Anda di halaman 1dari 4

!!"MEWASPADAI PENDAPATAN YANG HARAM"!!

Allah Subhanahu Wa Ta’aala telah berfirman di dalam Kitab-Nya yang mulia,

ُ‫لغُ الْمُبِين‬
َ َ‫علَى رَسُولِنَا الْب‬
َ ‫علَمُواْ َأنّمَا‬
ْ ‫حذَرُواْ َفإِن َت َولّيْ ُتمْ فَا‬
ْ ‫ل وَأَطِيعُواْ الرّسُولَ وَا‬
ّ ‫وَأَطِيعُواْ ا‬

“Dan taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kepada Rasul-(Nya) dan
berhati-hatilah. Jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya
kewajiban Rasul Kami, hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang”.
(Qs. Al Maidah: 92)

Dan Nabi kita Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

‫مها نهيتكهم عنهه فاجتنبوه ومها أمرتكهم بهه فأتوا منهه مها اسهتطعتم فإنمها أهلك الذيهن مهن قبلكهم كثرة مسهائلهم واختلفههم‬
‫على أنبياءهم‬

“Segala yang telah aku larang jauhilah oleh kalian dan segala yang telah aku
perintahkan kerjakanlah semampunya, karena yang membinasakan orang-orang
sebelum kalian adalah banyaknya mereka bertanya dan kedurhakaan mereka
kepada nabi-nabi mereka”.

Telah benar riwayatnya dari Nabi kita Shallallahu 'Alaihi Wasallam bahwa
beliau bersabda,

‫لعن ال الراشي والمرتشي والرائش‬

“Allah melaknat orang yang menyuap dan orang yang menerima suap dan
perantara di antara mereka berdua”. (HR Ahmad dan At-Thabrani)

Maka di antara perkara yang diharamkan di dalam Islam, dan datang


peringatan yang keras terhadap pelakunya adalah: menyuap dan menerima suap
serta orang yang membantu mereka dengan menjadi perantara.

Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz Rahimahullah menerangkan,


bahwa risywah (suap menyuap) adalah memberikan sesuatu harta atau selain harta
apakah kepada pegawai pemerintahan atau kepada selain mereka seperti
perusahaan swasta dengan balasan dipenuhi urusannya, yang sebenarnya wajib bagi
mereka memenuhi urusan orang itu tanpa pemberian apa-apa. Dan menjadi
semakin haram apabila yang dia berikan itu dengan tujuan menjadikan yang benar
itu salah dan yang salah itu benar, dalam rangka mendzalimi seseorang.

Dari hadits di atas diketahui bahwa perbuatan suap menyuap adalah


termasuk di antara dosa-dosa besar, karena Allah Subhanahu Wa Ta’aala melaknat
pelakunya. Dan laknat adalah mengusir seseorang dari rahmat Allah Subhanahu Wa
Ta’aala. Sebagaimana menerima suap adalah di antara bentuk memakan harta yang
haram, dan Allah Subhanahu Wa Ta’aala telah mencela orang-orang Yahudi dari
perbuatan seperti ini,
ِ‫ن لِلسّحْت‬
َ ‫ن ِل ْل َكذِبِ َأكّالُو‬
َ ‫سَمّاعُو‬

“Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong,


banyak memakan yang haram”. (Qs. Al Maidah: 42)

Pada ayat yang lain Allah Subhanahu Wa Ta’aala berfirman,

َ‫ت لَبِئْسَ مَا كَانُواْ َيعْ َملُون‬


َ ْ‫ن وََأكْ ِل ِهمُ السّح‬
ِ ‫وَ َترَى كَثِيرًا مّ ْن ُهمْ يُسَارِعُونَ فِي الِ ْثمِ وَا ْل ُع ْدوَا‬

“Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi)


bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya
amat buruk apa yang mereka telah kerjakan itu”. (Qs. Al Maidah: 62)

‫عنْهُه‬
َ ْ‫خ ِذهِمُه الرّبَا وَ َقدْ ُنهُوا‬
ْ َ‫حلّتْه َلهُمْه َوبِصَه ّد ِهمْ عَن سَهبِي ِل الّ هكَثِيرًاوَأ‬ ِ ُ‫طيّبَاتٍه أ‬
َ ‫علَ ْيهِمْه‬ َ ‫ظلْمٍه مّنَه اّلذِينَه هَادُواْ حَرّمْنَا‬ ُ ِ‫فَب‬
‫عذَابًا َألِيمًا‬
َ ْ‫ط ِل وَأَعْ َتدْنَا ِل ْلكَافِرِينَ ِم ْن ُهم‬
ِ ‫وََأ ْك ِل ِهمْ أَ ْموَالَ النّاسِ بِالْبَا‬

“Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas


mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi
mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah, dan
disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang
daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang batil.
Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa
yang pedih”. (Qs. An-Nisaa’: 160-161)

Dan telah datang peringatan yang keras dari Nabi Shallallahu 'Alaihi
Wasallam dari perbuatan memakan harta yang haram, di antaranya yang
diriwayatkan Ibnu Jarir dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘Anhuma, dari Nabi Shallallahu
'Alaihi Wasallam, beliau bersabda,

‫ الرشوة في الحكم‬:‫ وما الست؟ قال‬:‫ قيل‬.‫كل لحم أنبتت من سحت فالنار أولى به‬

“Setiap daging yang ditumbuhkan dari suht maka nerakalah yang paling
pantas untuknya”. Para shahabat bertanya: apa itu suht? Beliau menjawab, “Suap
menyuap dalam hukum”.

Dan Al Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Amr bin Al ‘Ash Radhiyallahu ‘Anhu,
ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

‫ وما من قوم يظهر فيهم الرشا إل أخذوا بالرعب‬،‫ما من قوم يظهر فيهم الربا إل أخذوا بالسنة‬

“Tidak satu pun kaum yang merebak pada mereka perbuatan riba kecuali
Allah timpakan kepada mereka kekeringan, dan tidak satu pun kaum yang merebak
pada mereka suap menyuap kecuali Allah timpakan kepada mereka ketakutan”.

Dan di antara akibat memakan yang haram, Allah Subhanahu Wa Ta’aala


menolak doa seseorang. Nabi kita Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah bersabda di
dalam haditsnya yang shahih dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu riwayat Muslim,
‫ وإن ال أمر المؤمنين بما أمر به المرسلين قال تعالى (( يا أيها الرسل كلوا من الطيبات واعملوا‬،‫إن ال طيب ل يقبل إل طيبا‬
‫صالحا )) وقال تعالى (( يا أيها الذين أمنوا كلوا من طيبات ما رزقناكم )) ثم ذكر الرجل يطيل السفر أشعث أغبر يمد يديه إلى‬
‫ ومطعمه حرام ومشربه حرام وملبسه حرام وغذي بالحرام فأنى يستجاب له‬،‫السماء يارب يارب‬

“Sesungguhnya Allah itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan
sesungguhnya Allah memerintahkan orang-orang yang beriman dengan apa yang dia
perintahkan kepada para rasul, Allah berfirman ((Wahai sekalian rasul makanlah dari
yang baik-baik dan kerjakanlah amal shalih)) dan Allah berfirman ((Wahai orang-
orang yang beriman makanlah dari yang baik-baik yang dirizkikan kepada kalian)).
Kemudian (Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam) mengisahkan seseorang yang
melakukan perjalanan jauh hingga rambutnya kusut dan badannya berdebu, dia
mengangkat kedua tangannya ke langit dan menyeru: Wahai Rabb, Wahai Rabb.
Sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan
dibersarkan dengan barang yang haram, bagaimana doanya bisa dikabulkan”.

Dan Allah Subhanahu Wa Ta’aala telah melarang orang-orang yang beriman


dari saling memakan harta di antara mereka pada ayat-Nya,

‫طلِ ِإلّ أَن تَكُونَ ِتجَارَةً عَن تَرَاضٍ مّنكُمْ َولَ َتقْتُلُواْ أَنفُسَ ُكمْ ِإنّ الّ كَانَ ِبكُمْ رَحِيمًا‬
ِ ‫يَا أَيّهَا الّذِينَ آمَنُواْ لَ تَأْ ُكلُواْ أَ ْموَالَ ُكمْ بَ ْينَكُمْ بِا ْلبَا‬

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta


sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu;
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (Qs. An-Nisaa’: 29)

Bertakwalah kepada Allah dan hati-hatilah dari kemurkaan-Nya dan


menghindarlah dari sebab-sebab kemarahan-Nya, karena sesungguhnya Allah
Subhanahu Wa Ta’aala sangat cemburu apabila larangannya dilanggar. Dan telah
datang riwayat yang shahih dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bahwa beliau
bersabda,

‫ل أحد أغير من ال‬

“Tidak seorang pun lebih cemburu daripada Allah”.

Hindarilah diri-diri kalian dan keluarga kalian harta yang haram dan
makanan yang haram, sebagai jalan keselamatan untuk kalian dan mereka dari
neraka yang Allah jadikan sebagai tempat paling pantas untuk daging yang tumbuh
dari barang yang haram. Dan diriwayatkan oleh Al Imam At-Thabrani dari Ibnu Abbas
Radhiyallahu ‘Anhuma, ia berkata, “Dibacakan di hadapan Nabi Shallallahu 'Alaihi
Wasallam firman Allah Subhanahu Wa Ta’aala,

ٌ‫ع ُدوّ مّبِين‬


َ ْ‫طوَاتِ الشّيْطَانِ ِإنّ ُه َل ُكم‬
ُ ُ‫للً طَيّباً َولَ َتتّ ِبعُواْ خ‬
َ َ‫س ُكلُواْ مِمّا فِي الَ ْرضِ ح‬
ُ ‫يَا َأ ّيهَا النّا‬

“Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi
dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan karena sesungguhnya
syaithan adalah musuh yang nyata bagimu. (Qs. Al Baqarah: 168)

Maka bangkitlah ketika itu Sa’d bin Abi Waqqash seraya dia berkata, “Wahai
Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar Dia menjadikan aku orang yang doanya
dikabulkan”. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
‫ والذي نفسي بيده إن العبهد ليقذف اللقمهة الحرام في جوفه مها يقبل ال‬،‫ أطب مطعمهك تكهن مستجاب الدعوة‬،‫يا سهعد‬
‫منه عمل أربعين يوما وأيما عبد نبت لحمه من سحت فالنار أولى به‬

“Wahai Sa’d, makanlah yang baik-baik jadilah engkau orang yang


dikabulkan doanya. Dan sungguh demi Yang jiwaku berada di Tangan-Nya,
sesungguhnya seorang hamba benar-benar meletakkan satu suapan haram ke
dalam perutnya, Allah tidak terima amalannya selama empat puluh hari. Dan hamba
manapun dagingnya tumbuh dari yang haram maka nerakalah yang paling pantas
untuknya”.

Sungguh Allah Subhanahu Wa Ta’aala telah mengajak kalian untuk menjaga


diri-diri kalian dan keluarga kalian dari jilatan api neraka dan menyeru kalian kepada
jalan keselamatan dari adzabnya yang pedih, Allah Subhanahu Wa Ta’aala berfirman,

‫ن الَّ مَا‬
َ ‫شدَادٌ لَ َيعْصهُو‬
ِ ‫علَيْهَا مَلَ ِئكَةٌ غِلَظٌه‬
َ ُ‫يَا َأيّهَا اّلذِينَه آ َمنُوا قُوا أَنفُسَه ُك ْم وََأ ْهلِيكُمْه نَارًا َوقُودُهَا النّاسُه وَالْحِجَا َرة‬
َ‫أَمَ َر ُه ْم وَيَ ْف َعلُونَ مَا ُيؤْمَرُون‬

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
(Qs. Tahrim: 6)

Maka sambutlah seruan-Nya, taatilah perintah-Nya, jauhilah larangan-Nya


dan berhati-hatilah dari sebab-sebab kemurkaan-Nya, sehingga kamu berbahagia di
dunia dan di akhirat,

َ‫شرُون‬
َ ْ‫علَمُواْ َأنّ الّ يَحُولُ َبيْنَ الْ َمرْءِ وَ َقلْبِهِ وَأَنّهُ ِإلَيْهِ تُح‬
ْ ‫يَا أَيّهَا الّذِينَ آمَنُواْ اسْ َتجِيبُواْ لِّ َولِلرّسُولِ إِذَا َدعَاكُم ِلمَا ُيحْيِيكُمْ وَا‬

“Hai orang-orang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila
Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan
ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya, dan
sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan. (Qs. Al Anfal: 24)

Anda mungkin juga menyukai