Anda di halaman 1dari 16

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 LATAR BELAKANG Hukum perintah berwenang adalah sehingga sekumpulan yang dapat peraturan dibuat oleh yang berisi yang dan larangan pihak

dipaksakan

pemberlakuannya

berfungsi untuk mengatur masyarakat demi terciptanya ketertiban disertai dengan sanksi bagi pelanggarnya. Salah satu bidang hukum yang mengatur hak dan kewajiban yang dimiliki pada subyek hukum dan hubungan antara subyek hukum adalah Hukum perdata yang disebut pula hukum privat atau hukum antara sipil. penduduk Maka atau hukum warga perdata negara mengatur hubungan

sehari-hari, kegiatan

seperti dan

misalnya

kedewasaan yang

seseorang, bersifat

perkawinan, perceraian, kematian, pewarisan, kebendaan, usaha tindakan-tindakan perdata lainnya. Manusia sebagai subjek hukum adalah sebagai pengguna hak dan kewajiban. Dalam pelaksanaan hak dan kewajiban itu perlu di dukung oleh pendukung hak dan kewajiban sebagai objek hukum. Kitab Undang-undang Hukum Perdata (dikenal

KUHPer.) yang berlaku di Indonesia tidak lain adalah terjemahan yang kurang tepat dari Burgerlijk Wetboek (atau dikenal dan dengan BW) yang di berlaku di (dan kerajaan wilayah Belanda diberlakukan Indonesia

jajahan Belanda) berdasarkan azas konkordansi. Untuk Indonesia yang saat itu masih bernama Hindia Belanda, BW diberlakukan mulai 1859. Hukum perdata Belanda sendiri didasarkan dari hukum perdata yang berlaku di

Perancis

dengan

beberapa

penyesuaian.

Kitab

undang-

undang hukum perdata (disingkat KUHPer) terdiri dari empat bagian, yaitu: Buku I tentang Orang; mengatur tentang hukum perseorangan dan hukum keluarga, yaitu hukum yang mengatur status serta hak dan kewajiban yang dimiliki oleh subyek hokum. Buku II tentang Kebendaan; mengatur tentang hukum benda, yaitu hukum yang mengatur hak dan kewajiban yang dimiliki Yang subyek hukum yang benda berat yaitu sebagai Khusus berkaitan dengan benda, antara lain hak-hak kebendaan, waris dan penjaminan. (i) (ii) benda benda lainnya hak tanah, dimaksud yang kapal yang yang atau dan dengan tidak dengan meliputi (misalnya tertentu); benda berwujud berwujud selain tagih bergerak

bangunan

bergerak, dianggap piutang).

berwujud

benda berwujud tidak bergerak; dan (iii) benda tidak berwujud untuk (misalnya bagian tanah, sebagian ketentuan-ketentuannya

telah dinyatakan tidak berlaku dengan di undangkannya UU nomor 5 tahun 1960 tentang agraria. Begitu pula bagian mengenai penjaminan dengan hipotik, telah dinyatakan tidak berlaku. Buku III tentang Perikatan; mengatur tentang hukum perikatan (atau kadang disebut juga perjanjian makna (walaupun yang istilah ini sesunguhnya hukum Daluarsa subyek waktu) yang dan mempunyai di bidang berbeda), Buku hak atau IV yaitu

mengatur tentang hak dan kewajiban antara subyek hukum perikatan. mengatur batas tentang kewajiban Pembuktian; (khususnya dan hukum dalam

tenggat

mempergunakan hak-haknya dalam hukum perdata dan halhal yang berkaitan dengan pembuktian.

Hubungan

Hukum

antara

seorang

(subjek

Hukum)

dengan benda yang diatur dalam buku Ke-II Kitab Undangundang Perdata menimbulkan kekuasaan langsung kepada seseorang yang berhak untuk menguasai suatu benda di dalam tangan siapapun juga benda itu berada, dengan demikian hak kebendaan bersifat mutlak dalam arti dapat dipertahankan dan berlaku terhadap siapapun juga dan setiap orang harus menghormatinya serta dalam hak kebendaan ini selalu ada hubungan langsung antara orang yang berhak dengan benda meskipun ada campur tangan dari pihak lain. Jumlah hak kebendaan bersifat terbatas dalam arti hanya ada hak-hak sepanjang yang sudah ditentukan oleh Undang-undang. karenanya ketentuan yang terdapat dalam buku ke-II Kitab undang-undang Perdata umumnya bersifat Dwingenrechts (memaksa). Segala apa yang karena hukum perlekatan termasuk dalam sesuatu kebendaan sepertipun segala hasil dari kebendaan itu, baik hasil karena alam maupun hasil karena pekerjaan orang, selama itu yang laksana akhir-akhir dahan dan ini akar melekat terpaut pada pada kebendaan

tanahnya kesemuanya itu adalah bagian dari kebendaan. Yang akan dibahas pada makalah ini adalah tentang Buku II yaitu hukum kebendaan yang lebih tepatnya lagi adalah benda berwujud dan benda tidak berwujud. Sebelum kita membahas lebih jauh tentang benda berwujud dan benda tidak berwujud terlebih dahulu benda kita dan harus hukum mengetahui tentang pengertian dari

kebendaan. Kata benda merupakan terjemahan dari kata zaak (Belanda) atau material (Inggris).

Benda berarti semua barang yang dapat menjadi alat atau hasil manusia, yaitu semua barang, hewan dan hakhak yang dapat dimiliki oleh orang atau badan hukum. Hukum Benda adalah Peraturan peraturan hukum yang mengatur tentang benda atau barang-barang (zaken) dan Hak Kebendaan (zakelijk recht). Benda merupakan objek hukum yaitu segala sesuatu yang berguna dan mendukung subjek hukum. Kata benda berasal dari bahasa inggris yaitu material dan bahasa Belanda yaitu zaaken. Dalam KUH Perdata dianut di dalamnya pengertian benda secara luas seperti tercantum pada pasal 499 KUH Perdata yang menyebutkan kebendaan adalah tiap-tiap barang dan tiaptiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milik. Dapat kita tangkap maksudnya berarti hak milik itu diakui untuk memiliki dan menguasai suatu benda. 1.2 PERUMUSAN MASALAH A. Bagaimana kedudukan benda dalam hukum? B. Apa yang menjadi dasar hukum benda? C. Apa saja ruang lingkup hukum benda? D. Bagaimana pembedaan benda berwujud dan benda tidak berwujud?

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Benda dalam Hukum Hukum Benda adalah Peraturanperaturan hukum yang mengatur tentang benda atau barang-barang (zaken) dan Hak Kebendaan (zakelijk recht). Pengertian benda dapat dibedakan menjadi pengertian dalam arti sempit dan dalam arti luas. Pengertian benda dalam arti sempit

ialah setiap barang yang dapat diihat saja (berwujud). Sedangkan pengertian benda dalam arti luas disebut dalam Pasal 509 KUHPerdata yaitu benda ialah tiap barang-barang dan hak-hak yang dapat dikuasai dengan hak milik atau denga kata lain benda dalam konteks hukum yang perdata berupa hak adalah milik. hak segala Dengan sesuatu demikian, adalah yang yang dapat dapat Hukum, diberikan / diletakkan suatu Hak diatasnya, utamanya memiliki Hukum. Kebendaan serta dengan hasil menurut tidak kitab Undang-undang Perdata sesuatu tersebut Subyek

sedangkan sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek

adalah tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milik mengurangi adalah ketentuan-ketentuan bagian dari sesuatu dalam istimewa menurut Undang-undang atau karena perjanjian tiap-tiap kebendaan. perdata Pengertian benda (zaak) dinyatakan

pasal 499 KUH Perdata : Menurut paham undang-undang yang dinamakan dengan kebendaan ialah tiap-tiap barang dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milik.

Berdasarkan dimiliki oleh

ketentuan subjek

tersebut hukum, baik

pengertian itu berupa

benda barang

meliputi segala barang-barang dan hak-hak

yang dapat

(goed) maupun hak (recht), sepanjang objek dari hak milik itu dapat dikuasai oleh subjek hukum.Perspektif hukum perdata berdasarkan KUHPerdata selain mengenal barang-barang berwujud juga mengenal barang-barang yang tidak berwujud yang merupakan bagian dari harta kekayaan seseorang, yang juga bernilai ekonomi. Kata dapat dalam pasal 499 KUH Perdata tersebut mempunyai kemungkinan belum arti yaitu penting pada objek karena membuka pada berbagai itu lain saat saat hukum, tertentu namun sesuatu

berstatus

merupakan objek hukum. Dari ketentuan pasal 499 KUH Perdata jelas bahwa KUH Perdata mengenal benda (zaken) yang dapat menjadi objek hak milik berupa benda berwujud (bertubuh) dan benda tidak berwujud (bertubuh). Benda berwujud adalah benda yang dapat dilihat dengan mata dan diraba dengan tangan, yang sedangkan dapat benda tidak berwujud adalah benda yang tidak ditangkap dengan pancaindra,

berupa hak atau tagihan tertentu, seperti hak tagih, hak klaim, saham, surat-surat berharga. Pengertian kebendaan secara hukum di sini juga

termasuk kebendaan yang karena hukum perlekatan menjadi satu kesatuan dengan kebendaan itu atau kebendaan yang timbul karena hubungan tertentu atau hasil perdata. Hal

ini ditegaskan lebih lanjut oleh ketentuan dalam pasalpasal 500, 501, dan 502 KUH Perdata. Ketentuan dalam pasal 500 KUH Perdata menyatakan: Segala kebendaan karena melekat terpaut apa yang karena hasil itu hukum karena perlekatan alam termasuk hasil akar dalam sesuatu kebendaan, seperti pun segala hasil dari itu, baik maupun dan pekerjaan orang, selama yang akhir-akhir ini pada kebendaan laksana dahan pada tanahnya, kesemuanya itu adalah bagian

dari kebendaan tadi. Selanjutnya dalam pasal 501 KUH Perdata

dinyatakan:Dengan tak mengurangi ketentuan-ketentuan istimewa menurut undang-undang atau karena perjanjian tiap-tiap kebendaan, menyatakan: Yang dinamakan hasil karena alam ialah: 1. 2. Segala apa yang tumbuh timbul dari tanah sendiri; Segala apa yang merupakan hasil dari atau hasil jika perdata dan adalah bagian itu dari sesuatu dapat selama hasil belum

ditagih. Adapaun ketentuan dalam pasal 502 KUH Perdata

dilahirkan oleh binatang-binatang. Hasil karena pekerjaan orang yang ditarik dari tanah ialah segala apa yang diperoleh karena penanaman di atasnya; yang dinamakan dengan hasil perdata ialah uang sewa, uang upeti, uang angsuran, dan uang bunga. Berdasarkan ketentuan dalam pasal-pasal 499, 500, 501, dan 502 KUH Perdata maka pengertian kebendaan dapat diartikan dalam arti sempit dan dalam arti luas.

Dalam (kebendaan

arti yang

sempit,

kebendaan Adapun

itu

hanya arti

barang luas,

berwujud).

dalam

kebendaan itu meliputi atas barang (benda berwujud) dan hak (benda tidak berwujud). Pengertian pendapat kebendaan pada KUHPer benda senada (zaak) dengan dalam

Prof.Subekti,

perkataan

arti luas ialah segala sesuatu yang dapat dihaki orang, dan perkataan benda dalam arti sempit ialah sebagai barang yang dapat terlihat saja. Sistem pengaturan hukum benda dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu : 1) sistem tertutup (closed system), dan 2) sistem terbuka (open system). Sistem pengaturan hukum benda adalah tertutup yang diartikan dengan sistem tertutup adalah orang tidak dapat sistem terbuka. mengadakan mengadakan hak-hak kebendaan baru, selain yang telah ditetapkan pengaturan Sistem dalam hukum undang-undang, perikatan bahwa adalah orang sedangkan sistem dapat

terbuka

artinya

perjanjian mengenai apapun juga baik yang sudah ada aturannya di dalam KUH Perdata seperti jual beli, sewa menyewa, perjanjian tukar kerja, menukar, kongsi, pinjam dan meminjam pemberian uang, kuasa.

Perjanjian jenis ini disebut perjanjian nominaat yang dikenal dan diatur dalam KUH Perdata. Perjanjian yang tidak diatur dalam KUH Perdata seperti leasing, beli sewa, kontrak rahim, ini pranchise, disebut dan lain-lain. yaitu Perjanjian jenis innominaat

perjanjian yang tidak diatur dalam KUH Perdata tetapi dikenal dalam praktek.

B. Dasar Hukum Benda Benda yang dalam hukum perdata diatur dalam Buku II BW, pengaturan tentang hukum benda dalam Buku II BWI ini mempergunakan system tertutup, artinya orang tidak diperbolehkan mengadakan hak hak kebendaan selain dari yang telah diatur dalam undang undang ini. Selain itu, hukum benda bersifat memaksa (dwingend recht), artinya harus dipatuhi,tidak boleh disimpangi, termasuk membuat peraturan ditetapkan. Dalam oleh hukum perdata, saja, yang namanya benda itu juga baru yang menyimpang dari yang telah

bukanlah segala sesuatu yang berwujud atau dapat diraba pancaindera melainkan termasuk pengertian benda yang tidak berwujud, seperti misalnya kekayaan seseorang. Istilah benda yang dipakai untuk pengertian kekayaan, termasuk didalamnya piutang, atau hak hak lainnya, misalnya bunga atas deposito. Meskipun pengertian zaak dalam BWI tidak hanya

meliputi benda berwujud saja, namun sebagian besar dari materi Buku II tentang Benda mengatur tentang benda yang berwujud. Selain itu, istilah zaak didalam BWI tidak selalu berarti benda, tetapi bisa berarti yang lain, seperti : perbuatan hukum (Ps.1792 BW), atau kepentingan (Ps.1354 BW), dan juga berarti kenyataan hukum (Ps.1263 BW). Pada masa kini, selain diatur di Buku II BWI, hukum benda juga diatur dalam:

1. Undang-Undang dimana dengan diatur bumi,

Pokok air

Agraria

No.5

Tahun

1960,

hak-hak dan

kebendaan kekayaan No.21 atas No.6

yang yang

berkaitan terkandung

didalamnya. 2. Undang-Undang mengatur Merek hak Cipta hak Tahun 1961, yang merek yang tak tentang Hak penggunaan Tahun sebagai 1982, benda

perusahaan dan merek perniagaan . 3. Undang-Undang mengatur tentang cipta

berwujud, yang dapat dijadikan obyek hak milik .


4. Undang-Undang tentang Hak Tanggungan tahun 1996,

yang mengatur tentang hak atas tanah dan bangunan diatasnya sebagai pengganti hipotik dan crediet verband . C. Ruang Lingkup Hukum Benda Ruang lingkup kajian hukum benda meliputi dua hal, yaitu : 1. Mengatur benda. Benda adalah segala sesuatu yang dapat menjadi objek hukum. 2. Mengatur hubungan antara subjek hukum dengan hak kebendaan. Hak kebendaan adalah kewenangan untuk menguasai benda. D. Perbedaan benda berwujud dan tidak berwujud Pembedaan kebendaan atas kebendaan berwujud dan kebendaan tidak berwujud disebutkan dalam pasal 503 KUH Perdata yang menyatakan: hubungan antara subjek hukum dengan

Tiap- tiap kebendaan adalah berwujud (bertubuh) atau tidak berwujud. 1. Benda berwujud Kebendaan berwujud atau bertubuh adalah kebendaan yang dapat dilihat dengan mata dan diraba oleh yang pancaindera. Penyerahan kebendaan bergerak

berwujud cukup dilakukan dengan penyerahan yang (atau secara) nyata dari tangan ke tangan. Benda berwujud (pasal 500) yang timbul dari: 1. Hasil karena alam (natuurlijke vruchten) (pasal 502 ayat 1) a) tumbuh timbul dari tanah sendiri, seperti buahbuahan yang berasal dari pohon b) hasil dari atau dilahirkan oleh binatang-

binatang, seperti telur, susu sapi, atau anak dari binatang-binatang yang melahirkan. 2. Hasil pekerjaan manusia yang diperoleh karena

penanaman di atasnya (pasal 502 ayat 2) , seperti ubi-ubian, wortel, atau kacang tanah. 2. Benda tidak berwujud Benda hukum tidak berwujud atau yang timbul perdata dari hubungan tertentu hasil (burgerlijke

vruchten) yang terdiri atas: 1. Piutang-piutang (penagihan-penagihan) (vordering) yang belum dapat ditagih (pasal 501), berupa

piutang atas nama (aan naam), piutang atas bawa (aan tonder) atau piutang atas unjuk (aan order); 2. Penagihan-penagihan uang bunga. Arti penting pembedaan ini adalah pada saat lainnya (pasal 502 ayat 2)

berupa uang sewa, uang upeti, uang angsuran, atau

pemindah tanganan benda dimaksud, yaitu : Jika benda berwujud itu benda bergerak, pemindah tanganannya tangan. Jika nama.

harus

secara itu

nyata benda

dari tidak

tangan

ke

benda

berwujud

bergerak,

pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik Penyerahan benda tidak berwujud dalam bentuk

berbagai piutang dilakukan dengan :


Piutang atas nama (op naam) dengan cara Cessie Piutang atas tunjuk (an toonder) dengan cara penyerahan surat dokumen yang bersangkutan dari tangan ke tangan

Piutang atas pengganti (aan order) dengan cara endosemen serta penyerahan dokumen yang bersangkutan dari tangan ke tangan (Ps. 163 BWI). Benda menurut pasal 499 KUHPdt.

Berwujud dan tidak berwujud Properti Properti dua kategori: pada merupakan tangible sesuatu hal dan yang eksternal intangible. memiliki yang Kata dapat nyata fisik dimiliki atau dikuasai. Properti dapat dibagi menjadi mengacu bentuk

didefinisikan yang dapat dirasakan atau disentuh. Para berwujud kata mengacu pada sesuatu yang tidak dapat dirasakan oleh indera. Berwujud Properti Harta berwujud terdiri dari real properti dan harta pribadi. Real properti adalah properti yang tidak bergerak seperti tanah dan hal-hal yang melekat pada atau dibangun di atas yang yang tanah dapat dapat itu. Properti atau Milik pribadi harta pribadi adalah berwujud properti lainnya dipindahkan dimiliki.

disebut juga harta benda. Harta benda yang melekat pada tanah dan yang tidak dapat dihapus tanpa merusak tanah disebut perlengkapan. Contoh perlengkapan yang built-in lemari buku dan penggemar langit-langit. Sebuah disentuh. mungkin aset berwujud individu adalah yang sesuatu yang aset aset ada nyata ini

secara fisik. Jenis asset biasanya dapat dilihat atau Seorang akan mewarisi dari mendapatkan keuntungan

segera. Sebuah rumah dan kendaraan bermotor adalah dua contoh dari aset berwujud yang sering termasuk dalam warisan. pensiun. Jenis Sebuah lain aset dari nyata aset akan berwujud meliputi untuk perhiasan, furnitur, dana moneter, dana pensiun, dan dialokasikan keluarga atau teman setelah kematian seseorang, baik berdasarkan spesifikasi termasuk dalam / keinginannya, atau hukum atau wasiat.

Tidak Berwujud Properti Properti tidak berwujud terdiri dari properti yang tidak memiliki keberadaan fisik. Contoh properti tidak berwujud dari ada. termasuk dan memeriksa paten.Suatu tidak dan rekening tidak dapat tabungan, berwujud melihat pilihan untuk membeli atau menjual saham, niat baik bisnis Meskipun aktiva mungkin merupakan aset yang tidak secara fisik atau material seseorang atau menyentuh aset tidak berwujud, masih bisa sangat berharga. bisnis. Namun, ada beberapa kasus di mana seorang individu dapat menyimpan jenis aset. Beberapa contoh dari aset tidak berwujud yang dapat dimiliki oleh individu termasuk paten, merek dagang, dan hak cipta. Meskipun seorang individu mungkin tidak dapat mengamati manfaat dari aset-aset ini Seperti segera, semua mereka aset, bisa sangat individu menguntungkan. seorang Dalam kebanyakan kasus, adalah perusahaan yang memiliki aktiva tidak berwujud, seperti kontrak

mungkin melimpahkan aktiva tidak berwujud pada orang yang dicintai dalam hal ia / dia meninggal.

BAB III PENUTUP 1.1 KESIMPULAN Hukum Benda adalah Peraturanperaturan hukum yang mengatur tentang benda atau barang-barang (zaken) dan Hak Kebendaan (zakelijk recht). Ruang lingkup kajian hukum benda meliputi dua hal yaitu ; Mengatur hubungan antara subjek hukum dengan benda. Benda adalah segala sesuatu yang dapat menjadi objek adalah hukum ; Mengatur untuk hubungan antara subjek hukum dengan hak kebendaan. Hak kebendaan (zakelijkrecht) kewenangan menguasai benda. Benda yang dalam hukum perdata diatur dalam Buku II BW, pengaturan tentang hukum benda dalam Buku II BWI ini mempergunakan system tertutup, artinya orang tidak diperbolehkan mengadakan hak hak kebendaan selain dari yang telah diatur dalam undang undang ini. Selain itu, hukum benda bersifat memaksa (dwingend recht), artinya harus dipatuhi,tidak boleh disimpangi, termasuk membuat peraturan ditetapkan. Ruang lingkup kajian hukum benda meliputi dua hal yaitu : Pertama, mengatur hubungan antara subjek hukum dengan benda. Benda adalah segala sesuatu yang dapat menjadi objek hukum. Kedua, mengatur hubungan antara subjek hukum dengan hak kebendaan. Hak kebendaan adalah kewenangan untuk menguasai benda. baru yang menyimpang dari yang telah

Kebendaan berwujud atau bertubuh adalah kebendaan yang dapat dilihat dengan mata dan diraba oleh yang benda pancaindera. secara) nyata Penyerahan dari kebendaan ke bergerak Jika

berwujud cukup dilakukan dengan penyerahan yang (atau tangan tangan. berwujud itu benda tidak bergerak, pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik nama Benda yang tidak berwujud (benda immaterial)

adalah segala macam hak. Seperti: hak cipta, hak merek dagang, dan lain-lain.Berdasarkan KUHPerdata mengenal barang-barang yang tidak berwujud yang merupakan bagian dari harta kekayaan seseorang, yang juga bernilai ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai