Anda di halaman 1dari 12

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENERAPKAN DASAR KELISTRIKAN ANTARA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MODIFIED INQUIRY DAN PEMBELAJARAN

EKSPOSITORI PADA KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK TARUNA BANGSA

Abdul Azis (abdulazis_abdulazis@yahoo.co.id)


Alumni Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pend. Teknik Elektronika 2012

Dr. Sri Sujanti, M.Pd (srisujanti@ft.unj.ac.id)


Dosen Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pend. Teknik Elektronika

Hamidillah Ajie, S.Si, M.T. (hamidillah@yahoo.com)


Dosen Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pend. Teknik Elektronika Mohamad Azhar (azhar_yubi@yahoo.co.id) Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pend. Teknik Elektronika 2009 5215090174

ABSTRACT The aim of this study is to find out the differences of learning result between the students who use modified inquiry learning model and expository learning model. The learning results by using both of these learning models will be compared to find out which is an appropriate learning model used in basic vocational competency with competence standard applying electricity basic and basic competency using the laws of alternating current in electric circuits. The method used is a quasi-experimental method. This experimental method gives a different treatment to both of the class. The first Audio Video Engineering class as the control group used expository learning model, while the second Audio Video Engineering class as the experiment group used modified inquiry learning model.

Keywords : hasil belajar, rangkaian listrik arus bolak-balik, model pembelajaran, model pembelajaran modified inquiry, model pembelajaran ekspositori.
Model Pembelajaran Modified Inquiry Dan Pembelajaran Ekspositori Pada Kelas X (Abdul Azis)

I. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah

Proses

belajar

dapat

lebih

bermakna jika siswa mengalami apa yang dipelajarinya bukan sekedar kaitannya cara

satu pondasi yang sangat penting dalam pembangunan suatu bangsa dan negara. Pendidikan sebagai salah satu sarana untuk mencapai tujuan negara yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yang disebutkan bahwa salah satu tujuan negara yaitu mencerdaskan

mengetahuinya. dengan proses

Dalam

pembelajaran,

termudah mengukur keberhasilannya yaitu dengan melihat hasil belajar siswa untuk kemudian membandingkan

dengan standar nasional yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Proses pembelajaran senantiasa menuntut guru untuk menerapkan model pembelajaran dalam pelaksanaanya agar 1

kehidupan bangsa. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

pembelajaran dapat berjalan dengan sistematis, nyaman, serta dapat

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual diri,

mencapai tujuan pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran

adalah keberhasilan peserta didik dalam membentuk kompetensi dan mencapai tujuan, serta keberhasilan guru dalam membimbing pembelajaran. peserta didik dalam

keagamaan,

pengendalian

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pevote, Vol. 7, No. 11, Juli 2012 : 1 - 12

Dengan demikian guru haruslah benar-benar mampu menemukan caracara untuk mendorong dan

Ini yang terjadi pada proses pembelajaran di SMK Taruna Bangsa pada kelas X Teknik Audio Video ketika dilakukan observasi, guru

mengembangkan pemenuhan seluruh kebutuhan siswa berdasarkan potensi yang dimilikinya. Proses pembelajaran yang

menggunakan

model

pembelajaran

ekspositori yang merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang

cenderung berpusat pada guru (teacher centered), guru masih dijadikan sebagai satu-satunya sumber belajar aktif,

berorientasi pada guru, karena dalam model pembelajaran ini guru

memegang peran yang sangat dominan. Dari penggunaan model

akibatnya siswa hanya terlibat sebagai penerima informasi dari guru. Konsep yang diajarkan guru hanya digambarkan pada papan tulis dan disampaikan secara lisan. Di sini guru berperan mentransfer materi namun terkadang kurang melibatkan keaktifan siswa dan cenderung sangat teoretis, dengan tidak realitas

pembelajaran ekspositori yang banyak bersifat ceramah, siswa kurang terlibat secara langsung dan Siswa dalam kurang lebih kegiatan digali banyak

pembelajaran pemikirannya.

mendengar dan menulis apa yang diinformasikan oleh guru. Aktivitas guru lebih menonjol daripada siswa, dan terbatas pada hafalan semata. Pembelajaran masih bersifat

mengharmoniskan

sesungguhnya yang akhirnya siswa hanya menerima secara pasif dan hanya aktif mencatat materi yang disampaikan guru.

ekspositoris, sehingga belum mampu membangkitkan budaya belajar pada

Model Pembelajaran Modified Inquiry Dan Pembelajaran Ekspositori Pada Kelas X (Abdul Azis)

diri siswa. Disamping itu hasil belajar siswa belum memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan pada standar kompetensi produktif di SMK Taruna Bangsa yaitu 75. Dari pandangan tersebut, maka permasalahan bagaimana yang upaya timbul guru adalah untuk

pembelajarannya, kesesuaian dengan materi yang hendak disampaikan,

perkembangan peserta didik dan juga kemampuan guru dalam mengelola dan memberdayakan sumber yang ada. Oleh karena itu, seorang guru harus tepat dalam memilih model pembelajaran agar sesuai dengan yang diharapkan. Saat ini konsep pembelajaran inquiry dengan jenis modified inquiry sudah banyak diterapkan dalam proses pembelajaran di sekolah. Dalam model pembelajaran modified inquiry, siswa

memperbaiki atau meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar sehinga dapat meningkatkan aktivitas dan pada

akhirnya meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam proses pembelajaran,

dirangsang untuk memecahkan masalah melalui pengamatan, eksplorasi dan atau melalui prosedur penelitian untuk memperoleh jawabannnya. Pemecahan masalah dilakukan atas inisiatif atau caranya sendiri. Peran pembelajaran guru modified pada model ini

guru tidak hanya berperan sebagai teladan bagi siswa yang diajarnya, tetapi juga sebagai pengelola

pembelajaran (manager of learning). Efektivitas proses pembelajaran terletak pada kreativitas guru. Baik tidaknya suatu model pembelajaran atau

inquiry

pemilihan suatu model pembelajaran akan tergantung pada tujuan

sebagai pemberi motivasi, nara sumber (resource person) dan memberikan 4

Pevote, Vol. 7, No. 11, Juli 2012 : 1 - 12

bantuan

yang

diperlukan

untuk

Pembelajaran Modified Inquiry dan Pembelajaran Ekspositori pada kelas X Teknik Audio Video di SMK Taruna Bangsa II. KERANGKA BERPIKIR Dalam penerapan di sekolah,

kelancaran proses belajar mengajar. Oleh karena itu, model pembelajaran modified inquiry sangatlah penting pada saat di dalam kelas, bila model

pembelajaran modified inquiry berjalan maka memungkinkan dapat dianalisa kerap kali guru dalam pengajaran sehingga dapat terlihat dan mampu materi tersebut menggunakan model diukur seberapa besar dalam pembelajaran ekspositori yang banyak meningkatkan motivasi dalam hasil bersifat ceramah. Cara ini kadangbelajar dan penguasaan materi kadang membosankan, maka dalam pembelajaran di sekolah khususnya di pelaksanaannya SMK Taruna Bangsa. keterampilan Berdasarkan uraian di atas, tertentu, agar gaya penyajiannya tidak membosankan dan menarik perhatian siswa. Model memerlukan

untuk memperoleh gambaran lengkap tentang penggunaan model

pembelajaran

tersebut

merupakan

pembelajaran modified inquiry dalam proses pembelajaran pada kelas X Teknik Audio Video di SMK Taruna Bangsa, maka penelitian mengangkat judul Perbedaan Hasil Belajar

bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada guru, karena dalam model pembelajaran ini guru memegang peran yang sangat dominan, siswa kurang terlibat secara langsung dalam kegiatan pembelajaran dan

Menerapkan Dasar-Dasar Kelistrikan Antara yang Menggunakan Model

kurang digali pemikirannya. Sehingga 5

Model Pembelajaran Modified Inquiry Dan Pembelajaran Ekspositori Pada Kelas X (Abdul Azis)

siswa lebih banyak mendengar dan menulis apa yang diinformasikan oleh guru. Untuk itu perlu adanya suatu alternatif kompetensi pengajaran pada standar

mempersiapkan situasi bagi anak untuk merancang dan melakukan eksperimen sendiri. Dalam model pembelajaran modified inquiry, guru berperan sebagai pendorong, person), bantuan narasumber (resource memberikan untuk

menerapkan

dasar-dasar

dan bertugas yang

kelistrikan dengan kompetensi dasar menggunakan hukum- hukum rangkaian listrik arus bolak-balik yang dapat meningkatkan sehingga keterlibatan siswa siswa, untuk

diperlukan

menjamin kelancaran proses belajar siswa. Dengan model pembelajaran

mendorong

modified inquiry guru menjadi lebih mudah dalam mengerti akan kebutuhan belajar siswa, sehingga tujuan akhir dari pembelajaran dapat tercapai dengan baik sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Siswa lebih aktif dan berani mengemukakan dan siswa pendapatnya lebih

berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka serta memberikan kemungkinan kepadanya untuk memperluas wawasan dan mengembangkan konsep diri secara baik. Model jenis modified pembelajaran inquiry inquiry

sendiri

menjadi

memberikan

memahami setiap pembelajaran yang akan dilaksanakan sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif dan kondusif.

suatu alternatif yang dapat diterapkan di dalam kelas. Model pembelajaran siswa cara

modified secara

inquiry aktif

melibatkan dengan

Pevote, Vol. 7, No. 11, Juli 2012 : 1 - 12

Berdasarkan

uraian di atas,

eksperimen

murni

yang

harus

diduga hasil belajar menerapkan dasardasar kelistrikan yang menggunakan model pembelajaran modified inquiry lebih tinggi dibandingkan model

membentuk kelas baru. Metode eksperimen dalam

penelitian memberikan dua perlakuan yang berbeda terhadap dua kelompok siswa. diberikan Kelompok model pertama, yang

pembelajaran ekspositori. III. METODE PENELITIAN 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang

pembelajaran

ekspositori adalah kelompok kontrol, sedangkan kelompok yang diberikan model pembelajaran modified inquiry

digunakan dalam penelitian adalah adalah kelompok eksperimen. metode penelitian eksperimen. Jenis metode eksperimen yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen atau dapat disebut juga eksperimen semu. Dalam metode kuasi eksperimen 2. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai9 variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel dalam penelitian terdiri dari variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas adalah faktor stimulus atau input yaitu faktor 5

terdapat dua kelompok yang diteliti yaitu kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol, penggunaan subyek pada kedua kelompok tersebut tidak ditentukan secara random tetapi

menggunakan kelas yang telah ada. Hal ini berbeda dengan penelitian

Model Pembelajaran Modified Inquiry Dan Pembelajaran Ekspositori Pada Kelas X (Abdul Azis)

yang diplih oleh peneliti untuk melihat pengaruh terhadap gejala yang diamati. Variabel terikat adalah faktor yang diamati dan diukur untuk mengetahui efek variabel bebas. Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian, peneliti menetapkan: a. Variabel bebas (X) : Model Tabel 4.2. Rekapitulasi Data Hasil Belajar Sis wa Kelas Kontrol dan Eksperime n

pembelajaran yang dikategorikan : 1. Model pembelajaran modified 1. Pembahasan Penelitian merupakan yang dilakukan eksperimen.

inquiry 2. Model pembelajaran ekspositori Variabel terikat (Y) siswa pada : Hasil belajar kompetensi kelistrikan

penelitian

standar dasar-dasar

Penelitian memberikan dua perlakuan yang berbeda terhadap dua kelompok siswa. diberikan Kelompok model pertama, yang

menerapkan

dengan kompetensi dasar menggunakan hukum- hukum rangkaian listrik arus bolak-balik. IV. HASIL PENELITIAN

pembelajaran

ekspositori adalah kelompok kontrol, sedangkan kelompok yang diberikan model pembelajaran modified inquiry

Tabel 4.1. Hasil Rata-Rata Post-Test

adalah kelompok eksperimen.

Pevote, Vol. 7, No. 11, Juli 2012 : 1 - 12

Populasi atau wilayah data yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas X program keahlian Teknik Audio Video (TAV) pada dasar

pembelajaran modified inquiry pada kelas eksperimen. Setelah dengan pemberian materi model

menggunakan

kompetensi kejuruan dengan standar kompetensi kelistrikan menerapkan dan dasar-dasar dasar

pembelajaran ekspositori untuk kelas kontrol modified eksperimen, kelompok dan model pembelajaran untuk belajar kelas kedua

kompetensi

inquiry hasil

menggunakan hukum- hukum rangkaian listrik arus bolak-balik di SMK Taruna Bangsa Bekasi tahun ajaran 2011/2012, yaitu kelas X TAV 1 dengan jumlah murid 30 siswa dan kelas X TAV 2 dengan jumlah murid 30 siswa. Penelitian bertujuan untuk

mengalami

perbedaan.

Perbedaan hasil belajar ditunjukkan oleh rata-rata nilai post-test antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, kelas kontrol atau kelas yang menggunakan model pembelajaran ekspositori sebesar 65,733, sedangkan kelas eksperimen atau kelas yang menggunakan model pembelajaran modified inquiry sebesar 79,2. Dan pada hasil uji hipotesis untuk posttest didapat nilai thitung sebesar 6,545 dan ttabel sebesar 1,671. Dapat dilihat bahwa 6,545 > 1,671. Maka dapat dikatakan bahwa H0 ditolak, dan dapat

mengetahui perbedaan hasil belajar pada standar kompetensi menerapkan dasar-dasar kelistrikan dan kompetensi dasar menggunakan hukum-hukum

rangkaian listrik arus bolak-balik dari dua model pembelajaran yang berbeda yaitu model pembelajaran ekspositori pada kelas kontrol dan model

Model Pembelajaran Modified Inquiry Dan Pembelajaran Ekspositori Pada Kelas X (Abdul Azis)

disimpulkan Hasil belajar menerapkan dasar-dasar kelistrikan pada kelas X TAV 1 dan kelas X TAV 2 di SMK Taruna Bangsa Kota Bekasi dengan waktu pelaksanaan penelitian pada semester genap tahun ajaran 2011/2012 yang menggunakan model

yakni

hasil

belajar

pada

standar

kompetensi kelistrikan

menerapkan dan

dasar-dasar dasar

kompetensi

menggunakan hukum- hukum rangkaian listrik arus bolak-balik model yang

menggunakan modified

pembelajaran lebih tinggi

inquiry dengan

pembelajaran modified inquiry lebih tinggi dibandingkan dengan

dibandingkan ekspositori. 5.2 Saran

pembelajaran

pembelajaran ekspositori.

Berdasarkan hasil kesimpulan BAB SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis terhadap data hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa: Penelitian yang dilaksanakan pada kelas dari guru ke siswa. Jadi, dalam setiap X TAV 1 dan kelas X TAV 2 di SMK kegiatan pembelajaran sebaiknya guru Taruna Bangsa Kota Bekasi dengan melibatkan waktu pelaksanaan penelitian pada menjadi semester genap tahun ajaran 2011/2012, pembelajaran. Pevote, Vol. 7, No. 11, Juli 2012 : 1 - 12 10 aktif dalam proses siswa, sehingga siswa V. KESIMPULAN DAN pada penelitian, ada beberapa saran yang dapat disampaikan, antara lain: Model pembelajaran modified inquiry adalah model pembelajaran alamiah yang dalam

berlangsung

secara

bentuk kegiatan belajar siswa dan mengalami bukan sekedar transfer ilmu

DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Amri, Sofan dan Iif Khoiru Ahmadi. 2010. Proses Pembelajaran Inovtif dan kreatif Dalam Kelas. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya. Arikunto, Suharsimi. 2003. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bandung: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2010. DasarDasar Evaluasi Pendidikan, (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Dahlan, M.D. 1990. Model-Model Mengajar. Bandung: CV. Diponegoro. Daryanto, dkk. 2005. Modul Fisika SMK Teknik 2. Jakarta: PT. Galaxy Puspa Mega. Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Mulyasa, E. 2009. Profesional Pembelajaran Menjadi Guru Menciptakan Kreatif dan

Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. NK, Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Purwanto, Ngalim. 2001. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu Perlu. Bogor: Ghalia Indonesia. Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. 1 Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2007. Buku Ajar Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta. Slameto. 2010. Belajar dan FaktorFaktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudirman, dkk. 1979. Ilmu Pendidikan. Bandung: CV. Remadja Karya. Sudjana. 1996. Metode Bandung: Tarsito. Statistika.

Sudjana. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya. Sugiyono. 2008. Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. 11

Model Pembelajaran Modified Inquiry Dan Pembelajaran Ekspositori Pada Kelas X (Abdul Azis)

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Pevote, Vol. 7, No. 11, Juli 2012 : 1 - 12

12

Anda mungkin juga menyukai