Anda di halaman 1dari 8

Agama dan Keluarga yang Sehat (1)

Thursday, 23 October 2008


Manusia adalah makhluk yang secara tabiat mencari kesempurnaan dan tujuan. Ia
tidak puas dengan rutinitas kehidupan yang dijalaninya dan selalu menjauhi
stagnansi. Karena itu, ia bisa menikmati hidup, ketika mampu memahami dengan
benar tujuan keberadaannya di dunia ini. Dapat dikatakan bahwa di dunia saat ini
ketidakpuasan yang dialami manusia bukan karena minimnya tingkat
kesejahteraan mereka. Dengan kata lain, manusia yang hidup sederhana bahkan
hidup dalam kondisi sulit sekalipun, bisa hidup bahagia ketika mampu memaknai
kehidupannya dengan benar.
Kehidupan terbaik bisa didapatkan dalam lingkungan keluarga. Laki-laki dan
perempuan, sebagai manifestasi dari penciptaan Allah swt, menjejakkan kaki di
bumi ini untuk bersama-sama memberi makna bagi kehidupan. Dari kehidupan
bersama tersebut, lahir ketentraman dan kasih sayang yang menghantarkan
manusia meniti jalan kesempurnaan secara lebih baik. Dengan dasar inilah, Allah
swt dalam al-Quran al-Karim surat ar-Ruum ayat 21, menyebut salah satu tujuan
penciptaan laki-laki dan perempuan adalah untuk mencapai ketentraman dan kasih
sayang.
Sejak permulaan manusia hadir di alam dunia dan lahirnya ikatan pertama
kehidupan, nampak bahwa manusia tumbuh dari lingkungan yang aman bernama
keluarga. Kedatangan nabi Adam as dan Hawa as ke bumi sebagai keluarga
pertama, menunjukkan bahwa manusia senantiasa memerlukan pasangan dalam
mengarungi kehidupan menuju kesempurnaan. Sejak awal penciptaan, manusia
telah menyadari secara fitrah bahwa kelanggengan kehidupan, keberlanjutan
keturunan, serta kesempurnaan spiritual, material, fisik dan maupun mental,
semuanya bergantung pada keluarga. Dalam lingkungan keluargalah kita
menikmati kelembutan kasih sayang ibu dan kehangatan pelukan ayah.
Keluarga senantiasa menjadi perhatian agama-agama langit dan berbagai aliran
pemikiran, karena peran vitalnya dalam kehidupan manusia. Keluarga merupakan
lingkungan yang paling tepat untuk memenuhi kebutuhan material dan spiritual
manusia. Saat ini, krisis identitas di dalam keluarga menjadi salah satu ancaman
terbesar bagi masyarakat modern. Meningkatnya angka konflik dalam keluarga,
perceraian, dan kian bertambahnya anak-anak tanpa pengasuh menunjukan krisis
fundamental pada masyarakat modern. Fenomena kemerosotan moral dan
pengabaian sisi spiritual di tengah masyarakat, mengancam tatanan kehidupan
sosial, dan korban terbesarnya adalah keluarga. Munculnya berbagai kekacauan
saat ini, memicu kehawatiran berbagai kalangan. Para pemikir, psikolog, sosiolog
dan pakar hukum memandang penyelesaian krisis ini erat kaitannya dengan
masalah keluarga. Mereka mengajukan berbagai alternatif mengatasi krisis
tersebut. Bagaimana pun, hal ini menunjukan bahwa keluarga memerlukan
berbagai bimbingan, wejangan, pendidikan dan pengarahan dalam menghadapi
liku-liku kehidupan.
Sebagian pakar meyakini bahwa sepanjang manusia yang telah maju secara sains
mencampakkan keimanan dan moral, lalu dengan mengatasnamakan kemajuan
meninggalkan tuntunan agama, maka cinta sejati dan kebahagiaan tidak akan
pernah ada dalam keluarga. Selama orang mengingkari perbedaan natural antara
pria dan wanita, maka selalu saja ada penistaam hak kedua jenis gender ini. Sebab,
ketidaktahuan akan kebutuhan asasi masing-masing gender, menjadi kendala
utama bagi keluarga untuk bisa sampai ke tujuan pembentukannya. Ketimpangan-
ketimpangan yang ada di zaman modern ini adalah buah getir dari kekeliruan
peran dan pembagian tugas yang tidak logis antara laki-laki dan perempuan.
Dengan memandang pentingnya pembahasan keluarga di era modern, kami
berupaya mempersembahkan paket acara spesial tentang kedudukan keluarga dan
urgensi pernikahan serta mengupas berbagai patologi hubungan keluarga dengan
berporos pada ajaran agama. Dalam rangkaian acara ini, kami akan menyajikan
pembahasan psikologis dan teori-teori aplikatif dalam ajaran Islam. Kami juga
akan mengupas ajaran Islam tentang bagaimana hubungan yang seharusnya antara
anggota keluarga dan hak serta tanggung jawab masing-masing. Semoga dengan
acara ini, para pendengar yang budiman bisa mengenal karakteristik keluarga
bahagia beserta cara untuk membentuk keluarga idaman.
Kini, manusia yang berada dalam bayangan sains dan eksperimen, sampai pada
sebuah hakikat bahwa pilar identitas setiap manusia dibentuk oleh faktor
keturunan, pendidikan dan budaya. Kesejahteraan sebuah masyarakat tergantung
pada kondisi keluarga di masyarakat tersebut. Keluarga adalah kelompok
masyarakat kecil yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak. Keanggotaan dalam
keluarga adalah hubungan hati antar sesama dan merasa sebagai bagian dari
kelompok sosial yang kecil ini.
Keluarga dari kaca mata ini begitu urgen, karena menjadi tempat untuk berbagi
tradisi, keyakinan dan pengetahuan. Mulai dari cara makan hingga masalah sosial,
politik dan budaya, semuanya bisa terbentuk dalam keluarga. Keluarga menjadi
media untuk memindahkan warisan budaya dan pengalaman dari generasi lampau
ke generasi baru. Dari sini, keluarga merupakan elemen yang berpengaruh bagi
kehidupan sosial manusia.
Menurut para pakar sosiologi, keluarga adalah himpunan beberapa orang yang
terikat karena hubungan darah, perkawinan atau pengangkatan anak dan hidup
bersama dalam jangka waktu yang panjang dan tidak ditentukan. Keluarga
merupakan tempat pertama lahirnya emosi kemanusiaan dan tempat menjalin
hubungan cinta dan kasih sayang yang terdalam antar anggotanya
Model Pendidikan dalam Al-Quran (2)
Thursday, 23 October 2008
Memilih teladan dan contoh yang tepat dalam kehidupan pribadi dan sosial
merupakan perkara yang menentukan. Bahkan, sebagian para nabi menganggap
bahwa mereka pun memerlukan teladan yang sempurna. Mereka merujuk kepada
manusia-manusia yang mereka anggap layak dijadikan sebagai teladan untuk
menempuh jalan kesempurnaannya. Sebagai misal, Nabi Musa as berguru kepada
Nabi Hidhir untuk memperoleh hikmah dan makrifah. Dalam surat Al-Kahfi ayat
66 dinyatakan, "Musa Berkata kepada Khidhr: "Bolehkah Aku mengikutimu
supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang
Telah diajarkan kepadamu?"
Nabi Musa as dengan melontarkan pertanyaan itu menunjukkan bahwa perubahan
dan revolusi diri tidak terbatas pada masa tertentu. Manusia di setiap usia dan
peringkat keilmuan manapun senantiasa memerlukan seorang pembimbing yang
bisa menjadi pelita dan penuntun jalan.
Al-Quranul Karim memperkenalkan karakter utama para manusia-manusia teladan
dengan menceritakan kehidupan pribadi mereka. Al-Quran mengajarkan manusia
untuk menjadikan perilaku dan pemikiran manusia-manusia agung itu sebagai
landasan hidupnya. Dengan cara itu, mereka diharapkan bisa mengubah nasib diri
dan masyarakatnya.
Al-Quran menyontohkan Siti Asiah, istri Firaun sebagai teladan utama bagi orang-
orang beriman. Siti Asiah adalah perempuan mulia dan ahli iman. Meski ia hidup
di tengah situasi yang sangat kelam, namun ia tidak terpengaruh oleh kehinaan
pemerintahan Firaun yang zalim. Dengan selalu bertawakkal kepada Allah, ia
berupaya menjauhkan diri dari noda-noda hitam lingkungan di sekitarnya dan
memilih jalan yang benar. Dalam surah At-Tahrim ayat 11 dinyatakan, "Dan Allah
membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia
berkata: "Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam
firdaus, dan selamatkanlah Aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah
Aku dari kaum yang zhalim."
Bunda Mariam adalah teladan utama lainnya yang diperkenalkan oleh Al-Quran.
Al-Quran menyebut ibunda nabi Isa as ini sebagai teladan kaum perempuan di
zamannya. Salah satu nama surat Al-Quran juga dinamai dengan nama perempuan
agung ini. Dia adalah perempuan surga. Kejujuran, menjaga kehormatan dan
kesucian adalah sejumlah sifat-sifat utama bunda Mariam yang disebut Al-Quran.
Oleh karena itu, Tuhan menempatkan beliau sebagai perempuan plihan dan
menjadikan beliau sebagai ibu yang melahirkan nabi Isa as.
Kesabaran dan sikap tawakkal bunda Mariam yang juga muncul dalam pribadi
nabi Isa as merupakan sifat utama beliau lainnya yang dipuji oleh Allah swt dalam
Al-Quran. Dalam kitab sucinya ini, Allah swt menjelaskan karekter dan sifat-sifat
terpuji bunda Mariam kepada seluruh umat manusia.
Salah satu teladan lainnya yang diperkenalkan oleh Al-Quran adalah kelompok
Ashabul-Kahfi. Dalam surat Al-Kahfi ayat 9 hingga 26, Al-Quran mengisahkan
perjalanan hijrah sekelompok pemuda demi mempertahankan kebenaran yang
mereka raih. Allah swt menyebut mereka sebagai teladan yang mulia. Para pemuda
Ashabul Kahfi mulanya adalah anak-anak muda yang terbiasa hidup dalam
kenikmatan dan kemewahan. Namun demi mempertahankan akidah dan
keyakinannya serta menentang penguasa yang zalim di masanya, mereka rela
meninggalkan seluruh kenikmatan itu dan menyembunyikan diri di sebuah gua.
Hal ini merupakan bukti dari keteguhan dan pengorbanan mereka dalam berjuang
di jalan ilahi. Allah swt dalam surat Al-Kahfi ayat 13 berfirman, "Kami kisahkan
kepadamu (Muhammad) cerita Ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah
pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan kami tambah pula untuk
mereka petunjuk."
Benar, Ashabul Kahfi adalah para pemuda teladan. Meski mereka tergolong masih
mudah dan diliputi dengan semangat anak muda yang menyukai kesenangan,
namun mereka tetap teguh berjuang mempertahankan akidah tauhidnya dan
menentang kesyirikan. Sehingga Allah swt pun memberikan mereka hidayah.
Karena itulah mereka adalah para pemuda yang dilayak dijadikan sebagai teladan
sebagaimana yang ditegaskan oleh Al-Quran.
Nabi Yusuf as merupakan salah satu manusia yang diperkenalkan Al-Quran
sebagai model pendidikan. Perjalanan hidup nabi Yusuf pun disebut Al-Quran
sebagai kisah terbaik. Al-Quran menyebut beliau sebagai pahlawan perjuangan
yang berhasil melawan godaan hawa nafsunya. Menurut Islam, jihad yang paling
utama adalah jihad melawan hawa nafsu. Nabi Yusuf adalah seorang pemuda yang
paling tampan. Suatu hari ia mendapat godaan dari Zulaikha, istri penguasa negeri
Mesir di masa itu. Namun dengan berbekal tawakkal kepada Allah, beliau
menampik godaan itu dan berhasil menundukkan hasrat hawa nafsunya. Nabi
Yusuf bahkan rela dipenjara dan menerima hukuman apapun demi
mempertahankan katakwaannya dan memerangi hawa nafsu.
Dalam surah Yusuf ayat 33 disebutkan, "Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara
lebih Aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. dan jika tidak
Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu Aku akan cenderung untuk
(memenuhi keinginan mereka) dan tentulah Aku termasuk orang-orang yang
bodoh."
Dengan demikian, seluruh manusia teladan yang ditampilkan Al-Quran sebagai
model pendidikan adalah para tokoh terpandang yang selalu berjuang di jalan
Allah. Mereka senantiasa bersandar pada rahmat dan kasih sayang Tuhannya.
Dengan melihat sejarah perjalanan hidup mereka, tampak nyata bahwa pasang
surut kehidupan hanya bisa dilalui dengan cara melangkah di jalan yang benar.
Selain nama-nama agung sebagaimana yang telah kita kenal tadi, Al-Quran juga
menyebut nama nabi Ismail as, putra nabi Ibrahim as sebagai simbol penyerahan
diri kepada Allah swt. Begitu juga dengan ayahnya, Nabi Ibrahim as. Beliau adalah
contoh manusia ikhlas yang tunduk kepada kehendak Allah swt. Belau bahkan
bersedia untuk menyembelih putranya, nabi Ismail as sebagai korban lantaran
Allah swt memerintahkan hal itu kepadanya lewat sebuah mimpi.
Nama nabi Ayyub as adalah teladan utama lainnya yang disebut oleh Al-Quran.
Beliau adalah teladan kesabaran dan keteguhan dalam menghadapi beragam
cobaan.
Tentu saja, Al-Quran tidak hanya memperkenalkan pada kita contoh manusia-
manusia yang baik saja, tapi juga contoh manusia-manusia yang jahat dan tercela.
Di samping menyebut nama-nama agung semacam siti Asiah, bunda Mariam, nabi
Ismail, nabi Ibrahim, dan teladan-teladan mulia yang lain, Al-Quran juga
memperkenalkan orang-orang zalim semacam Firaun, Qarun, istri nabi Luth dan
istri nabi Nuh as. Mereka adalah orang-orang yang terperosok dalam kesesatan.
Al-Quran mengungkapkan cerita hidup manusia-manusia semacam itu supaya
dijadikan ibrah atau pelajaran bagi umat manusia. Dengan cara itu, Al-Quran ingin
membuktikan bahwa hanya orang-orang yang berjalan di jalan kebenaran saja
yang bisa meraih kejayaan dan kebahagiaan sejati. Sebagaimana yang ditegaskan
oleh Al-Quran dalam surat Al-An'am ayat 90, "Mereka Itulah orang-orang yang
Telah diberi petunjuk oleh Allah, Maka ikutilah petunjuk mereka".

< Prev Next >


[ Back ]

GAZA OH GAZA

RAHBARI

■Biografi
Rahbar
■Khotbah
Rahbar
■Situs Rahbar
POLITIK TERBARU

Asyura dan Gaza


Syahadah dan pengorbanan merupakan di antara poin budaya Asyura yang
terindah. Pengorbanan dan syahadah Imam Husein as bersama para sahabat
pilihannya di jalan Allah Swt telah menjadikan peristiwa Asyura sebagai semangat
perjuangan yang abadi. Darah suci Imam Husein as telah menggerakkan
masyarakat untuk terus berjuang.
Allah Swt telah menjadikan kemuliaan dan kejayaan ummat Islam di bawah
naungan perjuangan di jalan Allah Swt. Selama faktor kemuliaan dan budaya
kegigihan ada di tengah masyarakat, mereka akan berada di puncak kemuliaaan
dan ketegaran. Namun jika ummat Islam tidak mempunyai semangat besar untuk
melawan kezaliman, mereka pada dasarnya, tengah membentuk faktor-faktor yang
akan menghasilkan dekadensi. Dalam kondisi krisis tersebut, Imam Husein as
berkata, "Tidakkah kalian menyaksikan bahwa kebenaran diabaikan dan kebatilan
tidak dilawan? Dalam kondisi seperti ini, seorang mukmin akan lebih memilih
gugur syahid daripada harus hidup dalam kondisi hina."
Di hadapan Allah Swt, syahadah atau gugur syahid di jalan-Nya merupakan
perbuatan yang termulia. Hal yang membuat kesyahidan berharga adalah memilih
syahid berdasarkan keinginannya untuk menegakkan nilai-nilai sakral dan
melawan kezaliman dengan keberanian. Dengan ungkapan lain, kesyahidan
merupakan penyerahan hal yang paling berharga dalam kehidupan demi
melindungi agama dan nilai-nilai kemanusiaan. Kesyahidan Imam Husein as telah
menerangi jalan di tengah kegelapan bagi ummat Islam. Pemikir Islam, Syahid
Muthahari mengibaratkan syahid seperti lilin penerang yang rela terbakar untuk
memberikan penerangan. Para syahid adalah lilin-lilin yang menerangi sejarah.
Jika cahaya mereka tidak menerangi kezaliman, manusia tidak akan menemukan
jalan untuk menghadapi kazaliman.
Pada hari Asyura, Imam Husein as ketika menyaksikan pengorbanan dan
kesyahidan para sahabatnya, berdoa kepada Allah Swt menunjukkan kerinduannya
yang luar biasa untuk gugur syahid di jalan kekasihnya. Dalam munajatnya, Imam
Husein as berkata, " Ya Allah, saya ingin syahid sebanyak 70 kali, khususnya
kesyahidan yang disebabkan membela agama dan menghidupkan jalan atau
syariat-Mu."
Dalam tradisi agama, kesyahidan disebut sebagai puncak kesempurnaan dan tolak
ukur penting untuk mengukur amal-amal manusia. Allah Swt dalam surat Al-Imran
berfirman, "Dan sungguh kalau kamu gugur di jalan Allah atau meninggal,
tentunya ampunan Allah dan rahmat-Nya lebih baik (bagimu) dari harta rampasan
yang mereka kumpulkan."
Dalam kajian studi sejarah Asyura disebutkan bahwa Imam Husein as ketika
diusulkan untuk berbaiat kepada Yazid, penguasa zalim saat itu, menyatakan,
berbaiat kepada Yazid sama halnya dengan meninggalkan Islam. Imam Husein as
tidak hanya menolak legalitas pemerintahan Yazid, tapi beliau juga mengungkap
kedok kebatilannya. Melalui perjuangan dan keberaniannya, Imam Husein as
menyampaikan pesan kepada seluruh manusia bahwa masyarakat yang ideal
bergantung pada perlawanan terhadap kekuasaan yang lalim. Sebab, para
pemimpin yang lalim senantiasa mengancam masyarakat yang sehat. Bahkan, para
penguasa yang lalim terkadang memaksa masyarakat dunia supaya memenuhi dan
melayani arogansi mereka.

Pada intinya, pengorbanan Imam Husein mempunyai nilai dan harga yang sangat
mahal sekali. Keluarga suci Rasulullah Saww termasuk saudara-saudara
perempuan dan anak-anak Imam Husein as dikepung oleh para musuh dalam
kondisi kehausan. Lebih dari itu, Imam Huseian as, cucu kesayangan Rasulullah
Saww dibantai dan kepala sucinya ditancapkan di ujung tombak. Akan tetapi
pengorbanan mahal Imam Husein as dan keluarga sucinya mempunyai pengaruh
dalam sepanjang sejarah manusia sejak terjadinya peristiwa Asyura di Karbala.
Dapat disimpulkan bahwa perjuangan dan kegigihan Imam Husein as telah
memperkokoh kesadaran dan kebangkitan ummat Islam untuk melawan orang-
orang yang lalim. Sejak peristiwa Asyura, banyak pergerakan anti-kezaliman
bermunculan dari masa ke masa. Setelah tragedi besar tersebut, perlawanan Imam
Husein as terhadap Yazid terus terulang dalam sejarah di saat kebenaran dan
kebatilan disejajarkan. Semangat perjuangan Imam Husein as berfungsi sebagai
penggerak yang kuat bagi seluruh ummat manusia. Terkait hal ini, Pemimpin
Tertinggi Revolusi Iran atau Rahbar, Ayatollah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei
mengatakan, "Seluruh penjuru dunia dipengaruhi dengan kebangkitan Imam
Husein as. Asyura merupakan masalah yang tidak pernah selesai. Jalan Imam
Husein as merupakan jalan ketidaktakutan dan perlawanan terhadap para musuh
yang berkuasa. Gerakan beliau menghancurkan pondasi kezaliman. Setiap mujahid
dan pejuang menjadikan gerakan Imam Husein as sebagai landasan spritualnya."
Dengan demikian, kegigihan ummat Islam dalam menghadapi kezaliman dan
semangat perjuangan mereka dalam melawan para penguasa yang lalim, dapat
disimpulkan terinspirasi dari budaya agung Asyura. Kini, kita sepatutnya
menyaksikan tragedi yang saat ini terjadi di Gaza. Kesyahidan anak-anak kecil
yang tertindas, perempuan dan pejuang-pejuang Gaza mengingatkan semua pihak
yang menyaksikannya pada peristiwa Asyura. Dalam beberapa hari terakhir ini,
Gaza terus menjadi sasaran hujan rudal yang diluncurkan jet-jet tempur Zionis
Israel. Rumah sakit, sekolah taman kanak-kanak, sekolah umum, masjid dan
rumah-rumah penduduk tidak luput dari sasaran brutalitas Israel dan rudal-rudal
militer rezim ini. Hingga kini, ratusan warga termasuk perempuan dan anak-anak
kecil, gugur syahid menyusul serangan membabi buta Israel yang dilancarkan dari
udara.
Menyaksikan fenomena tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa selama manusia
tidak terdidik dengan nilai-nilai mulia dan ilahi, meski itu terjadi di zaman modern
saat ini, mereka mempunyai kebuasan yang sama seperti yang terjadi pada tahun
61 hijriah, tepatnya tragedi Karbala. Pada saat itu, pasukan-pasukan Yazid dengan
perlengkapan senjata yang lengkap mengempung Imam Husein as dan para
pengikutnya serta melarang perempuan dan anak-anak kecil untuk mendekati
sungai. Mereka dibiarkan kehausan. Apa yang terjadi saat ini di Gaza sama seperti
tragedi Asyura. Rezim Zionis Israel yang didukung AS memblokade kawasan
Gaza sama seperti yang dilakukan Yazid terhadap keluarga suci dan para pengikut
Imam Husein as.
Perjuangan dan keberanian warga Gaza mencerminkan bahwa rakyat tertindas ini
menghendaki kemuliaan dalam kehidupan ini. Bahkan, warga Gaza yang gugur
syahid dalam jumlah besar sama sekali tidak membuat menurunnya semangat
untuk melawan para penjajah Israel. Hal yang menakjubkan lagi, aksi blokade
terhadap 1,5 juta warga dan pembantaian massal di Gaza disaksikan oleh negara-
negara dan lembaga internasional. Namun, mereka sama sekali tidak angkat suara
mengenai pelanggaran hak-hak asasi manusia. Kondisi ini menuntut bangsa
Palestina, khususnya warga Gaza, untuk memetik pelajaran dari para pejuang besar
dalam sejarah seperti Imam Husein as yang tetap menghadapi penguasa yang
lalim. Ketua Dewan Eksekutif Hizbullah Lebanon, Sayid Hashem Safiyudin,
mengatakan, "Kesyahidan yang terjadi di bumi Palestina dan Lebanon telah
menjadi sebuah budaya yang berlanjut dari generasi ke generasi. Masyarakat kita
mengambil pelajaran kegigihan dan perjuangan dari perlawanan Imam Husein as
di Karbala."
Warga Gaza dengan kegigihan mereka menyatakan bahwa mereka tetap
menghadapi kesulitan dalam melawan kebatilan dan menolak kehinaan seperti
para pengikut Imam Husein as. Dengan cara kekerasan dan pembantaian massal,
AS dan Rezim Zionis Israel tidak akan mampu memaksa warga Gaza untuk
mengikuti ambisi mereka. Sebagaimana Imam Husein as dengan pedangnya dapat
mengalahkan pasukan Yazid, darah suci warga Gaza juga akan mengalahkan
senjata-senjata modern AS dan Israel.
Salam kepada Husein yang menumbuhkan semangat perjuangan dan kegigihan
bagi para pejuang dalam sepanjang sejarah. Salam kepada para pejuang yang
memilih gugur syahid daripada hidup di tengah kehinaan. Assalamualaika Ya Aba
Abdillah Al Husein.

Anda mungkin juga menyukai