Anda di halaman 1dari 6

Pertumbuhan penduduk dan kenaikan pendapatan perkapita mempengaruhi perkembangan bisnis ritel di Indonesia PENDAHULUAN Pada era globalisasi

seperti saat ini bisnis ritel merupakan salah satu bisnis yang mempunyai peranan dalam pertumbuhan ekonomi pada suatu negara. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia didukung dengan beberapa industri dan bisnis , bisnis ritel merupakan salah satu bisnis yang mengalami perkembangan. Bisnis ritel merupakan mata rantai yang penting dalam proses distribusi barang dan merupakan mata rantai terakhir dalam suatu proses distribusi. Melalui ritel, suatu produk dapat bertemu langsung dengan penggunanya. Bisnis ritel meliputi penjualan produk dan jasa pelayanan untuk memenuhi kebutuhan pribadi, keluarga, kelompok atau pemakai akhir. Produk yang diperjual belikan dalam bisnis ritel berupa kebutuhan rumah tangga yang termasuk didalamnya sembilan bahan pokok. Kebutuhan masyarakat akan bahan pokok semakin hari semakin bertambah hal ini dapat menjadi peluang bisnis bagi peritel. Bisnis ritel melakukan beberapa inovasi dan strategi untuk dapat bertahan dalam persaingan bisnis. Indonesia merupakan negara yang tepat untuk melakukan bisnis ritel. Ada beberapa factor yang mempengaruhi perkembangan bisnis ritel di Indonesia, dalam paper ini penulis mengkaitkan adanya pengaruh pertumbuhan penduduk dan pendapatan perkapita yang dapat meningkatkan daya beli dan konsumsi masyarakat dengan perkembangan bisnis ritel di Indonesia. Dengan adanya peningkatan pendapatan perkapita maka akan meningkatkan daya beli masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Komsumsi masyarakat akan bertambah dengan adanya peningkatan pendapatan. Pelaku bisnis ritel di Indonesia tidak hanya peritel lokal tetapi juga peritel asing, yang membaca peluang dengan ada fenomena peningkatan prosentase pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang kian stabil. Pasar di Indonesia juga merupakan pasar yang sangat besar dan menjanjikan bagi bisnis ritel.

PEMBAHASAN Indonesia berada di urutan keempat untuk negara berpopulasi terbesar, setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Jumlah Penduduk Indonesia pada sensus tahun 2010 adalah 237 641 juta orang. Sementara itu laju pertumbuhan penduduk Indonesia sekitar 1,49 persen per tahun yang artinya setiap tahun jumlah populasi membengkak 3,5 juta hingga 4 juta orang (Tempo, Kamis, 14 Juli 2011). Peningkatan peringkat Indonesia menjadi layak investasi ternyata sebanding lurus dengan naiknya pendapatan orang Indonesia hampir 20 persen pada 2011. Pendapatan per kapita Indonesia tahun 2011 naik 17,7 persen menjadi USD3.542 atau setara dengan Rp31,8 juta. Pejabat sementara Kepala Badan Pusat Statistik, Suryamin, Senin (6/2), mengatakan produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2011 naik menjadi Rp7.427 triliun dari PDB 2010 yang nilainya Rp6.436 triliun. Tahun lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,5 persen. Dengan adanya fenomena peningkatan jumlah penduduk dan peningkatan jumlah pendapatan perkapita maka akan terbuka peluang bagi para pebisnis untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Peluang ini dapat dimanfaatkan untuk para pebisnis dalam melakukan strategi bisnisnya, salah satu bisnis yang berkembang dengan adanya fenomena tersebut adalah bisnis yang berkecimpung dalam pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat seperti bisnis ritel. Menutut, Ay Tjing Phan (Ketua Consumer and Industrial Products & Service PWC Indonesia) bisnis ritel di Indonesia mengalami perkembangan sangat pesat dari tahun ke tahun, adapun tingkat pertumbuhan ritel berada pada kisaran 4,5% pertahun selama kurun waktu 2012-2015. Pusat ritel atau perbelanjaan makin menjamur seiring pertumbuhan ekonomi dan bertambahnya masyarakat kelas menengah Indonesia. Peritel asing memilih berbisnis di Indonesia dikarenakan pertumbuhan pendapatan kelas menengah ke atas di Indonesia. Menurut, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia, mengatakan kenaikan omzet penjualan mengacu pada kondisi ekonomi yang membaik, kenaikan daya beli, pendapatan perkapita yang sudah mencapai US$ 4000 serta kemampuan sektor ritel yang bisa

menekan laju inflasi, hal ini membuat pertumbuhan penjualan ritel di Indonesia tumbuh 10%15% per tahun.

ANALISIS Bisnis retail di Indonesia saat ini tumbuh sangat pesat seiring dengan bergesernya gaya hidup tradisional ke modern oleh karenanya peluang emas ini dimanfaatkan oleh peritelperitel yang mempunyai modal besar . Perkembangan bisnis ritel di Indonesia diiringi dengan pertumbuhan penduduk dan pendapatan perkapita yang mengalami peningkatan. Peluang pasar bisnis ritel terbuka sangat lebar dengan adanya kenaikan pendapatan perkapita tersebut, maka tingkat kemampuan konsumsi akan meningkat. Berkembangnya pasar ritel dan waralaba di Indonesia karena investor menyadari pertumbuhan pasar ritel hanya akan terjadi di Asia Pasifik. Pertumbuhan GDP (Gross Domestic Product) per kapita Indonesia memasuki era US$ 4000, dan diperkirakan akan mencapai US$4.500 pada tahun 2014, dengan peningkatan jumlah penduduk yang besar maka Indonesia akan menjadi pasar yang mengiurkan bagi peritel asing. Jumlah kelas menengah yang rata-rata tumbuh 5-6 juta orang tiap tahun akan menjadikan Indonesaia sebagai sasaran bidik peritel asing untuk berlomba datang ke Indonesia. Dengan dibukanya pintu masuk bagi para peritel asing sebagaimana Keputusan Presiden No. 118/2000 yang telah mengeluarkan bisnis ritel dari negative list bagi Penanaman Modal Asing (PMA), maka sejak itu ritel asing mulai marak masuk ke Indonesia. Masuknya ritel asing dalam bisnis ini, menunjukkan bisnis ini sangat menguntungkan. Persaingan bisnis ritel di Indonesia di dominasi oleh peritel Asing yang mulai menggusur peritel lokal , terbukanya peluang bagi peritel asing tidak serta merta disambut gembira oleh peritel lokal karena merupakan competitor dalam kancah bisnis ritel di Indonesia nantinya. Dan daya tarik Indonesia sangat menggiurkan bagi peritel asing. Munculnya peritel asing di Indonesia dikarenakan adanya perizinan yang mudah. Potensi pasar ritel Indonesia ini pula yang mendorong ritel asing berbondong-bondong masuk Indonesia. Ini terlihat makin banyaknya waralaba asing masuk ke Tanah Air. Setelah peritel besar seperti Carrefour, Lotte

Mart, Circle K, Giant, 7 Eleven, Lawson, Family Mart, kini 16 waralaba AS ingin merangsek masuk ke Indonesia Antara lain Applebee\'s, Denny\'s, Johnny Rockets, Carvel Ice Cream, Cinnabon, Schlotzsky\'s, dan Moe\'s Southwest Grill yang semua di sektor makanan. Dengan adanya kemudahan perizinan tersebut maka bisnis ritel mulai menjamur di Indonesia. Dalam perkembangannya, supermarket lebih dulu hadir dibandingkan Hypermarket dan dikenal sebagai bentuk awal pasar modern. Supermarket berbeda dari pasar traditional diantaranya karena bersifat swalayan, sementara itu minimarket dikenal juga sebagai convenience store adalah perkembangan dari toko kelontong yang menawarkan kenyamana dan jasa seperti supermarket tapi dalam skala yang lebih kecil. Dengan format hypermarket, supermarket dan minimarket tersebut semakin memudahkan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Bisnis ritel mulai merambah ke pelosok-pelosok desa bukan hanya terdapat di pusat kota saja. Minimarket mendominasi perkembangan peritel di daerah-daerah yang berada di pinggiran kota, mengingat lokasi permukiman banyak di daerah tersebut. Ramainya persaingan bisnis ritel, maka tak jarang lokasi minimarket berdekatan. Meski begitu, bagi para pelakunya, bisnis ini tetap menjanjikan. Konsumsi masyarakat yang terus meningkat menjadi salah satu sebab bisnis ini merajalela. Pertumbuhan bisnis retail dikarenakan daya beli masyarakat yang kian meningkat, kebutuhan akan bahan pokok terus menerus harus dipenuhi. Bisnis ritel merupakan salah satu alat pemenuhuhan kebutuhan masyarakat. Bisnis ini akan terus berkembang seiring dengan meningkatnya jumlah kebutuhan hidup masyarakat. Bisnis ritel mulai menjamur hingga kepelosok daerah, beberapa pemain di induatri retail yang mulai merambah pelosok-pelosok daerah dan pinggiran kota adalah PT Sumber Alfaria Trijayadan PT Indomarco Prismatama. Keduanya merupaka pelaku bisnis ritel yang telah berhasil mebuka beberapa cabangnya di beberapa daerah. Adanya peluang pasar bagi pelaku bisnis ritel asing untuk masuk ke pasar bisnis ritel di Indonesia merupakan ancaman bagi pelaku bisnis ritel yang merupakan tuan rumah atau peritel lokal. Sebaiknya pemerintah melihat juga dari sisi peritel lokal, dengan tetap memperhatikan perkembangan peritel lokal maka dapat dibuat kebijakan yang dapat mengantisipasi kebangkrutan peritel lokal akibat gempuran dari peritel asing yang mulai membidik pasar Indonesia. Karena apabila peritel asing yang memasuki pasar di Indonesia tidak dapat terbendung bias terjadi kemungkinan banyaknya produk asing yang memasuki

Indonesia. Dengan adanya kebijakan yang dapat melindingi peritel lokal, maka peritel lokal dapat lebih memanfaatkan kebijakan tersebut untuk melindungi produk-produk hasil UKM negeri. Karena mulai dilakukan oleh beberapa peritel lokal melakukan kerja sama dengan usaha UKM dalam memproduksi suatu produk dengan cara private label, seperti yang dilakukan oleh Alfamart dan Carrefour. Persaingan peritel asing dan peritel lokal adalah pada strategi dan inovasi dalam menarik perhatian konsumen. Jadi untuk hambatan lebih kepada masing masing ritel dalam menciptkan inovasi agar tetap dipilih oleh para konsumen baik berupa harga ataupun dengan adanya promosi dan pelayanan yang terbaik untuk para konsumen. KESIMPULAN DAN SARAN Pertumbuhan laju penduduk dan naiknya pendapatan perkapita mempengaruhi perkembangan bisnis ritel di Indonesia. Hal tersebut memberikan peluang yang sangat besar bagi para peritel untuk dapat memperbesar volume usaha dengan melakukan inovasi untuk merebut pasar ritel di Indonesia. Semakin membaiknya pertumbuhan ekonomi di Indonesia maka akan semakin bertambah pula bisnis ritel dalam kegiatan ekonomi Indonesia. Hal ini merupakan signal yang bagus untuk penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia sehingga dapat mempengaruhi pendapatan dan tingkat konsumsi masyarakat dalam memenuhu kebutuhan harian. Investasi asing merupakan peluang untuk pertumbuhan ekonomi di Indonesia tetapi juga merupakan ancaman bagi pelaku bisnis ritel lokal, oleh sebab itu pemerintah sebaiknya membuat regulasi dan kebijakan yang dapat memberikan keuntungan bagi bangsa Indonesia dan melindungi peritel lokal.

REFERENSI Online.http://www.tempo.co/read/news.html (diakses 25 september 2012). Online.http://www.bps.go.id (diakses 25 september 2012) Online.http://www.datacon.co.id/Ritel-2011ProfilIndustri.html (diakses 27 Sptember 2012) Online. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/bedah-artikel-bisnis-retail-circle-k-diindonesia/ (diakses 20 September 2012) Online.http://corporate.alfamartku.com (diakses pada 25 September 2012)
Online.http://industri.kontan.co.id/news/indonesia-sasaran-pebisnis-ritel-dunia (diakses pada 25

September 2012) Online.http://metrotvnews.com/read/newsvideo/2012/02/07/144831/Pendapatan-Per-KapitaIndonesia-Rp31-8-Juta (diakses pada 27 september 2012)

Anda mungkin juga menyukai