengan bidan desa Kota Bangun dan observasi : - penyuluhan mengenai ASI eksklusif belum pernah

mengenai ASI eksklusif

diberikan dan hanya berupa informasi yang diberikan dari mulut ke mulut tidak adanya mengenai media ASI

penyuluhan

eksklusif di puskesmas maupun Pustu Desa Kota Bangun

18

Di bawah ini dapat dilihat hubungan antara keempat faktor tersebut dengan menggunakan fish bone Ishikawa.
Man Market

- Masih kurangnya pengetahuan kader posyandu tentang pentingnya pencatatan dan pelaporan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif - Kurangnya pelaksanaan inisiasi menyusui dini (IMD) pada bayi baru lahir.

Kurangnya pengetahuan ibu-ibu tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif


Belum optimalnya cakupan ASI eksklusif desa Kota Bangun wilayah kerja Puskesmas Tapung Hilir I

- Tidak ada blanko rekapitulasi baku dalam pencatatan jumlah anak yang mendapatkan ASI eksklusif perbulan - Tidak ada media penyuluhan mengenai ASI eksklusif Material

Belum adanya wadah khusus ibu hamil dan menyusui untuk berbagi informasi dan motivasi tentang ASI eksklusif

Metode

Gambar 3.1. Diagram tulang ikan (diagram Ishikawa)

19

3.1.5. Strategi dan Alternatif Pemecahan Masalah & Plan of Action Setelah didapatkan analisis penyebab masalah, direncanakan beberapa strategi dan alternatif pemecahan masalah seperti terlihat dalam tabel 3.4 berikut : Tabel 3.4. Strategi dan Alternatif Pemecahan Masalah & Plan of Action Masalah/ Penyebab Masalah Kurangnya pengetahuan ibu-ibu tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif. Alternatif Pemecahan Masalah Memberikan penyuluhan tentang pentingnya ASI eksklusif Pelaksana Kegiatan Dokter Muda

No 1

Tujuan Meningkatnya pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI eksklusif.

Sasaran

Tempat PUSTU desa Kota Bangun

Waktu

Kriteria Keberhasilan

Belum adanya Membentuk klub ibu wadah khusus hamil dan menyusui ibu hamil dan menyusui untuk berbagi informasi dan

Ibu hamil dan menyusui yang memiliki bayi berusia 0-6 bulan Desa Kota Bangun Terbentuknya klub Ibu hamil ibu hamil dan dan menyusui yang dapat menyusui memberikan yang informasi dan memiliki motivasi secara bayi

Juli 2012 Jangka pendek: Meningkatnya pengetahuan ibu-ibu mengenai ASI eksklusif Jangka panjang: meningkatnya jumlah ibuibu yang melaksanakan ASI eksklusif

Desa Kota Bangun

Dokter Juli 2012 Jangka pendek: muda dan Terbentuknya klub ibu hamil aparat dan menyusui desa

20

motivasi tentang eksklusif

ASI

berkesinambungan untuk pelaksanaan ASI eksklusif

berusia 0-6 bulan

Jangka panjang: Ibu-ibu hamil dan menyusui terkumpul dalam suatu klub untuk berbagi informasi dan dukungan dalam pemberian ASI ekslusif secara berkelanjutan Terjadi peningkatan jumlah ibu-ibu yang memberikan ASI eksklusif PUSTU Kota Dokter Bangun Muda Tapung Hilir I Juli 2012 Jangka pendek : Terlaksananya pembinaan Jangka panjang : - Adanya pencatatan dan pelaporan tentang jumah bayi yang mendapatkan ASI ekslusif

Masih kurangnya pengetahuan kader posyandu tentang pentingnya pencatatan dan pelaporan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif

Melakukan pembinaan kembali kepada kader-kader posyandu tentang pencatatan dan pelaporan mengenai cakupan ASI eksklusif.

Adanya pencatatan cakupan ASI ekslusif rutin setiap bulan oleh kader posyandu

Kader posyandu

21

Merekomendasikan kepada Kepala Puskesmas untuk menghimbau setiap tenaga kesehatan yang membantu persalinan agar melaksanakan IMD. - Tidak adanya Menyediakan blanko blanko rekapitulasi baku rekapitulasi dalam pencatatan baku dalam jumlah anak yang pencatatan mendapatkan ASI jumlah anak eksklusif yang mendapatkan ASI eksklusif perbulan

Kurangnya pelaksanaan inisiasi menyusui dini (IMD) pada bayi baru lahir.

Setiap tenaga kesehatan melaksanakan IMD

Kepala Puskesmas

Puskesmas Tapung I

Dokter Muda

Juli 2012 Jangka pendek: Tersampainya rekomendasi Jangka panjang: Setiap bayi yang lahir mendapatkan IMD dan dilanjutkan dengan pemberian ASI eksklusif Jangka pendek: Tersedianya blanko rekapitulasi baku dalam pencatatan jumlah anak yang mendapatkan ASI eksklusif perbulan

Adanya blanko rekapitulasi baku dalam pencatatan jumlah anak yang mendapatkan ASI eksklusif perbulan

Pengurus klub ibu hamil dan menyusui

Puskesmas Tapung Hilir I

Dokter Muda

Juli 2012

- Tidak ada media penyuluhan mengenai ASI eksklusif

Menyediakan media penyuluhan ASI eksklusif berupa flipchart dan leaflet sebagai alat bantu penyuluhan

Meningkatkan efektifitas penyuluhan

Pengurus klub ibu hamil dan menyusui

Desa Kota Bangun

Dokter Muda

Jangka panjang: Adanya keseragaman dalam pelaporan hasil rekapitulasi pencaratan jumlah anak yang mendapatkan ASI eksklusif perbulan. Juli 2012 Jangka pendek: Tersedianya flip-chart dan leaflet sebagai alat bantu penyuluhan

22

Jangka panjang: flip-chart dan leaflet digunakan sebagai alat bantu penyuluhan, sehingga penyuluhan berjalan efektif.

23

3.1.6. Definisi Operasional Definisi operasional yang digunakan dalam proyek peningkatan mutu ini antara lain : 1. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya ASI eksklusif adalah Dokter Muda menyampaikan informasi tentang ASI eksklusif kepada ibu-ibu hamil dan menyusui Desa Kota Bangun. 2. Membentuk klub ibu hamil dan menyusui adalah Dokter Muda KKS COME membentuk klub ibu hamil dan menyusui yang diberi nama ASI-E Club. Klub tersebut terdiri dari ibu hamil dan ibu menyusui hingga bayi berusia 6 bulan dengan kegiatan berupa pemberian penyuluhan tentang ASI eksklusif, simulasi perawatan payudara, simulasi menyusui yang efektif dan kegiatan sharing masalah ibu hamil dan menyusui yang dilakukan secara rutin. 3. Melakukan pembinaan kembali kepada kader-kader posyandu tentang pencatatan dan pelaporan mengenai cakupan ASI eksklusif adalah dokter muda KKS COME mengadakan pertemuan yang dihadiri oleh kader-kader posyandu dan menyampaikan tata cara yang benar dalam pencatatan dan pelaporan cakupan ASI eksklusif. 4. Merekomendasikan kepada Kepala Puskesmas untuk menghimbau setiap tenaga kesehatan yang membantu persalinan agar melaksanakan IMD adalah Dokter Muda KKS COME membuat surat rekomendasi yang mengusulkan kepada Kepala Puskesmas untuk mewajibkan tenaga kesehatan untuk melakukan IMD terkecuali pada kondisi dengan kontraindikasi. 5. Menyediakan blanko rekapitulasi baku dalam pencatatan jumlah anak yang mendapatkan ASI eksklusif adalah Dokter Muda KKS COME membuat dan memberikan blanko pencatatan kepada Kepala Puskesmas untuk digunakan dalam pencatatan dan pelaporan jumlah bayi yang mendapatkan ASI eksklusif. 6. Menyediakan media penyuluhan ASI eksklusif berupa flip-chart dan leaflet sebagai alat bantu penyuluhan adalah Dokter Muda membuat dan memberikan

24

media penyuluhan berupa flip-chart dan leaflet kepada pengurus klub ibu hamil dan menyusui.

3.2 Do Kegiatan optimalisasi cakupan pemberian ASI eksklusif desa Kota Bangun wilayah kerja puskesmas Tapung Hilir I Kabupaten Kampar dilakukan pada tanggal 9-17 Juli 2012 sesuai dengan alternatif pemecahan masalah yang telah diberikan. Seluruh alternatif pemecahan masalah dapat terlaksana sesuai Plan of Action (PoA). Do kegiatan peningkatan mutu dapat dilihat pada Tabel 3.5. Tabel 3. 5 Do No 1 Kegiatan Sasaran Pelaksana Waktu
Keterangan

Memberikan penyuluhan Ibu hamil dan tentang pentingnya ASI menyusui yang eksklusif memiliki bayi berusia 0-6 bulan Desa Kota Bangun Membentuk klub ibu Ibu hamil dan hamil dan menyusui menyusui yang memiliki bayi berusia 0-6 bulan Desa Kota Bangun Melakukan pembinaan Kader Posyandu kembali kepada kaderkader posyandu tentang pencatatan dan pelaporan mengenai cakupan ASI eksklusif. Merekomendasikan Kepala Puskesmas kepada Kepala Puskesmas untuk menghimbau setiap tenaga kesehatan yang

Dokter Muda

Juli 2012

Terlaksana

Dokter Muda

Juli 2012

Terlaksana

Dokter Muda

Juli 2012

Terlaksana

Dokter Muda

Juli 2012

Terlaksana

25

membantu persalinan agar melaksanakan IMD 5 Menyediakan blanko rekapitulasi baku dalam pencatatan jumlah anak yang mendapatkan ASI eksklusif Menyediakan media penyuluhan ASI eksklusif berupa flipchart dan leaflet sebagai alat bantu penyuluhan Pengurus klub ibu hamil dan menyusui

Dokter muda

Juli 2012

Terlaksana

Pengurus klub ibu hamil dan menyusui

Dokter muda

Juli 2012

Terlaksana

3.3

Check Kegiatan Check dilakukan dengan membandingkan keadaan sebelum dan

sesudah intervensi terhadap pelaksanaan Optimalisasi Cakupan Pemberian Asi Eksklusif di Desa Kota Bangun Wilayah Kerja Puskesmas Tapung Hilir I Kabupaten Kampar dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut. Tabel 3.6
No. 1.

Check
Kegiatan Sebelum Intervensi Kurangnya Sesudah Intervensi

Memberikan penyuluhan tentang pentingnya ASI eksklusif

pengetahuan Meningkatnya pengetahuan ibu

ibu hamil dan menyusui hamil dan menyusui megenai megenai ASI eksklusif, ASI eksklusif, dimana dari hasil kategori baik

dimana dari hasil kuesioner kuesioner didapatkan ketegori 14,7%. 2.

pengetahuan meningkat menjadi 47,1%. baik sebesar

Membentuk klub ibu hamil dan menyusui.

Belum adanya klub khusus Terbentuknya klub ibu hamil untuk ASI Eksklusif. dan menyusui

26

3.

Melakukan pembinaan kembali kepada kader-kader posyandu tentang pencatatan dan pelaporan mengenai cakupan ASI eksklusif.

Belum adanya pembinaan Terlaksananya pembinaan kader kader-kader tentang posyandu kader posyandu dan terlatihnya

pencatatan

dan kader dalam pencatatan. Ini


didapatkan praktik kader 100%

pelaporan

mengenai ditandai dari hasil chek list

cakupan ASI eksklusif.


4.

Merekomendasikan kepada Kepala Puskesmas untuk mewajibkan setiap tenaga kesehatan yang membantu persalinan agar melaksanakan IMD

Rendahnya

pelaksanaan Meningkatnya pelaksanaan IMD

IMD. Cakupan bayi baru sebagai faktor yang mendukung lahir IMD yang pada mendapatkan dalam tahun 2011 eksklusif terlaksananya ASI

adalah 25% dari 90% target pencapaian

5.

Menyediakan blanko rekapitulasi baku dalam pencatatan jumlah anak yang mendapatkan ASI eksklusif Menyediakan media penyuluhan ASI eksklusif berupa flip-chart dan leaflet sebagai alat bantu penyuluhan

Belum

adanya

blanko Adanya buku rekapitulasi baku yang telah diterima oleh ketua klub ibu hamil dan menyusui

rekapitulasi baku

Belum

adanya

media Tersedianya flip chart leaflet sebagai alat

dan bantu

penyuluhan ASI eksklusif

penyuluhan.

Hasil kuesioner tentang pengetahuan ibu-ibu hamil dan menyusui di Desa Kota Bangun tentang ASI Eksklusif adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7. Hasil Kuesioner Awal dan Akhir Tingkat Pengetahuan Ibu-Ibu Hamil dan Menyusui Di Desa Kota Bangun Tentang Asi Eksklusif. Kategori Baik Cukup Kurang Total Awal 5 20 9 34 Persentase (%) 14,7 58,8 26,5 100 Akhir 16 18 0 34 Persentase (%) 47,1 52,9 0 100

27

Penyuluhan dilakukan kepada 34 ibu-ibu hamil dan menyusui di Desa Kota Bangun yang dilaksanakan pada tanggal 12 Juli 2012. Dari tabel diatas didapatkan peningkatan pengetahuan ibu-ibu tentang ASI Eksklusif. Sebelum intervensi didapatkan pengetahuan baik 14,7% sedangkan setelah penyuluhan pengetahuan baik meningkat menjadi 47,1%. Berdasarkan uji statistik didapatkan sebaran data normal dengan uji Shapiro Wilk maka untuk uji statistik pengolahan data digunakan dengan uji t-berpasangan. Hasil pengolahan didapatkan nilai Significancy dengan p=0.000, karena nilai p<0.05, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan ibu sesudah dan sebelum intervensi. Hasil dari check list praktik kader-kader tentang pencatatan rekapitulasi ASI eksklusif dapat dilihat dari tabel 3.8. Tabel 3.9. Hasil checklist kader-kader klub ASI eksklusif dalam praktik pencatatan rekapitulasi ASI eksklusif. Kategori Baik Cukup Total Frekuensi 5 0 5 Persentase (%) 100 0 100

Dari hasil checklist diatas didapatkan praktik pencatatan rekapitulasi ASI ekslusif oleh kader kader klub ASI eksklusif adalah 100% dikategorikan baik.

3.4

Action Setelah dilakukan check terhadap do yang telah dilakukan, maka tindakan

action dalam proyek optimalisasi ini adalah menjadikan penyuluhan, klub ibu hamil dan menyusui serta pelatihan kader tentang pencatatan dan pelaporan sebagai standar tetap dalam kegiatan optimalisasi cakupan pemberian ASI Eksklusif. Kegiatan check atas do yang hanya bersifat rekomendasi, media informasi berupa flip chart dan leaflet, blanko rekapitulasi, belum dapat dinilai karena keterbatasan waktu dan perlu pengevaluasian di masa mendatang.

Anda mungkin juga menyukai