I KABUPATEN KAMPAR
3.1
puskesmas, penanggung jawab program Gizi Masyarakat, hasil evaluasi lintas sektor dan data sekunder yang dimulai pada tanggal 27-28 Juni 2012. Kendala yang dijumpai dalam pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Tapung Hilir I diantaranya adalah kurangnya pengetahuan dan sikap ibu tentang asi eksklusif. Lalu dilakukan identifikasi penyebab masih kurangnya pemberian asi eklusif di Puskesmas Tapung Hilir I. Hasilnya didiskusikan dengan pembimbing kegiatan untuk menentukan permasalahan yang perlu mengalami perbaikan.
3.1.1. Deskripsi keadaan Kegiatan Puskesmas Tapung Hilir I secara garis besar tercantum dalam program basic six yang terdiri dari Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga Berencana (KIA-KB), Perbaikan Gizi, Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), dan Pengobatan serta Program Kesehatan Pengembangan. Berdasarkan data rekapitulasi laporan tahunan Puskesmas Tapung Hilir I tahun 2011 diketahui bahwa cakupan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif pada tahun 2011 adalah 12,4%. Hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas Tapung I diketahui bahwa desa yang mencapai target ASI eksklusif hanya 1 desa, sedangkan 6 desa lain diwilayah kerja puskesmas masih di bawah target nasional yang ditetapkan yaitu sebesar 90%, dan target kabupaten sebesar 65%.
10
11
120 100 80 60 40 20 0 Suka Maju Koto Aman Kota Baru Beringin Kota Bangun Kota Garo Cinta DamaiPUSKESMAS Lestari
ASI eksklusif 2011
Puskesmas Tapung Hilir I terdiri dari 1 orang penanggung jawab program Gizi, 19 posyandu, 118 kader posyandu. Wilayah Kerja Puskesmas Tapung Hilir I terdiri dari 7 desa dengan jumlah penduduk 24.105 jiwa. Desa Kota Bangun sebagai desa tempat melaksanakan proyek ini memiliki jumlah penduduk 3.979 jiwa. Sedangkan jumlah ibu menyusui 88 ibu dan jumlah bayi 88 bayi.
3.1.2. Identifikasi masalah Proses identifikasi masalah dilakukan dengan cara : 1. Observasi 2. Wawancara 3. Data sekunder Dari data-data tersebut teridentifikasikan beberapa masalah, yang dijelaskan pada tabel 3.1.
12
Berdasarkan wawancara dengan pemegang program gizi: Cakupan bayi yang mendapat ASI eksklusif masih rendah karena kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif dan kebiasaan memberikan makanan padat sejak dini terhadap bayi. Selain itu pencatatan dan pelaporan oleh kader posyandu masih belum lengkap.
eksklusif tahun 2011 adalah 12,4%, target tahun 2011 adalah 65%. Kegiatan Pelayanan Imunisasi Belum optimalnya cakupan imunisasi Berdasarkan Puskesmas : Pelaksanaan kegiatan imunisasi sudah wawancara dengan Kepala Wawncara dan data sekunder
terlaksana namun cakupan imunisasi di tiga desa belum mencapai target, yaitu: Desa Kota
13
Baru, Desa Kota Garo dan Desa Kota Aman. Desa Kota Garo memiliki cakupan imunisasi terendah, hal ini disebabkan oleh masalah demografis wilayah kota Garo dan kurangnya tenaga kesehatan.
Berdasarkan wawancara dengan pemegang program Pemberantasan Penyakit Menular: Cakupan imunisasi masih rendah karena kurangnya pengetahuan ibu tentang
pentingnya imunisasi.
Berdasarkan data sekunder: Cakupan Imunisasi tahun 2011 adalah 90%, target tahun 2011 adalah 100%
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan ditetapkan satu prioritas masalah dengan metode skoring yang menggunakan pertimbangan 4 aspek yaitu : 1. Urgensi / kepentingan :
2. Solusi :
3. Kemampuan merubah :
14
4. Biaya :
3.1.3. Penentuan prioritas masalah Penentuan prioritas masalah dibuat ke dalam tabel penentuan prioritas masalah yang disajikan pada tabel 3.2. Tabel 3.2. Penentuan prioritas masalah di Puskesmas Tapung Hilir I.
Kriteria Masalah Urgensi Solusi Kemampuan Untuk Merubah Biaya Total Rank
Belum optimalnya cakupan pemberian ASI eksklusif di Desa Kota Bangun wilayah kerja Puskesmas Tapung Hilir I Belum optimalnya cakupan imunisasi di Desa Kota Garo wilayah kerja Puskesmas Tapung Hilir I
24
II
Berdasarkan tabel penentuan prioritas masalah dapat disimpulkan bahwa yang menjadi prioritas masalah yaitu belum optimalnya cakupan pemberian ASI eksklusif desa Kota Bangun wilayah kerja Puskesmas Tapung Hilir I.
3.1.4. Analisis penyebab masalah Berdasarkan tabel penentuan prioritas masalah di atas, didapatkan prioritas masalah utama pada kegiatan ini adalah belum optimalnya cakupan pemberian ASI eksklusif desa Kota Bangun wilayah kerja Puskesmas Tapung Hilir I.
15
Beberapa hal yang menjadi penyebab masalah tersebut antara lain terlihat dari berbagai aspek yang disajikan pada tabel 3.3. Tabel 3.3. Analisis Penyebab Masalah
Masalah Belum optimalnya cakupan pemberian ASI eksklusif di Desa Kota Bangun wilayah kerja Puskesmas Tapung Hilir I Penyebab Timbulnya Masalah Market Evidence Base Berdasarkan wawancara dengan
Kurangnya pengetahuan ibu-ibu tentang masyakat: pentingnya pemberian ASI eksklusif Dari 10 orang ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan tidak dapat dan
satupun menyebutkan
yang definisi
manfaat ASI eksklusif. Mereka juga mengaku belum pernah mendapatkan penyuluhan
tentang ASI eksklusif. Mereka tidak melakukan ASI eksklusif karena khawatir bayi tidak
Methode Belum adanya wadah khusus ibu hamil Berdasarkan wawancara dengan dan menyusui untuk berbagi informasi Bidan desa belum adanya wadah dan motivasi tentang ASI eksklusif khusus ibu hamil dan menyusui untuk berbagi informasi dan motivasi tentang ASI eksklusif
Man - Masih kurangnya pengetahuan kader Berdasarkan wawancara dengan posyandu tentang pentingnya Kepala Puskesmas dan Bidan
pencatatan dan pelaporan bayi yang desa : mendapatkan ASI eksklusif - Petugas yang mendata
cakupan ASI eksklusif adalah kader di posyandu. - Jumlah kader posyandu Desa Kota Bangun sudah cukup
16
mengisi kolom ASI eksklusif, serta pencatatan dan pelaporan tentang jumlah bayi yang
Berdasarkan wawancara dengan 10 orang ibu-ibu yang memiliki bayi berusia 0-6 bulan yang diberikan ASI eksklusif: tidak ada satupun yang
didata tentang cakupan ASI ekslusif. Hal ini terlihat dari kolom ASI eksklusif yang ada pada Buku Kesehatan Ibu dan Anak yang tidak terisi.
- Kurangnya
pelaksanaan
menyusui dini (IMD) pada bayi baru penanggungjawab lahir Kesehatan termasuk: Ibu
kurangnya perhatian Nakes dalam tersebut. Berdasarkan data sekunder: - Cakupan yang bayi baru lahir IMD pelaksanaan IMD
mendapatkan
17
Material - Tidak ada blanko rekapitulasi baku Berdasarkan wawancara dengan dalam pencatatan jumlah anak yang bidan desa Kota Bangun dan mendapatkan ASI eksklusif perbulan observasi : - Tidak rekapitulasi pencatatan yang ada baku blanko dalam
mendapatkan
eksklusif perbulan
Tidak
ada
media
penyuluhan Berdasarkan wawancara dengan bidan desa Kota Bangun dan observasi : - penyuluhan mengenai ASI eksklusif belum pernah
diberikan dan hanya berupa informasi yang diberikan dari mulut ke mulut tidak adanya mengenai media ASI
penyuluhan
18
Di bawah ini dapat dilihat hubungan antara keempat faktor tersebut dengan menggunakan fish bone Ishikawa.
Man Market
- Masih kurangnya pengetahuan kader posyandu tentang pentingnya pencatatan dan pelaporan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif - Kurangnya pelaksanaan inisiasi menyusui dini (IMD) pada bayi baru lahir.
- Tidak ada blanko rekapitulasi baku dalam pencatatan jumlah anak yang mendapatkan ASI eksklusif perbulan - Tidak ada media penyuluhan mengenai ASI eksklusif Material
Belum adanya wadah khusus ibu hamil dan menyusui untuk berbagi informasi dan motivasi tentang ASI eksklusif
Metode
19
3.1.5. Strategi dan Alternatif Pemecahan Masalah & Plan of Action Setelah didapatkan analisis penyebab masalah, direncanakan beberapa strategi dan alternatif pemecahan masalah seperti terlihat dalam tabel 3.4 berikut : Tabel 3.4. Strategi dan Alternatif Pemecahan Masalah & Plan of Action Masalah/ Penyebab Masalah Kurangnya pengetahuan ibu-ibu tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif. Alternatif Pemecahan Masalah Memberikan penyuluhan tentang pentingnya ASI eksklusif Pelaksana Kegiatan Dokter Muda
No 1
Sasaran
Waktu
Kriteria Keberhasilan
Belum adanya Membentuk klub ibu wadah khusus hamil dan menyusui ibu hamil dan menyusui untuk berbagi informasi dan
Ibu hamil dan menyusui yang memiliki bayi berusia 0-6 bulan Desa Kota Bangun Terbentuknya klub Ibu hamil ibu hamil dan dan menyusui yang dapat menyusui memberikan yang informasi dan memiliki motivasi secara bayi
Juli 2012 Jangka pendek: Meningkatnya pengetahuan ibu-ibu mengenai ASI eksklusif Jangka panjang: meningkatnya jumlah ibuibu yang melaksanakan ASI eksklusif
Dokter Juli 2012 Jangka pendek: muda dan Terbentuknya klub ibu hamil aparat dan menyusui desa
20
ASI
Jangka panjang: Ibu-ibu hamil dan menyusui terkumpul dalam suatu klub untuk berbagi informasi dan dukungan dalam pemberian ASI ekslusif secara berkelanjutan Terjadi peningkatan jumlah ibu-ibu yang memberikan ASI eksklusif PUSTU Kota Dokter Bangun Muda Tapung Hilir I Juli 2012 Jangka pendek : Terlaksananya pembinaan Jangka panjang : - Adanya pencatatan dan pelaporan tentang jumah bayi yang mendapatkan ASI ekslusif
Masih kurangnya pengetahuan kader posyandu tentang pentingnya pencatatan dan pelaporan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif
Melakukan pembinaan kembali kepada kader-kader posyandu tentang pencatatan dan pelaporan mengenai cakupan ASI eksklusif.
Adanya pencatatan cakupan ASI ekslusif rutin setiap bulan oleh kader posyandu
Kader posyandu
21
Merekomendasikan kepada Kepala Puskesmas untuk menghimbau setiap tenaga kesehatan yang membantu persalinan agar melaksanakan IMD. - Tidak adanya Menyediakan blanko blanko rekapitulasi baku rekapitulasi dalam pencatatan baku dalam jumlah anak yang pencatatan mendapatkan ASI jumlah anak eksklusif yang mendapatkan ASI eksklusif perbulan
Kurangnya pelaksanaan inisiasi menyusui dini (IMD) pada bayi baru lahir.
Kepala Puskesmas
Puskesmas Tapung I
Dokter Muda
Juli 2012 Jangka pendek: Tersampainya rekomendasi Jangka panjang: Setiap bayi yang lahir mendapatkan IMD dan dilanjutkan dengan pemberian ASI eksklusif Jangka pendek: Tersedianya blanko rekapitulasi baku dalam pencatatan jumlah anak yang mendapatkan ASI eksklusif perbulan
Adanya blanko rekapitulasi baku dalam pencatatan jumlah anak yang mendapatkan ASI eksklusif perbulan
Dokter Muda
Juli 2012
Menyediakan media penyuluhan ASI eksklusif berupa flipchart dan leaflet sebagai alat bantu penyuluhan
Dokter Muda
Jangka panjang: Adanya keseragaman dalam pelaporan hasil rekapitulasi pencaratan jumlah anak yang mendapatkan ASI eksklusif perbulan. Juli 2012 Jangka pendek: Tersedianya flip-chart dan leaflet sebagai alat bantu penyuluhan
22
Jangka panjang: flip-chart dan leaflet digunakan sebagai alat bantu penyuluhan, sehingga penyuluhan berjalan efektif.
23
3.1.6. Definisi Operasional Definisi operasional yang digunakan dalam proyek peningkatan mutu ini antara lain : 1. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya ASI eksklusif adalah Dokter Muda menyampaikan informasi tentang ASI eksklusif kepada ibu-ibu hamil dan menyusui Desa Kota Bangun. 2. Membentuk klub ibu hamil dan menyusui adalah Dokter Muda KKS COME membentuk klub ibu hamil dan menyusui yang diberi nama ASI-E Club. Klub tersebut terdiri dari ibu hamil dan ibu menyusui hingga bayi berusia 6 bulan dengan kegiatan berupa pemberian penyuluhan tentang ASI eksklusif, simulasi perawatan payudara, simulasi menyusui yang efektif dan kegiatan sharing masalah ibu hamil dan menyusui yang dilakukan secara rutin. 3. Melakukan pembinaan kembali kepada kader-kader posyandu tentang pencatatan dan pelaporan mengenai cakupan ASI eksklusif adalah dokter muda KKS COME mengadakan pertemuan yang dihadiri oleh kader-kader posyandu dan menyampaikan tata cara yang benar dalam pencatatan dan pelaporan cakupan ASI eksklusif. 4. Merekomendasikan kepada Kepala Puskesmas untuk menghimbau setiap tenaga kesehatan yang membantu persalinan agar melaksanakan IMD adalah Dokter Muda KKS COME membuat surat rekomendasi yang mengusulkan kepada Kepala Puskesmas untuk mewajibkan tenaga kesehatan untuk melakukan IMD terkecuali pada kondisi dengan kontraindikasi. 5. Menyediakan blanko rekapitulasi baku dalam pencatatan jumlah anak yang mendapatkan ASI eksklusif adalah Dokter Muda KKS COME membuat dan memberikan blanko pencatatan kepada Kepala Puskesmas untuk digunakan dalam pencatatan dan pelaporan jumlah bayi yang mendapatkan ASI eksklusif. 6. Menyediakan media penyuluhan ASI eksklusif berupa flip-chart dan leaflet sebagai alat bantu penyuluhan adalah Dokter Muda membuat dan memberikan
24
media penyuluhan berupa flip-chart dan leaflet kepada pengurus klub ibu hamil dan menyusui.
3.2 Do Kegiatan optimalisasi cakupan pemberian ASI eksklusif desa Kota Bangun wilayah kerja puskesmas Tapung Hilir I Kabupaten Kampar dilakukan pada tanggal 9-17 Juli 2012 sesuai dengan alternatif pemecahan masalah yang telah diberikan. Seluruh alternatif pemecahan masalah dapat terlaksana sesuai Plan of Action (PoA). Do kegiatan peningkatan mutu dapat dilihat pada Tabel 3.5. Tabel 3. 5 Do No 1 Kegiatan Sasaran Pelaksana Waktu
Keterangan
Memberikan penyuluhan Ibu hamil dan tentang pentingnya ASI menyusui yang eksklusif memiliki bayi berusia 0-6 bulan Desa Kota Bangun Membentuk klub ibu Ibu hamil dan hamil dan menyusui menyusui yang memiliki bayi berusia 0-6 bulan Desa Kota Bangun Melakukan pembinaan Kader Posyandu kembali kepada kaderkader posyandu tentang pencatatan dan pelaporan mengenai cakupan ASI eksklusif. Merekomendasikan Kepala Puskesmas kepada Kepala Puskesmas untuk menghimbau setiap tenaga kesehatan yang
Dokter Muda
Juli 2012
Terlaksana
Dokter Muda
Juli 2012
Terlaksana
Dokter Muda
Juli 2012
Terlaksana
Dokter Muda
Juli 2012
Terlaksana
25
membantu persalinan agar melaksanakan IMD 5 Menyediakan blanko rekapitulasi baku dalam pencatatan jumlah anak yang mendapatkan ASI eksklusif Menyediakan media penyuluhan ASI eksklusif berupa flipchart dan leaflet sebagai alat bantu penyuluhan Pengurus klub ibu hamil dan menyusui
Dokter muda
Juli 2012
Terlaksana
Dokter muda
Juli 2012
Terlaksana
3.3
sesudah intervensi terhadap pelaksanaan Optimalisasi Cakupan Pemberian Asi Eksklusif di Desa Kota Bangun Wilayah Kerja Puskesmas Tapung Hilir I Kabupaten Kampar dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut. Tabel 3.6
No. 1.
Check
Kegiatan Sebelum Intervensi Kurangnya Sesudah Intervensi
ibu hamil dan menyusui hamil dan menyusui megenai megenai ASI eksklusif, ASI eksklusif, dimana dari hasil kategori baik
Belum adanya klub khusus Terbentuknya klub ibu hamil untuk ASI Eksklusif. dan menyusui
26
3.
Melakukan pembinaan kembali kepada kader-kader posyandu tentang pencatatan dan pelaporan mengenai cakupan ASI eksklusif.
Belum adanya pembinaan Terlaksananya pembinaan kader kader-kader tentang posyandu kader posyandu dan terlatihnya
pencatatan
pelaporan
Merekomendasikan kepada Kepala Puskesmas untuk mewajibkan setiap tenaga kesehatan yang membantu persalinan agar melaksanakan IMD
Rendahnya
IMD. Cakupan bayi baru sebagai faktor yang mendukung lahir IMD yang pada mendapatkan dalam tahun 2011 eksklusif terlaksananya ASI
5.
Menyediakan blanko rekapitulasi baku dalam pencatatan jumlah anak yang mendapatkan ASI eksklusif Menyediakan media penyuluhan ASI eksklusif berupa flip-chart dan leaflet sebagai alat bantu penyuluhan
Belum
adanya
blanko Adanya buku rekapitulasi baku yang telah diterima oleh ketua klub ibu hamil dan menyusui
rekapitulasi baku
Belum
adanya
dan bantu
penyuluhan.
Hasil kuesioner tentang pengetahuan ibu-ibu hamil dan menyusui di Desa Kota Bangun tentang ASI Eksklusif adalah sebagai berikut:
Tabel 3.7. Hasil Kuesioner Awal dan Akhir Tingkat Pengetahuan Ibu-Ibu Hamil dan Menyusui Di Desa Kota Bangun Tentang Asi Eksklusif. Kategori Baik Cukup Kurang Total Awal 5 20 9 34 Persentase (%) 14,7 58,8 26,5 100 Akhir 16 18 0 34 Persentase (%) 47,1 52,9 0 100
27
Penyuluhan dilakukan kepada 34 ibu-ibu hamil dan menyusui di Desa Kota Bangun yang dilaksanakan pada tanggal 12 Juli 2012. Dari tabel diatas didapatkan peningkatan pengetahuan ibu-ibu tentang ASI Eksklusif. Sebelum intervensi didapatkan pengetahuan baik 14,7% sedangkan setelah penyuluhan pengetahuan baik meningkat menjadi 47,1%. Berdasarkan uji statistik didapatkan sebaran data normal dengan uji Shapiro Wilk maka untuk uji statistik pengolahan data digunakan dengan uji t-berpasangan. Hasil pengolahan didapatkan nilai Significancy dengan p=0.000, karena nilai p<0.05, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan ibu sesudah dan sebelum intervensi. Hasil dari check list praktik kader-kader tentang pencatatan rekapitulasi ASI eksklusif dapat dilihat dari tabel 3.8. Tabel 3.9. Hasil checklist kader-kader klub ASI eksklusif dalam praktik pencatatan rekapitulasi ASI eksklusif. Kategori Baik Cukup Total Frekuensi 5 0 5 Persentase (%) 100 0 100
Dari hasil checklist diatas didapatkan praktik pencatatan rekapitulasi ASI ekslusif oleh kader kader klub ASI eksklusif adalah 100% dikategorikan baik.
3.4
Action Setelah dilakukan check terhadap do yang telah dilakukan, maka tindakan
action dalam proyek optimalisasi ini adalah menjadikan penyuluhan, klub ibu hamil dan menyusui serta pelatihan kader tentang pencatatan dan pelaporan sebagai standar tetap dalam kegiatan optimalisasi cakupan pemberian ASI Eksklusif. Kegiatan check atas do yang hanya bersifat rekomendasi, media informasi berupa flip chart dan leaflet, blanko rekapitulasi, belum dapat dinilai karena keterbatasan waktu dan perlu pengevaluasian di masa mendatang.