INDONESIA
Terlepas era kapan PT. NMR diijinkan untuk beroperasi di bumi Sulut,
tetap saja saat kini yang menentukan apakah perlu dipertahankan
atau ditutup sama sekali dan jika ada kegiatan yang serupa yang
akan beroperasi di Sulut, tidak diperbolehkan sama sekali untuk
membuang tailing di dasar laut. Perencanaan investasi di era
Presiden Suharto, bukan tidak bisa dievaluasi di era Presiden Susilo
Bambang Yodoyono kini, itulah yang disebut dengan evaluasi dalam
suatu pengelolaan lingkungan hidup. Hasil evaluasi tersebut akan
menjadi suatu perencanaan baru. Jika kegiatan tersebut hanya untuk
menyengsarakan masyarakat Sulut saat ini dan di masa datang (10-
20 tahun), lebih baik tidak diperbolehkan lagi berkegiatan di bumi
Sulut dan tentunya harus melakukan kegiatan perbaikan (rehabilitasi)
akibat pengrusakan yang telah dilakukan pada seluruh komponen
alam dan manusia. (Veronica Kumurur)
Hutan Liandok seluas 1600 ha, memang bukan saja milik masyarakat
sekitarnya, tetapi milik semua manusia yang tinggal di Minahasa, di
Manado, di Sulawesi Utara, sehingga semua masyarakat semestinya
menjaga dan peduli dengan cara-cara pengeksploitasiannya
(pembabatan yang semena-mena) dengan dalih dan tameng
kebutuhan masyarakat. Karena akibat dari pembabatan yang tak
terkendali ini, akan memberikan dampak langsung bagi semua orang
di Minahasa bagian selatan dan bahkan semua yang tinggal di
Minahasa, tidak memberikan dampak langsung bagi pengusaha-
pengusaha yang hanya datang dan melakukan ekploitasi. Hanya
sesaat kita akan menikmati kekayaan itu yang selanjutnya adalah
“badai’.
Hutan Liandok adalah bagian hutan tropis yang sangat penting yang
masih kita miliki dan tak dimiliki oleh dunia belahan barat. Di hutan
ini kita memiliki keanegaraman hayati yang tinggi yang artinya, kita
memiliki jenis-jenis tanaman dan hewan yang banyak jenisnya
namun sedikit jumlahnya, akibatnya jika hutan ini berkurang maka
akan sangat mempengaruhi jumlah jenis flora dan fauna dan akibat
lainnya adalah membuat kondisi ekosistem tidak seimbang. Jika
dibandingkan dengan hutan yang dimiliki daerah benua bagian barat,
yang dikenal dengan hutan “temperate”, dimana jumlah jenis
tanaman dan hewan tidak beraneka ragam dan jumlah setiap jenis
banyak jumlahnya sehingga apabila hutan ini terganggu maka tidak
akan mempengaruhi jumlah jenis (spesies) tanaman dan hewan di
hutan itu.