Anda di halaman 1dari 15

TINJAUAN TEORISTIS A.

Proses menua Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan lahan - kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (nugroho, 2000). Proses menua normalnya merupakan suatu proses yang ringan, ditandai dengan turunnya fungsi secara bertahap tetapi tidak ada penyakit sama sekali sehingga kesehatan tetap terjaga baik. Sebaliknya proses menua patologis ditandai dengan kemunduran fungsi organ sejalan dengan umur tetapi bukan akibat umur tua, melainkan akibat penyakit yang muncul pada umur tua. Perubahan - perubahan fisik yang terjadi pada lanjut usia: 1. Sel a. Lebih sedikit jumlahnya, lebih besar ukurannya b. Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler 2. Sistem persarafan a. Berat otak menurun 10-20%, lambat dalam respon untuk bereaksi b. Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran mengecilnya saraf penciuman dan perasa. 3. a. b. 4. a. b. 5. a. b. c. d. e. 6. a. b. 7. a. b. 8. a. b. 9. a. b. 10. a. b. 11. a. b. 12. a. b. 13. a. b. Sistem pendengaran Membran timpani menjadi atrofi Pendengaran bertambah menurun Sistem penglihatan Sfingter pupil timbul skelorosis dan hilangnya respon terhadap sinar Hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapangan pandang Sistem kardiovaskular Elastisitas dinding aorta menurun Katup jantung menebal dan menjadi kaku Kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya Kehilangan elastisitas pembuluh darah TD meiningkat di akibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer. Sistem pengaturan temperatur tubuh Hipotermia di akibatkan oleh metabolism yang menurun Keterbatasan reflex menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktifitas otot. Sistem respirasi Otot otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku O2 pada arteri pada arteri menurun menjadi 75 mmhg co2 pada arteri tidak berganti. Sistem gastrointestinal Rasa lapar menurun, enzim lambung menurun Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi Sistem reproduksi Pada perempuan menciutnya ovari dan uterus, atrofi payudara Pada laki laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa meskipun adanya penurunan berangsur angsur. Sistem genitourinaria Ginjal: nefron mengecil dan menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%, berat jens urine menurun. Vesika urinaria: otot otot menjadi lemah, kapasitas menurun sampai 200 ml menyebabkan frekuensi buang air seni meningkat, vesika urinaria susah dikosongkan pada pria lansia sehingga meningkatnya retensi urin. Sistem endokrin Produksi dari hamper semua hormone menurun Menurunnya aktifitas tiroid Sistem integumen Kulit mengkerut dan keriput akibat kehilangan jaringan lemak Mekanisme proteksi kulit menurun, kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungasinya Sistem musculoskeletal Tulang kehilangan cairan dan makin rapuh, kifosis Serabut serabut otot mengecil sehingga seseorang bergerak menjadi lamban, otot otot kram dan menjadi tremor.

B. Konsep dasar penyakit hipertensi 1. Definisi Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmhg. Pada populasi lansia hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmhg dan tekanan diastoliknya 90 mmhg (smeltzer). Hipertensi pada usia lanjut di bedakan atas: Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar ari 140 mmhg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmhg hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmhg dan tekanan diastoliknya lebih rendah dari 90 mmhg. Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu: a. Hipertensi esensial (hipertensi esensial) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. b. Hipertensi sekuder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain. 2. Etiologi

a. b.

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan perubahan pada: elastisitas dinding aorta menurun. katup jantung menebal dan menjadi kaku. c. kemampuan jantung untuk memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, kemampuan jantung untuk memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya. Corwin (2000) menjelaskan bahwa hipertensi tergantung pada kecepatan denyut jantung, valume sekuncup dan Total Peripheral Resistance (TPR). Maka peningkatan salah satu dari ketiga variabel yang tidak dikompensasi dapat menyebabkan hipertensi. Peningkatan kecepatan denyut jantung dapat terjadi akibat rangsangan abnormal saraf atau hormon pada nodus SA. Peningkatan kecepatan denyut jantung yang berlangsung kronik sering menyertai keadaan hipertiroidisme. Namun, peningkatan kecepatan denyut jantung biasanya dikompensasi oleh penurunan volume sekuncup atau TPR, sehingga tidak meninbulkan hipertensi. Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama dapat terjadi apabila terdapat peningkatan volume plasma yang berkepanjangan, akibat gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi garam yang berlebihan. Peningkatan pelepasan renin atau aldosteron maupun penurunan aliran darah ke ginjal dapat mengubah penanganan air dan garam oleh ginjal. Peningkatan volume plasma akan menyebabkan peningkatan volume diastolik akhir sehingga terjadi peningkatan volume sekuncup dan tekanan darah. Peningkata preload biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan sistolik. Patofisiologi Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor. Pada medulla diotak dari pusat vasomotor ini bermula saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis ke ganglia simpatis di thoraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor di hantarkan dalam bentuk inpuls yang bergerak kebawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini neuron preganglion melepaskan asetolkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak di ketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang. Mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal mensekresi epineprin yang menyebabkan vasokontirksi. korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respos vasokontriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan ke arah ginjal, penyebabkan pelepasan renin renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian di ubah menjadi angiotensin II, suatu vasokontriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal menyebabkan peningkatan volume intravascular. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi. Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang di pompa oleh jantung mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tekanan perifer. Tanda dan gejala Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi: tidak ada gejala Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkaan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa, hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak teratur. gejala yang lazim Sering di katakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertansi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien. Menurut rokhaeni (2001), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertnsi yaitu: mengeluh sakit kepala, pusing, lemas, sesak nafas, gelisah, mual muntah, epistaksis, dan kesadaran menurun Pemeriksaan penunjang Hemoglobin/hematokrit Untuk mengkaji hubungan dari sel sel terhadap volume cairan dan dapat mengindikasikan faktor faktor resiko seperti hiperkoagulabilitas anemi. Glukosa Hiperglikemia (diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi). dapat di akibatkan oleh peningkatan katekolamin (meningkatkan hipertensi). Kalium serum Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi Kadar aldostero urin/serum Untuk mengkaji aldosteronisme primer e. Urinalisa Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes. f. Asam urat Hiperuresemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi. Steroid urin Kenaikan dapat mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti penyakit parenkim ginjal, batu ginjal/ureter Foto dada Menunjukan obstruksi klasifikasi pada area katup pembesaran jantung. CT scan Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati EKG

3.

4. a.

b.

5. a.

b.

c. d.

g. h. i. j.

Dapat menunjukan pembesaran jantung, pola regangan. Gangguan konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi. 6. Penatalaksanaan Tujuan tiap program penanganan bagi setiap penanganan bagi setiap pasien adalah mencegah terjadinya morbilitas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah di bawah 140/90 mmhg. Efektifitas setiap program di tentukan oleh derajat hipertensi, komplikasi, biaya perawatan, dan kualitas hidup sehubungan dengan terapi. Beberapa penelitian menunjukan bahwa pendekatan nonfarmakologis, termasuk penurunan berat badan, pembatasan alkohol, natrium dan tembakau, latihan dan relaksasi merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan pada setiap terapi hipertensi. Apabila pendereta hipertensi ringan berada dalam resiko tinggi (pria, perokok) atau bila tekanan diastoliknya menetap diatas 85 atau 95 mmhg dan sistoliknya di atas 130 sampai 139 mmhg maka perlu di mulai terapi obat obatan. Dua kelompok obat tersedia dalam terapi pilihan pertama: diuretika dan penyekat beta. Apabila dengan hipertensi ringan sudah terkontrol selama setahun, terapi dapat di turunkan. 7. Anatomi dan fisiologi jantung Jantung merupakan organ utama dalam sistem kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri. Ukuran jantung kira-kira panjang 12 cm, lebar 8-9 cm seta tebal kira-kira 6 cm. Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih besar dari kepalan tangan. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter darah. Posisi jantung terletak diantar kedua paru dan berada ditengah tengah dada, bertumpu pada diaphragma thoracis dan berada kira-kira 5 cm diatas processus xiphoideus. Pada tepi kanan cranial berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa III dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Pada tepi kanan caudal berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa VI dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Tepi kiri cranial jantung berada pada tepi caudal pars cartilaginis costa II sinistra di tepi lateral sternum, tepi kiri caudal berada pada ruang intercostalis 5, kira-kira 9 cm di kiri linea medioclavic. Pulmonary Valve Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh dimana pada saat memompa jantung otot-otot jantung (miokardium) yang bergerak. Selain itu otot jantung juga mempunyai kemampuan untuk menimmbulkan rangsangan listrik Kedua atrium merupakan ruang dengan dinding otot yang tipis karena rendahnya tekanan yang ditimbulkan oleh atrium. Sebaliknya ventrikel mempunyai dinding otot yang tebal terutama ventrikel kiri yang mempunyai lapisan tiga kali lebih tebal dari ventrikel kanan. Aktifitas kontraksi jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh selalu didahului oleh aktifitas listrik. Aktifitas listrik ini dimulai pada nodus sinoatrial (nodus SA) yang terletak pada celah antara vena cava suiperior dan atrium kanan. Pada nodus SA mengawali gelombang depolarisasi secara spontan sehingga menyebabkan timbulnya potensial aksi yang disebarkan melalui sel-sel otot atrium, nodus atrioventrikuler (nodus AV), berkas His, serabut Purkinje dan akhirnya ke seluruh otot ventrikel. Gambar: anatomi jantung Oleh karena itu jantung tidak pernah istirahat untuk berkontraksi demi memenuhi kebutuhan tubuh, maka jantung membutuhkan lebih banyak darah dibandingkan dengan organ lain. Aliran darah untuk jantung diperoleh dari arteri koroner kanan dan kiri. Kedua arteri koroner ini keluar dari aorta kira-kira inchi diatas katup aorta dan berjalan dipermukaan pericardium. Lalu bercabang menjadi arteriol dan kapiler ke dalam dinding ventrikel. Sesudah terjadi pertukaran O 2 dan CO2 di kapiler, aliran vena dari ventrikel dibawa melalui vena koroner dan langsung masuk ke atrium kanan dimana aliran darah vena dari seluruh tubuh akan bermuara. Sirkulasi darah ditubuh ada 2 yaitu sirkulasi paru dan sirkulasi sistemis. Sirkulasi paru mulai dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis, arteri besar dan kecil, kapiler lalu masuk ke paru, setelah dari paru keluar melalui vena kecil, vena pulmonalis dan akhirnya kembali ke atrium kiri. Sirkulasi ini mempunyai tekanan yang rendah kira-kira 15-20 mmhg pada arteri pulmonalis. Sirkulasi sistemis dimulai dari ventrikel kiri ke aorta lalu arteri besar, arteri kecil, arteriole lalu ke seluruh tubuh lalu ke venule, vena kecil, vena besar, vena cava inferior, vena cava superior akhirnya kembali ke atrium kanan. Gambar: anatomi jantung Sirkulasi sistemik mempunyai fungsi khusus sebagai sumber tekanan yang tinggindan membawa oksigen ke jaringan yang membutuhkan. Pada kapiler terjadin pertukaran O2 dan CO2 dimana pada sirkulasi sistemis O2 keluar dan CO2 masuk dalam kapiler sedangkan pada sirkulasi paru O2 masuk dan CO2 keluar dari kapiler. C. Konsep dasar asuhan keperawatan pengkajian 1. Aktifitas/istirahat Gejala: Kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton. Tanda: Frekuensi jantung meningkat Perubahan irama jantung Takipnea 2. Sirkulasi Gejala: Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan penyakit serebrovaskular. Episode palpitasi, perspirasi. Tanda: Kenaikan TD (pengukuran serial dari kenaikan tekanan darah di perlukan untuk menegakkan diagnosis). Hipotensi postural (mungkin berhubungan dengan regimen obat). Nadi: denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis; perbedaan denyut seperti: denyut femoral melambat sebagai kompensasi denyutan radialis atau brakialis ; denyut popliteal, tibialis posterior, pedalis tidak teraba atau lemah. Denyut apical: PMI kemungkinan bergeser dan atau sangat kuat. Frekuensi/irama: takikardi, berbagai disritmia. Bunyi jantung: terdengar S2 pada dasar; S3 (CHF dini); S4 (pengerasan ventrikel kiri/hipertrofi ventrikel kiri). Murmur stenosis vulvural. Desiran vaskuler terdengar di atas karotis, femoralis, atau epigastrium (stenosis arteri). DVJ [distensi vena jugularis] (kongesti vena).

Ekstremitas: perubahan warna kulit, suhu dingin (vasokontriksiperifer); pengisian kapiler mungkin lambat/tertunda (vasokonteriksi). Kulit pucat, sianosis, dan diaphoresis (kongesti, hipoksemia); kemerahan (feokromositoma).

3. Integritas ego Gejala: Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, atau marah kronik (dapat mengindikasikan kerusakan serebral). Faktor faktor stres multipel ( hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan). Tanda: Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinu perhatian, tangisan yang meledak. Gerak tangan empati, otot muka tegang (khususnya sekitar mata), gerakan fisik cepat, pernapasan menghela, peningkatan pola bicara. 4. Eliminasi Gejala: Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( seperti infeksi/obstruksi atau riwayat penyakit ginjal yang lalu). 5. Makanan/cairan Gejala: Makanan yang di sukai, yang dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang di goreng, keju, telur,), gula gula yang berwarna hitam; kandungan tinggi kalori. Mual, muntah. Perubahan berat badan akhir akhir ini (meningkat/menurun). Riwayat penggunaan diuretik. Tanda: Berat badan normal atau obesitas. Adanya edema (mungkin umum dan tertentu); kongesti vena, DVJ; glikosuria (hampir 10% pasien hipertensi adalah diabetik). 6. Neurosensori Gejala: keluhan pening/pusing. Berdenyut, sakit kepala suboksipital (terjadi saat bangun dan menghilang secara spontan setelah beberapa jam). Episode kebas dan atau kelemahan pada satu sisi tubuh. Ganagguan penglihatan (diplopia, penglihatan kabur). Episode epistaksis. Tanda: Status mental: perubahan keterjagaan orientasi, pola/isi bicara, afek, proses pikir, atau memori (ingatan). Respons motorik: penurunan kekuatan genggaman tangan dan atau refleks tendon dalam. Perubahan - perubahan retinal optik: dari sklerosis/penyempitan arteri ringan sampai berat dan perubahan sklerotik dengan edema atau papiledema, eksudat, dan hemoragi tergantung pada berat/lamanya hipertensi. 7. Nyeri/ketidaknyamanan Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung). Nyeri hilang timbul pada tungkai/klaudikasi (indikasi arteriosklerosis pada arteri ekstremitas bawah). Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Nyeri abdomen/massa (feokromositoma). Pernapasan (secara umum berhubungan dengan efek kardiopulmonal tahap lanjut dari hipertensi menetap/berat). Gejala: Dispnea yang berkaitan dengan aktifitas/kerja. Takipnea, ortopnea, dispnea noktural paroksismal. Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum. Riwayat merokok. Tanda: Distres respirasi/penggunaan otot aksesori pernapasan. Bunyi napas tambahan (krakles/mengi). Sianosis. 8. Keamanan Gejala: Gangguan koordinasi atau cara berjalan. Episode parastesia unilateral transian. Hipotensi postural. 9. Pembelajaran/penyuluhan Gejala: Faktor - faktor risiko keluarga: hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, diabetes mellitus, penyakit serebrovaskuler/ginjal. Faktor - faktor resiko etnik, seperti orang afrika - amerika, asia tenggara. Penggunaan pil KB atau hormon lain;penggunan alkohol/obat. Pertimbangan rencana pemulangan: DRG menunjukan rerata lamanya di rawat: 4,2 hari. Bantuan dengan pemantauan diri TD Perubahan dalam terapi obat Prioritas keperawatan 1. Mempertahankan atau meningkatkan fungsi kardiovaskular 2. Mencegah komplikasi 3. Memberikan informasi tentang proses/prognosis dan program pengobatan 4. Mendukung kontrol aktif pasien terhadap kondisi Tujuan pemulangan 1. TD dengan batas yang dapat diterima untuk individual 2. Komplikasi kadiovaskuler dan siatemik dicegah/diminimalkan 3. Proses/prognosis penyakit dan regimen terapi di pahami 4. Perubahan yang diperlukan dalam hal gaya hidup/perilaku di lakukan Diagnosa keperawatan: Curah jantung, penurunan, dan resiko tinggi terhadapFaktor resiko meliputi: Peningkatan afterload, vasokontriksi. Iskemia miokardia

Hipertrofi/rigiditas [kekakuan] ventricular.Kemungkinan di buktikan oleh: [tidak dapat di teapkan; adanya tanda - tanda dan gejalagejala yang menetapkan diagnosa aktual] Hasil yang di harapkan/kriteria Evaluasi pasien akan: Berpartisipasi dalam aktifitas yang menurunkan TD/beban kerja jantung. Mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapat di terima. Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil dalam rentan normal pasien TINDAKAN/INTERVENSI Mandiri Pantau TD. Ukur pada kedua tangan/paha untuk evaluasi awal. Gunakan ukuran manset yang tepat dan teknik yang akurat. RASIONAL

Perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang keterlibatan/bidang masalah vaskuler

Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan ferifer.

Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas

Amati warna kulit, kelembaban, suhu, dan masa pegisian kapiler

Denyutan karotis, jugularis, radialis dan femoralis mungkin termati atau terpalpasi. Denyut pada tungkai mungkin menurun, mencerminkan efek dari vasokontriksi (peningkatan SVR) dan kongesti vena S4 umum terdengar pada pasien hipertensi berat karena adanya hipertrofi atrium (peningkatan volume/tekanan atrium). Perkambangan S3 menunjukan hipertrofi ventrikal dan kerusakan fungsi. Adanya krakles, mengi dapat mengidentifikasikan kongesti paru sekunder terhadap terjadinya atau gagal jantung kronik Adanya pucat, dingi, kulit lembab dan masa pengisian kapiler lambat mungkin berkaitan dengan vasokontriksi atau mencerminkan dekompensasi/penurunan curah jantung Dapat mengindikasikan gagal jantung, kerusakan injal atau vaskuler Membantu untuk menurunkan rangsang simpatis; meningkatkan relaksasi Menurunkan stres dan ketegangan yang mempengaruhi tekanan darah dan perjalanan penyakit hipertensi

Catat edema umum/tertentu Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas/ keributan lingkungan. Batasi jumlah pengunjung dan lamanya tinggal. Pertahankan pembatasan aktiifitas, seperti istirahat di tempat tidur/kursi; jadwal periode istirahat tampa gangguan; bantu pasien melakukan aktifitas perawatan diri sesuai kebutuhan Lakukan tindakan tindakan yang nyaman seperti pijatan punggung dan leher, meninggikan kepala tempat tidur. Anjurkan teknik relaksasi, panduan imajinasi, aktifitas pengalihan. Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol TD

Mengurangi ketidaknyamanan dan dapat menurunkan rangsang simpatis. Dapat menurunkan rangsangan yang menimbulkan stres, membuat efek tenang, sehingga akan menurunkan TD Respon terhadap terapi obat stepped ( yang terdiri atas diuretic, inhibitor simpatis dan vasodilator ) tergantung pada individu dan efek sinergis obat. Karena efek samping tersebut, maka penting untuk menggunakan obat dalam jumlah paling sedikit dan dosis paling rendah Tiazid mungkin digunakan sendiri atau di campur dengan obat lain unyuk menurunkanTD pada pasien dengan fungsi ginjal yang relatif normal. Diuretik ini memperkuat agen-agen anti hipertensif lain dengan membatasi retensi cairan Obat ini menghasilka dieresis kuat dengan menghabat resorpsi natrium dan klorida dan merupakan antihipertensif efektif, khususnya pada pasien yang resisten terhadap tiazid atau mengalami kerusakan ginjal. Dapat diberikan dalam kombinasi dengan diuretik tiazid untuk meminimalkan kehilangan kalium Kerja khusus obat ini bervariasi,tetapi secara umum menurunkan TD,melalui efek kombinasi penurunan tahanan total perifer, menurunkan curah jantung menghambat aktifitas simpatis, dan

Kolaborasi Memberikan obat obat sesuai indikasi, contoh : Diuretik tiazid, misalnya: klorotiazid (diuril); hidroklorotiazid (esidrix/hidro DIURIL); bendroflumentiazid (naturetin). Diuretic loop, misalnya furosemid (lasix); asam etakrinic (edecrin); bumetanid (burmex)

Diuretic hemat kalium mis: spironolakton (aldoctone) ;triamterene (dyrenium); amilioride (midamor). Inhibitor simpatis mis: propanolol (inderal); metoprolol (lopressor); atenolol (tenormin); nadnol (corgarde); metildopa (aldomet); reserpino

(serpasil); klonidin (catapres).

menekan pelepasan renin.

Vasodilator, mis: minoksibil (loniten); hidralazin (apresoline); bloker saluran kalsium, mis: nefedipin (procardia ); verapamil (canal).

Agen - agen antiadrenergik: bloker prazosin (minipres); tetazonin ( hytrin). Bloker nuron adrenergik: guanadrel (hyloree); quanetidin (ismelin); reserpin (serpasil). Imhibitor adrenergik yang kerja secara sentral: klonidin; (catapres); guanabens (wytension); metildopa (aldomet). Vasodilator kerja langsung: hidralazin (apresoline); minoksidil; (loniten). Vasodilator oral yang bekerja langsung : diazoksid (hyperstat); nitroprusid; (nipride, nitropress). Bloker ganglion, mis: guanetidin (ismelin); trimetapan (arfonad); ACE inhibitor, mis: kaptopril (capoten). Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi

Mungkin di perlukan untuk mengobati hipertensi berat bila kombinasi diuretik dan inhibitor simpatis tidak berhasil mengontrol TD. vasodilatasi vaskuler jantung sehat dan meningkatkan aliran darah koroner keuntungan sekunder dari terapi vasodilator. Bekerja pada pembuluh darah untuk mempertahankan agar tidak konstriksi. Menurunkan aktifitas konstriksi arteri dan vena pada ujung saraf simpatis. Obat ini meningkatkan rangsang simpatis pusat vasomotor untuk menurunkan tahanan arteri perifer. Merilekskan otot otot polos vaskuler. Obat obat ini di berikan secara intravena untuk menangani kedaruratan hipertensi Penggunaan inhibitor simpatis tambahan mungkin di butuhkan (untuk efek kumulatifnya) bila tindakan lain gagal untuk mengontrol TD dan kerja sama pasien dengan regimen terapeutik telah di tetapkan. Pembatasan ini dapat menangani retensi cairan dengan respons hipertensif, dengan demikian menurunkan beban kerja jantung.

Siapkan untuk pembedahan bila ada indikasi.

Bila hipertensi berhubungan dengan adanya feokromositoma, maka pengangkatan tunor akan memperbaiki kondisi.

Diagnosa keperawatan: Intoleran aktifitas Mungkin berhubungan dengan: Kelemahan umum Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen Kemungkinan di buktikan oleh: Laporan verbal tentang keletihan atau kelemahan Frekuensi jantung atau respons TD terhadap aktifitas abnormal Rasa tidak nyaman saat bergarak atau dispnea Perubahan - perubahan EKG mencerminkan iskemia; disritmia Hasil yang di harapkan/kriteria evaluasi pasien akan : berpartisipasi dalam aktifitas yang di inginkan Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktifitas yang dapat di ukur . Menunjukan penurunan dalam tanda - tanda intoleransi fisiologi. TINDAKAN/INTERVENSI Mandiri Kaji respon pasien terhadap aktivitas, perhatikan frekuensi nadi lebih dari 20 kali per menit di atas frekuensi istirahat; peningkatan tekanan darah yang nyata selama /sesudah aktifitas (tekanan siatolik meningkat 40 mmhg atau tekanan diastolik meningkat 20 mmhg; dipsnea atau nyeri dada; keletihan atau kelemahan yang brlebihan; diaphoresis; pusing atau pingsan. RASIONAL

Menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji respons fisiologi terhadap stres aktifitas, dan bila ada merupakan indicator dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat aktifitas.

Instruksikan pasien tentang teknik penghematan energi. mis: menggunakan kursi saat mandi, duduk sat menyisir rambut atau menyikat gigi, melakukan aktifitas secara perlahan. Berikan dorongan untuk melakukan aktifitas/perawatan diri bertahap jika dapat di toleransi. Berikan bantuan sesuai kebutuhan.

Teknik menghemat energi mengurangi penggunaan energi, juga membantu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. Kemajuan aktifitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung tiba tiba. Memberikan bantuan hanya sebatas kebutuhan akan mendorong kemandirian dalam melakukan aktifitas.

Diagnosa keperawatan: Nyeri, [akut], sakit kepala Mungkin berhubungan dengan: Peningkatan tekanan vascular serebral Kemungkinan dibuktikan oleh: Melaporkan tentang nyeri berdenyut yang terletak pada region suboksipital, terjadi pada saat bangun, dan hilang secara spontan setelah beberapa waktu berdiri. Segan untuk menggerakkan kepala, menggaruk kepala menghindari sinar terang dan keributan, mengerutkan kening, mengenggam tangan. Melaporkan kekakuan leher, pusing penglihatan kabur,mual,muntah. Hasil yang di harapkan/ kriteri evaluasi pasien akan: Melaporkan nyeri/ketidaknyamanan hilang/terkontrol. Mengungkapkan metode yang memberikan pengurangan. TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL Mandiri Meminimalkan stimulasi/meningkatkan relaksasi Mempertahankan tirah baring selama fase akut Berikan tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan Tindakan yang yang menurunkan tekanan vascular serebral sakit kepala. Mis: kompres dingin pada dahi, pijat yang memperlambat/memblok respons simpatis efektif dalam punggung dan leher, tenang, redupkan lampu kamar, menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya. teknik relaksasi (panduan imajinasi,distraksi) dan aktifitas waktu senggang. Hilangkan/minimalkan aktifitas vasokontriksi yang Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkn sakit dapat meningkatkan sakit kepala. Mis: mengejan saat kepala pada adanya peningkatan tekanan vaskular serebral. BAB, batuk panjang, membungkuk. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan. Pusing dan penglihatan kabur sering berhubungan dengan sakit kepala. Pasien juga dapat mengalami episode hipotensi postural. Berikan cairan, makanan lunak, perawatan mulut yang Meningkatkan kenyamanan umum. Kompres hidung dapat teratur bila terjadi perdarahan hidung atau kompres menganggu menelan atau membutuhkan napas dengan mulut, hidung telah di lakukan untuk menghentikan perdarahan menimbulkan stagnasi sekresi oral dan mengeringkan membran mukosa.

Kolaborasi Berikan sesuai indikasi; analgesik Antiansietas. Mis; lorazepam, (ativan), diazepam (valium).

Menurunkan/mengontrol nyeri dan menurunkan rangsang sistem saraf simpatis. Dapat mengurangi ketegangan dan ketidaknyamanan yang diperberat oleh stres.

perawatan: Nutrisi, perubahan, lebih dari kebutuhan tubuh bd: Masukan berlebihan sehubungan dengan kebutuhan metabolik. Pola hidup monoton. Keyakinan budaya.Kemungkinan di buktikan oleh: BB 10% - 20% lebih dari ideal untuk tinggi dan bentuk tubuh Lipatan kulit trisep lebih besar lebih besar dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita. Di laporkan atau terobservasi disfungsi pola makan.Hasil yang di harapkan/kriteria evaluasi pasien akan: Mengidentifikasi hubungan antara hipertensi dan kegemukan. Menunjukan perubahan pola makan (mis: pilihan makanan, kuantitas, dan sebagainya). mempertahankan berat badan yang diinginkan degan pemeliharaan ksehatan optimal. Melakukan/mempertahankan program olah raga yang tepat secara individual TINDAKAN/INTERVENSI Mandiri Kaji pemahaman pasien tentang hubungan langsung antara hipertensi dan kegemukan . Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi masukan lemak, garam, dan gula sesuai indikasi RASIONAL Kegemukan adalah risiko tambahan pada tekanan darah tinggi karena disproposi antara kapasitas aorta dan peningkatan curah jantung berkaitan dengan peningkatan massa tubuh. Kesalahan kebiasaan makan menunjang terjadinya aterosklerosis dan kegemukan, yang merupakan predisposisi untuk hipertensi dan komplikasinya, mis: stroke, penyakit

Tetapkan keinginan pasen menurunkan berat badan

Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diit.

Tatapkan rencana penurunan BB yang realistik dengan pasien, mis: penurunan BB 0,5 kg per minggu

Dorong pasien untuk mempertahankan masukan makanan harian termasuk kapan dan dimana makan dilakukan dan lingkungan dan perasaan sekitar saat makanan dimakan. Instruksikan dan bantu memilih makanan yang tepat, hindari makanan dengan kejenuhan lemak tinggi (mentega, keju, telur, es krim, daging) dan kolesterol (daging berlemak, kuning telur, produk kalengan, jeroan). Kolaboratif Rujuk ke ahli gizi sesuai indikasi

ginjal, gagal ginjal, kelebihan masukan garam memperbanyak volume cairan intravaskular dan dapat merusak ginjal. Yang lebih memperburuk hipertensi. Motivasi untuk penurunan berat badan adalah internal. Individu harus berkeinginan untuk menurunkan berat badan.bila tidak maka program sama sekali tidak berhasil. Mengidentifikasi kekuatan /kelemahan dalam program diit terakhir. Membantu dalam menentukan kebutuhan individu untuk penyesuaian/penyuluhan. Penurunan masukan kalori masukan kalori seseorang sebanyak 500 kalori per hari secara teori dapat menurunkan BB 0,5 kg/minggu. Penurunan BB yang lambat mengindikasikan kehilangan lemak melalui kerja otot dan umumnya dengan cara mngubah kebiasaan makan. Memberikan data dasar tentang keadekuatan nutrisi yang dimakan, dan kondisi emosi saat makan. Membantu untuk memfokuskan perhatian pada faktor mana pasien telah/dapat mengontrol perubahan. Menghindari makanan tinggi lemak jenuh dan kolesterol penting dalam mencegah perkembangan aterogenesis.

Memberikan konseling dan bantuan dengan memenuhi kebutuhan diit individual.

BAB III TINJAUAN KASUS Pada BAB ini penulis akan membahas asuhan keperawatan pada gerontik dengan hipertensi yang terdiri dari 5 tahap yaitu: pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Asuhan keperawatan dilakukan selama 4 hari mulai dari tanggal 20 23 Agstus 2009. PENGKAJIAN Berdasarkan data di puskesmas Mopuya di dapatkan keterangan bahwa penyakit yang utama pada lansia adalah hiprtensi. Pada tanggal 20 agustus 2009 penulis mendatangi Tn.W dalam rangka menerapkan asuhan keperawatan pada Tn.W dengan mesalah hipertensi. Kemudian penulis menjelaskan maksud dan tujuan penulis yaitu ingin mendiskusikan dan membantu masalah masalah kesehatan yang di alami Tn.W Dari hasil pengkajian di peroleh sebagai berikut : IDENTITAS LIEN Nama Umur Alamat rumah Pendidian terakhir Jenis kaelamin Agama Status perkawinan Tanggal pengkajian

A.

1.

: Tn. W : 70 tahun : Dondomon Rt 5 Dusun 3 : SD : laki laki : Kristen : Kawin : 20 Agustus 2009

2. 3.

4.

STATUS KESEHATAN SAAT INI Klien mengeluh sakit kepala, nyeri di belakang leher, gatal - gatal pada bagian perut. RIWAYAT KESEHATAN Hipertensi di derita klien sejak 2 tahun lalu, klien selalu mengalami nyeri kepala, nyeri di rasakan klien terus menerus, nyeri pada kepala menjalar sampai kebelakang leher, lama dan waktu nyeri tidak menentu. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA Istri dan keluarga klien juga menderita hipertensi dan bahkan kakak kandung meninggal karena hipertensi

5. a.

TINJAUAN SISTEM Keadaan umum Kesadaran : Compos mentis Suhu badan : 36,5

b. c. d. e. f. g.

Nadi : 60x/menit Tekanan darah : 180/110 mmhg Pernafasan : 28x/menit Integumen Kulit mengkerut, permukaan kulit kasar dan bersisik, akral dingin. Kepala Bentuk bulat, alopecia (tidak ada), warna rambut beruban, tidak ada ketombe. Mata Pandangan kabur, konjungtiva tidak anemi. Telinga Fungsi pendengaran menghilang Mulut dan tenggorokan Tidak ada sariawan, gigi tanggal 3 buah ( 2 gigi atas dan 1 gigi bawah ). Leher Tidak ada kelainan, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan. Payudara Tidak ada kelainan Sistem pernafasan Pasien menggunakan pernafasan dada, mengalami kesulitan bernafas saat melakukan aktifitas lebih. Sistem kardiovaskular Meningkatnya tekanan darah 180/110 mmhg Sistem gastrointestinal Adanya gigi pasien yang tanggal menyebabkan pengunyahan makanan tidak baik, nafsu makan baik. Sistem perkemihan Pasien mengaku tidak ada masalah dalam BAK, pasien BAK 5-6x/menit Sistem reproduksi Pasien mengaku tidak lagi melakukan hubungan seksual karena istri pasien sudah meninggal. Sistem muskuloskeletal Kifosis, pergerakan lambat, tremor, dan kadang merasakan keram keram pada otot. Sistem pernafasan Daya ingat pasien berkurang, berkurangnya penglihatan, menghilangnya fungsi pendengaran. Sistem endokirin Menurunnya aktifitas tiroid, menurunnya sekresi hormon kelamin POLA AKTIFITAS SEHARI - HARI Kesehariannya klien bekerja sebagai petani, klien mengaku tidak suka berdiam di rumah, saat melakukan aktifitas klien mengaku cepat merasa lelah dan sesak nafas. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL Psikososial Klien masih suka berteman dan berkumpul bersama teman dan keluarga klien, klien tidak suka menyediri. Emosional Tidak ada masalah emosional (-). Spiritual Klien mengaku beragam kristen, masih aktif mengikuti kegiatan ibadah bersama, dan beribadah ke gereja setiap hari minggu. PENGKAJIAN FUNGSIONAL Klien termasuk dalam kategori: Klien mandiri dalam makan, BAK, dan BAB, menggunakan pakaian, pagi ke toilet, berpindah dan mandi. BARTHEL INDEKS NO KRITERIA 1 Makan

h. i. j. k. l. m. n. o.

p.

6.

7. a. b. c.

8. A. 9.

DENGAN BANTUAN

MANDIRI 10

KETERANGAN Frekuensi: 3x sehari Jenis: nasi, daging, ikan, sayur, dan buah. Frekuensi: 8x sehari Jumklah: 1/2 liter/hari

Minum

10

3 4 5

Berpindah Personal toilet (cuci muka, menyisir rambut, mengosok gigi) Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, menyekah tubuh, menyiram)

15 10 10

Freuensi : 1x sehari

6 7

Mandi Jalan di permukaan datar

15 5

Freuensi: 1x sehari

8 9 10

Naik turun tangga Mengernakan pakaian BAB

10 10 10 Frekuensi: 1xsehari Konsistensi: kadang adang lembek Frekuensi: 6x sehari Warna: kuning Tidak pernah Tidak pernah

keras

11 12 13

BAK Olah raga/latihan Rekreasi

10 10 10

KETERANGAN: Skor 130 = mandiri 10. PENGKAJIAN STATUS MENTAL BENAR SALAH

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

PERNYATAAN Tanggal berapa hari ini ? Hari apa sekarang ? Apa nama tempat ini ? Di mana alamat anda ? Berapa umur anda ? Kapan anda lahir ? Siapa presiden Indonesia sekarang ? Siapa presiden Indonesia sebelumnya ? Siapa nama ibu anda ? Penguranga berturut turut dari 20 3 dan seterusnya ?

SKOR TOTAL: 3 Interprestasi hasil Salah 0 3 = fungsi intelektual utuh 11. MINI MENTAL STATUS EXAM (MMSE) NO. ASPEK KOGNITIF NILAI MAKSIMAL 1 Orientasi 5

NILAI KLIEN 3

Orientasi

Registrasi

Perhatian dan kalkulasi

KRITIRIA Menyebutkan dengan benar Tahun Musim Tanggal Hari Bulan Negara Indonesia Propinsi Kota Kecamatan Desa Menyebutkan objek Objek tensi Objek stestoskop Objek termometer Minta klien untuk memulai dari angka 100 kurangi 7 samnpai 5x tingkat 93 86 79

Mengingat

Bahasa

72 65 Tensi Stetoskop Termometer Tunjukan pada klien sebuah benda dan suruh menyebutkan Jam Pulpen Minta klien mengulang kata tak ada jika, dan, atau, tetapi Minta klien untuk megikuti perintah ambil kertas, lipat 2, dan taruh di lantai Ambil kertas Lipat 2 Taruh di lantai Berikan klien perintah tutup mata anda Perintahkan klien untuk menulis satu kalimat dan menyalin gambar Tulis satu kalimat Menyalin gambar

TOTAL NILAI: 20 Interprestasi hasil 18-23 = gangguan kognitif sedang

GENOGRAM

Generasi kedua dan pertama keatas tidak dapat di ketahui, klien dan keluarga mengaku sudah tidak ingat lagi. Orang tua klien keduanya sudah meninggal karena tua, bukan karena penyakit. Klien bersaudara 10 orang kakak klien meninggal karena hipertensi, istri klien juga meninggal karena hipertensi. Klien memiliki 6 orang anak, semua masih hidup dan sekarang ini klien tinngal bersama kedua anak dan cucu cucunya. ANALISA DATA NO DATA 1. DS : DO : - TD : 180/110 mmhg Nadi : 60x/mnt P : 28x/mnt Udema pada ke dua kaki

ETIOLOGI Elastisitas pembuluh darah menghilang, katup jantung menebal dan menjadi kaku Kemampuan jantung memompa darah menurun Kontraksi jantung menurun Volume darah keseluruh tubuh menurun Penurunan curah jantung Resistensi pembuluh darah perifer meningkat Tekenen darah meningkat Tekanan vaskular meningkat nyeri Suplai darah kejantung menurun

MASALAH KEPERAWATAN

Resiko terhadap penurunan curah jantung

DS : - klien mengeluh sakit kepala dan sakit di 2. belakang leher DO : - klien terlihat segan untuk menggerakan kepala - Klien tamapak mengkerutkan kening - Skala nyeri 5. Nyeri sedang

Nyeri

3. DS

klien

mengatakan

cepat

lelah

saat

beraktifitas, dan sesak nafas DO: - klien telihat lemah - Enggan untuk bergerak

Gangguan suplai darah keseluruh tubuh Sel-sel darah dalam tubuh berkurang Suplai O2 berkurang Kelemahan Intoleransi aktifitas

Intoleransi aktifitas

4. : klien mengatakan gatal-gatal DS DO: - kulit tampak bersisik dan kasar Adanya lesi dan alergi pada perut bagian kanan

Ketidakmampuan memenuhi personal hygiene Kurangnya perawatan diri Kurangnya perawatan diri

5. : klien mengatakan tidak mengerti tentang DS penyakitnya DO : - klien bertanya dan meminta informasi tentang penyakitnya - Perilaku tidak tepat - Bekerja belebihan - Pola makan tidak sesuai

Perubahan status kesehatan Koping tidak efektif Kurangnya sumberinformasi mengenai penyakit Kuramg pengetahuan Kurang pengetahuan

DIAGNOSA KEPERAWATAN Resikko tinggi terhadap penurunan curah jantung Nyeri berhububgan dengan peningkatan tekanan vaskular serebral Intoleransi aktifitas berhubungan dengan penurunan cardiac output Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan adanya kelainan fisik Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit PERENCANAAN 1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung Data subjektif: Klien mengaku cepat merasa lelah dan sesak nafas saat melakukan aktifitas Data objektif: DS : DO : -TD : 180/110 mmhg - Nadi : 60x/mnt - P : 28x/mnt - Udema pada kedua kaki Tujuan umum: Tidak terjadi penurunan curah jantung setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 hari Tujuan khusus: Mempertahankan TD dalam rentang yang dapat di terima, 120/90 - 140/mmhg. Intervensi 1. Pantau TD, ukur pada ke dua tangan, gunakan manset dan teknik yang tepat. Rasional: Perbandingan dari tekanan memeberikan gambaran yang lebih lengkap tentang keterlibatan/bidang masalah vaskular. 2. Catat keberadaan, kualitas denyutan dan perifer Rasional: Denyutan karotis, jugularis, radialis, dan femoralis mungkin terpalpasi. Denyut pada tungkai mungkin menurun, mecerminkan efek dari vasokontriksi dan kongesti vena. 3. Amati warna kulit, kelembaban, suhu, dan masa pengisian kapiler Rasional: Adanya pucat dan dingin, kulit lembab dan masa pengisian kapiler lambat mungkin berkaitan dengan vasokontriksi atau mencerminkan penurunan curah jantung. 4. Catat udema umum Rasional: Dapat mengidentifikasikan gagal jantung, kerusakan ginjal, atau vaskular 5. Tekankan pembatasan aktifitas seperti istirahat di tempat tidur/kursi Rasional: Menurunkan stres dan ketegangan yang mempengaruhi tekanan darah dan penyakit hipertensi 6. Anjurkan tidakan-tindakan yang nyaman, seperti pijatan punggung dan leher, meninggikan kepala tempat tidur. Rasional: Mengurangi ketidaknyamanan dan dapat menurunkan rangsang simpatis. 7. Kolaborasi pemberian obat-obatan sesuai yang di indikasikan Rasional: Untuk menurunkan TD pada klien 2. Nyeri berhubungan dengan peningkatan vaskular serebral Data subjektif: Klien mengeluh nyeri kepala dan nyeri di belakang leher

B. 1. 2. 3. 4. 5. C.

Data objektif : - klien terlihat segan untuk menggerakan kepala - Bangun dari duduk tampak berhati-hati - Mengkerutkan kening Tujuan umum: Nyeri hilang atau bekurang setelah dilakukan tindakan keperawatan Tujuan khusus: Klien mengungkapkan tidak ada sakit kepala Intervensi Petahankan tirah baring selama fase akut Rasional: Meminimalkan stimulasi/meningkatkan relaksasi 2. Anjurkan tidakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala, misalnya kompres dingin pada dahi, pijat leher, posisi nyaman. Rasional: Aktifitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala pada adanya peningkatan tekanan vaskuler serebral 3. hilangkan/minimalkan vasokontriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala, nisalnya: Mengejan saat BAB, batuk panjang, membungkuk. Rasional: Aktifitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala pada adanya peningkatan tekanan vaskuler serebral 4. anjurkan pada keluarga untuk membantu klien dalam ambulasi sesuai kebutuhan rasional: Pusing dan penglihatan kabur sering berhubungan dengan sakit kepala klien juga dapat mengalami episode hipotensi postural 5. anjurkan pada orang terdekat untuk pemberian cairan dan makanan lunak. Rasional: Meningkatkan kenyamanan umum 6. kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi: Analgesik, antiansietas (lorazepam, ativan, diazepam, valium). Rasional: Menurunkan nyeri dan mengurangi tegangan dan ketidaknyamanan yang di perberat oleh stress. 3. Intoleransi berhubungan dengan penurunan cardiac output Data subjektif: Klien mengaku cepat merasa lelah dan sesak nafas saat melakukan aktifitas Data objektif: Nadi dan pernapasan meningkat saat klien beraktifitas Tujuan umum: Tidak terjadi intoleransi aktifitas setelah dilakukan tindakan keperawatan Tujuan khusus: Menurunkan gejala - gejala intoleransi aktifitas Intervensi 1. Berikan dorongan untuk melakukan aktifitas/perawatan diri bertahap jika dapat ditoleransi Rasional: Kemajuan aktifitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung tiba - tiba. 2. Anjurkan keluarga untuk memberikan bantuan sesuai kebutuhan Rasional: Memberikan bantuan hanya sebatas kebutuhan akan mendorong kemandirian dalam melakukan aktifitas. 3. Instruksikan klien tentang penghematan energi misalnya: duduk saat sikat gigi, mandi menggunakan kursi. Rasional: Teknik menghemat energi mengurangi penggunaan energi 4. Kaji respon klien terhadap aktifitas, perhatikan frekuensi nadi lebih dari 20x/mnt di atas frekuensi istirahat, peningkatan TD yang nyata selama/sesudah aktifitas, dispnea, kelemahan dan pusing. Rasional: Menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji respon fisiologi terhadap stress aktifitas. Bila ada, merupakan indicator dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat aktifitas. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan adanya kelemahan fisik Data subjektif: Klien mengatakan gatal -gatal pada tubuh bagian perut Data objektif: -Kulit tampak bersisik - Adanya lesi dan alergi pada perut bagian kanan Tujuan umum: Perawatan diri klien terpenuhi setelah di lakukan tindakan keperawatan Tujuan khusus: Mampu melakukan aktifitas perawatan diri sesuai kemampuan Intervensi 1. Kaji kemampuan klien untuk melukukan kebutuhan perawatan diri Rasional: Untuk mengetahui seberapa jauh klien akan memerlukan bantuan orang lain dalam kebutuhan perawatan diri 2. Beri klien waktu untuk mengerjakan aktifitas Rasional: Melatih kemampuan mandiri klien 3. Anjurkan orang terdekat untuk membantu memenuhi kebutuhan perawatan diri Rasioanal: Membantu memaksimalkan kebutuhan perawatan diri klien 4. Beri umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang sudah di lakukan klien atas keberhasilannya Rasional: Sebagai motifasi untuk diri klien Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit Data subjektif: Klien mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya Data objektif: -klien bertanya dan meminta informasi tentang penyakitnya -perilaku tidak tepat -bekerja berlebihan -pola makan tidak sesuai Tujuan umum: Klien terpenuhi dalam informasi tentang hipertensi setelah di lakukan tindakan keperawatan Tujuan khusus: Klien mampu mengungkapkan pengetahuan akan hipertensi 5. 4. 1.

Intervensi 1. Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar termasuk keluarga Rasional: Kesalahan konsep dan menyangkal diagnosa karena perasaan sejahtera yang sudah lama di nikmati mempengaruhi minat klien/keluarga untuk mempelajai penyakit 2. Tetapkan dan nyatakan batas TD normal, jelaskan tentang hipertensi dan efeknya pada jantung, pembuluh darah, dan otak. Rasional: Memberikan dasar pemahaman tentang peningkatan TD, pemahaman bahwa TD tinggi dapat terjadi tanpa gejala 3. Hindari mengatakan TD normal dan gunakan istilah terkontrol saat menggambarkan TD klien dalam batas yang diinginkan Rasional: Pengobatan untuk hipetensi adalah sepanjang kehidupan maka dengan penyampaian ide terkontrol akan membantu klien untuk melanjutkan pengobatan. 4. Instruksikan klien tentang peningkatan masukan makanan/cairan tinggi kalsium, misalnya: jeruk, pisang, tomat, kentang, kismis, kurma, sari buah jeruk dan minuman yang mengandung tinggi kalsium 200-400 mg/hari dapat menurunkan TD sistolik dan diastolic Rasional: Diuretik dapat menurunkan kadar kalium, penggantian diet lebih baik dari pada obat, konsumsi kalsium 200-400 mg/hari dapat menurunkan TD sistolik dan diastolic 5. Bantu klien mengidentifikasi sumber masukan cairan misalnya: garam, daging, keju, saus, soda kue, baking powder Rasional: Diit rendah garam selama dua tahun mungkin sudah mencukupi untuk mengontrol hipertensi sedang atau mengurangi jumlah obat yang di butuhkan 6. Dorong klien untuk menurunkan atau menghilangkan keffein misalnya: kopi, cola, coklat Rasional: Kaffein adalah stimulant jantung dan dapat memberikan efek merugikan pada jantung D. PELAKSANAAN Diagnosa 1 Tanggal: 21/08/2009 Jam: 09.45 Memantau TD, ukur pada ke dua tangan, gunakan manset dan teknik yang tepat. Mencatat keberadaan, kualitas denyutan dan perifer Mengamati warna kulit, kelembaban, suhu, dan masa pengisian kapiler Mencatat udema umum Menekankan pembatasan aktifitas seperti istirahat di tempat tidur/kursi Menganjurkan tidakan-tindakan yang nyaman, seperti pijatan punggung dan leher, meninggikan kepala tempat tidur. Berkolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai yang di indikasikan

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Diagnosa II Tanggal: 21/08/2009 Jam: 10.00 1. Mempertahankan tirah baring selama fase akut 2. Menganjurkan tidakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala, misalnya: kompres dingin pada dahi, pijat leher, posisi nyaman. 3. Menghilangkan/minimalkan vasokontriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala, nisalnya: mengejan saat BAB, batuk panjang, membungkuk. 4. Menganjurkan pada keluarga untuk membantu klien dalam ambulasi sesuai kebutuhan 5. Menganjurkan pada orang terdekat untuk pemberian cairan dan makanan lunak. 6. Berkolaborasi untuk pemberian obat sesuai indikasi: analgesik, antiansietas (lorazepam, ativan, diazepam, valium).

1. 2. 3. 4.

Diagnosa III Tanggal: 22/08/2009 Jam: 10.15 Memberikan dorongan untuk melakukan aktifitas/perawatan diri bertahap jika dapat ditoleransi Menganjurkan keluarga untuk memberikan bantuan sesuai kebutuhan Menginstruksikan klien tentang penghematan energi misalnya: duduk saat sikat gigi, mandi menggunakan kursi. Mengkaji respon klien terhadap aktifitas, perhatikan frekuensi nadi lebih dari 20x/mnt di atas frekuensi istirahat, peningkatan TD yang nyata selama/sesudah aktifitas, dispnea, kelemahan dan pusing. Diagnosa IV Tanggal: 22/08/2009 Jam: 10.30 Mengkaji kemampuan klien untuk melukukan kebutuhan perawatan diri Memberikan klien waktu untuk mengerjakan aktifitas Menganjurkan orang terdekat untuk membantu memenuhi kebutuhan perawatan diri Memberikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang sudah di lakukan klien atas keberhasilannya Diagnose V Tanggal: 23/08/2009 Jam: 13.00

1. 2. 3. 4.

1. 2. 3. 4.

Mengkaji kesiapan dan hambatan dalam belajar termasuk keluarga Menetapkan dan menyatakan batas TD normal, jelaskan tentang hipertensi dan efeknya pada jantung, pembuluh darah, dan otak. Tidak mengatakan TD normal dan menggunakan istilah terkontrol saat menggambarkan TD klien dalam batas yang diinginkan Menginstruksikan klien tentang peningkatan masukan makanan/cairan tinggi kalsium, misalnya: jeruk, pisang, tomat, kentang, kismis, kurma, sari buah jeruk dan minuman yang mengandung tinggi kalsium 200-400 mg/hari dapat menurunkan TD sistolik dan diastolik 5. Membantu klien mengidentifikasi sumber masukan cairan misalnya: garam, daging, keju, saus, soda kue, baking powder 6. Mendorong klien untuk menurunkan atau menghilangkan keffein misalnya: kopi, cola, coklat E. EVALUASI Diagnosa I Tanggal: 23/08/2009 Jam: 11.10 S: Klien mengatakan lebih baik O: TD 140/90 mmhg N 80x/mnt A: Masalah tertasi P: Tidak ada Diagnosa II Tanggal: 23/08/2009 Jam: 11.40 S: Klien mengatakan nyeri kepala dan nyeri di belakang leher sudah hilang O: -klien tampak lebih baik -tekanan darah menurun 130/90 mmhg A: Masalah teratasi P: Tidak ada Diagnosa III Tanggal: 23/08/2009 Jam: 12.00 S: Klien mengatakan dapat melakukan aktifitas O: Klien dapat memenuhi kebutuhannya sendiri A: Masalah teratasi P: Tidak ada Diagnosa IV Tanggal: 23/08/2009 Jam: 12.15 S: Klien mengatakan sudah mampu untuk merawat diri O: -klien tampak lebih bersih -alergi dan lesi dibagian perut kanan atas nampak mongering A: Masalah teratasi P: Tidak ada Diagnosa V Tanggal: 23/08/2009 Jam: 12.30 S: Klien mengatakan mengerti tentang penyakit yang di derita O: -menyatakn pemahaman tentang proses penyakit -dapat mengulangi secara verbal apa yang telah disampaikan perawat A: Masalah teratasi P: Tidak ada

Anda mungkin juga menyukai