Anda di halaman 1dari 16

HIDUP ITU MUDAH Nilai Pengorbanan Allah SWT berfirman, dan tidaklah bagi manusia itu ( akan mendapatkan),

, melainkan apa yang telah diusahakan. (An Najm: 39) Kemudahan hidup tidak mucul secara tiba-tiba, namun ia harus diperjuangkan. Perjuangan sudah tentu menuntut pengorbanan. Orang-orang sukses telah mennjukkan keteladanan yang baik dalam perjuangan mereka untuk memperoleh kemudahan hidup, mereka telah berkorban tenaga, waktu, pikiran, dana bahkan perasaan. Tidak sedikit manusia yang harus memeras keringat dan berurai airmata sebelum akhirnya bias tersenyum bahagia ketika memandang buah keberhasilan. Karena kemurahan Allah, setiap pengorbanan yang ditunaikan ditukar dengan keberhasilan yang menyenangkan. Allah Taala tidak zhalim terhadap manusia. Siapa saja yang telah menanam pengorbanan dalam segala bentuknya, dia pasti akan memungut hasil pengorbanan dalam segala bentuknya. Bukan hanya seorang muslim, orang-orang non-muslim pun jika telah menunaikan pengorbanan, mereka pasti akan mendapat hasil. Harus disadari bahwa usaha manusia tidak ada yang sia-sia, sebab Allah bersifat ArRahman (Maha Pengasih) kepada semua makhluk.oleh karena itu usaha orang-orang non-muslim pun akan berhasil, jika mereka sungguh-sungguh. Jika seorang muslim malas bekerja, maka dia akan tetap mendapat kebaikan akhirat, tetapi menderita hidupnya di dunia, misalnya karena kemiskinan, kelemahan dan penderitaan. Jika seorang non-muslim rajin bekerja, dia akan mendapat sukses dunia tetapi tidak mendapat ketenangan jiwa. Secara keseluruhan, kaum nonmuslim akan mendapat siksa di akhirat, baik yang giat bekerja maupun yang malas bekerja. Pengorbanan manusia tidak ada yang sia-sia, baik dirinya mulsim atau bukan. Allah Maha Pengasih, akan membalas setiap pengorbanan manusia dengan memuaskan. Bagaimanapun juga, keimanan seorang muslim sangat berguna, meskipun mamfaatnya baru bisa dirasakan kelak di akhirat.

Mamfaat Kesabaran Kesabaran sangat dibutuhkan kitika kita memperjuangkan sesuatu. Tidak ada kata mudah dalam perjuangan. Tanpa kesabaran, perjuangan hanya akan terputus di tengah jalan. Salah satu cirri orang yang sukses adalah memiliki kesabaran untuk menempuh proses sejak awal sampai akhir. Hal seperti ini yang tidak mampu dihadapi oleh orang-orang gagal.

Tegar Menghadapi Kegagalan Diantara sebab yang membuat kita lemah dalam berusaha ialah terjadinya kegagalan. Kegagalan merupakan pukulan pahit yang menimpa seseorang yang sedang berusaha meraih keberhasilan. Kadang kala sseseorang mampu menghadapi kegagalan, tetapi kadang kegagalan melahirkan putus asa. Sebab Allah melarang perbuatan itu. Janganlah kalian berputus asa dari

rahmat Allah. Tidaklah berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang ingkar.(Yusuf: 87) Perjuangan manusia tidak ada yang sia-sia, meskipun dirinya bukan orang beriman. Jika seseorang tidak beriman, paling tidak ia akan memperoleh hasil berupa nikmat materi di dunia. Siapa saja yang berusaha pasti akan mendapatkan hasil, meskipun sepanjang hayatnya belum pernah shalat. Allah berfirman siapa yang menghendaki pahala dunia, niscaya Kami akan member pahala dunia itu kepadanya. Dan siapa yang menghendaki pahala akhirat, niscaya Kami berikan (pula) pahala akhirat itu kepadanya. (Ali Imran: 145) Hanya bedanya, jika orang beriman yang berusaha, maka dia akan memperoleh dua kenikmatan sekaligus, yaitu nikmat materi di dunia dan kenikmatan surge di akhirat. Sedangkan orang-orang yang tidak beriman, jika berusaha keras, mereka hanya akan mendapatkan dunia saja.

Factor Kerja Keras Keberhasilan itu tidak serta merta didapatkan, tetapi terlebih dulu telah dilalui proses kerja keras yang sangat panjang. Keberhasilan itu diraih dengan menyisakan penyesalanpenyesalan baik berupa waktu ataupun kepentingan-kepentingan pribadi lainnya. Untuk sampai pada sebuah prestasi besar, seseorang bersedia bekerja keras, hingga kadang tidak memperhatikan hak-hak pribadinya. Dan Allah tentu tidak akan menyia-nyiakan jerih payah seorang anak Adam. Dia tetap akan memberikan hasil berupa kenikmatan dunia, bagi siapa yang mencarinya, meskipun dirinya tidak beriman. Hal ini menjadi pelajaran penting, bahwa usaha keras manusia tidak ada yang sia-sia. Seperti kata ppatah Arab, siapa yang sungguh-sungguh, maka dia akan mendapatkannya.

Tekad Mewujudkan Impian Tekad sangat penting dalam kehidupan manusia. Tanpa impian seseorang tidak akan memiliki cita-cita. Dia akan hidup biasa-biasa saja, ala kadarnya, tanpa prrestasi dan keistimewaan. Kehidupan seperti itu sangat sangat sepi dan membosankan. Dengan impian, manusia terdorong untuk berjuang mewujudkan mimpi-mimpinya, lalu lahirlah prestasi-prestasi besar dalam sejarah. Impian ini merupakan nikmat dari Allah Taala, dengan impian itu Allah hendak menuntun manusia agar berusaha mewujudkan prestasi-prestasi besar yang bermamfaat bagi kehidupannya. Kadangkala hanya dengan bermimpi meskipun belum terwujud, seseorang telah menemukan kenikmatan tersendiri. Hatinya gembira, pandangan matanya bersri-seri, meskipun impian itu sendiri belum tentu terwujud. Sebagian pakar ilmu kepribadian menyarankan agar seseorang memiliki impian yang jauh, lalu berusaha sungguh-sungguh mengejar impian tersebut. Tentu saja kita tak cukup hanya dengan bermimpi, tetapi harus ada kesungguhan untuk mewujudkan kesungguhan untuk ewujudkan impian itu menjadi kenyataan. Impian yang tidak

dibarengi dengan usaha tidak banyak mamfaatnya, bahkan itu lebih tepat disebut khayalan (fantasi), dan bukan impian. Impian berawal dari kejerhihan berfikir dan niatan mulia, sedangkan khayalan muncul hanya berdasarkan ambisi sesaat. Selain bermimpi, kita harus memiliki tekad kuat untuk mewujudkan impian-impian tersebut. Nah, tekad inilah yang kerap menjadi hambatan dalam usaha-usaha kita. Kebanyakan pemuda islam, mereka memiliki semangat membara ketika baru melangkah memulai perjuangan. Tetapi ketika dalam perjuangan itu mereka mulai berhadapan dengan cobaan-cobaan, semangatnya perlahan-lahan menyusut. Setiap muslim yang memiliki tekad kuat, bersungguh-sungguh berusaha dan bertawakal kepada-Nya, maka Allah akan memberikan sukses besar kepadanya. Dengan sukses itu pula Allah akan mencukupi kebutuhan hidupnya. Alah berfirman Dan siapa yang bertawakal kepada Allah, maka Dia akan mencukupinya. (At Thalaq: 3)

Kecurangan Merugikan Diri Sendiri Allah SWT berfirman, Dan barang siapa yang meanggar hukum-hukum Allah, maka sesunggguhnya dia telah berbuat lalim terhadap dirinya sendiri. (At Thalaq: 1) Cara terbaik untuk memperoleh kemudahan hidup ialah berjuang keras hingga memperoleh keberhasilan. Tetapi cara seperti itu kurang disukai oleh orang-orang yang menginginkan mendapatkan kesuksesan dalam waktu sekejap mata. Mereka menginginkan mendapat keuntungan besar dalam waktu cepat. Untuk memenuh tujuan itu, mau tidak mau, mereka menempuh cara curang. Cara-cara curang akhirnya dianggap sebagai cara wajar untuk memperoleh kekayaan. Sungguh sangat sulit menemukan seseorang yang benar-benar menjalani usahanya dengan kejujuran. Kalupun ada, mereka adalah orang-orang keil (rakyat jelata) yang tidak mempunyai pengaruh di masyarakat. Mereka tetap istiqamah hidup jujur ketika orang-orang sekitarnya telah menghalalkan cara-cara haram. Munculnya kesulitan-kesulitan yang selama ini menimpa, seperti krisis ekonomi, kerusuhan social, kekeringan, kelaparan, wabah penyakit, kebakaran hutan, banjir, gempa dan lain-lain, seemua itu tidak muncul tiba-tiba. Tetapi itu terjadi lantaran dosa-dosa kita sendiri. Seandainya kita tidak menghalalkan cara-cara haram untuk mencari kekayaan, sudah tentu Allahakan menyelamatkan negeri ini dari kesulitan-kesulitan. Menempuh cara curang akan menimbulkan resiko-resiko merugikan, antara lain sebagai berikut : 1) Perbuatan curang adalah dosa 2) Perbuatan curang akan melenyapkan ketentraman hati. Siapapun yang berbuat curang hatinya akan gelisah, sebab watak dasar hati manusia membenci kecurangan. Jka kecurangan itu terus-menerus dilakukan, semakin hari semakin bertumpuk, maka hal itu akan melenyapkan kebahagiaan.

3) Perbuatan curang akan menimbulkan kehinaan. Seseorang yang akrab dengan kecurangan dia akan tercela martabatnya di mata manusia. 4) Perbuatan curang bisa menyebabkan seseorang berurusan dengan hokum. 5) Perbuatan curang akan menjerumuskan ke dalam kehidupan yang keras. Orang-orang curang akan bertemu tipe manusia yang sama wataknya. Sepintas lalu, cara-cara curang tampak mudah, menyenangkan, dan penuh tantangan. Namun bagi siapapun yang telah terjerumus di dalamnya, mereka merasakan benar akibat buruk dari cara-cara seperti itu. Siapa pun yang meyakini bahwa cara curang merupakan cara terbaik untuk memperoleh kekayaan, maka mereka telah mendustai diri sendiri. Cara curang tidak pernah menghasilakan, kecuali penderitaan bagi pelakunya.

Ketika Hati Telah Mati Jika kecurangan telah merajarela maka kehidupan suatu masyarakat akan dipenuhi dengan kesulitan-kesulitan. Dan jika manusia-manusia curang merasa cukup dengan cara-cara curang, merasa tentram dengannya, bahkan mereka hendak mewariskan cara jahat itu ke generasi selanjutnya, maka akibatnya : hati mereka akan mati. Ketika kadar kecurangan mereka sudah melampaui batas, hati mereka akan mati, lalu hilanglah sifat-sifat manusiawi darinya. Jika sdah sampai pada tahap ini, diri mereka sudah berubah wujud layaknya setan. tahukah kamu, siapa yang menjadikan hawa nafsu sebagai tuhannya. Maka apakah kamu menjadi pemelihara atasnya?. (Al-Furqan: 43) Banyak manusia demi mengejar kekayaan dunia, mereka berani menjual keimanannya. Orag-orang seperti itu tidak takut lagi dosa dan siksa neraka. Mereka akan melakukan perbuatan apapun demi memuaskan ambisi pribadi, sampai harus mengorbankan istri, anak-anak, bahkan orangtua sendiri. Mereka sangat tega dan tidak peduli dengan penderitaan orang lain, asalkan hatinya senang. Inilah tipe manusia mufsidun yaitu kaum perusak di muka bumi. Perhitungan Allah sangatlah adil bagi siapapun yang mencari keadilan; dan sangat menyakitkan bagi siapapun yang merasa dirinya jumawa (sombong). Para pembuat kerusakan itu akan menerima satu dari tiga kemungkinan berikut, yaitu : 1. Dirinya akan dibimbing untuk bertaubat. Allah merahmati siapa pun yang dikehendaki-Nya, tanpa ada yang bisa mempengaruhi kehendak-Nya. Rasulullah SAW bersabda : jika Allah menghendaki kebaikan kepada seorang hamba, akan disegerakan hukuman atas dosa-dosanya di dunia. Namun jika Allah menghendaki keburukan bagi seorang hamba, maka akan ditahan pembalasan atas dosa-dosanya, hingga akan disempurnakan balasan baginya kelak di hari kiamat. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah) 2. Dirinya akan diberi tambahan kekayaan dan kekuatan, agar melampaui batas dan semakin bertumpuk-tumpuk dosanya. 3. Dirinya akan diberikan tambahan karunia dan kekuatan agar menjadi manusia durhaka yang selalu dikenang sepanjang jaman.

Kedurhakaan manusia tidak akan dibiarkan oleh Allah Taala.dampak paling ringan dari perbuatan-perbuatan buruk itu ialah kesulitan-kesulitan yang menimpa pelakunya.

Berdzikir Mengingat Allah Allah SWT berfirman, yang artinya: Dan berdzikirlah mengingat Allah sebanyakbanyaknya agar kalian mendapat kemenangan. (Al-Anfal: 45) Salah satu usaha yang akan membuka jalan-jalan kemudahan ialah dzikrullah (mengingat Allah). Dzikrullah merupakan sarana yang menghubungkan hati kita dengan Allah. Ibarat seutas tali yang menambatkan perahu ke pelabuhan, maka ketika tali itu putus, perahu pun hanyut tak karuan arah. Kita akan benar-benar akan kehilangan arah jika memutuskan hubungan dengan Allah dengan cara menunggalkan dzikir kepada-Nya. Meskipun sedang sibuk, janganlah sampai melupakan dzikrullah. Banyak mamfaat yang bisa diperoleh dengan selalu berdzikir mengingat Allah, antara lain sebagai berikut : 1. Hati menjadi tenang; Kalau hati tenang, maka usaha yang kita lakukan pun menjadi baik. 2. Mengundang pertolongan Allah; dalam perjuangan mencari kebaikan, jika ia dijalani dengan banyak mengingat Allah, niscaya kita akan meraih kesuksesan yang nyata. 3. Tabungan amal besar; Rasulullah SAW bersabda dua kalimat yang ringan di lisan, berat di timbangan, dicintai Ar-Rahman, adalah Subhanallah wa bihamdihi, subhanallah al azhim. (HR. Al-Bukhari-Muslim) 4. Jalan keluar dari kesulitan. 5. Mendapat hajat yang diinginkan; jika seseorang banyak berdzikir dengan harapan Allah akan memberikan kebaikan kepadanya, insya Allah akan terpenuhi harapan itu. Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa berdzikir dengan banyak cara. Kita bisa membaca kalimat-kalimat thayyibah, menjalankan shalat, berpuasa, membaca Al-Quran, memikirkan ciptaan Allah, saling nasehat-menasehati dan lain-lain. Semua itu adalah jalan-jalan dzikir. Jika kita sedang sibuk, kita bisamenyesuaikan cara dzikir kita dengan kondisi yang ada. Paling tidak bagi seorang muslim, dia masih ingat kepada Allah selama tidak meninggalkan shalat lima waktu. Jika perintah wajib itu pun sudah ditinggalkan, bagaimana dengan amalan yang sunahnya. Menggunakan Fasilitas Doa Allah SWT berfirman yang artinya Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan (permahonan) kalian. (Al Mumin: 60) Keterkaitan antara hamba dengan pertolongan Rabb-nya adalah suatu kepastian. Siapapun yang hidup dimuka bumi ini, baik dirinya taat kepada Allah atau tidak, dia senantiasa membutuhkan-Nya.

Dalam hadits shahih dijelaskan bahwa, doa orang-orang mukmin akan mendapatkan satu dari tiga kemungkinan, yaitu : 1. Doanya akan dikabulkan seperti yang diminta,, baik dikabulkan saat itu juga, atau dikabulkan setelah beberapa lama kemudian. 2. Doa itu akan dijadikan tabungan amal di akhirat nanti. 3. Seseorang akan dijauhkan dari suatu yang sepadan dengan kebaikan yang dia minta. (HR. Ahmad, Al-Bukhari, At-Tirmidzi dan Al-Hakim) Doa yang kita panjatkan kepada Allah tidak percuma. Doa itu selalu bermanfaat, meskipun manfaatnya tidak otomatis bisa dilihat dalam waktu dekat. Jika tidak dikabulkan, boleh jadi kita akan menerimanya sebagai pahala, atau kita akan dihindarkan dari suatu bahaya yang sepadan dengan nilai doa yang kita panjatkan kepada Allah.

Prinsip Hidup Tawakkal Allah SWT berfirman yang artinya Dan siapa yang bertakkal (memasrahkan urusan) kepada Allah, maka Dia akan mencukupinya. (Ath-Thalaq: 3) Cara lain yang bisa mendatangkan pintu-pintu kemudahan adalah dengan tawakkal kepada Allah. Setelah seseorang berusaha maksimal mencapai hasil yang diinginkannya, maka selanjutnya dia memasrahkan hasil usaha itu kepada Allah. Biarlah Allah yang menentukan banyak sedikitnya hasil yang dia usahakan. Rasulullah SAW bersabda, yang artinya Andai kalian tawakkal kepada Allah dengan cara tawakkal yang benar, maka Dia akn memberikan rizki kepada kalian seperti Dia memberi rizki kepada burung. Burung keluar pagi dengan perut lapar, dan pulang senja hari sudah dalam keadaan kenyang. (HR. At-Tirmidzi) Inilah jalan yang patut ditempuh, yaitu pasrah diri kepada Allah setelah berusaha sekuat kemampuan. Pasrah saja tanpa usaha, hal itu menandakan ciri kemalasan, sedangkan berusaha saja tanpa pasrah diri hanya akan menyiksa diri. Orang yang enggan bertawakkal dirinya beresiko mengalami tekanan-tekanan jiwa, sedangkan hasil usaha itu sendiri sepenuhnya ada di tangan Allah Taala.

Keyakinan Diri Kepada Allah Kalau ditanya, mengapa bangsa ini menderita, padahal ia memiliki berbagai bekl untuk menjadi Negara yang besar di muka bumi ? jawabannya sederhana saja, yaitu bahwa keyakinan sebagian besar masyarakat ini telah rusak. Allah taala memerintahkan mereka beribadah kepada-Nya, namun mereka tidak mematuhi perintah itu. Allah melarag mereka menyembah sesembahan lain selain-Nya, tetapi mereka justru tekun menyembah sesembahan palsu itu. Orang-orang yang melupakan tugas ibadah kepada Allah dan menyekutukan-Nya dengan sesembahan-sesembahan yang lain, jelas mereka akan menderita. Hal itu sudah merupakan

sunnatullah. Siapapun yang mengingkari Allah, pasti akan terjerumus dalam kesulitan besar, sampai mereka mau meninggalkan kedurhakaan itu. Bertaubatlah kepada Allah dan mulailah membangun islam yang baru dalam dirimu. Tinggalkan kemusyrikan dalam segala bentuknya, maka Allah akan menolongmu dengan limpahan rahmat dan karunia-Nya. Sungguh, setelah hati seseorang ikhlas tunduk hanya kepada Allah, maka dalam hidupnya akan dibukakan pintu-pintu kemudahan yang sangat banyak.

Beribadah Secara Benar Sudah selayaknya setiap muslim mengevaluasikembali tata cara peribadahan mereka. Allah Taala telah memerintahkan kita menjalankan shalat, membayar zakat, menjalankan puasa ramadhan, menunaikan haji, berdoa, bersedekah dan lain sebagainya. Sebagian ibadah itu wajib hukumnya, sebagian lagi sunnah. Jika seorang telah melaksanakan shalat, tidak otomatis ibadahnya bisa diterima, sebab setiap ibadah selalu mempersyaratkan keihklasan dan tata cara yang benar sesuai sunnah Nabi. Mengikuti sunnah Nabi merupakan syarat memperoleh surga. Siapa yang tidak melakukannya, tidak ada harapan surga yang bisa dinanti. Orang-orang yang setia mengikuti sunnah Nabi, pada dasarnya merekatelah mempersiapkan diri menyambut karunia agung berupa surga. Dan tunaikanlah ibadah sesuai dengan sunnah Nabi, maka Allah akan melimpahkan cinta, ampunan, dan keberkahan yang luas.

Menolong Agama Allah Allah SWT berfirman, yang artinya Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian menolong (agama) Allah, maka Allah akan menolong kalian, dan meneguhkan kedudukan kalian. (Muhammad: 7) Sungguh, mencari orag-orang yang ikhlas ingin membela agama Allah tidaklah mudah, sebab sebagian besar manusia sudah tidak peduli dengan agamanya. Alih-alih akan membela agamanya, bahkan menjalankan perintah agama saja sudah jauh-jauh dari ketinggalan. Jika kita menolong agama Allah, sebenarnya kita sedang menolong diri sendiri. Jika kita perduli dengan agama Allah, sebenarnya kita sedang perduli dengan diri sendiri. Jika kita ikhlas berjuang untuk islam, maka islam akan bermurah hati kepada kita. Kenyataan membuktikan bahwa membela kepentingan islam adalah suatu anugrah besar. Di balik pembelaan itu, kita akan menerima begitu banyak kebaikan-kebaikan.

Nilai Kebersamaan Allah SWT berfirman, yang artinya saling tolong-menolonglah kalian dalam kebajikan dan takwa. Janganlah kalian tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan. (Al-Maaidah: 2)

Hal lain yang mendorong kemudahann ialah nilai kebersamaan. Sejak lama guru-guru kita mengjarkan prinsip penting bersatu kita teguh, berserai kita runtuh. Diibaratkan seperti orang yang bekerja sendiri seperti sebatang lidi, sedangkan orang-orang yang mau bekerja bersama seperti seikat sapu lidi. Sebatang lidi jika dipakai membersihkan sampah tidak akan berguna, bahkan akan patah. Jika lidi-lidi itu disatukan dan diikat menjadi sebuah sapu lidi, dia akan kokoh dan bermamfaat. Pemikiran demikian melandasi pentingnya nilai kebersamaan. Kita sering mendengar nasihat bijak tentang pentingnya musyawarah. Di sana dikatakan, sesuatu yang dipikirkan oleh banyak kepala lebih baikdaripada yang dipikirkan oleh satu kepala. Artinya bertukar pikiran yang melibatkan banyak orang lebih baik dari pada pemikiran satu orang, meskipun termasuk orang jenius. Kebersamaan sangat dibutuhkan agar kita mendapatkan kemudahan-kemudahan. Logikanya sederhana, jika sebuah beban 50 kg terasa berat diangkat sendiri, maka beban itu menjadi ringan jika diangkat berdua, bertiga apalagi sampai berempat. Seperti dikatakan pepatah, berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Berat atau ringan, dikerjakan bersama-sama sehingga hasilnya terasa ringan. Namun dalam praktik, banyak orang yang merasa kecewa dengan kerja secara bersamasama., dan lebih memilih bekerja sendiri-sendiri. Mereka bukan tidak menghargai nilai-nilai kebersamaan, tetapi mereka kecewa, sebab upaya kebersamaan dianggap lebih merepotkan, terlalu lambat, membatasi kebebasan, bahkan menyebabkan suatu program menjadi gagal. Mungkin kita pernah mendengar ucapan seperti ini, dulu ketika pekerjaan ini saya kerjakan sendiri, ia lancer-lancar saja. Tetapi setelah teman-teman terlibat, malah berantakan. Bahkan reputasi saya jadi rusak karena perbuatan orang lain. Atau misalnya ada yang berkata kalau kerja bersama kita malah ruet. Banyak bertengkar, terlalu banyak pertimbangan, akhirnya tidak jadi bekerja. Maka dari itu, dari dulu sayalebih suka bekerjakan sendirian. Pernyataanpernyataan kecewa terhadap usaha-usaha kebersamaan itu tidak sedikit. Di lapangan banyak yang memilih bekerja sendiri, atau membuat kelompok kecil, atau memisahkan diri dari keramaian. Secara umum, kebersamaan akan memudahkan, sebagaimana logika berbagi beban di atas. Tetapi dalam situasi-situasi tertentu, kebersamaan bisa menjadi tidak efektif atau bahkan merugikan. Namun jika usaha kebersamaan itu telah menemukan bentuknya, ia bisa menggilas usaha-usaha yang dilakukan secara individu. Di sini ada sebuah kenyataan yang perlu dipahami dengan baik. Lima orang tentu lebih kuat daripada sati orang. Secara potensial, kekuatan 5 orang tentu jelas akan mengalahkan kekuatan satu orang. Tetapi, untuk membuat 5 orang itu kompak dalam tindakan-tindakannya, sungguh tidaklah mudah. Mereka akan selalu berselisih, berbeda pandangan, berbeda selera dan kepentingan. Hal inni membutuhkan waktu untuk disatukan dalam sebuah gerak langkah yang kompak. Sedangkan seorang individu yang berkerja sendirian, jelas dia bisa kompak, sebab tidak perlu bersepakat dengan orang lain. Nah, proses menyatukan langkh beberapa orang tersebut agar kompak, sering kali dicurigai sebagai biang kerok buruknya kerja-kerja kerja kebersamaan. Jika seseorang yangkerja individu tidak membutuhkan waktu untuk kompak, maka orang-orang yang bekerja secara bersama-sama butuh waktu tidak sedikit untuk menyatukan

langkah dan gerak. Ketika kerja individu mulai menghasilkan, bisa jadi yang bekerja bersama masih eker-ekeran (bertengar satu sama lain). Tetapi jika telah menemukan solusinnya, kemudian mereka bisa menghasilkan kesepakatan maka orang-orang yang bekerja bersama itu bisa melompat jauh ke depan melebihi hasil-hasil yang dicapai individu-individu. Kalau kita mengkaji nilai-nilai islam, agama kita ini sangatmenekankan pentingnya nilai nilai kebersamaan. Agama islam adalah agama jamaah, bukan agama individu. Banyak bukti-bukti yang menjelaskan hal itu.Dalam islam kita mengenal shalatberjamaah, dimana didalamnya seorang imam memimpin jamaah shalat. Islam sangat menekankan pentingnya amal-amal kebersamaan, sikap saling bahumembahu, bergitong royong dan berbagi beban. Semua ini adalah kebajikan yang melimpah keberkahan yang luas serta jalan menuju keberhasilan. Hanya saja, amal-amal kebersamaan tidak pernah lepas dari ujian kesabaran, yaitu setiap orang yang terlibat butuh proses untuk memahami saudara-saudaranya yang lain. Jika mufakat, saling pengertian, kesatuan pemikiran dan langkah yang telah tercapai, tidak lama kemudian orang-orang yang terlibat di dalamnya akan memetik hasil gemilang. Kebersamaan sangat dibutuhkan untuk mencapai kemudahan. Sesuatu yang tdak bisa dipikul sendiri, tidak mampu ditanggung sendiri, atau tidak selesai dikerjakan sendiri, maka ia bisa dihadapi dengan semangat kebersamaan. Potensi yang lemah akan menjadi kuat dengan kebersamaan,sebagaimana suatu resiko yang berat akan ringan jika dipikul bersama-sama. Orang-orang yang beriman pasti tidak akan menyia-nyiakan kerjasama dengan sesame untuk mencapai hasil yang lebih baik dan berkualitas. Allah SWT, berfirman, demi waktu. Sesungguhnya manusia itu beradadalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran. (Al Ashr: 1-3)

Antara Sukses dan Gagal Allah SWT berfirman, setiap yang hidup akan merasakan mati. Dan kami menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kepada hanya Kami-lah kalian dikembalikan. (Al-Anbiyaa: 35) Satu pemahaman sederhana yang jika dimiliki seseorang, dia akan lebih kokoh dalam menghadapi kenyataan-kenyataan hidup. Pemahaman itu bersumber dari kesadaran bahwa dalam setiap usaha ada peluang sukses dan peluang gagal. Akhir setiap usaha tidak selalu gagal, namun juga tidak selalu sukses. Sukses dan gagal terjadi secara alamiah menghiasi kehidupan insan. Jiwa manusia pada umumnya tidak menyukai kegagalan, ia lebih menyukai sukses dan sukses saja. Idealnya, dalam setiap usaha manusia selalu mendapatkan sukses. Namun kenyataan seperti itu tidak pernah terjadi. Di mana pun dan pada siapa pun, sukses dan gagal selalu terjadi. Tidak dijamin bahwa dengan kekayaan yang besar, seseorang bia menciptakan sukses seperti yang dia inginkan. Mungkin saja, sukses dalam bidang materi bisa dicapai, tetapi sukses dalam hubungan antar manusia sangat sulit dikendalikan oleh nilai kekayaan. Justru orang-orang makmur materi (the have) sering kali mengalami krisis dalam hubungan antar manusia.

Begitu pula, orang-orang yang fakir dalam kekayaan, tidak otomatis mereka diharamkan meraih sukses. Mungkin saja mereka tidak mampu membangun rumah yang megah, tidak memiliki perhiasan berkilau-kilau, tidak bisa menyekolahkan anak-anak di sekolah yang bergengsi, dan sebagainya. Tetapi tidak seluruh bagian kehidupan mereka memprihatinkan. Lihatlah situasi keluarga mereka, misalnya kehangatan hubungan ayah-ibu, sikap santun anakanak mereka, keramahan dengan tetangga, solidaritas social, kebebasan menjalani hidup dan sebagainya. Mereka tidak mampu membeli fasilitas-fasilitas mewah tetapi mereka memiliki kehangatan kehidupan yang sulit dicapai orang-orang makmur materi. Sukses dan gagal merupakan sunnatullah yang menghiasi kehidupan manusia. Ia terjadi pada siapapun, tidak embedakan latar belakangnya. Sukses atau gagal tidak bisa dikendalikan oleh kekuatan materi (uang). Secara teori, orang yang kaya lebih memungkinkan mencapai sukses, sedangkan orang fakir lebih dekat ke kegagalan. Tetapi kenyataan berbicara, apaa yang diperkirakan manusia tidak selalu terjadi. Betapa banyak keluarga orang kaya anak-anak dan istri mereka rusak moral karena biasa dimanjakan dengan kesenangan materi. Sebaliknya, banyak tokoh, pemimpin, pejabat atau pengusaha sukse yang lahir, justru dari kelurga miskin. Sukses dan kegagalan pasti akan menimpa siapapun, tidak membedakan latarbelakangnya. Orang kaya dan miskin akan mengalami suksesdan kegagalan, sebagaimana orang shalih dan fajir (banyak berbuat dosa) juga akan mengalami keduanya. Hal ini merupakan hokum umum yang berlaku dalam kehidupan manusia. Allah Taala berfirman, kami uji mereka dengan kebaikan-kebaikan (nikmat) dan keburukan-keburukan (musibah), agar mereka kembali (kepada kebenaran). (Al-Araf: 168) Dalam kehidupan ini orang-orang beriman akan mengalami pengalaman sukses dan kegagalan. Sukses yang mereka dapatkan merupakan sukses-sukses kecil sebelum akhirnya nanti akan mencapai sukses besar. Adapun kegagalan-kegagalan yang terjadi, ia merupakan pembuka jalan bagi datangnya sukses-sukses itu. Sukses kecil akan didapatkan dalam berbagai tahapan kehidupan, namun sukses besar bisa terjadi diakhir kehidupan mereka. Kesuksesan dan kegagalan merupakan bumbu kehidupan ini. Jika manusia selalu mendapatkan sukses, tidak pernah mengalami kegagalan, lama-lama mereka akan bosan dan menganggap kehidupan ini tanpa tantangan. Sebaliknya, jika sepanjang hidupnya manusia selalu gagal terus maka dia akan berputus asa dan kehilangan kegairahan hidupnya.

Hikmah Kegagalan Kegagalan adalah bagian dari episode kehidupan. Lambat atau cepat, suka atau terpaksa, kitaakan mengalaminya. Di sini dibutuhkan suatu cara menyikapi kegagalan dengan bijak. Jika suatu saat anda mengalami kegagalan maka segeralah menghitung-hitung berbagai hikmah positif di balik kegagalan itu. Dengan menyelami hikmah-hikmah kegagalan, hati kita akan dilapangkan untuk menerima suatu kenyataan buruk. Selain itu, kegagalan yang ada akan menuntun kita kea rah sukses di masa selanjutnya, bukan memicu timbulnya putus asa. Perhatikan beberapa hikmah kegagalan dibawah ini : 1) Kegagalan terjadi pada semua orang

Kegagalan bukan monpoli diri kita sendiri, tetapi dialami oleh semua orang. Setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan, dengan kadar sesuai dengan kemampuan masing-masing. Bahkan jika kita membaca biografi orang-orang sukses, rata-rata sebelumnya telah kenyang dengan kegagalan. 2) Kegagalan adalah tangga menuju sukses Kata orang, kegagalan adalah sukses yang tertunda. Orang yang gagal pada dasarnya telah menanam saham untuk keberhasilannya di masa selanjutnya. 3) Kegagalan membuat kita lebih kuat Seseorang yang memahami kegagalan, sebenarnya dia sedang berlatih memikul beban. Kegagalan itu berat, tetapi jika dia terusberlatih menghadapinya, lama-lama akan terasa ringan. Sesuatu yang semula dianggap sulit, karena biasa dihadapi, maka lama-lama menjadi terasa mudah. 4) Kegagalan adalah sarana untuk mendapatkan ilmu Ada sebuah ungkapan, mari belajar dari kegagalan! hidup manusia akan menjadi lebih ketika ilmunya bertambah. Jika seseorang semakin mengerti seluk-beluk suatu persoalan, dia akan pandai dalam memilih tindakan-tindakan yang tepat. Pengetahuan seperti ini akan sulit diperoleh jika seseorang tidak pernah mengalami kegagalan. Kegagalan akhirnya menjadi media pembelajaran menuju perbaikan. 5) Bagi orang beriman, kegagalan adalah ujian dari Allah. Orang-orang beriman meyakini bahwa kegagalan adalah ujian kesulitan dari Allah. Ia terjadi karena takdir dan ijin Allah. Meskipun hendak dihindari, jika takdirnya harus terjadi ia akan terjadi. Dengan keyakinan seperti ini, jiwa mereka selalu stabil, tidak goyah. Kegagalan pasti akan terjadi. Namun di mata orang-orang beriman, ia memiliki nilai hikmah yang besar. Bahkan Rasulullah pernah bersabda: siapa yang Allah kehendaki dirinya (mendapat) kebaikan, maka Dia memberikan mushibah (cobaan) kepadanya. (HR. Al-Bukhari) Kegagalan tidaklah mutlak negative, sebab dibaliknya selalu ada kebaikan-kebaikan. Namun harus diakui, tidak ada satu pun manusia yang suka dengan kegagalan. Namun harus diakui tidak ada satu pun manusia yang suka dengan kegagalan. Diperlukan suatu kesabaran untuk menyelami hakikat suatu nikmat di balik terjadinya suatu mushibah.

Mengapa Bunuh Diri ? Diantara manusia ada yang berakal sempit dan mental lemah. Ketika dalam suatu usaha mereka mengalami kegagalan, hal itu dirasakan sebagai penderitaan yang amat berat. Padahal kalau mau jujur, manusia pernah mengalami penderitaan, baik sering atau jarang. Orang-rang itu mendramatisasi sesuatu yang sebenarnya wajar-wajar saja. Mereka mengklem bahwa kegagalan yang dialaminya merupakan bencana yang mengerikan. Seolah sesudah itu sudah tidak ada lagi

harapan dan masa depan. Akhirnya demi mengakhiri semua semua penderitaan, mereka melakukan bunuh diri. Derita akibat kegagalan sering dijadikan alas an untuk melakukan bunuh diri. Ketika harapan, angan, atau impian kandas di tengah jalan, seseorang mendadak gelap mata. Sungguh salah besar dan sangat salah jika seseorang beranggapan bahwa bunuh diri akan mengakhiri penderitaannya. Justru bunuh diri itu merupakan cara paling praktis untuk melipat gandakan penderitaan seseorang. Dengan bunuh diri, kelak seseorang akan masuk neraka, sementara ketika dalam kubur, dia akan mengalami siksa kubur yang mengerikan. Artinya, penderitaan di dunia masih jauh lebih ringan dibandingkan penderitaan setelah mati bunuh diri. Dengan mati bunuh diri, seseorang bisa lolos dari tekanan manusia, tetapi setelah itu dia akan menghadapi para malaikat Allah yang sangat keras, dingin, super teliti dan tidak sedikitpun member toleransi. Siksa alam kubur akan ia terima, sebelum siksa abadi di neraka nanti. Kesulitan hiidup adalah suatu yang wajar, setiap manusia pernah mengalaminya. Begitu pula, semua orang pernah mengalami kegagalan, tidak ada yang bebas dari kegaglan. Sering kali justru kegagalan menuntun kita kea rah sukses. Bagaimanapun, bunuh diri adalah salah besar, sebab justru ia akan semakin melipat gandakan penderitaan seseorang. Lebih baik mati secara alamiah, meskipun prosesnya sangat sangat pedih, dari pada mati bunuh diri. Mati menderita, jika kita sabar, Allah akan segera mengganti penderitaan itu dengan nikmatnya. Adapun dengan bunuh diri, sama saja seseorang sengaja membuang berbagai kenikmatan hidup yang dikaruniakan kepadanya. Atas perbuatan ini, jelas Allah akan menuntut. Sungguh betapa pedihnya ketika Allah menuntut tanggung jawab hamba-Nya.

Menghayati Kemurahan Allah Allah SWT berfirman, jika kalian menghitung-hitung nikmat Alah, kalian tidak akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu (kebanyakan) sangat zhalim dan mengingkati nikmat (Allah). (Ibrahim: 34) Manusia kehilangan rasa syukur tidak selalu karena hatinya telah buta. Kadang, mereka berbuat demikian karenaalasan tidak tahu. Banyak orang tidak tahu, apakah nikmat itu ? sudahkah mereka mendapatkan nikmat? Nikmat apa saja yang telah mereka terima? Lalu bagaimana menyikapi nikmat-nikmat itu? Ketidaktauan dalam perkara-perkara seperti ini membuat manusia enggan bersyukur. Maka cara sederhana untuk menumbuhkan sikap syukur adalah dengan merenungi nikmaat-nikmat Allah yang tersebar di alam semesta ini. Jika direnungkan, sungguh sangat banyak kenikmatan yang telah dilimpahkan kepada kita, tetapi kita tidak menyadarinya. Alam ini dengan segala kesempurnaannya adalah bukti kemurahan Allah yang wajib disyukuri. Kehidupan dipermukaan bumi adalah kenyataan yang sangat spektakuler. Bukan saja karena untuk tegaknya kehidupan ini dibutuhkan suatu system multi komplek yang sangat rumit, namun juga karena kenyamanan hidup di bumi ini terletak justru di tengah-tengah marabahaya

besar yang setiap waktu selalu mengintip. Dari atas langit, dari bawah permukaan bumi atau dari para penghuni bumi itu sendiri, setiap waktu muncul ancaman bahaya. Jika merenungi nikmat kehidupan ini, meskipun baru merenungi satu bentuk nikmat saja, yaitu kehidupan di muka bumi, kita saksikan betapa pemurahnya Allah kepada umat manusia. Oleh karena itu, tidak ada jawaban yang lebih baik atas semua kemurahan ini, selain hanya dengan bersyukur kepada-Nya. Allah SWT berfirman, Dan bersyukurlah kalian kepada Allah, jika kalian hanya kepada-Nya menghambakan diri. (Al-Baqarah: 176)

Nikmat Itu Berharga Di antara karunia Allah yang dianugrahkan kepada manusia, ada yang bersifat cumacuma. Manusia menerima karunia ini dengan tanpa usaha yang berarti (bahkan tidak ada usaha sama sekali). Karunia seperti ini banyak dan rata-rata jumlahnya berlimpah, misalnya udara, sinar matahari, air, angin, tanah tempat berpijak, bebatuan dan lain-lain. Ini semua termasuk karunia cuma-cuma yang diberikan sebagai wujud kasih saying Allah kepada hamba-hambaNya. Meskipun ia adalah karunia yang cuma-cuma, jika kita mencoba menghitung nilainya, kita akan merasa takjub. Meskipun cuma-Cuma, nilai karunia itu sangat menentukan kelestarian hidup manusia. Tanpa karunia-karunia tersebut, tidak aka ada kehidupan di muka bumi ini. Bahkan andai salah satu dari karunia itu lenyap, maka kehidupan itu akan dilanda kesempitan hebat, bahkan bisa mengalami kemusnahan. Sudah seharusnya orang-orang beriman membuka akal dan wawasannya. Banyak kesulitan-kesulitan yang kita hadapi dalam hidup ini. Tetapi di luar semua itu, sebenarnya banyak kenikmatan yang bertebaran disekitar kita. Siapa menyangka bahwa benda-benda alam seperti udara, angin, sinar matahari, air, tanah, bebatuan dan lain-lain. Itu ternyata sbetapa tinggi nilainya. Benda-benda itu sangat menentukan eksistensi hidup manusia.

Nikmat Tidak Hanya Materi Umumnya manusia ketika menilai besar kecilnya nilai kenikmatan, berdasarkan ukuran materi. Seseorang yang memiliki kekayaan besar dianggap telah memegang kunci-kunci kebahagiaan. Sementara orang-orang yang miskin, hidup pas-pasan atau terpuruk tidak berdaya, dianggap hina dan merana. Inilah cerminan pandangan materialis yang berkembang luas di tengah masyarakat kita saat ini. Tapi sebenarnya, ukuran materi bukanlah merupakan standar mutlak, sebab kehidupan ini tidak hanya tersusun dari unsure-unsur materi. Contohnya sederhana, sebagian keluarga hidup kekurangan karena miskin materi. Sumber penghasilan keluarga itudiperoleh dari bekerja sebagai tukang becak, pemulung, buruh tani, dan sebagainya. Uang 50 ribu rupiah sangatlah bernilai. Namun dimata para koruptor yang mampu menggasak dana Negara hingga puluhan miliar rupiah dalam beberapa bulan saja, uang 50 ribu rupiah itu dianggap setara dengan sebatang tusuk gigi.

Nilai kenikmatan tidak hanya sekedar materi, namun ada kenikmatan lain yang lebih bermakna daripada itu. Cobalah anda perhatikan kebiasaan-kebiasaan yang selama ini kita jalani dalam kehidupan sehari-hari! Ketika kita merasa lapar, kita segera mengambil makanan dan menyantapnya. Setelah beberapa menit kemudian , perut kita sudah kenyang dan enggan untuk makan lebih banyak. Satu hari setelah makan itu, biasanya tubuh kita akan mengeluarkan sisasisa makanan yang sudah tidak berguna. Jika dihitung-hitung nikmat makanan singgah dalam diri kita sekitar 24 jam, seteah itu dibuang dalam bentuk keringat atau kotoran. Begitu pula dengan nikmat berupa pakaian indah, sepatu bermerk, kendaraan, alat-alat elektronik dan sebagainya. Indahnya nikmat-nikmat itu akan terasa di awal-awal kita memakainya. Namun setelah cukup lama dipakai, akan muncul kejenuhan juga di hati. Berbeda dengan kenikmatan amal baik, seperti menyantuni orang fakir, menolong orang sakit, menunjukkan jalan bagi yang tersesat, memberi bimbingan ilmu, menepati janji dan lainlain. Semua itu adalah kenikmatan ruhani yang bertahan lama di hati, selalu terkenang keindahannya, bahkan akan terbawa sampai saat datingnya ajal. Amal-amal baik itu selalu dikenang, seperti kata pepatah gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, dan manusia mati meninggalkan nama. Kenikmatan materi jika terus-menerus dipakai, lama-lama akan usang atau menimbulkan kebosanan. Namun nikmat ruhani, semakin banyak seseorang berbuat baik, semakin terasa lapang kehidupannya, semakin banyak sahabat-sahabatnya, semakin bertambah rizkinya, semakin mulia martabatnya. Allah SWT berfirman, dan adapun yang bermamfaat bagi manusia, maka ia akan tetap (lestari) di bumi. Demikian Allah membuat perumpamaan-perumpamaan. (Ar-Radu: 17) Cara Bersyukur Allah SWT berfirman, bersyukurlah kepada Allah, maka siapa yang bersyukur, sebenarnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri. Adapun orang yang mengingkari (nikmat), maka sesungguhnya Allah Mahakaya dan Terpuji. (Luqman: 12) Sebenarnya, syukur bisa dipahami dengan sangat mudah. Hanya saja selama ini kita cendrung mempersulit dari, sehingga inti dari syukur itu sendiri terlewatkan, bahkan muncul kerumitan-kerumitan. Dibawah ini adalah langkah-langkah kongkrit untuk membangun sikap syukur. 1) Tidak banyak mengeluh atas kekurangan-kekurangan yang ada. Orang-orang yang banyak mengeluh, mereka telah melenyapkan kenikmatan-kenikmatan hidupnya sendiri. Di balik setiap kenikmatan, mereka selalu bisamenemukan kekurangankekurangan untuk dikeluhkan. Kehidupan mereka tidak ubahnya seperti seseorang yang menderita sakit lidah. Seluruh jenis makanan yang ada, selezat dan semahal apa pun, di lidah yang sakit akan terasa pahit. 2) Bersabar Atas Musibah Yang Terjadi Kasabaran atas musibah mendatangkan banyak kebaikan. Allah SWT berfirman, Mereka itulah orang-orang yang mendapat kesejahteraan dan kasih saying dari Rabbnya, dan mereka itu orang-orang yang mendapat petunjuk (dalam hidupnya). (Al-Baqarah: 157)

3) Tidak Merasa Iri Hati Terhadap Kelebihan Nikmat Yang Diberikan Kepada Orang Lain. Bukti syukur kita kepada Allah adalah perasaan ridha atas pemberian-Nya. Kita merasa cukup dengan kebutuhan yang ada, merasa puas dengan kekayaan yang dimiliki. Kita tidak merasa kesal karena tidak bisa meniru dan tidak kecewa jika kebaikan-kebaikan kita diikuti orang lain. Dan iri hati merupakan sumber penderitaan hidup yang nyata, dan jika hati manusia masih bersarang penyakit ini, kesejahteraan yang setinggi apapun akan kehilangan artinya. 4) Menggunakan Setiap Nikmat Allah Secara Benar Dan Bertanggungjawab Di antara tanda bahwa kita telah bersyukur, ialah tumbuhnya rasa hikmah dan amanah. Hikmah berarti menempatkan segala sesuatu kedudukan dan fungsinya, sedang amanah berarti menjalankan sesuatu sesuai harapan pihak yang memberi. 5) Berbagi Kenikmatan Dengan Orang Lain Tanda syukur yang lain adalah menyebarkan kebaikan-kebaikan yang kita peroleh agar bisa dinikmati orang lain. Jika kita memiliki kelebihan harta, santunnilah orang-orang yang membutuhkan. Begitu pula ketika memiliki kelebihan ilmu, fasilitas, kekuatan tubuh, dan sebagainya, maka berbagilah kebahagiaan dengan orang-orang yang membutuhkannya. Jika kita berpikir bahwa dengan memberi kepada orang lain, kebaikan-kebaikan yan kita miliki akan berkurang, maka yang terjadi justru sebaliknya. Dengan banyak memberi, kita akan menerima lebih banyak. Teringat sebuah ungkapan menarik yang sering diucapkan. kita tidak mendapat dari apa yang kita harapkan, titapi kita akan mendapat dari apa yang kita telah berikan. 6) Mencintai Apa Yang Allah Cintai Dan Membenci Apa Yang Dia Benci Inilah wujud sikap syukur yang paling tinggi. Seorang hamba yang pandai bersyukur akan menempatkan dirinya satu arah dengan keridhaan Allah. Apa yang Allah ridhai, dia lakukan, dan apa yang Allah murkai, dia jauhi. Dalam istilah lain, sikap demikian juga disebut sebagai taqwallah (taqwa kepada Allah).

Tanpa Allah Hidup Menjadi Sepi Allah SWT berfirman, Dan janganlah kalian seperti orang-orang yang melupakan Allah, maka Allah menjadikan mereka lupa terhadap dirinya sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik. (Al-Hasyr: 19) Jalan keimanan akan mengantarkan manusia untuk meraih final purpose-nya, yaitu kebahagiaan lahir dan batin, dunia akhirat. Kemegahan materi atau kesenangan dunia tidak akan mengobati dahaga nurani manusia. Hanya jalan Allah yang akan membukakan pintu-pintu kebahagiaan. Allah SWT berfirman, Dan siapa yang Allah kehendaki akan memberikan hidayahnya, akan Dia luaskan dadanya kepada islam. Dan siapa yang Dia kehendaki akan disesatkan-Nya,

akan dijadikan dadanya sesak, lagi sempit, seolah-olah dia sedang mendaki ke langit. (AlAnam: 125) Semoga Allah menerangi jalan, melimpahkan petunjuk, rahmat dan ampunan-Nya. Tidak ada yang sangat layak diharap ampunannya, selain Allah Yang Maha Memaafkan.

Nama Judul Pengarang Penerbit Tahun

: Suardiyanto : Hidup Itu Mudah : Abu Muhammad Waskito : KHALIFAH (Pustaka Al-Kautsar Group) : 2007

Anda mungkin juga menyukai