Anda di halaman 1dari 5

Makalah Tentang Masalah Kemiskinan dan Upaya PemecahanMasalahnya PERNYATAAN Dengan ingin kami menyatakan bahwa seluruh pekerjaan

dalam tugas ini kami buatsendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim/pihak lain.Apabila terbukti tidak benar , kami siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai1/100 untuk mata kuliah ini. penyusun Program Sarjana Akuntansi dan ManajemenUniversitas Gunadarma2010 DAFTAR ISI Lembar Pernyataan i Daftar Isi ii Kata Pengantar iii BAB I A. Intensitas dan Kompleksitas masalah 1 B. Latar Belakang 2 BAB II 1.Penanganan Masalah Berbasis Masyarakat : 1. Mengembangkan masalah yang berbasis responsif 3C2. Pemanfaatan Modal Usaha 4C3. Pemanfaatan Institusi Sosial a Organisasi Masyarakat dan Swasta b Kerjasama dan Jaringan bab lll 7D. Upaya Penanganan Masalah 7Kesimpulan 8Referensi

KATA PENGANTAR Segala puji syukur bagi Tuhan YME yang telah menolong hambanya untuk menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapatmemperluas pengetahuannya tentang masalah kemiskinan khususnya di Negara kitaIndonesia.Pada kesempatan ini penulis berkenan mangucapkan terima kasih yang sebesarbesarnyakepada Bapak Burhan Amin, selaku dosen sosiologi dan politik.Penulis menyadari makalah ini kurang sempurna namun mudahmudahan dapatmemberikan informasi bagi para pembaca. Dengan adanya kelebiahan dan kekurangan penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.Akhir kata saya ucapkan terima kasih. Bekasi, 5 Maret 2010 Penulis

BAB I 1.1 Intensitas dan Kompleksitas masalah Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki penduduk paling banyak setelah Cina,India, dan Amerika Serikat. Oleh karena itu tentunya Indonesia memiliki berbagaimasalah yang lebih kompleks, salah satunya adalah kemiskinan yang sudah tidak asinglagi. Berbicara masalah kemiskinan maka kita akan dihadapkan kepada suatukompleksitas permasalahan yang rumit. Pada dasarnya pemerintah dan pemerintah daerahkhususnya telah berusaha untuk menanggulangi masalah tersebut namun padakenyataannya belum memberikan hasil yang baik, Sebenarnya masalah kemiskinanterkait erat dengan adanya berbagai ketimpangan social, oleh karena itu perlu strategikhusus yang tidak bisa dilepaskan dari masalah social dan budaya, begitu juga halnyadengan urbanisasi sebagai akibat dari bergesernya orientasi negara dari pertanian kepadaindustri. Seperti prosentase yang dikemukakan oleh Houser dan Gardner menunjukan bahwa terdapat 53,7 % penduduk asia pada tahun 2025 yang bermukim di kota 62,5% penduduk dunia yang bermukim di kota . Fakta ini mengidentifikasikan bahwa urbanisasi pada masa mendatang akan semakin besar pada tataran jumlah dan tentunya harusdiimbangi dengan penyediaan lapangan pekerjaan, perumahan yang layak dan sarana prasarana yang memadai, namun apabila hal tersebut tidak dipenuhi maka tidak mustahilakan menimbulkan kemiskinan kota yang komplikatif. Dengan adanya kemiskinan yangsemakin besar jumlahnya akan menimbulkan tindakan kualitas, oleh karena itu perlu adanya optimalisasi kebijakan pemarintah dalam bidang tersebut dan tentu saja tanpa partisipasi masyarakat semua itu tidak akan berjalan lancar. 1.2Latar Belakang Masalah kemiskinan sesungguhnya telah menjadi masalah dunia sejak berabad-abad lalu. Namun, realitasnya hingga kini kemiskinan masih menjadi bagian dari persoalan terberatdan paling krusial di dunia ini. Teknologi boleh semakin maju, dan negara-negar merdekasemakin banyak, dan negara-negara kaya semakin bertambah. Tetapi jumlah orangmiskin dunia di dunia tidak kunjung berkurang. Begitupun di Indonesia, kemiskinan bahkan telah bertranformasi menjadi wajah terror yang menghantui dunia.Kemiskinan telah menjadi salah satu masalah di Indonesia sejak dulu hingga sekarangapalagi sejak terhempas dengan pukulan krisis ekonomi dan moneter yang terjadi sejak tahun 1997. Kemiskinan seringkali dipahami sebagai gejala rendahnya tingkatkesejahteraan semata padahal kemiskinan merupakan masalah yang bersifat komplek danmultidimensi. Rendahnya tingkat kehidupan yang sering sebagai alat ukur kemiskinan, pada hakekatnya merupakna salah satu mata rantai dari munculnya lingkatan kemiskinan BAB II C. Penanganan Masalah Berbasis Masyarakat Respon dari masyarakat terhadap masalah sosial dapat berupa :Tindakan kolektif untuk melakukan perubahan dalam bentuk rehabilitatif Permasalahan kesejahteraan social ke depan masih didominasi oleh permasalahankenvensional, terutama kemiskinan dan ketergantungan, kecacatan, keterpencilan, danketertinggalan, ketunaan sosial dan penyimpangan perilaku serta akibat bencana. Namundemikian, permasalahan aktual yang terkait dengan kelangsungan kehidupan bernegaraseperti disintegrasi dan kesenjangan sosial, perlu

memperoleh perhatian yang serius dan berkelanjutan.Dalam pelaksanaannya, proses pembangunan kesejahteraan sosial meilputi seluruhlapisan masyarakat dan bangsa Indonesia termasuk warga yang mengundang masalahkesejahteraan sosial sebagai sasaran dari pembangunan kesejahteraan sosial yang berstatus sebagai penyandang cacat. Penyandang cacat juga memiliki kesamaan samadengan masyarakat lainnya dalam mendapatkan kesempatan, hak, kedudukan, peran,partisipaasi,kewajiban,dan tanggung jawab. Untuk menanggulanginya terdapat program Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM) yang dipunyai oleh pemerintah dandapat dijalankan oleh berbagai institusi sosial masyarakat secra mandiri. RBMmemberikan pelayanan rehabilitasi terhadap mereka nantinya. Sehingga merekanmemiliki hak dalam kesempatan kerja serta pekerjaan untuk penghidupan yang layak dan bermartabat bagi dirinya. C1. Mengembangkan Sistem Yang Berbasis yang Responsif Ilmu sosiatri adalah salah satu cabang ilmu sosial yang khusus mempelajari hubungan antar individu dan antar kelompok manusia dalam masyarakat dalam konteks pembangunan masyarakat itu sendiri. Kajian utama dari ilmu sosiatri ini adalah tindakan-tindakan manusia untuk menciptakan keseimbangan hubungan antara kebutuhan dengansumber daya mencapai kesejahteraan fisik, mental, dan sosial masyarakat. Kelahiran ilmusosiatri ini dilatarbelakangi oleh kondisi sosial yang terjadi di Indonesia setelahkemerdekaan. Kebutuhan mesyarakat pada sumber daya ekonomi, sosial, dan politik sebagai basis integrasi sosial sangat tinggi, tetapi ketersediaan sumberdaya tersebutsangat terbatas. Akibatnya daya tahan masyarakat sebagai suatu komunitas menjadilemah untuk melindungi diri dari ancaman disintegrasi dan disorganisasi sosial. Ada2pendekatan utama yang digunakan ilmu sosiatri di dalam kajian tentang objek ilmunya,yaitu pendekatan Community Organization dan Community Development. C2. Pemanfaatan Modal Usaha Modal usaha telah berfungsi dengan baik sebagai jarring pengaman sosial bagi kaummiskin di Indonesia. Bantuan dalam level keluarga besar, komunitas atau dal;am relasi pertemanan telah menyelamatkan banyak kaum miskin. Namun, modal sosial dalam bentuk-bentuk itu sedang dan akan menyurut. Sebabnya, bentuk modal sosial itumembutuhkan hubungan personal. Padahal, spesialisasi dan pembagian kerja (division of labor) cenderung bersifat impersonal. Ditambahkan lagi waktu dan ruang interaksi yangtersedia semakin sempit. Hal ini terutama tampak jelas dari kota-kota besar. Akibatnyawarga kota yang berkecukupan secara ekonomi todak terdorong membantu kaum miskinmeski kemiskinan hadir begitu dekat, Contohnya dalam bentuk rumah kumuh dantunawisma. Kepedulian mengkin saja masih besar tetapi relasi yang bersifat impersonalmenyulitkan kepedulian itu. Tentu saja modal sosial tidak menyurut sepenuhnya. Modalsosial tidak lagi dominan di level komunitas atau keluarga besar, tetapi berubah dalam bentuk kelompok-kelompok professional atau hobi seperti fotogarafi, kelompok pengajian dan lain-lain. Syang sekali kelompok-kelompok seperti itu cenderung beranggotakan orang-orang dengan strata yang homogeny. Sulit sekali terjadi pertemuanantara kaum miskin dan kalangan ekonomi menengah keatas. Bentuk modal sosial sepertiini, kurang efektif untuk menjadi jarring pengaman sosial kemiskinan.Modal sosial memiliki pengaruh yang sangat menentukan. Banyak keuntungan darimodal sosial diantanya adalah menyelesaikan masalah kolektif, mendorong roda perubahan yang cepat di tengah masyarakat, memperluas kessadaran bersama bahwa banyak jalan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki nasib pada setiap anggotakelompok secara bersama-sama, memperbaiki mutu kehidupan seperti meningkatkanseperti meningkatkan kesejahteraan dan perkembangan anak. Bangsa yang mempunyaimodal sosial yang tinggi akan cenderung lebih efisien dan efektif menjalankan berbagaikebijakan untuk mensejahterakan dan memajukan rakyatnya. C3. Pemanfaatan Intitusi Sosiala.Organisasi swasta dan masyarakat

Mengenai penanganan masalah kemiskinan ini beberapa usaha ynag dilakukan oleh pihak pemerintah ataupun swasta menujukan bahwa adanya kepedulian untuk meningkatkankesejahteraan perekonomian secara keseluruhan seperti yang tertuang pada UUD Tahun 1945. Berbagi model penanganan kemiskinan yang telah dijalankan cukup banyak,misalnya Program Kesejahteraan Sosial Kelompok Usaha Bersama Keluarga MudaMandiri (Prokesos KUBE KMM), Tabungan Kesejaheraan Masyarakat (Takersa), KreditUsaha Kesejahteraan Masyarakat (Kukesra), Kredit Usaha Kecil Menengah, JaringPengaman Sosial (Social Safety Net Program) dan lain-lain. b. Optmalisasi Konstibusi Dalam Pelaytanan Sosial 1.Pemerintah seharusnya memberikan sosialisasi tentang bagaimana mencapaihidup yang sejahtera secara fisik maupun rohani.2.Adanya media untuk membuat masyarakat peduli terhadap masalah social yangsedang terjadi.3.Diadakannya kebijakan-kebijan, contohnya :Kebijakan birokratis c.Kerjasama dan Jaringan Kesjahteraan masyarkat miskin dapat diupayakan dengan cara kerja sama antaramasyarakat, dunia usaha dan pemerintahan. Upaya-upaya tersebut dapat dilakukandengan caracara:1.Perluasan kesempatan (Promoting Oportunity) yaitu secar tidak langsungmengarah pada sasaran, tetapi menciptakn suasana dan lingkungan yangmendukung kemiskinan.2.Pemberdayaan masyarakat (Community Empowermwnt) sebagai strategi yangsecara langsung mengarah pada kelompok masyarakat miskin.3.Perlindungan sosial (Sosial Protection) bagi keluarga miskin yang berada diwilayah terpencil melalui upaya khusus .4.Penguatan jaringan kerja daerah guna mengoptimalisasikan kemiskinan antara pemerintah, swasta, masyarakat madani dalam membantu masyarakat miskin. BAB IIID.Upaya Penanganan Masalah Beberapa hal yang mempengaruhi upaya dan strategi penanggulangan kemiskinansehingga program yang dilakukan selama ini tidak bertahan lama, memaksakan dan tidak dapat diakses karena hambatan stuktural :1. Permasalahan kemiskinan merupakan problem structural dan cultural yang melibatkan peran dan tranggungjawab negar dan masyarakat. Upayanya dengan kebijakan baik regulasi maupun program penyelesaiannya perlu deperiksa secara mendalam.2. Desain kelembagaan adalah instrument yang tidak bisa dipisahkan dalam skemakebijakan yang dikeluarkan. Dalam setiap kebijakan yang dirumuskan membutuhkandesain dan format kelembagaan yang menjamin keberhasilan dan keberlanjutankebijakan. Dalam konteks penanggulangan kemiskinan, bahwa strategi penanggulangan kemiskinan di daerah kurang baik karena kelembagaan yang dibentuk kurang berjalan.Upayanya adalah dengan memeriksa masalah yang muncul dalam kelembagaan ini.3. Pemberdayaan komunitas adalah dimensi yang selalu menjadi nilai (value) sekaliguskerangka metodologi dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pemberdayaan selalumembutuhkan prasyarat modal sosial yang bisa menjamin keberlanjutan program yangdijlankan. BAB IVKESIMPULAN Masalah kemiskinan bukanlah ha lasing lagi bagi kita. Namun mengapa masalahkemiskinan sampai kini belum juga dapat diatasi. Semestinya masyarakat juga mesti berperan aktif dalam menyelesaikan masalah yang pelik ini. Program-program yangdikeluaarkan pemerintahpun tidak akan berjalan lancar tanpa ada kerjasama darimasyarakatnya. Olehkarena itu seharusnya mulai dari sekareanglah masyarakatmenyadari betapa pentingnya peduli terhadap sesame dan tidak menjadi egois dalammenjalani hidup yang sementara ini.

REFERENSI Zaymuttaqin.wordpress.comCommunicare-santi.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai