Anda di halaman 1dari 12

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia memiliki 2770 ruas jalan dengan status ruas jalan nasional yang tersebar di 33 propinsi, mulai dari Provinsi Aceh sampai dengan provinsi Papua. Yang selama ini menjadi pendukung sistem transportasi di Indonesia, yang menunjang pertumbuhan perekonimian masyarakat. Perekonomian akan semakin berkembang apabila di dukung oleh sarana dan prasarana transportasi yang merupakan media pendukung penyebaran barang dari tempat produksi menuju daerah komsumsi. Dengan jumlah pertambahan penduduk yang meningkat membuat jumlah pengguna kendaraan semakin meningkat pula. Hal ini sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang semakin beragam sehingga membutuhkan aksesibilitas untuk memenuhi segala kebutuhan. Kemudahan aksesibilitas sangat didukung oleh prasarana dan sarana transportasi yang baik. Untuk memenuhi kebutuhan prasarana tersebut perlu adanya peningkatan kualitas dari transportasi. Pada Provinsi Aceh menurut sumber Kepmen PU No. 630/KPTS/M/2009 Tanggal 31 Desember 2009 telah ada 43 ruas Jalan Nasional tersebar di 22 kabupaten, sebagai pengubung antar kabupaten dan Provinsi Sumatera Utara. salah satunya Ruas Batas Kota Sigli Beureunun dengan panjang 9,76 Km (kode ruas 1004), Ruas Bireuen Batas Aceh Tengah dengan panjang 31 Km (kode ruas 1042) dan Ruas Batas Aceh Utara Batas Kota Takengon sepanjang 61 Km (kode ruas 1043). Sebagai jalan penghubung antar kabupaten di provinsi Aceh jalan ini dinilai masih kurang efisien, dikarenakan lebar jalan yang sempit dan banyaknya jumlah pengguna kendaraan yang melintasi jalan tersebut baik. Jalan ini tidak hanya dilintasi para pengguna yang akan keluar kabupaten akan tetapi juga dilintasi oleh warga setempat yang akan melakukan aktivitas seperti kantor, sekolah, berbelanja, berdagang dan lain-lain. Hal ini dikarenakan jalan tersebut berada pada lingkungan pemukiman penduduk dan sekolah. Untuk mengurangi kepadatan arus lalu lintas yang berada pada ruas jalan yang merupakan jalan penghubung antar kabupaten dan sebagai jalan kota maka dirasa perlu dilakukan pelebaran jalan yang sangat penting guna meningkatkan kapasitas jalan sehingga mempermudah kendaraan untuk melintasi jalan tersebut. Dengan demikian nantinya kemudahan dalam bertransportasi akan menjadi semakin baik sehingga meningkatkan perekonomian daerah Provinsi Aceh.

I. Bagian Bagian Pendampak

INDIVIDU/ RUMAH TANGGA

ORGANISASI / KELOMPOK

MASYARAKAT

LEMBAGA DAN SISTEM SOSIAL

PEDAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN TRANSPORTASI

I. 1. Dampak Individu I. 1a. Psikis Untuk menganalisa hal ini, penulis melihat dampak psikis yang dialami individu yang mengendarai kendaraan yang melewati ruas jalan ini. Jalan yang disebut-sebut sebagai urat nadi antara Kabupaten Pidie Bireun dan Kabupaten Bireun Takengon tentunya akan ramai dilewati oleh kendaraan yang hilir-mudik terutama rute Banda Aceh Medan dan Bireun - Takengon sehingga dengan kondisi jalan sempit, miring dan sering terjadi longsor ditambah lagi intensitas kendaraan yang tinggi akan membuat jalur ini sering macet dan arus menjadi sangat padat. Kemacetan akan membuat psikis baik sopir ataupun penumpang menjadi bosan, menimbulkan emosi yang meledak-ledak karena ketidaksabaran atau bahkan menimbulkan stress karena terjebak berjam-jam dalam kemacetan apalagi adanya keperluankeperluan penting. Pemikiran dan psikis ketakutan individu yang melewati ruas jalan Kabupaten Pidie Bireun dan Bireun - Takengon akan terobati dengan pembangunan jalan dengan memperlebar lajur jalan sehingga menjadi memiliki safety yang bagus dan resiko kecelakaan seperti masuk jurang akan dapat diminimalisir. Secara psiskis, jalan Bireun - Takengon akan memberikan perasaan aman bagi individu yang melewatinya baik sopir atapun penumpang. Selain itu rasa bosan, emosi yang meledak-ledak bahkan stress karena macet yang berjam-jam ataupun waktu yang lama melewati jalur ini akan dapat terobati, karena jalan dengan begitu akan memberikan kemudahaan bagi pengendara, serta mempelancar aktivitas transportasi.

I. 1b. Lingkungan Peningkatan Kapasitas Jalan Ruas Batas Kota Sigli Beureunun dengan panjang 9,76 Km (kode ruas 1004) dengan memperlebar lajur jalan dengan menambahkan lebar bahu 2 m pada kiri dan kanan jalan akan mempermudahkan aksesibilias dan membuat saluran drainase menjadi semakin baik. Dengan peningkatan kapasitas tersebut drainase saluran menjadi semakin sehingga saluran yang dulunya tidak ada menjadi ada dan aliran air saluran menjadi semakin baik. Pembangunan jalan penghubung Bireun dan Takengon yaitu Ruas Bireuen Batas Aceh Tengah dengan panjang 31 Km (kode ruas 1042) dan Ruas Batas Aceh Utara Batas Kota Takengon sepanjang 61 Km (kode ruas 1043) tentunya akan membuka lahan baru sehingga menyebabkan perubahan-perubahan lingkungan di sekitar daerah tersebut, terutama pembukaan hutan ataupun penggusuran terhadap lahan-lahan milik individu Pembukaan hutan akan mengakibatkan kondisi Tebing dan Perkebunan Kopi milik petani disekitar daerah Ruas Bireuen Batas Aceh Tengah dan Ruas Batas Aceh Utara Batas Kota Takengon akan terganggu dan terancam berkurang karena kegiatan pembangunan jalan tersebut, sehingga dapat menggangu kenyamanan bagi individu yang berdiam di daerah tersebut (tidak terlalu berpengaruh). Untuk penggusuran lahan perkebunan penduduk ataupun ganti rugi lahan milik warga dirasa telah dilakukan oleh pemerintah sehingga memudahkan pelaksanaan pembangunan jalan tersebut. Selain itu juga kondisi jalanan menjadi tidak nyaman akibat pembangunan jalan ini. Hal tersebut dikarenakan kondisi jalan yang merupakan jalan bertebing dan berjurang sehingga sering terjadi longsor yang menyebabkan jalan menjadi licin apabila hujan. Pada jalanan tersebut juga dilakukan pengerukan tebing untuk memperlebar jalur jalan. Pengerukan ini membuat tanah menjadi tidak stabil dan aliran alir hujan pada tebing membuat alur aliran baru yang selalu berubah, sehingga pengguna jalan menjadi sangat terganggu dengan adanya permukaan aliran air hujan tersebut.

II.1c. Ekonomi

Takengon dikenal sebagai daerah pemasok hasil-hasil pertanian, perkebunan dan agroindustri. Perkembangan komoditi ini di Kota Takengon saat ini cukup berkembang pesat dan menjanjikan. Bireun ataupun Kabupaten sekitarnya termasuk Banda Aceh adalah daerah strategis pemasaran hasil-hasil pertanian, hasil perkebunan, dan agroindustri Takengon. Selama ini jalan Ruas Bireuen Batas Aceh Tengah dan Ruas Batas Aceh Utara Batas Kota Takengon merupakan jalur utama akses pemasaran dan perdagangan menuju daerah Bireun

dan sekitarnya. Sebagai akses utama pemasaran dari Takengon, kondisi fisik jalan Ruas Bireuen Batas Aceh Tengah dan Ruas Batas Aceh Utara Batas Kota Takengon kurang dapat mendukung kelancaran transportasi dalam mengangkut hasil-hasil pertanian tersebut. Hal ini berakibat terbatasnya jumlah produk yang dapat diangkut atau secara umum berdampak sulitnya pendistribusian pemasaran hasil-hasil pertanian, perkebunan dan agroindustri. Solusi dari masalah ini maka dibangunlah jalan Ruas Bireuen Batas Aceh Tengah dan Ruas Batas Aceh Utara Batas Kota Takengon yang diharapkan dapat mendukung ataupun kemudahan akses transportasi pemasaran hasil-hasil produksi Takengon. Sehingga akan dapat meningkatkan pemasaran hasil-hasil produksi pertanian yang berdampak akan meningkatkan pendapatan petani dan pelaku pelaku agroindustri. Lancarnya pemasaran akan membuat lancarnya penjualan hasil produksi tersebut yang berimbas pada peningkatan produktivitas petani. Ini tak terlepas dari kemudahan konsumen di Provinsi Aceh terutama daerah Banda Aceh, Bireun dan sekitarnya dalam memperoleh hasil hasil produksi dari Takengon.

II.2. Dampak Organisasional Dampak langsung Pembangunan jalan Ruas Bireuen Batas Aceh Tengah dan Ruas Batas Aceh Utara Batas Kota Takengon sebagai proyek strategis merupakan solusi yang paling tepat untuk mengatasi kapasitas jalan pada daerah tersebut. Ini merupakan solusi yang diberikan pemerintah dalam memberikan pelayanan akses jalan yang baik. Tentunya akan membantu Dinas Perhubungan dan transportasi dalam mengatasi masalah pada ruas tersebut sehingga aktivitas transportasi darat menjadi lancar. Jalan Ruas Bireuen Batas Aceh Tengah dan Ruas Batas Aceh Utara Batas Kota Takengon, tidak sekedar memperlancar akses transportasi Bireun Takengon tetapi juga memberikan kontribusi yang besar bagi Pemda Aceh Tengah ataupun pemkab/kota dalam pencapaian visi misi daerah. Kemudahan akses akan dapat menggerakkan kegiatan ekonomi baik sektor pertanian, pariwisata, maupun jasa. Sehingga dapat menyinergikan pembangunan daerah Aceh Tengah dengan pertumbuhan yang pesat di daerah sekitarnya. Tujuan Pemda untuk memajukan dan memacu kegiatan ekonomi akan dapat terwujud. Pesatnya pertumbuhan dan pembangunan di Takengon yang memiliki hasil pertanian dan perkebunan akan membuat pelaku ekonomi Takengon

menjadikan daerah tersebut target pasar utama. Terutama pemasaran hasil pertanian Takengon yang merupakan komoditas yang diperlukan masyarakat Takengon. Takengon sebagai sentra pertanian dan agroindustri, produksinya banyak dibutuhkan kabupaten tetangga. Maka akan terjadinya realokasi kegiatan perekonomian di wilayah bagian Takengon dan sekitarnya. Tentunya hal ini akan dapat menggerakkan produktivitas kelompok tani, meningkatkan perdagangan sehingga tujuan tujuan Pemerintah Daerah seperti pemberdayaan masyarakat akan dapat terbantu. Jalan ini akan mempercepat perkembangan sektor perekonomian/ peningkatan pertumbuhan ekonomi kedua daerah, terkhusus antara Bireun dan Takengon. Dampak tidak langsung

Takengon sebagai sentra pertanian, agroindustri, yang produksi dan komoditasnya banyak dibutuhkan provisi tetangga. Pembangunan jalan Ruas Bireuen Batas Aceh Tengah dan Ruas Batas Aceh Utara Batas Kota Takengon ini akan memberikan akses kemudahan bagi pelaku-pelaku ekonomi ataupun kelompok-kelompok tani untuk memasarkan hasil-hasil pertanian. Secara tidak langsung akan membuat perekonomian Aceh Tengah mengeliat, sentra-sentra ekonomi dengan komoditas pertanian dan agroindustri akan lebih bergairah dan hidup sebab Takengon merupakan pasar potensial dan mudah dijangkau. Subjek yang secara tidak langsung mendapatkan dampak positif adalah kelompok-kelompok tani dan pelakupelaku usaha industri. Bahkan, pembangunan jalan Ruas Bireuen Batas Aceh Tengah dan Ruas Batas Aceh Utara Batas Kota Takengon juga mempunyai dampak budaya, bagaimana memperkuat kembali hubungan budaya dan pariwisata yang sudah ada sejak zaman Belanda pada lokasi didaerah Takengon

II.3. Dampak terhadap masyarakat Jalan Ruas Bireuen Batas Aceh Tengah dan Ruas Batas Aceh Utara Batas Kota Takengon merupakan bentuk manifestasi dari tuntutan, permintaan atau mungkin bisa dikatakan sebagai impian masyarakat Bireun dan Takengon. Pembangunan ini merupakan solusi yang paling tepat untuk mengatasi jalan Ruas Bireuen Batas Aceh Tengah dan Ruas Batas Aceh Utara Batas Kota Takengon yang sempit, terjal, longsor dan miring, dan ramai dilewati pengendara dari Takengon dan Bireun. Jalan Ruas Bireuen Batas Aceh Tengah dan Ruas Batas Aceh Utara Batas Kota Takengon sebagai jalan strategis penghubung kedua provinsi ini. Dengan

dibangunnya jalan Ruas Bireuen Batas Aceh Tengah dan Ruas Batas Aceh Utara Batas Kota Takengon ini tentunya akan meningkatkan aktivitas kedua provinsi ini seperti aktivitas ekonomi dan aktivitas pariwisata. Dalam aktivitas ekonomi Takengon merupakan target pemasaran strategis komoditas hasil pertanian, agroindustri pelaku-pelaku ekonomi Kab. Aceh Tengah. Sehingga dengan dibangunnya jalan Ruas Bireuen Batas Aceh Tengah dan Ruas Batas Aceh Utara Batas Kota Takengon akan dapat meningkatkan geliat aktivitas masyarakat yang kemudian berimbas pada peningkatan pendapatan dan produktivitas masyarakat . Struktur aktivitas akan semakin padat, karena adanya kemudahan akses antar provinsi ini. Output yang dihasilkan adalah meningkatnya kualitas hidup masyarakat sebagai muara dari peningkatan pendapatan.

II.4. Dampak terhadap Lembaga dan Sistem Sosial

II.4.a. Persediaan Sumber Daya

Sebagai sebuah proyek pembangunan infrasturktur, pembangunan jalan layang akan membutuhkan dana yang besar berdampak pada pengurasan anggaran belanja nasional dikarenakan ruas jalan ini merupakan salah satu ruas jalan nasional. Pembangunan ini dibiayai dari APBN.

II.4.b. Legitimasi Pembangunan jalan Ruas Bireuen Batas Aceh Tengah dan Ruas Batas Aceh Utara Batas Kota Takengon berdampak adanya legitimasi/ dukungan dari lembaga-lembaga dan sistem sosial kemsyarakatant, karena proyek ini merupakan jawaban dari keinginan dan impian masyarakat, solusi terbaik dalam mendapatkan kemudahan akses transportasi darat antara dua kabupaten yaitu Bireun dan Takengon.

II.4.c. Kepercayaan

Masalah-masalah yang selama ini dirasakan masyarakat pengguna seperti kenyamanan berkendaraan rute Bireun dan Takengon ataupun kesulitan akses jalan dalam pemasaran hasil-hasil pertanian, perkebunan dan agroindustri akan segera dapat terpecahkan dengan

pembangunan jalan Ruas Bireuen Batas Aceh Tengah dan Ruas Batas Aceh Utara Batas Kota Takengon ini. Hal ini akan membuat timbulnya rasa simpatik dari masyarakat terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang dirasa benarbenar menjawab kebutuhan masyarakat. Tentunya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah akan meningkat.

III. Respon terhadap Dampak Respon terhadap dampak pambangunan jalan Ruas Bireuen Batas Aceh Tengah dan Ruas Batas Aceh Utara Batas Kota Takengon umumnya memberikan citra positif karena jika dinilai akan dapat memberikan perkembangan pesat dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat ataupun memajukan perekonomian dan berkembangnya pariwisata. Namun, pembangunan jalan layang kelok sambilan tentunya akan mengakibatkan kondisi perkebunan dan lahan pertanian di daerah Takengon akan rusak dan terancam berkurang karena aktivitas pembangunan jalan Ruas Bireuen Batas Aceh Tengah dan Ruas Batas Aceh Utara Batas Kota Takengon ini. Jika dinilai maka dampak positif dan pengembangannya lebih dominan dari dampak negatifnya, kawasan perkebunan dan pertanian yang rusak masih dalam batas kewajaran dan bukan perusakan secara besarbesaran. Tapi tentunya akan ada orang-orang yang akan mempertanyakan akibat pembangunan jalan Ruas Bireuen Batas Aceh Tengah dan Ruas Batas Aceh Utara Batas Kota Takengon dapat merusak ekosistem hutan dan perkebunan. Respon ini bisa disalurkan dengan memanfaatkan media massa. Respon keras seperti tindakan hukum, demostrasi ataupun propoganda tampaknya tidak akan ada karena pembangunan jalan layang ini lebih banyak memberikan manfaat dari pada mudaratnya.

1. Kebijakan yang akan dianalisis

a. Teknologi yang Dipakai: Pembangunan jalan nasional Ruas Bireuen Batas Aceh Tengah dan Ruas Batas Aceh Utara Batas Kota Takengon yang menghubungkan antara Bireun - Takengon. Panjang penanganan pembangunan Jalan Ruas Bireuen Batas Aceh Tengah adalah sepanjang 31 Km dan Ruas Batas Aceh Utara Batas Kota Takengon sepanjang 61 Km.

2. Analisis Dampak Fisik dan Ekonomi

a. Dampak Ekonomi - Terbukanya akses untuk pemasaran komoditas hasil-hasil pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan dan agroindustri ke daerah sekitar Takengon sebagai pasar yang potensial - Aktivitas perekonomian Takengon dan sekitarnya akan meningkat, sentra-sentra

ekonomi Takengondan sekitarnya hingga Banda Aceh dengan komoditas pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan agroindustri akan berkembang pesat. - Meningkatkan produktivitas petani dalam memproduksi hasil-hasil pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan agroindustri - Perdagangan antara Bireun Takengon dan sekitarnya akan menggeliat. - Meningkatnya pendapatan masyarakat Kabupaten Aceh tengah baik dari pemasaran hasil-hasil pertanian, perkebunan, dan agroindustri maupun pariwisata yang kemudian berdampak pada penurunan tingkat kemiskinan penduduk.

b. Dampak Lingkungan - Terjadinya perubahan-perubahan lignkungan di sekitar areal ruas jalan Bireun Takengon - Polusi terhadap lingkungan karena kendaraan yang lewat - Pembangunan jalan layang kelok sambilan tentunya akan membuka lahan baru sehingga menyebabkan perubahan-perubahan lingkungan di sekitar daerah tersebut, terutama pembukaan lahan dalam rangka pembangunannya. - Hal ini akan mengakibatkan kondisi Perkebunan dan Pertanian disekitar daerah Bireun - Takengon akan rusak dan terancam berkurang karena kegiatan pembangunan jalan Ruas Bireuen Batas Aceh Tengah dan Ruas Batas Aceh Utara Batas Kota Takengon ini.

AKTIVITAS

I. Aktivitas ekonomi A. Jasa dan kegiatan ekonomi: Akan membuat pesatnya aktivitas ekonomi antara Bireun dan Takengon. Di satu sisi Takengon merupakan daerah penghasil hasil pertanian, perkebunan, dan agroindustri, ini merupakan komoditas-komoditas yang diperlukan Bireun dan daerah sekitarnya. Di lain sisi, Bireun merupakan daerah yang pertumbuhan dan pembangunannya berkembang pesat dibanding Takengon. B. Konsumsi barang dan jasa: Aktivitas ekonomi dalam konsumsi barang dan jasa adalah konsumsi produksi hasil-hasil pertanian, perkebunan, dan agroindustri dari Takengon oleh masyarakat Bireun dan sekitarnya. II. Pelayanan pemerintah A. Pelayanan transportasi: Pembangunan jalan Ruas Bireuen Batas Aceh Tengah dan Ruas Batas Aceh Utara Batas Kota Takengon membuat aktivitas transportasi Bireun - Takengon menjadi lancar. Serta tidak membutuhkan waktu yang lama dalam rute jalan Bireun - Takengon

III. Kegiatan politik A. Partisipasi masyarakat: Penetapan pembangunan Ruas Bireuen Batas Aceh Tengah dan Ruas Batas Aceh Utara Batas Kota Takengon merupakan bentuk penafsiran dari keinginan-keinginan dan partisipasi masyarakat dalam memecahkan solusi yang selama ini terjadi di ruas jalan Bireun - Takengon. B. Keterbukaan berita: Proses pembangunan jalan layang dapat diamati dan diakses dari berbagai media yang menginformasikan tentang proses pemabangunan jalan layang tersebut.

IV. Kegiatan sosial dan budaya

A. Rekreasi, hiburan & perjalanan wisata: Daerah disekitar Bireun - Takengon merupakan daerah yang berhawa sejuk sehingga dapat dijadikan sebagai daerah rekreasi selain itu ruas jalan Takengon yang berbelok-belok tetap dihidupkan terutama

bagi para wisatawan. Hal ini akan menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk berwisata ke daerah ini. B. Kemasyarakatan: Memperkuat kembali hubungan budaya yang sudah ada antara Bireun Takengon dan daerah lainnya di Provinsi Aceh.

Output Dari Pembangunan Jalan A. Ekonomi 1. Pendapatan, standar hidup dan kemakmuran Adanya peningkatan pendapatan, standar hidup dan kemakmuran karena meningkatnya aktivitas perekonomian kedua daerah. Terutama aktivitas pemasaran hasil pertanian Takengon yang merupakan komoditas yang diperlukan masyarakat Aceh. Takengon sebagai sentra pertanian dan agroindustri, produksinya banyak dibutuhkan Kabupaten tetangga. Maka akan terjadinya realokasi kegiatan perekonomian di wilayah bagian tersebut. 2. Angkatan kerja dan kesempatan kerja Pesatnya pertumbuhan ekonomi akan membuka lapangan kerja baru atau mungkin diperlukannya kebutuhan pekerja dalam peningkatan produksi sebagai akibat lancarnya pemasaran. 3. Perumahan Dengan dibukanya hutan dalam pembangunan jalan dimungkinkan akan terjadi peningkatan permukiman penduduk di sekitar jalan. 4. Transportasi Pelayanan trasnportasi menjadi lancar, merupakan sebuah bentuk peningkatan pelayanan, biasanya melewati ruas jalan Bireun Takengon sering terhambat dan membutuhkan waktu perjalanan yang lama, dengan pelebaran ruas jalan ini masalah tersebut dapat diatasi. 5. Ketersediaan barang dan jasa Ketersediaan produk hasil pertanian, perkebunan, dan agroindustri sebagai komoditas yang dibutuhkan masyarakat dapat terpenuhi dan meningkat karena kemudahan akses pemasaran 6. Kepuasan kerja Proyek yang banyak memberikan dampak positif dalam pencapaian tujuan pemerintah seperti memajukan perekonomian daerah akan memberikan kepuasan kerja bagi pemerintah daerah

B. Politik

1. Partisipasi politik Penetapan pembangunan jalan Ruas Bireuen Batas Aceh Tengah dan Ruas Batas Aceh Utara Batas Kota Takengon merupakan bentuk penafsiran dari keinginan-keinginan dan partisipasi masyarakat dalam memecahkan solusi yang selama ini terjadi di ruas jalan tersebut. 2. Ketersediaan dan kualitas pelayanan publik Peningkatan kualitas pelayanan publik terutama dalam pelayanan transportasi 3. Persamaan dan keadilan Dengan terbukanya akses transportasi akan dapat menimbulkan pemerataan (persamaan) pembangunan dan pertumbuhan ekonomi 4. Tanggung jawab pemerintah Bentuk tanggung jawab pemerintah dalam pemberian pelayanan kepada publik

C. Sosial dan Budaya

1. Hubungan sosial-keluarga dan teman Peningkatan hubungan kekeluargaan, kenalan, sahabat antara individu di Prov. Aceh karena kemudahan akses 2. Rekreasi dan hiburan Jalan tersebut dapat mengakomodasi kegiatan-kegiatan masyarakat seperti akses kegiatan rekreasi dan hiburan

D. Lingkungan

1. Udara Penurunan kualitas udara disebabkan karena aktivitas pembangunan, dan ramainya kendaraan yang melewati daerah tersebut. 2. Air Penurunan kualitas air disebabkan karena aktivitas pembangunan jalan dengan membuka kawasan perkebunan dan hutan.

3. Daerah Wisata Alam Daerah disekitar Takengon merupakan daerah yang berhawa sejuk sehingga dapat dijadikan sebagai daerah rekreasi. Selain itu pada kota Takengon terdapat wisata Danau Laut Tawar yang merupakan Danau Terbesar di Provinsi Aceh yang merupakan objek wisata masyarakat setempat. Adapula terdapat tempat tempat wisata lainnya ang mempunyai beraneka ragam cerita dan sejarah yang telah ada sejah dahulu.

Anda mungkin juga menyukai