Anda di halaman 1dari 2

SEX EDUCATION:PAGAR PEMBATAS REMAJA DAN SEKS BEBAS Berbicara mengenai seks kita membicarakan suatu urgensi masalah

konkrit dalam kehidupan berbangsa.Seks merupakan suatu kenikmatan yang diberikan oleh Sang Pencipta terhadap makhluk hidup yang Dia ciptakan dengan fungsi sebagai media untuk meneruskan keturunan agar tetap berlanjut.Itulah makna dari sebuah seks karena merupakan suatu hal yang fundamental yang melekat dalam hidup manusia yang bisa diartikan sebagai hak dasar seorang manusia.Tapi di zaman sekarang ini arti sebuah seks disalahartikan dan disalahgunakan dalam kehidupan masyarakat terutama pada ruang lingkup kalangan remaja.Seks bebas yang terjadi saat ini sudah menjadi sebuah fenomena dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan remaja saat ini.Mengerikan!!! Ketika Anda searching di internet yang Anda saksikan banyak berita-berita aktual tentang seks bebas yang dilakukan kalangan remaja.Begitu juga ketika Anda duduk dikursi dengan secangkir kopi sambil membaca koran setidaknya Anda pasti menemukan atau membaca tentang berita seks bebas dikalangan remaja.Fenomena seks bebas pun membentuk suatu pluralisme negatif seperti hamil diluar nikah,perkosaan yang tidak memandang umur baik atas nama cinta maupun tidak.Data tentang seks bebas dikalangan remaja pun membuat bulu kuduk kita cukup merinding dengan apa yang terjadi dunia mereka.Hampir setiap remaja baik jenjang pendidikan Menengah Pertama maupun Menegah Atas sudah pernah melakukan hubungan layak suami istri,oral seks atau sekedar berciuman dengan pasangan mereka Melihat fenomena yang terjadi sudah seharusnya kita bertindak untuk mencegah terjadinya seks bebas dikalangan remaja Indonesia dengan cara yang komprehensif.Salah cara yang bisa dilakukan adalah mengintroduksikan pendidikan seks (Sex Education) dalam kurikulum pendidikan.Dengan hadirnya pendidikan seks dalam pendidikan anak bisa memahami arti utama seks.Pendidikan Seks perlu di ajarkan sejak dini agar anak dapat mengerti sebenarnya seks itu apa dan bagaimana sehingga ketika saat mereka beranjak remaja sudah tertanam dalam benak mereka bahwa seks yang dilakukan secara ilegal tidak boleh dilakukan. Penerapan pendidikan seks tak lepas dari aspek dan cara penyampaiannya terhadap objeknya.Aspek dan cara penyampaian yang diperhatikan adalah jenjang umur karena jenjang umur yang berbeda penyampaiannya juga tentu berbeda.Bagi balita berusia 1-5 tahun cara cukup mudah, yaitu dengan mulai memperkenalkan kepada balita organ-organ seks miliknya secara singkat. Tidak perlu memberi penjelasan detail karena rentang waktu atensi anak biasanya pendek.Tandaskan juga bahwa alat kelamin tersebut tidak boleh dipertontonkan dengan sembarangan.Bagi usia 3-10 tahun jawablah pertanyaan mereka dengan sederhana,terus terang dan efektif karena di usia ini anak-anak berkembang menjadi pribadi yang kritis.Untuk usia menjelang remaja mulai saatnya bagi orang tua menerangkan mengenai haid, mimpi basah, dan juga perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada seorang remaja seperti perubahan bentuk payudara dan tumbuhnya bulu-bulu di sekitar alat

kelamin.Usia remaja adalah usia yang sangat rawan terhadap seks karena anak memiliki rasa kuriositas yang sangat tinggi sehingga untuk itu orang tua perlu menanamkan nilai moral dan nilai agama secara intensif dan terus menerus sehingga dapat mencegah anak dari seks bebas.Dengan mengajarkan pendidikan seks pada anak, diharapkan dapat menghindarkan anak dari risiko negatif perilaku seksual maupun perilaku menyimpang. Dengan sendirinya anak diharapkan akan tahu mengenai seksualitas dan akibat-akibatnya bila dilakukan tanpa mematuhi aturan hukum, agama, dan adat istiadat, serta dampak penyakit yang bisa ditimbulkan dari penyimpangan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai