Anda di halaman 1dari 2

Prof Dr Haidar Putra Daulay MA, Sekolah berbasis pesantren yaitu sekolah umum (SMP) atau SMA yang

dipesantrenkan dan diajarkan seluruh mata pelajaran umum yang ada di SMP maupun pelajaran umum yang ada di SMA ditambah pelajaran agama.( http://www.analisadaily.com/news/read, diakses 23 des 2012 21:49) Sekolah berbasis pesantren ini dipadukan keunggalan pelaksanaan sistem pendidikan di sekolah dan keunggulan pelaksanaan sistem pendidikan di pondok pesantren (pospes) mengintegrasikan sistem pendidikan sekolah dan pesantren dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. UU

Pasal 1 ayat 4 PP RI NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
1. Pembinaan ahlak di sekolah antara harapan dan kenyataan Kajian Pembahasan ahlak secara teori dengan kenyataannya Studi kasus smp al musyaffa Sekolah pesantren berbasis komunitas 2. Pendidikan karakter di sekolah (penerapan) 3. Lisanul hal afsahu min lisanil maqal 4. Peran pesantren dalam pembentukan karakter

Filsafat pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu pendekatan dalam memahami dan memcahkan persoalan-persoalan yang mendasar dalam pendidikan, seperti dalam menentukan tujuan pendidikan, kurikulum, metode pembelajaran, manusia, masyarakat, dan kebudayaan yang tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan itu sendiri. Adopsi pendidikan barat: kebekuan, pemekaran fusi horison pemikiran, baku, estabhilished, untuk nilai lebih dari sistem pemikiran filosofi pendidikan yang lain. Tujuan. Pendidikan itu tidak dapat dilepaskan dari keberadaan individu, masyarakat, dan kebudayaan. Fungsi lain pendidikan sebagai pewarisan budaya, transformasi budaya, dan pengembangan individu. Pendidikan Pendidikan merupakan pencerminan dari kondisi negara, juga pencerminan dari ambisi-ambisi para pemimpin dan kekuatan-kekuatan sosial politik yang sedang berkuasa. Dengan sendirinya pendidikan juga merupakan refleksi dari orde penguasa yang ada. Juga ada pendidikan yang didesain sedemikian rupa untuk kepentingan dunia pasar, dunia ekonomi dan ketenagakerjaan guna menghasilkan out put terampil dalam dunia kerja secara profesional.

Disamping kepentingan-kepentingan tersebut, wujud pendidikan itu dapat dipahami sebagai lembaga atau institusi, sistem, administrasi dan birokrasi, perilaku dan proses belajar-mengajar, bangunan keilmuan, dlsb. Ini semua mengindikasikan bahwa pendidikan itu tidak dapat berdiri sendiri, dan mengandung makna yang bias secara fenomenal. Banyak pengertian definitif tentang pendidikan. Hal ini bukan saja karena para ahli pendidikan berbeda dalam memahami hakikat pendidikan, namun juga mengindikasikan bahwa masalah pendidikan itu merupakan masalah yang tidak pernah kering dikaji dan diteliti, baik secara teoritikkonseptual maupun secara praktis-operasional. Psikologi pendidikan, sosial pendidikan, dan filsafat pendidikan Filsafat pendidikan pada hakikatnya adalah penerapan suatu analisa filosofis terhadap lapangan pendidikan . Filsafat pendidikan merupakan sumber perndorong adanya pendidikan. Dalambentuknya yang lebih terperinci, Filsafat pendidikan menjadi jiwa dan pedoman asasi pendidikan (Dr. Sembodo Ardi Widodo, M.Ag, kajian filosofis pendidikan barat dan islam, hal. 19 (Jakarta: Nimas Multima, 2008)

Anda mungkin juga menyukai