Anda di halaman 1dari 4

Psoriasis

DefinisiPsoriasis adalah penyakit autoimun bersifat kronik residif disertai dengan adanya bercak- bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapsis- lapis dan transparan. Gambaran histopatologi pada psoriasis yang kahs adalah parakeratosi dan akantosis. Padastratum spinosum terdapat kelompok leukosit yang disebut abses Munro. Selain ituterdapat pula papilomatosis dan vsodilatasi subepidermis. Pengobatan Pengobatan sistemik 1. Kortikosteroid dapat mengontrol psoriasis. Setelah membaik dilakukantappering off agar tidak terjadi rebound phenomena dan menyebabkan kekambuhanserta terjadinya psoriasis pustulosa generalisata akut. Obat sitostatik dapat digunakkan untuk psoriasis yang sukar terkontroldengan obat standar. Kontraindikasi perlu diperhatikan pada orang hamil, kelainanhepar dan ginjal, kelainan hematopoietik, adanya penyakit infeksi aktif, ulkus peptikum, kolitis ulserosa dan psikosis. Efek sampingnya adalah alopecia, nyerikepala, depresi sumsum tulang, hepar dan lien. Perlu dipertimbangakan penggunaanobat ini lebih bermanfaat atau lebih merugikan pasien.3.Levodopa dapat memperbaiki keadaan penderita psoriasis, kira- kira 40% penderita berhasil disembuhkan menurut referensi.4.DDS ( diaminodifenisulfon) untuk menangani psoriasis pustulosa tipeBarber.5. Etretinat merupakan retinod arometik untuk psoriasis yang sukar disembuhkan, dipakai juga untuk pengobatan eritroderma psoriatika. Pada psoriasisobat tersebut mengurangi proliferasi sel epidermal pada lesi psoriasis dan kulitnormal, namun tidak semua penderita psoriasis dapat disembuhkan dengan obat ini.6.Siklosporin efeknya imunosupresif. Hasilnya baik namun setelahdihentikan psoriasi akan kambuh lagi. Bersifat hepatotoiksik dan nefrotoksik.

Pengobatan Topikal 1.Preparat ter efeknya adalah antiradang. Ter berasal dari 3 bahan yaitu fosil,kayu dan batubara. Yang efektif untuk pengobatan psoriasis adalah ter yang berasaldari batubara namun efek iritasinya juga besar. Ter yang berasal dari batubaradiberikan pada psoriasis yang kronis, pada bentuk akut diberi ter yang berasal darikayu karena ditakutkan bila pada bentuk akut diberi ter yang berasal dari batubaraakan terjadi iritasi. Konsentrasi yang diberikan 2-5% jika tidak ada perbaikankonsentrasi dinaikkan. Daya penetrasi dapat dipertinggi dengan menambahkan asamsalisilat 3-5%

agar lebih efektif. Sebagai vehikulum diberikan dalam salap,karena salap mempunyai daya penetrasi yan terbaik.

bentuk

Kortikosteroid topikal memberi hasil yang baik. Potensi dan vehikulumtergantung pada lokasi yang akan diberikan. Pada skalp, muka dan daerah lipatandiberi krim dan potensi sedang. Pada batang tubuh dan ekstremitas diberi salapdengan potensi kuat atau sangat kuat tergantung lamanya penyakit. Bila ada perbaikan potensi dan frekuensi penggunaan dikurangi. Ditranol (antralin) obat ini dikatakan efektif, konsentrasi yang digunakan0,2-0,8% dalam pasta, salap atau krim. Lama pemakaian - jam sehari sekali.Penyembuhan dalam 3 minggu. Pengobatan dengan penyinaran, sinar UV dapat menghambat mitosissehingga dapat digunakan pada penyakit psoriasis. Yang digunakan adalah sinar UVartifisial diantaranya sinar UVA, dapat digunakan tersendir atau gabungan dengan psoralen (8- metoksipsoralen, metoksalen) dan disebut PUVA. UVB juga dapatdigunakan untuk psoriasis tipe plak, gutata, pustular dan eritroderma. UVB dikatakanlebih efektif dari pada UVA Calcipotriol sintetik vitamin d yang efeknya antiproliferasi. Perbaikkansetelah 1 minggu. Efek samping pada 4- 20% pasien adalah rasa terbakar, dantersengat, dapat pula terlihat eritema dan skuamasi, efek akan hilang setelah beberapahari pengobatan dihentikan. Tazaroten merupakan molekul retinoid asetinilik topikal efeknyamenghambat proliferasi dan normalisasi petanda diferesiensi keratinosit danmenghambat petanda proinflamasi pada sel radang yang menginfiltrasi kulit. Bila dikombinasikan dengan steroid topikal potensi sedang dan kuat akan mempercepat penyembuhan dan mengurangi iritasi. Emolien melembutkan permukaan kulit. Fungsinya untuk meninggikandaya penetrasi bahan aktif, emolien sendiri tidak berperan sebagai antipsoriasis.

Patogenesis Psoriasis dikarakteristikkan sebagai hiperproliferasi dan diferensiasi abnormal dari keratinosit epidermis, infiltrasi limfosit yang terutama terdiri dari limfosit T dan berbagai perubahan vaskular endotel di lapisan

dermis, seperti angiogenesis, dilatasi, dan pembentukan high endothelial venule (HEV). Aktivasi sel T, TNF-o, dan sel-sel dendritik adalah faktor patogenik yang distimulasi dalam respons terhadap faktor pencetus, seperti trauma fisik, inflamasi bakteri, virus, atau withdrawal kortikosteroid. Awalnya, sel dendritik imatur di epidermis menstimulasi sel T dari kelenjar getah bening sebagai respons terhadap stimulasi unidentified antigen. Infiltrat limfosit pada psoriasis kebanyakan adalah sel T CD4 dan CD8. Setelah sel T menerima stimulasi pertamanya dan terkativasi, menyebabkan terjadinya sintesis IL-2. Peningkatan IL-2 dari sel T yang teraktivasi dan IL-12 dari sel Langerhans menstimulasi IFN-y, TNF-o, dan IL-2, yang bertanggung jawab dalam diferensiasi, maturasi, dan proliferasi sel T menjadi sel memori efektor. Kemudain sel T bermigrasi ke kulit, dimana mereka berkumpul di sekitar pembuluh darah dermis. Ini merupakan perubahan imunologik pertama yang menyebabkan pembentukan lesi psoriasis akut. Salah satu sel dendritik yang berpengaruh dalam patogenesis psoriasis adalah sel Langerhans, pengawal paling luar dari sistem imun yang mengenali dan menangkap antigen, bermigrasi ke kelenjar getah bening local, dan mempresentasikannya ke sel T. Aktivasi limfosit T akan menghasilkan sitokin pro-inflamasi seperti TNF-o yang menyebabkan proliferasi keratinosit. Hiperproliferasi ini menyebabkan menurunnya waktu transit epidermis (perkiraan waktu yang diperlukan oleh sel kulit untuk maturasi secara normal) dari 28 hari menjadi 2-4 hari dan memproduksi sisik kemerahan yang tipikal pada psoriasis. IFN-y juga menghambat apoptosis keratinosit dengan menstimulasi protein antiapoptosis. Sugiyama et al. telah mendemonstrasikan defisiensi aktivitas sel T regulator (T reg) pada pembuluh darah perifer dan di kulit pasien dengan psoriasis. Meskipun jumlah absolute sel T reg yang bersirkulasi pada pasien psoriasis adalah normal dibandingkan pasien yang sehat, ternyata terdapat defisiensi relatif dalam kemampuan mereka untuk menekan proliferasi sel T CD4. Meskipun angiogenesis bukan kejadian awal dari pathogenesis psoriasis, memahami mekanisme yang menyebabkan angioproliferasi dapat membantu menemukan obat anti- psoriasis yang tepat. Angiogenesis dan hiperpermeabilitas vaskular disebabkan oleh meningkatnya produksi vascular endothelial growth factor (VEGF) oleh keratonosit yang telah terstimulasi oleh TGF-o yang dihasilkan oleh sel T dan keratinosit. TNF-o juga meningkatkan angiogenesis.

Pizzorno dan Murray berpendapat unidentified antigen yang disebutkan di atas merupakan hasil dari pencernaan protein yang tidak sempurna, meningkatnya permeabilitas usus, dan alergi makanan; toksemia usus; gangguan detoksifikasi hati; defisiensi garam empedu; konsumsi alcohol; defisieni nutrisi (vitamin A dan E, seng, selenium); dan stress. Hipotesis ini, meskipun masuk akal, belum diuji secara adekuat.

DAFTAR PUSTAKA

Djuanda A, Hamzah M, Aisah M, Editor. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi ke 5.Jakarta.Balai Penerbit FKUI.2007; hal. 189-952. Siregar RS. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Jakarta.Penerbit BukuKedokteran EGC.2004 Carpenito, Lynda J.Buku 8.Jakarta.EGC.2000 Saku Diagnosa Kulit. Edisi ke 2. ke

Keperawatan.

Edisi

Anda mungkin juga menyukai